Nadha mendatangi
salah satu stand dan mengambil minuman. Ketika dia sedang menikmati kuliner
itu, tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya yaitu Jalal. Jalal
melingkarkan lengan kanannya di pinggang Nadha lalu berdiri di sampingnya dan
membisikkan, "ternyata kamu disini, aku mencarimu kemana-mana, aku kira
ada seseorang yang menculik kekasihku", goda Jalal sambil killer smile.
Nadha yang
tiba-tiba dipegang pinggangnya ditambah dengan perkataan Jalal yang menggodanya
langsung terkejut dan menatap tajam ke arah. Sebelum Nadha mulai membuka
suaranya Jalal berkata, "aku ingin memperkenalkanmu dengan
seseorang", ucap Jalal.
Jalal tetap
menggandeng pinggang Nadha dan menghampiri sepasang suami istri yang tidak lain
adalah, "Nadha, perkenalkan, mereka adalah Tuan Bharmal Singh dan
Meinawati Singh. Beliau adalah orang tuanya Jodha, calon tunanganku dulu. Tuan
dan Nyonya Singh, perkenalkan ini Nadha Kapoor", ucap Jalal.
"Senang
berkenalan dengan anda, Tuan dan Nyonya Singh", ucap Nadha senang sambil
bersalaman.
Ketika mereka
bersalaman ada sentuhan aneh yang menjalari perasaan mereka bertiga. Terutama
Meinawati, ketika mata mereka saling bertatapan, Meinawati merasa kenal dengan
tatapan mata itu. Seperti mata anaknya yaitu Jodha. Terlihat sosok kerinduan di
mata Meinawati dan dia seakan ingin menangis.
Jalal dengan
sengaja memperkenalkan Nadha dengan orang tuanya Nadha karena dia ingin
memastikan keraguannya untuk mencari pembenaran, benarkah Nadha adalah Jodha??.
Melihat respon dari kedua orang tua Jodha, Jalal semakin yakin kalau Nadha
adalah Jodha namun dia masih perlu bukti lain untuk memperkuat dugaannya!!.
Mereka berempat
menuju ke suatu meja yang sudah direservasi sesuai dgn nama dan jabatannya.
Jalal menarik sebuah kursi untuk mempersilahkan Nadha duduk dan Jalal duduk
disampingnya bersebelah dengan Bharmal. Mereka berempat saling mengobrol dan
tidak perlu waktu lama untuk bisa saling akrab.
Tiba-tiba MC yang
bernama Saif Ali memperkenalkan diri dan meminta perhatian para tamu ke depan
podium karena acara akan segera dimulai. Acara dimulai dengan kata sambutan
dari CEO, dewan direksi dan para pemegang saham. Setelah itu para tamu
disajikan aneka hidangan di atas meja masing2 oleh para pelayan hotel. Selama
menyantap makanan, Jalal tetap saja CCP (curi-curi pandang) kepada Nadha.
Karena sudah biasa dengan kelakuan Jalal yang satu itu, Nadha membalas tatapan
Jalal dengan senyuman karena Nadha sudah mulai merasakan benih-benih cinta di
dalam hatinya. Nadha sudah membuka hatinya untuk mencintai Jalal.
Tiba-tiba
Meinawati memecah keheningan, "sungguh pesta yang sangat meriah, Jalal!!
Bibi sangat menyukai dekorasinya, makanannya dan yang bibi sukai adalah dekorasi
bunganya, sangat indah!!".
"Terima
kasih Bibi. Semua ini diatur oleh Nadha. Oya, Bi. Neneknya Nadha mempunyai toko
bunga yang cukup terkenal di Delhi. Kapan2 Bibi berkunjunglah kesana!!", ucap
Jalal sambil menatap Nadha.
"Benarkah
itu Nadha??!!", tanya Meinawati penasaran. "Iya, nyonya Meinawati",
jawab Nadha bahagia.
"Nehii,
Nadha. Jangan panggil aku nyonya, panggil saja aku Bibi dan suamiku panggil
saja paman..!!", pinta Meinawati. Batinnya Meinawati, "Ya Tuhan,
kenapa melihat gadis ini seperti aku melihat Jodha??!! Mungkin jika Jodha masih
hidup, dia akan seperti gadis ini".
"Jalal, bibi
senang karena sekarang kamu sudah memiliki kekasih!! Bagaimana cara kalian
bertemu??!!", tanya Meinawati penasaran.
Jalal dan Nadha
hampir menumpahkan minuman yang sedang diminumnya saat mendengar pertanyaan
Meinawati. Mereka masing2 saling menatap (eyetalk) dan bingung untuk menjawab
pertanyaan dari Meinawati.
"Ka... kamiii
bukan ehh belum menjadi sepasang kekasih. Kami berdua bertemu di toko bunga
milik neneknya Nadha. Tapi kami berharap itu akan segera terwujud. Doakan kami,
agar bisa bersatu seperti kalian, bibi, paman", jawab Jalal gelagapan
sambil melirik Nadha.
Nadha yang
mendengar jawaban Jalal hanya bisa tersipu malu dan ada semburat merah di kedua
pipinya. Memberikan senyuman saat mata mereka saling bertemu.
Lalu MC
memberitahukan kalau acara dansa dimulai dan para tamu undangan dipersilahkan
untuk turun ke lantai dansa. Tentu saja kesempatan ini tidak dilewatkan oleh
Jalal. Dia ingin untuk selalu bisa berdekatan dengan Nadha. Jalal berdiri dan
mengulurkan tangannya untuk mengajak Nadha. Awalnya Nadha menolak karena ia
tidak bisa dansa namun Jalal membujuknya dan mengeluarkan jurus killer smilenya
yang membuat Nadha klepek-klepek.
Jalal
melingkarkan tangan kanannya di pinggangnya Nadha. Jalal memegang tangan
kirinya Nadha dan menaruhnya di bahu Jalal. Tangan kiri Jalal bertautan dengan
tangan kanan Nadha dan dansa pun dimulai diiringi dengan lagu "Tum Hi
Ho".
"...Hum
tere bin ab reh nahin sakte
(Sekarang
aku tidak dapat hidup tanpamu)
Tere bina
kyaa vajood meraa
(Apalah arti
keberadaanku tanpamu
Tujh se
judaa gar ho jaayenge
(Jika aku
terpisah darimu)
To khud se
hi ho jaayenge judaa
(Aku akan
meninggalkan diriku sendiri)
Kyonki tum
hi ho
(Karena
hanya kamu)
Ab tum hi ho
(Sekarang
hanya kamu)
Zindagi, ab
tum hi ho
(Kau hidupku
sekarang)
Chain bhi, meraa
dard bhi
(Ketenanganku
juga rasa sakitku)
Meri
aashiqui ab tum hi ho
(Cintaku
sekarang adalah dirimu)
Teraa meraa
rishtaa hai kaisaa
(Bagaimana
hubungan kita ini)
Ik pal door
gawaaraa nahi
(Aku tidak
bisa jauh darimu walau untuk sesaat)
Tere liye har
roz hain jeete
(Setiap hari
aku bertahan hidup untukmu
Tujh ko
diyaa meraa waqt sabhi
(Semua
waktuku hanya untukmu)
Koi lamhaa
meraa naa ho tere binaa
(Tidak ada
waktuku tanpamu)
Har saans pe
naam teraa
(Namamu ada
di setiap hembusan nafasku
Kyonki tum
hi ho
(Karena
hanya kamu)
Ab tum hi ho
(Sekarang
hanya kamu)
Zindagi, ab
tum hi ho
(Kau hidupku
sekarang)
Chain bhi,
meraa dard bhi
(Ketenanganku
juga rasa sakitku)
Meri
aashiqui ab tum hi ho
(Cintaku
sekarang adalah dirimu)
Tum Hi Ho
(Dirimu)
Tum Hi Ho
(Dirimu)
Tere liye he
jiya mein
(Hidupku
hanya untukmu)
Khud ko jo
yun de diya hai
(Aku telah
memberikan hidupku untukmu)
Teri wafa ne
mujko sambhala
(Kesetiaanmu
telah menjagaku)
Saare ghamo
ko dil se nikala
(Dan
menghapus semua kesedihan hatiku)
Tere saath
mera hai naseeb judaa
(Bersamamu
nasibku terjalin)
Tujhe paa ke
adhoora naa raha
(Setelah
mendapatkanmu hidupku terasa sempurna)
Kyonki tum
hi ho
(Karena
hanya kamu)
Ab tum hi ho
(Sekarang
hanya kamu)
Zindagi, ab
tum hi ho
(Kau hidupku
sekarang)
Chain bhi,
meraa dard bhi
(Ketenanganku
juga rasa sakitku)
Meri
aashiqui ab tum hi ho
(Cintaku
sekarang adalah dirimu)..."
Awalnya Nadha
kikuk melakukan gerakannya namun Jalal menuntunnya sehingga gerakan mereka
menyatu seirama. Selama berdansa mata Jalal dan Nadha saling memandang,
terlihat kerinduan dikedua mata mereka. Rasa cinta dan sayang terlihat disana.
Wajah mereka yang saling berdekatan memberikan sinyal-sinyal yang aneh yang
membuat mereka tidak ingin saling berjauhan. Detak jantung mereka berirama
tidak beraturan.
Kenangan masa
lalu Nadha mulai bermunculan lagi seperti cuplikan-cuplikan episode. Ketika
lagu akan berakhir airmata mulai menggenangi kedua mata Nadha.
Saat lagu
berakhir, tampak mereka berdua masih terlena. Sampai pundaknya Jalal ditepuk
oleh seseorang........ TBC Love
From The Past Part 21