.........." Nadha, Will U Marry Me...??? ", ucap Jalal melamar Nadha tiba-tiba.
Jalal masih memegang tangan kiri Nadha sedangkan tangan kirinya memegang kotak hitam mungil yang isinya adalah sebuah cincin bermata green diamond yang dia beli sewaktu di Miami. Jalal sudah memikirkan secara matang kalau dia sudah sangat menginginkan Nadha menjadi miliknya seutuhnya. Menemani dirinya hingga akhir hayatnya, menjadi ibu dari anak-anaknya, menjalani hidup ini bersama dirinya baik suka maupun duka, sehat maupun sakit.
Nadha nampak terkejut tak percaya kalau Jalal melamar dirinya. Bagaimana tidak, baru saja 3 bulan mereka berkenalan dan baru 1 bulan lalu, mereka saling menyatakan tentang perasaan mereka masing-masing. Bagi Nadha hal ini terlalu cepat karena dia baru saja mengenal Jalal meskipun dia benar-benar mencintai Jalal.
Keraguan Nadha tak lain juga karena saat ini dia masih saja belum bisa mengingat kenangan masa lalunya. Akhirnya Nadha melepaskan tangannya dari Jalal dan memegang kedua bahunya lalu mereka berdua berdiri saling berhadapan dan memandang satu sama lain.
Sejenak Jalal melihat sedikit keraguan di mata Nadha. Namun, dia tidak mau putus asa seandainya nantinya Nadha akan menolak lamarannya.
"Jalal...a...aku, sebenarnya aku sangat terkejut dengan lamaranmu yang secara tiba-tiba ini. Kita baru saja saling mengenal selama 3 bulan dan baru sebulan yang lalu kita saling mengungkapkan perasaan kita masing-masing....(tiba2 Jalal memotong ucapan Nadha)...".
"Apakah kamu meragukan cintaku, ketulusan akan cintaku padamu, Nadha??!!", ucap Jalal resah dan gelisah memotong perkataan Nadha.
Nadha sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, berkata, "nehii, Jalal...sama sekali aku tidak pernah meragukan cintamu padaku, Jalal...hanya saja...hanya saja.... (Nadha terbata-bata mengatakannya karena gugup)...hanya saja aku tidak bisa menolakmu, Jalal. Yes, I will, Jalal...I want to marry you, be a mother of your children and want to spend rest of my life with you...", ucap Nadha bahagia sambil memandang mata Jalal secara intens.
Mendengar jawaban Nadha yang menerima lamarannya, Jalal merasa sangat bahagia, dirinya bagaikan melayang ke nirwana. Tidak dapat diekspresikan dengan kata-kata betapa bahagianya dia sekarang. Wanita yang sudah dicintainya dari dulu, tidak lama lagi akan menjadi miliknya seutuhnya.
"Jalal...Jalal...can you hear me??", ucap Nadha membuyarkan lamunan Jalal.
"Sebaiknya kamu segera memakainkan cincin itu di jariku sebelum aku berubah pikiran", pinta Nadha menggoda Jalal.
Sejenak Jalal rada manyun saat Nadha berbicara seperti itu namun saat Jalal mengeluarkan cincin itu dan memakaikannya di jari manis tangan kiri Nadha, nampak wajah Jalal tersenyum sumringah.
Setelah memakaikan cincin ke jarinya Nadha, Jalal mengecup kening Nadha dan memeluk erat tubuhnya lalu membisikkan sesuatu di telinganya, "i love u, Nadha".
"I love u more", ucap Nadha mesra.
"No, I love u most...!!", ucap Jalal mesra sambil memandang kembali mata kelinci Nadha untuk meyakinkan dirinya bahwa Jalal benar-benar mencintainya. Lama mereka saling memandang. Lalu mereka berdansa sekali lagi.
Akhirnya Jalal dan Nadha kembali ke hotel dan Jalal mengantarkan Nadha ke kamarnya.
Jalal memegang kedua tangan Nadha dan berkata, "u look so beautiful tonight, thank u for this wonderful night, love you".
Lalu Jalal mengecup kening Nadha kembali dan segera berlalu dari kamarnya, sebelum menutup pintunya, Jalal kembali berkata, "tidurlah yang nyenyak sayang, besok kita akan melanjutkan perjalanan kita kembali". Jalal mengeluarkan senyum mautnya dan menutup pintunya sebelum Nadha sempat berucap sepatah kata pun.
Sepeninggal Jalal dari kamarnya, dia langsung menghapus make up nya dan mandi lagi. Setelah selesai, dia merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan pikirannya kembali melayang saat Jalal melamarnya sambil melihat cincin bermata green diamond itu yang sudah melingkar di jari manisnya.Sekarang dia sudah resmi menjadi tunangan atau calon istri dari Jalaluddin Mohammed Akbar.
Sesampainya di kamarnya, Jalal melepaskan pakaiannya lalu mandi lagi. Setelah selesai, dia memakai piyamanya dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil mengenang kembali peristiwa hari ini terutama saat Jalal melamat Nadha. Bagaimana dia kewalahan dalam merencanakan proses lamaran tersebut dan kegugupannya saat mengucapkan kata-kata itu.
Karena tidak bisa tidur, masih terbuai dengan euforia akan lamaran itu, Jalal meng-SMS Nadha "sayangggggg". Tak lama kemudian Nadha membalasnya "Ya, ada apa dear??". Setelah membaca SMS dari Nadha akhirnya Jalal memutuskan untuk menelepon Nadha.
KRINGGG....KRINGGG
Ponsel Nadha berbunyi dan tertera nama Jalal di layar. Tanpa ragu, Nadha langsung mengangkatnya.
Jalal: "hallo sayang, ternyata benar tebakanku kalau kamu belum tidur....ehhh salah, bukan itu maksudku. Kamu bukannya belum tidur, pasti kamu tidak bisa tidur ya??!! Kamu pasti sedang memikirkan diriku. Iya kan??!!".
Nadha: "tuh kan kamu mulai lagi deh menggodaku..!!. Padahal sudah jelas kamu yang mengirim pesan duluan karena kamu tidak bisa tidur karena masih memikirkan diriku..!!", jawab Nadha menggoda Jalal kembali.
Jalal: "aku memang tidak bisa tidur karena pikiranku sudah dipenuhi oleh dirimu. Tiap hembusan nafasku tertera namamu. Berada jauh darimu terasa jantungku seperti berhenti berdetak. Ooohhh, Nadha....aku benar-benar sangat mencintaimu".
Seandainya saat ini mereka tidak sedang berbicara ditelpon, pasti Jalal dapat melihat wajah Nadha yang seperti udang rebus setelah mendengar gombalan Jalal tersebut.
Nadha: "oohhh sungguh manis perkataanmu itu, Jalal. Tapi aku sekarang sudah kebal dengan gombalanmu itu...!!". Ledek Nadha.
Jalal: "Benarkah sayang?? Ha ha ha...kamu belum melihat sepenuhnya sayangg...!. Kalau aku mengeluarkan jurus andalanku aku yakin saat ini juga kamu akan berlari menuju kamarku dan ingin memelukku....atauuuuuu kamu mau aku menunjukkannya sekarang dengan aku mendatangi kamarmu??!." goda Jalal.
Nadha yang digoda seperti itu jadi sangat malu namun, beruntung Jalal tak melihat wajahnya yang sudah merah padam karena malu yang teramat sangat. Mereka sangat asyik terlibat dalam percakapan malam sehingga tak disadari keduanya jatuh tertidur dengan ponsel yg masih melekat di telinga mereka masing-masing.
Keesokan paginya setelah Nadha dan Jalal sarapan bersama di salah satu resto yang ada di hotel tersebut. Mereka kembali ke kamar mereka masing untuk mengemasi barang-barang bawaan mereka ke dalam koper karena mereka akan melanjutkan perjalanan mereka ke Jaipur. Jalal sudah berjanji akan mengajak Nadha kesana dan tetap dengan misi pertamanya yaitu ingin memulihkan ingatan masa lalu Nadha.
Setelah mereka check out dari hotel, Jalal langsung mengemudikan Audi hitamnya menuju Jaipur. Sepanjang perjalanan mereka terlibat pembicaraan yang menyenangkan. Namun, tiba-tiba wajah Nadha berubah suram ketika Audi hitam itu melewati TKP saat terjadinya kecelakaan itu. Nadha merasa seperti pernah melewati jalan itu. Jalal yang melihat perubahan wajah Nadha langsung terdiam memerhatikannya.
Batinnya, "apakah Nadha sudah dapat mengingat bahwa disitulah kecelakaan itu terjadi??".
Jalal menghentikan laju Audinya dan memarkirkannya di tepi jalan. Disentuhnya tangan Nadha, "ada apa sayang?? Kenapa kamu tiba-tiba diam??", tanya Jalal cemas.
Nadha membalas pegangan tangan Jalal, "tidak apa-apa, dear. Hanya saja aku merasa seperti pernah kesini, namun aku tidak ingat. Sebaiknya kita segera melanjutkan perjalanan kita", jawab Nadha sedikit ragu.
"Kamu yakin, tidak apa-apa??, tanya Jalal menegaskan.
Nadha menganggukkan kepalanya lalu Jalal kembali melajukan Audi hitamnya. Setelah melakukan perjalanan hampir selama 4jam, Jalal langsung mengemudikan Audinya ke sebuah hotel yang bernama The Raj Palace yang merupakan hotel yang dibangun kembali dari istana tertua yang ada di Jaipur yang dibuat pada tahun 1722. Jadi arsitektur dan desain dari kamar2nya sangat kental dengan kebudayaan India.
Sesampainya disana, Jalal dan Nadha langsung check in dan masuk ke dalam kamar mereka masing-masing. Jalal langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur karena dia sangat letih setelah menyetir selama 4jam. Meskipun, Nadha sudah mengajukan diri untuk bergantian menyetir, namun Jalal tidak ingin membuat Nadha kecapean.
Malam harinya Jalal mengajak Nadha untuk dinner di restoran yang ada di hotel tersebut. Setelah selesai makan malam. Jalal dan Nadha kembali ke kamar mereka masing-masing.
Keesokan paginya Jalal dan Nadha sudah siap untuk melanjutkan perjalanan wisata mereka. Destinasi mereka di hari pertama ini di Jaipur adalah City of Palace, adalah tempat dimana keluarga bangsawan kerajaan Jaipur tinggal dan mereka adalah salah satu keluarga kerajaan terkaya di India. Tempat ini punya kompleks halaman sangat luas, kebun, dan bangunan yang memadukan arsitektur Rajasthani dan Mughal. Gerbang Merak (Peacock Gate) di City Palace juga terlihat indah sekali. Sekarang, keluarga kerajaan tinggal di bagian Chandra Mahal (Moon Palace) yang berbatasan langsung dengan bagian halaman. Didalamnya bisa mengunjungi sebuah kompleks museum, galeri seni, kostum keluarga kerajaan, dan peralatan senjata.
Selama berada disana, Jalal dan Nadha asik berfoto-foto ala Bangsawan Rajputana. Bagaikan Maharaja dan Maharani. Bahkan ada beberapa wisatawan asing yang mengajak berfoto bareng bersama mereka. Setelah puas disana, Jalal dan Nadha melanjutkan perjalanan mereka kembali.
Destinasi berikutnya adalah Hawa Mahal atau Palace of the Winds, mungkin menjadi bangunan bersejarah yang paling dikenal di Jaipur. Tempat ini dibangun pada tahun 1799 dan memiliki 5 lantai, serta terdiri dari deretan jendela kecil dan screen/layar. Dulunya, angin bisa berhembus dengan bebas ketika jendela-jendela dibuka sehingga istana ini dikenal dengan The Palace of the Winds, namun sekarang sudah tidak lagi. Menurut legenda, istana yang menghadap ke arah jalan utama ini dibangun agar para wanita bangsawan dapat melihat ke luar tanpa diketahui oleh mereka yang sedang berlalu-lalang.
Jalal dan Nadha melanjutkan perjalanan mereka ke destinasi terakhir di hari itu yaitu Amer Fort/Amber Fort juga disebut sebagai Istana Amber terletak di Amer yaitu sebuah kota dengan luas 4 kilometer persegi, 11 kilometer dari Jaipur, negara bagian Rajasthan, India. Ini adalah salah satu tempat wisata utama di wilayah Jaipur, terletak di puncak bukit dan menghadap ke danau Maota. Amer Fort dibangun oleh Raja Man Singh I. Awalnya, tempat ini adalah rumah bagi keluarga kerajaan Rajput hingga kota Jaipur selesai dikonstruksi. Tempat ini punya sejumlah istana yang luar biasa indah, aula, taman, dan kuil. Bagian dalam bangunan ini dipenuhi hasil karya menakjubkan yang dibuat begitu rumit. Pintu gerbang benteng ini dapat dicapai dengan berjalan mendaki bukit, mengendarai jeep, atau dengan naik gajah.
Jalal dan Nadha memasuki Amer Fort ini dengan menaiki gajah yang bernama Hawaii mulai dari pintu masuk/gerbang utama hingga ke depan pintu istananya. Mereka berdua naik gajah itu ibarat Raja Hindustan JMA dan istrinya Rajkumari Jodha Bai. Ketika mereka berada di kompleks Sheesh Mahal seperti yang ada di Agra Fort, Jalal dan Nadha terkenang kembali akan acara lamaran itu.
Terakhir mereka berdiri di salah satu menara yang ada disana sambil menunggu sunset dimana posisi Jalal memeluk Nadha dari belakang dan membisikkan sesuatu di telinganya, "u make me complete...". Nadha yang mendengar hal itu hanya tersenyum manis dan Jalal mempererat pelukannya dan mereka menikmati sunset dengan hati yang penuh kebahagiaan.
Para wisatawan yang melihat mereka berdua, nampak iri dengan kemesraan yang diperlihatkan oleh mereka. Banyak mengira kalau mereka adalah newly wed pasutri yang sedang honeymoon. Banyak mengagumi mereka berdua sebagai pasangan yang ideal, Jalal dengan tubuhnya yang atletis, tinggi, kekar dan dgn wajah yang tampan. Banyak para gadis dan wanita yang terpesona dengan ketampanannya (termasuk emak2 rempong GKM kecuali authornya...hahaha). Juga Nadha dengan tubuhnya yang ramping, berkulit putih dan disertai dengan wajah yang cantik dan manis mampu menaklukkan pria manapun namun beruntunglah, seorang pria yang bernama Jalaluddin dapat menaklukkan hatinya.
Menjelang malam mereka kembali ke hotel dan ke kamar mereka masing-masing, setelah sebelumnya mereka makan malam menyantap kuliner khas bangsa Rajput.
Keesokan paginya, Jalal mengajak Nadha kembali untuk mengunjungi objek wisata yang ada di Jaipur. Destinasi hari ini adalah
Nahargarh Fort berdiri di tepi bukit Aravalli, yang menghadap ke kota merah muda dari Jaipur di negara bagian India Rajasthan. Pemandangan kota dari benteng mengesankan. Seiring dengan Amber Fort dan Jaigarh Fort, Nahargarh pernah membentuk cincin pertahanan yang kuat untuk kota. Benteng ini awalnya bernama Sudarshan Garh, tetapi dikenal sebagai Nahargarh, yang berarti 'tempat tinggal harimau'. Kepercayaan populer adalah bahwa Nahar disini singkatan Nahar Singh Bhomia, yang jiwanya menghantui tempat dan menghalangi pembangunan benteng. Untuk mengingat semangat Nahar maka dibangunlah sebuah kuil di dalam benteng, yang dengan demikian menjadi dikenal dengan namanya. Dibangun terutama pada 1734 oleh Maharaja Sawai Jai Singh II, pendiri Jaipur, benteng ini dibangun sebagai tempat perlindungan di puncak bukit di atas kota. Dinding diperpanjang atas perbukitan di sekitarnya, membentuk benteng yang menghubungkan benteng ini ke Jaigarh, benteng di atas ibukota lama Amber.
Perjalanan mereka dilanjutkan ke Jal Mahal (yang berarti "Istana Air") adalah istana yang terletak di tengah-tengah danau Man Sagar di kota Jaipur, ibukota negara bagian Rajasthan, India. Istana dan danau di sekitarnya direnovasi dan diperbesar pada abad ke-18 oleh Maharaja Jai Singh II Amber. Istana "The Jal Mahal" telah mendapat renovasi untuk memikat mata para pengunjung. Perahu kayu dibuat oleh pengrajin dari Vrindavan dengan gaya tradisional bangsa Rajput. Di seberang danau, terlihat bukit-bukit Aravalli, dihiasi dengan kuil-kuil dan benteng kuno, dan di sisi lain adalah kota Jaipur yang ramai.
Setelah puas mengelilingi objek wisata di Jaipur selama dua hari. Akhirnya mereka berdua kembali ke hotel, mereka kembali mengemas barang bawaan mereka ke koper, setelah selesai mereka langsung tidur karena kecapean.
Keesokan paginya mereka check out dari hotel dan Jalal menitipkan kunci mobilnya ke resepsionis karena nanti akan ada supirnya yang mengambil mobilnya untuk dibawa pulang ke Delhi. Jalal dan Nadha akan melanjutkan perjalanan mereka ke negara India bagian selatan tepatnya ke ibukota Kerala yaitu Thiruvananthapuram atau lebih dikenal dengan Trivandrum. Untuk menuju kesana, mereka harus naik pesawat karena jarak tempuh ke kota itu cukup jauh sekitar 2ribuan km. Jalal dan Nadha sudah sampai di Jaipur International Airport.
Setelah penerbangan selama kurang lebih 5jam akhirnya mereka sampai di Trivandrum International Airport. Jalal lalu mengajak Nadha ke sebuah hotel yang bernama The Leela Kovalam Beach Hotel. Hotel yanh berhubungan langsung dengan Pantai Kovalam yang indah.
Jalal booking Presidential Suite yaitu dua kamar tidur suite (tempat tidur ukuran king) yang dipisahkan oleh ruang makan yang bergabung dengan ruang tamu. Bagian yang sangat dramatis terletak di tebing berbatu dengan balkon pribadi untuk menikmati matahari dan jaraknya yang tidak terlalu jauh dari pantai. Sebuah perpaduan arsitektur tropis lokal dan modern kontemporer membuat kamar ini dilengkapi santai dan fungsional.
Sebenarnya Nadha agak enggan dengan kamar ini namun, hanya jenis kamar ini yang tersisa.
Setelah selesai membereskan barang bawaan mereka di kamar masing-masing. Nadha nampak memandang ke arah pantai dari balkon kamar mereka. Jalal yang melihat hal itu langsung menghampiri Nadha dan berdiri disampingnya.
"Sangat indah bukan??", tanya Jalal menggoda.
Nadha terkaget mendengar suara Jalal dan menjawab, "iya, Jalal it's so beautifull. So peacefull in here", jawab Nadha bahagia.
Tanpa menunggu lama, Jalal menarik tangan Nadha dan membawanya menuju pantai sambil berkata, "sudah lama kita tak ke sini. Ayooo kita kesana, My Jodha..".
Sontak Nadha kaget mendengar Jalal yang memanggil dirinya dengan nama Jodha.Terus Nadha yang tangannya digeret sama Jalal jd menahannya. Jalal berbalik kebelakang dan melihat wajah tak suka, Nadha. Ia baru menyadari kalau ia salah sebut nama. Senyum yg tadi tersungging dibibirnya pun lenyap dan Jalal jadi salting mencoba menjelaskan. Nadha akhirnya menerima penjelasan dari Jalal meskipun hatinya masih ragu. Setelah insiden itu suasana jd canggung.
Jalal dan Nadha menikmati suasana pantai di sore hari itu. Mereka saling bermain air, berkejar2an, main pasir dan kadang saling menjahili ketika istana pasir yang mereka buat sudah berdiri, dihancurkan. Ketika menjelang sunset, Jalal dan Nadha saling bergandengan tangan berjalan di bibir pantai.
Jalal menjelaskan alasannya mengajak Nadha travelling adalah selain dia ingin melamar Nadha di tempat yang sangat indah namun juga karena tempat2 itu mengingatkan dirinya akan sosok Jodha. Jodha sangat menyukai sejarah. Bahkan Jalal menceritakan akan sosok Jodha kepada Nadha karena Jalal sebelumnya belum pernah menceritakannya dan Nadha pun tidak berani untuk menanyakannya kepada Jalal karena dia tidak ingin membuka luka lama pada Jalal.
Namun, entah kenapa saat Jalal sendiri yang menceritakan tentang Jodha, ada sedikit rasa cemburu di hati Nadha karena Jalal belum benar-benar melupakan cinta pertamanya. Apalagi saat Jalal bilang kalau seandainya Jodha masih hidup, Jalal ingin menikahi Jodha di pantai ini. Nadha semakin cemburu akan sosok Jodha. Jalal yang melihat Nadha diam saja saat dia bercerita, langsung membalikkan Nadha ke hadapannya.
"Ada apa sayang, kenapa kamu diam saja??", tanya Jalal khawatir.
"Tidak....tidak apa-apa, dear. Aku hanya terlena dengan keindahan pantai ini. Apalagi saat ini sedang sunset. Menambah kesan keromantisan pantai ini.", ucap Nadha berbohong dengan senyum dipaksakan.
Jalal tahu kalau saat ini Nadha sedang berbohong, untuk menghilangkan kegelisahan dan keraguan Nadha. Jalal mencium lembut bibir Nadha dan berbisik di telinganya, "aku sangat mencintaimu dan aku akan membuktikannya".
Kegelisahan Nadha sedikit berkurang setelah mendengar ucapan Jalal. Setelah matahari benar-benar kembali ke peraduannya, mereka berdua kembali ke kamar mereka.
**************
Di tempat lain di Indira Ghandi International Airport, nampak seseorang keluar dari pintu Arrival International. Dia membuka sunglassesnya dan tertawa terbahak-bahak, "ha ha ha ha...akhirnya Aku kembali.....", lalu orang itu tersenyum menyeringai jahat.....
Precap: Ruqaiyah kembali, konflik Jalal dan Nadha dimulai.