Setelah Jalal mengetahui bahwa orang yang menyelamatkan Jodhanya adalah nenek Athifa tanpa pikir panjang, Jalal dan Rohit langsung meluncur ke rumah nenek Athifa namun sebelumnya dia harus menemui orang tuanya Jodha lebih dulu untuk mendapatkan penjelasan kenapa dirinya tidak diberitahu soal penutupan kasus kecelakaan Jodha.
Saat keluar dari kantor Polisi, Rohit meminta kunci mobilnya Jalal karena dia tidak ingin Jalal mengemudi dengan kondisi seperti itu. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada mereka berdua.
Sepanjang perjalanan menuju kediaman Bharmal Singh, Jalal lebih banyak diam dan merenung. Pikiran dan batinnya terus bergulat memikirkan semua penjelasan dari Inspektur Vijay.
Ekspresi wajah Jalal terus berubah ketika dia memikirkan tentang kejahatan yang dilakukan oleh pamannya Hindal. Wajahnya berubah penuh kemarahan, emosinya hampir meledak. Jika saja tadi waktu ruangan Ins. Vijay, Rohit tidak mencegahnya. Tangannya pasti sudah penuh luka karena meninju tembok untuk melampiaskan kemarahannya. (Bayangin kemarahan Jalal waktu dia mau membunuh Adham khan)
Batinnya, "aku tidak percaya bahwa pamanku Hindal adalah otak dibalik semua perbuatan busuk ini...!!!".
Raut wajah Jalal berubah menjadi sedih campur bingung dan ada sedikit kemarahan ditambah senyum ga jelas dan menyeringai aneh (coba praktekkin ekspresi wajah Jalal yg ini, pada bisa ga??!!...penulis aja juga bingung...*abaikan) saat dia memikirkan tentang penutupan kasus Jodha oleh Tuan Bharmal dan Nyonya Meinawati.
Batinnya, "kenapa kasus Jodha ditutup oleh paman Bharmal setelah diketahui Jodha masih ada kemungkinan hidup?? Apakah mereka sudah kehilangan harapan untuk dapat menemukan Jodha??".
Kali ini ekspresi wajah Jalal berubah menjadi senang dan tersenyum GGD sambil menggeleng-gelengkan kepalanya saat mengetahui bahwa yang menemukan Jodhanya adalah nenek Athifa dan itu berarti Nadha adalah Jodha nya, dia masih hidup. "Tapi kenapa Jodha sama sekali tidak mengenali dirinya, ibunya Hameeda bahkan kedua orang tuanya??", batin Jalal kembali bertanya-tanya. Apa yang terjadi pada Jodha sampai tidak ingat akan dirinya adalah pertanyaan besar bagi Jalal.
Akhirnya Audi hitam itu sampai di kediaman Bharmal Singh. Bharmal yang kebetulan sedang ada dirumah, menyambut Jalal dan Rohit. Bharmal agak terkejut karena Jalal datang tiba-tiba ke kediamannya dengan ekspresi wajah yang terlihat kusut.
Tak lama kemudian Meinawati menghampiri Bharmal ke ruang tamu karena dia ingin tahu siapa yang datang kerumahnya. Begitu tahu Jalal yang datang, Meinawati langsung memeluk Jalal dan mempersilahkannya duduk.
Tanpa basa basi Jalal langsung membicarakan maksud kedatangannya. Jalal menceritakan tentang kedatangannya ke kantor polisi karena dia ingin membuka kembali kasus kecelakaan Jodha. Bharmal dan Meinawati yang mendengar hal itu sangat terkejut dan bingung kepada Jalal kenapa ingin membuka kembali kasus itu.
Jalal menceritakan penjelasan dari Inspektur Vijay Kumar. Bharmal dan Meinawati kembali terkejut saat nama pamannya Jalal yaitu Hindal adalah dalang dibalik semua rencana penculikan Jodha. Meinawati hampir menangis dan Bharmal memeluk istrinya untuk menguatkannya.
(Bayangin kayak diserialnya saat menceritakan sesuatu...suara tokohnya dihilangkan)
Ketika Jalal menceritakan bahwa kenapa Bharmal dan Meinawati menutup kasus itu setelah diketahui jasad Jodha tidak ada di van hitam itu. Dan tidak memberitahu Jalal tentang informasi sepenting itu. Jalal yang sedari tadi menahan amarahnya akhirnya sudah tidak dapat mengendalikannya. Bharmal dan Meinawati tampak bingung untuk menjelaskannya kepada Jalal.
"Tolong... jelaskan... padaku paman, bibi kenapa kalian tidak memberitahukan aku perihal informasi sepenting itu??!!!", tanya Jalal dengan nada tinggi. Wajahnya menunjukkan ekspresi kemarahan dan kekesalan.
Bharmal bingung bagaimana harus menjelaskannya kepada Jalal dengan terbata-bata Bharmal menceritakannya, "be...begitu kami mendapatkan kabar dari Ins. Vijay bahwa telah terjadi kesalahan dalam identifikasi jasad korban kecelakaan itu, kami sangat terkejut dan langsung menemuinya untuk mendapatkan kejelasannya. Polisi dan juga diriku selama bertahun-tahun sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencari keberadaan Jodha namun hasilnya nihil. Akhirnya kami berdua mengikhlaskan kemungkinan Jodha tidak akan ditemukan".
Bharmal tidak dapat menjelaskannya lebih lanjut karena air matanya mulai menggenangi matanya.
"Tapi... kenapa kalian tidak memberitahu aku mengenai hal ini??!!! Setidaknya akan ada secercah harapan bahwa Jodha akan ditemukan..!! Dia adalah wanita yang aku cintai paman, bibi. Dia adalah anak kalian...!!! Dan dia adalah CALON TUNANGANKU...!!! Tak tahukah kalian betapa aku sangat merindukannya dan mencintainya??!!!", ucap Jalal kemarahannya masih menyelimutinya.
Tiba-tiba Meinawati angkat bicara untuk menjelaskannya, "ka... kami memang sengaja tidak memberitahukan kamu, Jalal, perihal masalah itu ka... karena kami... kami tidak ingin melihatmu sedih lagi dan kembali terpuruk seperti waktu pertama kali Jodha dikabarkan meninggal dalam kecelakaan itu...!!", ucap Meinawati sedih lalu bangun dan mendekati Jalal... memegang tangannya berusaha untuk menguatkannya.
"Kamu terlihat begitu terpuruk, selalu murung dan pendiam. Sampai ibumu sangat mengkhawatirkanmu dan memintaku untuk menenangkanmu. Apalagi sekarang setelah aku melihat kamu bersama wanita yang bernama Nadha...aku melihat kamu sudah bangkit dari keterpurukanmu, kamu sudah mendapatkan kembali cintamu yang hilang. Kami sudah merelakan jika Jodha kami benar-benar sudah tidak akan kembali", ucap Meinawati kembali dan kali ini pecah tangisnya, dia memeluk Jalal dan Jalal membalasnya. Kemarahan Jalal akhir mereda dan hilang lalu berubah menjadi tangisan yang sangat pilu. (tissue mana....mana tissue...hiks...hiks)
Setelah puas menangis, Jalal memberitahukan bahwa ada kemungkinan Jodha dapat ditemukan dan Jalal tahu dimana Jodha berada sekarang. Bahkan, Jodha sangat dekat dengan mereka.
Meinawati dan Bharmal sangat terkejut mendengarnya, mereka berdua saling bertatapan, ekspresinya menggambarkan bahagia, sedih. Merasakan ada secercah harapan untuk dapat melihat putri mereka kembali.
Sebelum mereka berangkat ke rumah nenek Athifa, Jalal menyempatkan diri untuk melihat kamar Jodha. Sudah lama, dia tidak mendatangi lagi kamar Jodha sejak dia sudah memimpin perusahaan mendiang ayahnya.
Dilihatnya kamar Jodha, semuanya masih tampak sama seperti 10 tahun yang lalu. Meinawati benar-benar menjaga amanah Jalal yaitu meminta agar kamarnya Jodha jangan dirubah karena Jalal yakin bahwa Jodhanya akan kembali.
"Jodha, ga lama lagi kamu akan kembali lagi kesini. Aku sangat merindukanmuuu...", batin Jalal dan pecah lagi tangisnya lalu menghapus airmatanya dan menarik nafas dalam-dalam dan menyapukan rambutnya yang mulai gondrong ke arah belakang.
Jalal menemui Meinawati, Bharmal dan Rohit yang sudah menungguinya sedari tadi. Lalu mereka berempat dengan mobil yang berbeda menuju rumah nenek Athifa dan sebelumnya Jalal menelepon nenek Athifa terlebih dahulu.
Audi hitam dan Mercedes hitam itupun sampai di depan rumah nenek Athifa. Jalal mengetuk pintu rumahnya dan mereka berempat pun masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu.
Tanpa basa basi, Jalal memulai investigasi kepada nenek Athifa.
"Maafkan kami, nek kalau kami menghubungi nenek dan datang kesini secara tiba-tiba karena ada hal penting yang ingin kami bicarakan", ucap Jalal tegas dengan menatap wajah nenek Athifa secara intens.
Nenek Athifa tampak bingung dengan kedatangan mereka berempat. Matanya berputar untuk menatap wajah tamunya satu persatu dan nampak wajah ketegangan yang muncul disana.
"I... iya... tidak apa-apa, Jalal, tapi tolong jelaskan kepada nenek, ada apa masalah apa ya sampai kalian semua datang kesini??!", tanya nenek Athifa bingung.
"Aku boleh aku tanyakan sesuatu yang bersifat pribadi??", tanya Jalal menginterogasi.
"Iya, boleh, Jalal. Silahkan.."
"Nadha itu apakah cucu kandung nenek?? Ma...maksud aku apakah Nadha benar-benar cucu dari anak kandungnya nenek Athifa??!", tanya Jalal penasaran.
Nenek Athifa agak terkejut dengan pertanyaan Jalal yang tiba-tiba menanyakan tentang Nadha. Wajahnya nampak bingung.
"Se... sebenarnya ada apa ya, nak Jalal kamu tiba-tiba menanyakan tentang Nadha??!!, "tanya nenek Athifa penasaran dan matanya kembali berputar memerhatikan wajah para tamunya satu persatu.
Jalal mengeluarkan foto Jodha yang bersama dirinya sewaktu acara study tour dulu dan memberikannya kepada nenek Athifa.
Betapa terkejutnya nenek Athifa melihat wajah Nadha yang berusia 14 tahun bersama seorang pria remaja. Ya, nenek Athifa langsung mengenali kalau itu adalah wajah Nadha karena dia juga memiliki foto Nadha waktu usianya 14 tahun.
"Nenek, pasti kenal dengan wajah si gadis remaja yang ada disitu dan cowok yang bersamanya itu adalah aku. Nama asli gadis remaja itu adalah Rajkumari Jodha Singh. Dia adalah anak ketiga dan satu2nya putri dari Bharmal dan Meinawati Singh... dannn dia adalah calon tunanganku...", ucap Jalal perlahan-lahan.
Wajah nenek Athifa lebih terkejut lagi saat mendengar penjelasan dari Jalal. Batin dan pikirannya bergulat, "selama ini dia mencari-cari tentang jati diri Nadha yang sebenarnya namun kebenaran akan hal itu malah datang sendiri".
Nenek Athifa akhirnya mulai menjelaskan peristiwa yang terjadi sama Nadha, bagaimana kecelakaan yang terjadi sama Nadha dan dia menemukan Nadha tak sadarkan diri lalu selama satu bulan koma di rumah sakit, saat sudah menyerah karena tak ada perubahan sama Nadha. Akhirnya Nadha sadar dan mengalami amnesia. Sehingga nenek Athifa memberinya nama Nadha karena dia sudah menganggap Nadha sebagai cucunya sendiri.
Mendengar penjelasan nenek Athifa membuat semua yang ada disitu tercengang. Ternyata karena Jodha amnesia makanya dia jadi sulit ditemukan karena nenek Athifa menemukan Jodha tanpa ada identitas apapun yang melekat padanya. Karena amnesianya juga, Jodha jadi tidak mengenali Jalal dan juga keluarganya Jodha.
Mereka semua mengucapkan rasa syukur yang tak terkira kepada Allah SWT bahwa Jodha selamat dari kecelakaan yang mengerikan itu.
Wajah Jalal terlihat sangat bahagia karena dia akhirnya menemukan cinta pertamanya dan dia sudah menyatakan cintanya itu kepada Nadha meskipun saat ini terdapat 2 sosok di dalam tubuhnya Jodha.
Begitu pula Meinawati dan Bharmal sangat bahagia bahwa putri mereka masih hidup dan mereka sudah bertemu dengannya meskipun dengan pribadi yang berbeda.
Jalal kembali diliputi rasa kebimbangan, bagaimana caranya untuk mengembalikan ingatan masa lalu Nadha agar dia kembali menjadi Jodhanya.
"Sekarang tampaknya ada 1 permasalahan yang harus diselesaikan bersama, yaitu bagaimana caranya untuk mengembalikan ingatan Nadha agar menjadi Jodha??!!", tanya Jalal bingung.
"Sesuai dengan saran dokter yang menangani Nadha dulu, Nadha melakukan terapi hipnotis ke psikolog namun hasilnya malah diluar dugaan kami. Usai menjalankan terapi itu, tiap malam Nadha selalu mengalami mimpi buruk dan merasakan sakit di kepalanya karena dipaksa untuk mengingat. Akhirnya aku menghentikan terapi itu karena aku tidak mau melihat Nadha menderita. Sejak tidak lagi menjalani terapi itu, Nadha tidak lagi merasakan sakit di kepalanya hingga....(nenek Athifa berhenti sebentar untuk mengambil nafas)... sejak kau datang, nak Jalal. Seperti ada koneksi antara kau dengan Nadha. Dia mulai merasakan sakit lagi di kepalanya dan mengalami mimpi aneh lagi", ucap nenek Athifa sambil melihat reaksi semua tamunya.
Jalal, Meinawati dan Bharmal kembali dirundung sedih dan kebimbangan. Mereka ingin ingatan Nadha kembali tanpa membuatnya menderita.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang??!!. Tidak mungkin kami akan melakukan hal yang membuat Nadha menderita hanya untuk mendapatkan ingatannya kembali...!!! Aku tidak sanggup untuk melihatnya menderita lagi setelah apa yang terjadi pada dirinya...!!", tanya Jalal penuh penegasan dan kebimbangan lalu mulai memijit keningnya yang tidak terasa sakit.
"Ada satu cara yang bisa kita lakukan namun hal ini akan memakan waktu yang lama", ucap nenek Athifa tegas.
"Apa caranya nek?? Apapun akan kami lakukan...!!", tanya Jalal menegaskan.
"Untuk saat ini kita biarkan saja kondisinya seperti ini. Anggap tidak terjadi apa-apa pada Nadha. Kitalah yang harus membawa kenangan-kenangan itu kepada Nadha seperti membawa Nadha ke tempat-tempat yang penuh kenangan bersamanya, hal-hal yang disukai oleh Jodha dulu dan hal-hal lainnya", jawab nenek Athifa.
Mereka semua nampak memikirkannya dan itu sepertinya satu-satunya cara yang dapat dilakukan tanpa menyakiti Nadha. Akhirnya mereka semua setuju.
Setelah perbincangan yang menegangkan itu, nenek Athifa menceritakan tentang kehidupan Nadha setelah kecelakaan itu.
Hingga akhirnya terdengar suara pintu rumah nenek Athifa yang dibuka dan nampak Nadha masuk ke dalam rumah dan mencari-cari serta memanggil nenek Athifa. Betapa terkejutnya Nadha melihat Jalal, Meinawati dan Bharmal ada di rumahnya.
Begitu pula mereka dan bingung bagaimana menghadapi Nadha saat ini ketika mereka tahu siapa Nadha sebenarnya.....
Precap: Jalal melamar Nadha