Tiba-tiba Jalal kaget ketika melihat Nadha sedang
berada di taman samping rumahnya. Dia melihat Nadha yang seperti itu,
pikirannya melayang mundur ke peristiwa 10 tahun yang lalu.
Jalal berjalan mendekati Nadha dan memeluk Nadha
dari belakang sambil berbisik ditelinganya, "Finally, I found you my
Jodha".
Spontan, Nadha langsung terkejut karena ulah Jalal
yang memeluknya tiba-tiba dan berkata seperti itu. Nadha hanya diam mematung,
tidak bereaksi sama sekali.
Momen itu dibuyarkan oleh panggilan Hameeda yang
meminta Jalal dan Nadha untuk segera ke ruang makan. Jalal langsung melepaskan
pelukannya dan mengajak Nadha untuk segera beranjak dari sana. Namun, Nadha
tetap saja diam tak bergeming. Jalal yang melihat hal itu, membalikkan tubuh
Nadha menghadap ke arahnya. Jalal menatap mata Nadha dan tatapan mata itu
kosong. Jalal terkejut melihat Nadha seperti itu. Tangannya mulai mengelus pipi
Nadha dan Nadha pun tersadar dari lamunannya.
Jalal tersenyum lega melihat Nadha sudah sadar
lalu mengajaknya berjalan menuju ke ruang makan. Nadha masih saja nampak syok
dengan perlakuan Jalal barusan. Dalam pikirannya terngiang-ngiang,
"finally, I found u my Jodha!! My Jodha...my Jodha". Batinnya Nadha
terus bertanya-tanya siapakah Jodha??.
Hameeda menyambut Nadha. Hameeda duduk di kursi
tengah, Nadha duduk bersebrangan dengan Jalal dan disebelahnya ada Mirza.
Makanan yang disajikan adalah Nasi biryani, chicken Tandoori, Rogan Josh, Naan
dan Rajma. Makanan penutupnya adalah Kheer, Gulab Jamun dan Kulfi.
Selama jamuan makan siang itu berlangsung hening.
Jalal selalu saja curi-curi pandang untuk melihat Nadha namun kembali lagi
tatapan Nadha kosong. Hameeda yang melihat kecanggungan itu bertanya kepada
Nadha, "bolehkah Bibi menanyakan sesuatu kepadamu Nadha??". "I...i...iya,
Bibi silahkan. Apa yang ingin Bibi tanyakan??", tanya Nadha penasaran.
"Apakah kamu memiliki kekasih??",tanya
Hameeda penasaran dengan melirik ke arah Jalal dan Nadha bergantian.
Nadha langsung kaget dan hampir tersedak saat
mendengar pertanyaan Hameeda, "a...aku saat ini masih single, Bi. Belum
memiliki kekasih". Jalal yang mendengar jawaban Nadha batinnya berkata,
"syukurlah dia masih sendiri, jadi tidak yang akan menghalangiku untuk
mendekatinya". Lalu tersenyum misteri.
Tiba-tiba Mirza berkata, "kak Nadha bertemu
dengan Kak Jalal dimana??". "Kebetulan kami bertemu di toko bunga
milik nenekku, dia sedang kebingungan memilih bunga untuk diberikan kepada
Bibi", jawab Nadha datar.
"Aku salut sama kak Nadha karena bisa
mendekati Kak Jalal karena selama ini dia bersikap dingin sama kaum Hawa sejak
kematian calon...(Mirza menyadari kalau dia telah salah bicara. Hameeda dan
Jalal langsung menatap tajam ke arah Mirza)", ucap Mirza.
"Kak Nadha adalah wanita pertama yang dibawa
oleh Kak Jalal ke rumah kami", ucap Mirza lagi antusias.
Ada semburat merah di kedua pipi Nadha saat Mirza
mengatakan hal itu. Tatapan mata Jalal dan Nadha bertemu dan Jalal mengeluarkan
killer smile.
Sesi makan siang selesai. Jalal mengajak Nadha tur
keliling rumahnya dan mereka pun duduk di bangku yang ada di halaman belakang
rumah. Keheningan terjadi diantara mereka. Lalu Nadha tiba-tiba, "Jalal,
bolehkah aku menanyakan sesuatu kepadamu yang bersifat pribadi??", tanya
Nadha dengan wajah penasaran.
"iya Nadha, silahkan. Apa yang ingin kamu
tanyakan?", jawab Jalal datar.
"Siapakah Jodha?", tanya Nadha penasaran
sambil memandang wajah Jalal.
Jalal sangat kaget dengan pertanyaan Nadha lalu
raut wajah Jalal langsung berubah menjadi dingin dan sedih. Nadha yang melihat
hal itu ikut merasakan sakit karena ia tahu kalo pertanyaannya itu membuka luka
lama Jalal.
"Ka... kamu sungguh ingin tahu, siapa itu
Jodha?!!", tanya Jalal menegaskan dengan menatap kembali mata Nadha.
"Iya Jalal, aku ingin tahu...!!", jawab
Nadha tegas.
"She was my first love. Kami akan segera
bertunangan saat usia kami 14 tahun namun, Tuhan berkehendak lain. Dia
mengalami kecelakaan tragis dan sampai saat ini belum ada wanita manapun yang
bisa mengisi ruang di hatiku setelah kepergiannya sampai aku bertemu
denganmu...!!", jawab Jalal sedih hampir meneteskan airmata.
Nadha yang mendengar jawaban Jalal ikut merasakan
kepedihan yang dialami oleh Jalal lalu dia memeluk Jalal dan membiarkan Jalal
untuk menangis. (bayangkan Jodha memeluk Jalal di scene Jalal membakar tahtanya
karena kematian Maham Angga).
Hari sudah menjelang malam dan Nadha mengucapkan
terima kasih atas jamuan makan siangnya dan pamit pulang. Jalal mengantarkan
Nadha pulang.
Sepanjang perjalanan pulang kembali keheningan ada
diantara mereka. Jalal pun menyalakan audio player di mobil nya lalu
terdengarlah lagu :
Tere liye, ham hain jiye, honton ko siye
(demi kamu, saya akan hidup dengan mulut
tertutup)
Tere liye, ham hain jiye, har aansoo piye
(demi kamu, saya hidup, menelan semua air
mata saya)
Dil mein magar, jalte rahe, chaahat ke diye
(tapi didalam hatiku, lampu cinta akan terus
menyala)
Tere liye, tere liye
(demi kamu, demi kamu)
Tere liye, ham hain jiye, har aansoo piye
(demi kamu, saya hidup, menelan semua air
mataku)
Tere liye, ham hain jiye, honton ko siye
(demi kamu, saya hidup dengan mulut yang
tertutup)
Dil mein magar, jalte rahe, chaahat ke diye
(tapi di dlam hatiku, lampu cinta akan terus
menyala)
Tere liye, tere liye
(demi kamu, demi kamu)
Aa......
Zindagi, le ke aayi hai, beete dinon ki
kitaab
(kehidupan telah membawa rentetan kejadian
masa lalu)
Ghere hain, ab hamein, yaadein be-hisaab
(kenangan tak tertandingi disekililing kita
sekarang)
Bin poochhe, mile mujhe, kitne saare jawaab
(tanpa perlu bertanya, saya menerima begitu
banyak jawaban)
Chaaha tha kya, paaya hai kya, hamne dekhiye
(lihat pada apa yang saya inginkan, dan apa
yg pada gilirannya saya terima)
Dil mein magar, jalte rahe, chaahat ke diye
(tapi dalam hati saya, cahaya cinta tetap
menyala)
Tere liye, tere liye
(demi kamu, demi kamu)
Kya kahoon, duniya ne kiya, mujh se kaisa
bair
(apa yang bisa saya katakan? dunia yang
ditampilkan akan buruk seperti saya)
Hukm tha, main jiyun, lekin tere baghair
(saya di tuntun untuk menjelajahi kehidupan,
tapi tanpa kamu)
Naadaan hai woh, kehte hain jo, mere liye tum
ho ghair
(betapa bodohnya mereka, yang mengatakan kamu
orangg asing bagi saya)
Kitne sitam, hampe sanam, logon ne kiye
(betapa banyaknya kesalahan yang mereka
lakukan, cintaku!)
Dil mein magar, jalte rahe, chaahat ke diye
(tapi dalam hatiku, cahaya lampu tetap
menyala)
Tere liye, tere liye
(demi kamu, demi kamu)
~~~~~~~~~~~~~~0O0~~~~~~~~~~~~~~~
Perayaan ultah perusahaan Mughalindo Corp. tiba.
Jalal mengenakan kemeja warna hitam dan setelan jas warna abu2 dengan rompi dan
dasi yang senada. Dia sudah menunggu dirumah nenek Athifa untuk menjemput
Nadha. Nadha turun menuruni tangga rumahnya dan ketika Jalal menatapnya,
matanya tidak bisa berpaling untuk tidak menatap Nadha.
Jalal selalu saja tersihir oleh penampilan Nadha.
Dalam berpakaian apapun, Nadha tetal kelihatan mempesona. Nadha yang berbalut
gaun lace/brokat hitam tangan pjg dengan sentuhan bordir benang emas terlihat
sangat mengagumkan. Rambut ikal panjangnya digelung ke atas sedikit dan
bertahtakan anting berlian ditelinganya. Wajahnya tidak dirias berlebihan,
memakai kajal eyeliner dan lipstik pink rose.
"Kau terlihat sangat cantik sekali malam ini,
pasti banyak pasang mata yang akan tertuju padamu", goda Jalal dengan
senyuman mautnya dan mengedipkan sebelah matanya.
Nadha yang digoda seperti itu, langsung merona
merah di kedua pipinya, "apakah sikapmu selalu seperti ini?? Menggoda tiap
wanita yang kamu dekati??", oceh Nadha kesal.
"Tidak Nadha, hanya kepadamu saja aku seperti
ini", jawab Jalal menggoda. Lagi-lagi Nadha tersipu malu mendengar
pernyataan Jalal lalu, "apa kita akan disini terus sambil mendengarkan
rayuanmu itu??", tanya Nadha ketus.
Jalal mengulurkan lengannya dan Nadha langsung
memegangnya. Audi hitam itupun melesat ke Hyatt Regency New Delhi Hotel.
Ketika Jalal sampai di depan lobi hotel. Jalal
memberikan kunci mobilnya kepada petugas vallet parking. Kembali Jalal
mengulurkan lengannya dan tanpa disuruh Nadha langsung memegangnya. Merekapun
masuk menuju aula hotel.
Ketika memasuki aula, mereka dikejutkan oleh
kilauan blitz lampu kamera para wartawan. Nadha terlihat kaget. Tangan kiri
Jalal memegang erat tangan Nadha yang sedang menggamit lengan kanannya. Memang
benar apa kata Jalal, banyak pasang mata yang memandangnya. Mereka semua
tertarik dengan sosok wanita yang bersama Jalal karena Jalal yang selama ini
dijuluki Mr. Iceman membawa seorang wanita bersamanya.
Sudah banyak tamu undangan yang hadir disana yaitu
para karyawan, kolega, dewan komisaris, para pemegang saham. Berbagai macam
bunga menghiasi seluruh ruangan mulai dari aneka warna bunga ros, tulip, lily,
daisy, chrysant dan carnation. Makanan yang disediakan pun sangat memanjakan
penikmatnya dari makanan western, India, Eropa, Amerika dan spot makanan yg
paling ramai dikunjungi adalah makanan Asia terutama yang berasal dari
Indonesia yang terdiri dari cireng aneka rasa, seblak basah, mendoan, pempek
dll. Para tamu yang hadir penasaran dengan semua makanan yang berasal dari
Indonesia tersebut.
Ketika Jalal dan Nadha datang, banyak yang
menyambut dan menyalami mereka. Sebenarnya Nadha merasa risih hadir menemani
Jalal ke pesta itu karena tidak ada satupun orang yang dikenalnya disana. Nadha
mohon untuk mengundurkan diri dari Jalal karena ia ingin mengambil minuman.
Nadha mendatangi salah satu stand dan mengambil
minuman. Ketika dia sedang menikmati kuliner itu, tiba-tiba ada seseorang yang
menghampirinya....... TBC Love
From The Past Part 20