By: Resza Restu Nirmala........ Jodha memakai gaun berbahan sifon warna putih berlengan panjang dan berdiri diantara pepohonan yang tandus dan gersang. Gaun dan tangan Jodha berlumuran darah dan Jodha menangis meminta pertolongan, "tolong aku Jalallll...." dan perlahan-lahan menghilang.
Jodhaaaa.... jangan pergi Jodhaaa.....
Jalal terbangun dari mimpinya dengan meneriakkan nama Jodha. Bulir-bulir keringat membasahi wajah dan tubuhnya seperti habis lari maraton 10K dan bolak balik. (ngebayanginnya aja pasti capek banget itu).
Jalal duduk dipinggir tempat tidurnya dan mengambil gelas yang berisi air diatas meja lalu meminumnya. Jalal masih merenung akan mimpinya itu. "Semoga mimpi itu bukan pertanda apa-apa", batin Jalal.
Dia melirik ke arah jam dan ternyata sudah jam 7 pagi. Jalal langsung mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Hari ini, Jalal sama sekali ga bisa fokus untuk bekerja. Pikirannya terus melayang mengingat akan mimpinya itu yang terus membayanginya beberapa hari ini. "Ya Allah, semoga mimpi itu bukan suatu pertanda dariMu yang akan menjadi kenyataan", batin Jalal.
Bukan hanya karena mimpi itu saja, Jalal juga sedang kebingungan akan sikap Nadha beberapa hari ini. Sejak peristiwa makan siang itu, Nadha jadi mengabaikan Jalal. SMS, BBM, WA, LINE, SKYPE bahkan telepon pun ditolak oleh Nadha. Hanya yang sesekali saja dibalas olehnya itupun juga kalau hal penting.
"Maafkan aku, Nadha karena tidak melindungimu saat itu sehingga kamu menjadi terpengaruh oleh hasutan Ruq", lirih batin Jalal.
Akhirnya malam ini Nadha mau diajak kencan oleh Jalal setelah melakukan berbagai macam cara untuk dapat memikat kembali hati Nadha. Jalal sudah mengirimkan baju dan berbagai perlengkapannya kepada Nadha untuk dikenakannya malam ini, 2 hari yang lalu. "Acara malam ini harus sukses, tidak boleh gagal. Kamu sudah bersusah payah untuk mendapatkan kepercayaan Nadha lagi", ucap Jalal penuh semangat.
Jalal mengirimkan chat BBM kepada Nadha, "lagi apa sayang?. Aku harap kamu tidak lupa dengan acara kencan kita malam ini? Being pretty tonight, love u always, Nadha" Tak lama kemudian Nadha membalasnya, "iya tentu, Jalal. Love u too".
Setelah membaca pesan dari Jalal, pikiran Nadha kembali menerawang ke peristiwa saat makan siang itu. Bagaimana sikap Jalal saat itu hanya diam saja saat Ruq mengatakan tentang Jodha. Jika mengingat hal itu, tak terasa airmata di mata Nadha mulai mengalir.
Sejak peristiwa itu, Nadha jadi sering terlihat murung, diam, mengabaikan Jalal dan mengurung diri seperti yang dilakukannya saat ini. Nadha lebih memilih untuk berdiam diri sambil melamun daripada melakukan rutinitas seperti biasanya. "Apakah kamu benar-benar mencintaiku, Jalal??", batin Nadha meringis.
Setelah peristiwa itu, Jalal berusaha berbagai macam cara untuk mendapatkan kembali perhatiannya. Mulai dari mengirimkan puisi-puisi cinta, rangkaian bunga tiap harinya, pesan-pesan mesra dan yang paling ekstrim adalah disaat Jalal mengancam akan terus berdiri di bawah jendela kamarnya jika Nadha terus mengabaikannya. Akhirnya pertahanan diri Nadha runtuh karena bagaimanapun Nadha masih sangat mencintainya. "Semoga hari ini akan menjadi awal dari lembaran baru percintaan kami, Ya Allah", batin Nadha. (Aminnn YRA.....mari kita doakan bersama-sama).
Sudah tepat pukul 7 malam, sesuai janji Jalal, dia akan datang untuk menjemputnya. Sebelum Nadha menemui Jalal, dilihatnya sekali lagi penampilannya di cermin besar yang ada dikamarnya. Nadha mengambil nafas lalu membuangnya, "Oke, perfect", ucap Nadha.
Nadha menuruni tangga untuk menemui Jalal yang sudah datang menjemputnya. Jalal langsung terpana melihat Nadha yang memakai Saree hitam yang dipadu dengan bordiran merah dan emas. Chaniya colinya berlengan panjang, berleher rendah dan juga terbuka dibagian punggung sehingga menampakkan punggung Nadha yang indah. Kain Saree yang transparan mengekspos bagian perutnya sehingga Nadha terlihat sangat cantik dam seksi. Rambut panjang ikalnya hanya digerai saja dan dimodel kearah samping sehingga memperlihatkan leher Nadha yang jenjang dan membuat Jalal ingin mendaratkan sebuah ciuman disana dan Jalal menampakkan killer smilenya ketika memikirkan hal itu.
Ketika Nadha mencapai anak tangga terakhir, Jalal mengulurkan lengannya lalu dia menyerahkan buket bunga Ros yang sedari tadi di pegangnya sambil berkata, "you look so beautiful tonight, honey and u make me stunned", goda Jalal sambil mengeluarkan senyuman andalannya. Nadha hanya tersenyum saja mendengar pujian Jalal. Lalu mereka berdua izin kepada nenek Athifa dan berlalu dari sana.
Audi hitam Jalal sampai di sebuah restoran yang terkenal di India terutama di New Delhi yang bernama Indian Accent dan makanan yang dihidangkan disana juga disajikan oleh koki terkenal se-India yaitu Manish Mehrotra. Jalal sudah mereservasi sebelumnya.
Nadha nampak terpana dengan restoran itu karena pertama kalinya dia makan disana namun tidak untuk Jodha. Para tamu yang melihat kedatangan mereka tampak terpana ketika melihat wanita yang ada disamping Jalal terutama kaum Adam dan membuat iri kaum Hawa saat melihat Jalal bersamanya. Bagaimana tidak, Jalal yang memakai setelan jas dan celana bahan berwarna abu-abu yang dipadu dengan kemeja hitam dan tanpa mengenakan dasi, makin memperlihatkan ketampanan wajahnya yang mampu membius kaum Hawa yang melihatnya. Nadha yang melihat hal itu semakin mendekatkan dirinya ke Jalal dan Jalal yang mengerti dengan sikap Nadha makin mempererat pegangan tangan Nadha dilengannya dengan menaruh tangannya lagi di atas tangan Nadha.
Ketika sampai di meja yang telah dipesan olehnya, Jalal menarik sebuah kursi untuk Nadha duduk lalu dia menarik kursi lainnya untuk dia duduk. Tak lama kemudian, datang waiter menyerahkan buku menu. Mereka berdua melihat-lihat menunya. Jalal menanyakan kepada Nadha apa yang ingin dipesan olehnya, namun dia menyerahkan kepada Jalal untuk memilih menu makanannya.
Jalal memanggil waiter untuk memesan makanan. Pesanan untuk dirinya adl: Appetizer, "Kashmiri morel musallum, crushed roast walnut, parmesan papad". Main course, " tamarind lamb shank masala, stewed radish, white pea banarasi nimona" and for dessert, " basmati kheer, rice puff candy, fresh truffle ice cream".
Lalu Jalal memesan untuk Nadha adl: Appetizer, " prawn pakoda, lime pickle cream". Main course, "masala wild mushrooms, water chestnut, paper roast dosai" and for dessert "warm doda burfi treacle tart, homemade vanilla bean ice cream". (u can check www.indianaccent.com)
Untuk minumannya Jalal memesan sebotol slightly sparkling wine Chandon Burt.
Setelah selesai memesan, waiter itu pun berlalu dari sana. Selama memesan, Nadha dan Jalal nampak asik mengobrol, gombalan-gombalan Jalal pun tak luput keluar dari bibir tebalnya dan sesekali terdengar tawa renyah dari mereka berdua. Jalal sangat bahagia kalau idenya mengajak Nadha adalah hal yang tepat karena dia sangat merindukan senyuman manis Nadha. Jari mereka saling bertautan dan sesekali Jalal membelai pipi Nadha.
Tiba-tiba Jalal mengeluarkan kotak hitam berbahan suede dan menyerahkannya ke Nadha. Nadha yang melihat hal itu bertanya-tanya.
"Apa ini Jalal?", tanya Nadha sambil memegang kotak hitam itu. "Bukalah dan lihat isinya", pinta Jalal. Nadha lalu membukanya dan betapa terkejut dia saat melihat isinya yaitu sebuah gelang berbentuk hati bertaburkan diamond 24karat disekeliling gelang itu. Ketika melihat isinya tangan kiri Nadha menutup mulutnya yang terbuka dan mata kelincinya melotot lalu menatap tajam ke arah Jalal.
"Jalal, it's so beautiful. Tapi maaf sepertinya aku tidak bisa menerimanya. Ini terlalu berlebihan Jalal. Aku tidak mau kamu selalu memanjakanku dengan barang-barang mewah. Aku tidak mau orang-orang beranggapan kalau aku bertunangan dan akan menikah denganmu karena statusmu", ucap Nadha sambil menutup kotak hitam itu dan menyerahkan kembali ke Jalal.
Jalal yang melihat dan mendengar hal itu langsung mengambil kotak hitam itu, membukanya lalu menarik tangan Nadha dan memakaikannya di tangan kiri Nadha sambil berkata, "aku tidak peduli dengan omongan ataupun gosip-gosip. Kamu itu adalah tunanganku, calon istriku jadi aku berhak untuk memanjakanmu dengan hal-hal apapun yang aku sukai", sahut Jalal tegas.
"Perfect, nampak indah gelang itu melingkar di tanganmu, Nadha. Aku mohon jangan berkata seperti itu lagi. I love u and I will do anything to see your smile", ucap Jalal mesra dan mengecup kedua tangan Nadha.
"Terima kasih, Jalal", ucap Nadha bahagia. "Jangan berterima kasih kepadaku, sayang. Seharusnya aku yang berterima kasih padamu karena kamu sudah hadir dihidupku dan melengkapiku", ucap Jalal mesra dan membelai pipi Nadha.
Setelah 30 menit menunggu, makanan pesanan mereka pun datang. Waiter menyajikan appetizer terlebih dahulu, menuang sedikit sparkling wine Chandon Burt ke dalam gelas sampanye. Lalu meninggalkan mereka berdua untuk menyantapnya.
Nadha nampak excited dengan hidangan yang ada di hadapannya dan menanyakan kepada Jalal apa yang dipesankannya untuknya.
"Jalal, kamu pesankan apa untukku?? Sepertinya sangat lezat", tanya Nadha penasaran.
"Aku pesankan menu kesukaanmu saat kita makan disini. Kamu sangat menyukai hidangan udang dengan saus krim lemon itu, bahkan memakannya sampai tak tersisa", jawab Jalal sambil asik menyantap makanannya tanpa melihat Nadha. (lapar banget ya bang??)
Mendengar jawaban Jalal membuat raut wajah Nadha berubah dan bertanya-tanya, "makanan favorit?? Ketika makan disini?? Aku kan baru pertama kali kesini jadi aku belum tau makanan kesukaanku disini apa??!!", batin dan pikirannya Nadha bergulat.
Nadha menepiskan semua pikiran negatifnya tentang Jalal dan mulai menyantap hidangannya. Setelah hidangan appetizer mereka habis, 20 menit kemudian datang 2 orang waiter, yang 1 membawa hidangan main course mereka dan yang 1 lagi mengangkat piring kotor yang ada di meja mereka. Setelah waiter menaruh hidangannya di atas meja, dia langsung berlalu dari sana.
Nadha dan Jalal mulai menikmati hidangannya dan Jalal mulai berkata, "aku pesankan main course vegetarian untukmu karena kamu pernah bilang kepadaku kalau kamu adl Veggie", sambil memotong steak dombanya.
Lagi-lagi Nadha terkejut dengan ucapan Jalal dan nafsu makannya mulai hilang. Pikiran negatifnya mulai timbul lagi. Namun Nadha tetap melanjutkannya karena dia sudah berjanji untuk menikmati kencan mereka ini. Begitu pula saat mereka akan menikmati hidangan dessertnya. Lagi-lagi Jalal memesankan menu favoritnya Jodha. Pikiran negatif Nadha sudah mulai menguasainya dan sudah hilang senyum manis yang tersungging diwajah Nadha. Perasaannya sudah bercampur aduk, sedih, kesal, cemburu dan sakit hati. (itu hati ato permen nano-nano ya??!).
Jalal tidak menyadari perubahan pada raut wajah Nadha karena Nadha memasang wajah palsu saat Jalal menanyakan bagaimana hidangannya. Setelah mereka kenyang, Jalal memanggil waiter untuk meminta bonnya. Setelah membayar mereka berlalu dari restoran itu dan pulang menuju rumah Nadha.
Ketika sudah sampai dirumah Nadha, Jalal mengantarkan Nadha sampai ke depan pintu rumahnya. Saat hendak masuk ke dalam rumah, Jalal menahan tangan Nadha. Jalal kembali melihat kesedihan di wajah Nadha karena selama perjalanan pulang, Nadha lebih banyak diam dan senyum manis menghilang lagi. Ia membalikkan badan Nadha sehingga posisinya berhadapan dengannya.
"Ada apa, sayang kenapa kamu nampak bersedih? Sedari tadi kamu hanya diam membisu. Apakah kamu mengkhawatirkan sesuatu, sayang??", tanya Jalal dengan tatapan sendu.
Nadha hanya diam namun bulir di matanya menandakan kesedihannya.
"Please Nadha, katakan kepadaku apa yang mengganggu pikiranmu? Aku tidak mau kamu menyembunyikan sesuatu dariku...! Ayolah Nadha lihat aku..!, aku tidak tahan jika melihatmu menangis" ucap Jalal sambil memegang dagu Nadha dan mengangkat wajahnya.
Jodha menatap Jalal, terlihat jelas dimatanya bahwa Jalal sangat mencintainya namun entah mengapa masih ada sedikit keraguan dihati Nadha akan cinta Jalal untuknya. "Apa Jalal sudah bisa melupakan Jodha??", jika dia sudah melupakannya namun kenapa bayang-bayangnya selalu hadir diantara kami??", batin Nadha bertanya-tanya.
Jalal memahami apa yg menjadi kegelisahan Nadha. Perlahan Jalal mendekatkan bibirnya dan mulai mencium lembut bibir Nadha. Namun tak ada respon dari Nadha, sehingga Jalal mulai melepas ciumannya. Belum sempat wajah Jalal menjauh, tangan nadha menggapai leher Jalal dan balas mencium Jalal. Ciuman yang awalnya manis dengan kecupan lembut. Tangan kanan Jalal menggapai kepala Jodha dan menelusupkan jemarinya diantara rambut hitam Nadha sedangkan tangan kirinya menggapai pinggang Nadha yang telanjang. Saat tangannya merasakan kelembutan kulit Nadha, Jalal makin menarik tubuh Nadha sehingga tubuh keduanya merapat. Nadha yang merasakan sentuhan tangan Jalal di pinggangnya yang telanjang, terasa tubuhnya seperti dialiri listrik 100volt.
Ciuman yang awalnya hanya kecupan berubah menjadi lumatan dan hisapan yang liar diantara keduanya. Hawa dingin malam itu berubah menjadi panas di tubuh keduanya. Saat oksigen di paru2 keduanya telah menipis, mereka sama-sama melepaskan dan menghirup oksigen baru di sekitar mereka. Kening keduanya masih menyatu, keduanya tersenyum penuh arti. Jalal masih memejamkan matanya berucap " aku mencintaimu...sangat mencintaimu Jodha".
Mendengar ucapan Jalal membuat kesadaran Nadha kembali. Hatinya terasa bagai teriris sembilu mendengar nama Jodha yang terucap. Nadha mendorong dada Jalal. Mata kelincinya mulai tergenang dengan air mata dan mulai membasahi wajahnya. Jalal yang baru menyadari ucapannya hendak menjelaskan pada Nadha namun Nadha keburu pergi dan masuk ke dalam rumah dengan membanting pintu rumahnya sangat keras. Jalal masih terpaku dan menyesali segala ucapannya yang pasti membuat Nadha sangat sakit hati.
"Bodoh sekali kamu Jalal, kamu sudah mendapatkan kepercayaan Nadha lagi dan sekarang kamu merusaknya lagi. Kamu membuatnya menangis lagi, kamu benar-benar bodoh, Jalal !!", batin Jalal berteriak sambil memukul pelan pintu rumah Nadha dan mulai menangis.
Nadha menangis sejadinya di balik pintu dan Jalal sayup-sayup mendengar tangisan Nadha dr balik pintu. Jalal mendekatkan wajahnya dan berkata, "maafkan aku Nadha, aku...", sambil menangis.
Sebelum Jalal meneruskan ucapan Nadha sudah memotongnya, "cukup Jalal, aku sudah tidak mau lagi mendengar perkataanmu, tolong pergilah. Pergilah, Jalal....!!!", teriak Nadha sambil berlari menuju kamarnya.
Mendengar perkataan Nadha, membuat Jalal terdiam lama di depan pintu rumahnya dan akhirnya Jalal menuju mobilnya dan pulang ke rumah. Di dalam kamarnya, Jalal melepas sepatu dan jasnya lalu menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Dipejamkan matanya sambil mengingat peristiwa yang baru saja terjadi dan memijit keningnya yang tidak terasa sakit. Jalal kembali meneriakkan kata, "BODOH...BODOH...BODOH sekali kamu Jalal...!!! Sekarang Nadha tidak akan mau mempercayaimu lagi...!!!". Jalal menangis.
Nadha kembali menangis di belakang pintu kamarnya. Tangisannya semakin jadi. Dia tidak percaya, Jalal melakukan kesalahan yang sama lagi. "Apakah kamu benar-benar mencintaiku Jalal?? Ataukah kamu mencintaiku sebagai pengganti dirinya yang sudah tiada??!!", tanya Nadha lirih.
****************
Sudah 2 minggu sejak insiden kencan mereka yang berakhir dengan airmata. Nadha kembali mengabaikan Jalal. Jalal pun memahami akan sikap Nadha tersebut karena kesalahan itu berasal darinya. Dia akan memberi Nadha waktu untuk menyendiri dan memikirkan semuanya. Sejak insiden itu, Jalal tidak fokus bekerja dan sering banyak melamun baik di kantor mau pun dirumah. Hameeda mengerti apa yang dirasakan Jalal.
Begitu pula Nadha, hari-harinya terasa hampa. Namun belum sembuh luka-luka yang dialaminya, Nadha kembali mendapatkan luka namun luka ini menyebabkan kesakitan yang teramat dalam. Dia melihat suatu surat kabar dan disitu ada gambar dirinya bersama Jalal yang sedang kencan di salah satu restoran mewah lalu dia membaca headlinenya adalah mengenai:
"Bayang Masa Lalu Pengusaha Konglomerat Jalaluddin Mohammed Akbar"
Rasa penasaran melanda Nadha setelah membaca headlinenya lalu dia mencari kelanjutan beritanya, "Seorang pengusaha muda, tampan, terkaya dan terkenal bernama Jalaluddin Mohammed Akbar ternyata sudah bertunangan dengan seorang gadis yang bekerja di toko bunga. Tak disangka julukan Mr. Iceman yang disandangnya selama ini telah mencair karena wajah tunangannya itu mirip dengan calon tunangannya terdahulu yang bernama Jodha....".
Setelah membaca berita di surat kabar itu, perasaan Nadha bercampur aduk. Hatinya sakit sekali. Apa yang dia takutkan selama ini menjadi kenyataan. Akhirnya Nadha memutuskan untuk menemui Jalal dikantornya untuk mendapatkan kejelasan akan berita di surat kabar tersebut.
Ketika mau memasuki ruangannya Jalal, Nadha dihadang oleh Katrina, sekretarisnya Jalal. Setelah mengalami perdebatan kecil dengannya, akhirnya Nadha berhasil masuk keruangan Jalal dan Jalal yang kaget melihat keributan itu dengan sempat berteriak, namun ketika melihat Nadha yang datang, Jalal langsung menyuruh Nadha masuk. Ketika Jalal hendak berdiri untuk menyambut Nadha, Nadha sudah terlebih dahulu melemparkan surat kabar tersebut. Jalal kaget dengan sikap Nadha seperti itu dan bertanya, "ada apa ini, sayang??.
"Lebih baik kamu baca terlebih dahulu Jalal". Nadha tetap berdiri ditempatnya.
Jalal terkejut ketika melihat fotonya berdua dengan Nadha saat sedang makan malam di salah resto mewah di New Delhi. Setelah membaca headline dan berita selengkapnya, Jalal meradang karena dia merasa surat kabar itu telah mencemarkan namanya juga Nadha dan dia akan mencari tahu siapa yang telah menyebarkan berita bohong itu. Sejenak dia teringat akan kehadiran Nadha diruangannya. Ketika Jalal hendak menjelaskan perkara isi surat kabar itu, Nadha sudah beranjak akan pergi. Ketika Jalal mau mengejarnya, dirinya dihadang oleh kehadiran Ruq yang entah darimana tiba-tiba muncul.
"Hei Jalal, kamu mau kemana tergesa-gesa seperti itu?", tanya Ruq.
"Ruq??!! Mau apa kamu kesini?? Maaf, aku harus pergi...!!", tanya Jalal sambil hendak pergi namun langkahnya dihentikan oleh Ruq.
"Aku kesini untuk mengantarkan kamu makan siang. Bibi yang menyuruhku untuk mengantarkannya kepadamu", jawab Ruq sambil memperlihatkan kotak bekal makanan kepada Jalal.
"Maaf, Ruq tapi aku harus pergi", ucap Jalal.
"Nehii Jalal...!! Kamu tidak boleh pergi?? Bibi memerintahkanku agar makanan ini benar-benar dimakan olehmu. Jadi aku harus melihatmu makan!!", pinta Ruq memaksa dengan menarik tangan Jalal, membawanya ke sofa dan mendudukkannya.
Ruq membukakan kotak bekal yang dibawanya dan memberikannya kepada Jalal. Mau tidak mau, Jalal harus memakannya. Selama makan, pikiran Jalal terus memikirkan Nadha. Dia harus menjelaskan semuanya kepada Nadha agar kesalahpahaman ini tidak berlarut-larut.
Tiba-tiba ponsel Ruq berbunyi dan Ruq menjawabnya, "iya, ini aku, ada apa? Ooh, baiklah aku akan segera kesana". Setelah menjawab teleponnya. Ruq pamit kepada Jalal kalau dia mau pergi dan tetap menyuruh Jalal untuk menghabiskan makanannya.
Setelah keluar dari kantor Jalal dengan berurai airmata. Nadha pergi ke sebuah cafe dan disana dia menunggu seseorang. Orang yang dia tunggu datang dan orang itu adalah Ruq.
"Ada apa Nadha??, kenapa kamu ingin menemuiku??", tanya Ruq pura-pura khawatir.
Ketika melihat mata Nadha yang sembab seperti orang habis nangis, Ruq bertanya lagi, "Nadha, kamu habis nangis?? Ada apa?? Kenapa? Kamu bisa menceritakannya padaku...!", pinta Ruq. "Sepertinya rencanaku berhasil. Kalian berdua pasti sedang bertengkar...!!", batin Ruq tertawa puas.
Nadha akhirnya menceritakan apa yang sedang terjadi sama dirinya dan juga hubungannya dengan Jalal. Setelah mendengar perkataan Nadha. Ruq kembali memanasi Nadha.
"Sebenarnya waktu aku melihat kalian berdua, aku juga merasakan hal yang sama seperti yang diberitakan itu. Aku kaget ketika Jalal bilang dia sudah bertunangan. Jalal adalah tipikal pria yang tidak mudah jatuh cinta, dia hanya mencintai seorang wanita 1x saja dan wanita itu masih bersemayam di hatinya Jalal meskipun dia sudah tiada namun sosok bayangnya akan selalu hadir diantara kalian", ucap Ruq. "Aku rasa kalian berdua sementara ini butuh waktu untuk menyendiri. Kamu harus memberi Jalal waktu untuk berpikir dan kamu juga perlu waktu untuk meyakinkan dirimu apakah kamu benar-benar mencintai Jalal??", ucap Ruq dan mengeluarkan senyuman sinis di sudut bibirnya.
Nadha memikirkan omongan Ruq. Cukup lama mereka berbicara dan Ruq semakin menghasut Nadha untuk membenci Jalal dan memintanya untuk mengakhiri hubungannya dengan Jalal. Setelah selesai bertemu dengan Ruq. Nadha memutuskan untuk pulang. Namun setelah memikirkannya lagi, dia memutuskan untuk berkeliling sebentar menghirup udara segar dan menenangkan pikirannya yang sedang kalut.
Setelah kepergian Ruq, Jalal memutuskan untuk pergi dan mencari Nadha. Dia harus menemui Nadha dan menjelaskan kepadanya siapa dirinya sebenarnya agar kesalahpahaman ini segera berakhir. Jalal kebingungan mencari Nadha karena ponselnya tidak aktif. Dicarinya kerumahnya dan juga di toko, sosok Nadha sama sekali tidak ada. Jalal ketakutan setengah mati, bayang akan mimpinya itu menghantuinya. "Nadha, kamu dimana sayang??", ucap Jalal sambil menyetir menyusuri tiap sudut kota mencari sosok Nadha.
Setelah lama mencari akhirnya Jalal menemukannya. Nadha sedang duduk melamun seorang di bangku taman kota. Jalal memarkirkan Audi hitamnya dan menghampiri Nadha. Ketika Nadha mendengar suara Jalal, dia langsung berdiri dan beranjak pergi. Namun langkahnya dihentikan ketika Jalal memegang tangannya.
"Nadha, please listen to me!!. Kamu harus mendengar penjelasanku dulu...! Aku tidak mau kesalahpahaman ini berlarut-larut..!, "pinta Jalal.
"Tidak ada yang harus dijelaskan lagi Jalal. Semuanya sudah terbukti", ucap Nadha sedih dengan posisi badan masih membelakangi Jalal.
Jalal membalikkan tubuh Nadha menghadapnya dan menarik dagunya untuk menatap matanya. "Nadha, apakah kamu benar-benar mempercayai apa yang tertulis di surat kabar itu??!!", tanya Jalal menatap kedua mata Nadha secara intens.
Jalal memahami tatapan mata Nadha dan kembali berkata, "oohh, tidak sayang. Jadi kamu lebih mempercayai surat kabar itu daripada aku?? Tunanganmu sekaligus calon suamimu?!!", tanya Jalal dengan nada sedikit meninggi.
Nadha akhirnya angkat bicara, dikeluarkan semua beban yang ada dihatinya. Apa yang dia rasakan selama ini. Bagaimana Jalal selalu saja salah memanggil namanya dan puncaknya adalah mengenai berita di surat kabar.
Jalal mendengarkan dengan seksama semua perkataan Nadha dan dia berkata, "kamu mau tahu yang sebenarnya Nadha??", tanya Jalal.
"Tapi sebelum itu aku mohon padamu. Aku mohon dengan sangat. Terimalah kebenaran ini dengan perlahan-lahan. Jangan terlalu kaget dan jangan kau mencoba terlalu keras mencerna perkataanku sehingga bisa membuat kepalamu kembali sakit. Berjanjilah padaku sayaaangg", pinta Jalal.
Nadha lalu menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.
"Kamu itu sebenarnya Jodha, sayang...! Kamu adalah Jodhaku yang selama ini aku cari", ucap Jalal.
Nadha kaget mendengar perkataan Jalal. Akhirnya Jalal menjelaskan yang sebenarnya kepada Nadha bahwa dia adalah Jodha dan bagaimana dia mengalami amnesia sehingga dia tidak ingat akan keluarganya dan juga Jalal.
Selama mendengarkan penjelasan Jalal, rasa sakit kepala Nadha mulai datang. Dan rintik-rintik hujan mulai membasahi bumi. Nadha semakin terkejut dan ga percaya dengan omongan Jalal. Nadha mengganggap apa yang diceritakan olehnya hanyalah karangan Jalal saja agar dia mau memaafkannya. Setelah cukup lama Nadha berusaha memahami perkataan Jalal akhirnya Nadha berkata, "Maafkan aku Jalal, aku butuh waktu untuk mencerna semua ini. Ini semua begitu tiba-tiba datangnya. Aku butuh waktu untuk menyendiri", ucap Nadha.
Mendengar hal itu membuat Jalal semakin sedih dan dia menarik tubuh Nadha merapat ke tubuhnya dan Jalal meletakkan keningnya di kening Nadha. Hujan semakin deras membasahi tubuh mereka berdua. Mereka berdua nangis dalam diam.
"Maafkan aku Jalal. Aku mohon biarkan aku pergi", pinta Nadha.
Terdengar alunan lagu "Love Me Harder"
Tell me something, I need to know
Then take my breath and never let it go
If you just let me invade your space
I'll take the pleasure, take away the pain
Akhirnya Jalal melepaskan Nadha dan membiarkannya pergi. Nadha pergi dalam keadaan nangis. Jalal tetap dalam posisinya. Jalal melihat gelang pemberiannya untuk Nadha tergeletak dijalan dan Jalal memungutnya. "Maafkan aku Jodha, aku akan menunggumu...selalu menunggumu...", lirih Jalal.
And if in the moment I bite my lip
Baby, in the moment, you'll know this
Is something bigger than us and beyond bliss
Give me a reason to believe it
Cause if you want to keep me, you gotta gotta gotta love me harder.....
Nadha terus berjalan sambil menangis. Ketika dia akan menyebrang, dia tidak menyadari kalau ada sedan silver yang mengintainya sedari tadi lalu....
Terdengar suara teriakan dan benturan dari sebuah mobil yang menabrak sesuatu. Jalal yang mendengar teriakan itu dan merasa mengenal suara teriakan itu segera berlari menuju ke sumber suara.
Betapa kagetnya Jalal ketika dia melihat Nadha tergeletak tak berdaya di jalan dengan darah mengalir di kepalanya. Jalal langsung menghampiri Nadha yang tak sadarkan diri. Mimpinya menjadi kenyataan. Jalal menarik setengah tubuhnya dan memeluknya, berusaha menyadarkan Nadha dengan menepuk-nepuk pipinya. Namun Nadha tak sadarkan diri. Rasa takut akan kehilangan Nadha mulai meliputi pikiran Jalal. Dia menguncang-guncangkan tubuh Nadha, "bangun sayang... sayang bangun... jangan tinggalkan aku...aku sangat mencintaimu sayang.... Jodhaaaaaaa.........
TBC
Precap: Nadha koma, Jodha kembali
FanFiction Love From The Past Part yang lain Klik Disini