Setelah keluar dari kamar mandi, bergegas Nadha
untuk berpakaian. Lalu ponselnya berbunyi dan tertera nama Jalal yang
meneleponnya. "Ada apa Jalal meneleponku sepagi ini?? Tidak
biasanya", batinnya Nadha bingung.
Nadha mengangkat teleponnya, "Hallo Jalal,
ada apa kau menelepon sepagi ini??", tanya Nadha.
Jalal: "Nadha, bisakah kamu datang ke
kantorku hari ini?? Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu...!!". (pasti
udah mikir yang engga2 nih member GKM dan penghuni Hareem KCP...!!!)
Nadha: "sepertinya bisa, kebetulan hari ini
aku lagi tidak ada klien. Jam berapa aku harus menemuimu??".
Jalal: "Kamu bisa datang sekitar jam 10.00??
Oya, jangan lupa bawa katalog tentang bunga dan rangkaiannya ya?? Tolong
dicatat alamat kantorku ya..!!
Nadha: "baiklah Jalal, aku akan segera
kesana".
Jalal: "oke, aku akan menunggumu".
(batinnya, "aku akan selalu menunggumu, Nadha sampai aku yakin dengan hatiku").
Nadha yang masih berbalutkan handuk di badannya
segera berpakaian. Hari ini dia memilih utk memakai celana jeans warna khaki
dipadu dengan tank top warna hitam berenda dibagian atasnya dan ditambahkan
dengan blazer warna hitam dan untuk menambah kesan feminin, Nadha memakai
sepatu high heel warna hitam. Rambut panjangnya diikat ekor kuda dan memakai
riasan senatural mungkin.
Nadha datang ke toko terlebih dahulu untuk membawa
katalog yang diminta oleh Jalal. Lalu berpamitan kepada nenek Athifa dan Salima
kalau dia akan menemui Jalal dikantornya. Nadha pun pergi ke kantornya Jalal
menggunakan taksi karena skuter kesayangannya sedang ada dibengkel.
Ketika sampai di kantornya Jalal, Nadha langsung
menghampiri resepsionis yang ada disana untuk memberitahukan tentang janji
temunya dengan Jalal. Nadha pun menuju keruangan kerja Jalal dan disana ada
sekretarisnya Jalal yang bernama Katrina. Katrina mengetuk pintu ruangan Jalal
dan memberitahukan kalau Nadha sudah datang.
Jalal mempersilahkan Nadha untuk masuk. Nadha pun
masuk keruangan Jalal dan Jalal meminta Katrina untuk membawakan mereka minum.
Lagi-lagi Jalal terpesona dengan penampilan Nadha.
Pakaian apapun yang dipakai oleh Nadha nampak pas di tubuhnya. Terbius oleh
kecantikannya dan tersihir oleh tatapan matanya. Segera Jalal tersadar dari
lamunannya dan berkata, "Selamat datang di kantorku, Nadha (bangun dari
kursinya dan menghampiri Nadha untuk mengajaknya duduk di sofa yang ada di
depan meja kerjanya)".
"Kamu terlihat cantik hari ini, Nadha. Apakah
kamu berdandan secantik ini karena akan bertemu denganku??", goda Jalal
sambil mengeluarkan senyum andalannya.
Nadha yang mendengar godaan Jalal langsung bersemu
merah pipinya dan tersenyum. Entah kenapa digoda seperti itu oleh Jalal membuat
Nadha menjadi salah tingkah. Biasanya Nadha akan biasa saja menghadapi godaan
dan rayuan dari kaum Adam.
Jalal dan Nadha duduk di sofa yang sama. Tak lama
kemudian Katrina datang membawakan minuman.
"Ruanganmu terlihat sangat nyaman, aku
menyukai desainnya", ucap Nadha sambil melihat ke seluruh ruangan kerja
Jalal.
"Terima kasih atas pujianmu", jawab
Jalal sambil mengerlingkan matanya menggoda Nadha.
Batinnya, "sebenarnya apa sih maumu Jalal
dengan menyuruhku datang kesini??, apakah ini salah satu alasanmu lagi untuk
bisa selalu bertemu denganku??".
"Oya, Jalal sebenarnya ada apa ya kau
menyuruhku datang kesini?? Kamu menyuruhku datang bukan untuk menggodaku
kan??", tanya Nadha ngeledek.
Jalal tertawa mendengar pertanyaan Nadha dan Nadha
terlihat sedikit kesal, "bu...bukan itu Nadha. Aku menyuruhmu kesini
karena... tapi kalau kamu memang mau digoda olehku, dengan senang hati aku akan
selalu menggodamu...!!", ledek Jalal sambil killer smile.
Nadha makin kesel karena Jalal telah menggodanya
lagi, "oowhh jadi itu maksudmu menyuruhku datang kesini ??!! Kalau begitu
lebih baik aku pulang saja. Kamu telah membuang waktuku...!!", runtuk
Nadha kesal.
Nadha segera bangun dari duduknya dan saat hendak
pergi, Jalal langsung menangkap tangan kanannya untuk mencegahnya pergi. Sesaat
momen itu menjadi momen yang mendebarkan bagi Nadha. Detak jantungnya berirama
tidak beraturan.
Masih dengan memegang tangan Nadha, Jalal menarik
Nadha untuk duduk kembali, "maafkan aku Nadha, aku tidak bermaksud untuk
menggodamu. Namun, entah kenapa saat bersamamu aku jadi senang sekali
menggodamu", ucap Jalal sambil mengeluarkan killer smilenya. Melihat
senyum itu membuat kemarahan Nadha mereda.
"Aku memintamu datang kesini karena aku ada
perlu denganmu. Sebentar lagi akan ada perayaan ultah perusahaan mendiang
ayahku ini dan aku membutuhkan bantuanmu untuk membantuku mendekor ruangan yang
akan aku pakai untuk acara itu", ucap Jalal serius.
"Kenapa kamu tidak memakai jasa event
organizer untuk melakukan hal itu??", tanya Nadha bingung.
"Aku ingin kamu yang melakukannya karena aku
sangat menyukai dengan hasil karya rangkaian bungamu itu", jawab Jalal
merayu.
"Entah aku bisa atau tidak, Jalal?? dengan
masalah mendekorasi ruangan. Kalau untuk merangkai dan memilihkan bunga yang
ingin kamu pakai, aku pasti bisa!!", lirih Nadha.
"Aku percaya padamu pasti kamu bisa, Nadha.
Aku melihat kamu orang yang selalu tidak puas akan sesuatu. Ingin terus
belajar", ucap Jalal meyakinkan.
"Baiklah akan aku coba, tapi aku tidak bisa
bekerja sendiri. Kamu akan tetap memakai tenaga event organizer kan??",
tanya Nadha penasaran.
"Iya, aku sudah menunjuk suatu EO yang akan
melakukan itu tapi aku ingin kamu yang mengatur mereka", pinta Jalal.
"Baiklah kalau begitu, kapan
acaranya??", tanya Nadha. "Sekitar dua mingguan lagi acaranya",
jawab Jalal.
"Hhhmmm...2 minggu", gumam Nadha.
"Sepertinya cukup waktunya, kamu ingin tema apa untuk acara itu
nanti??", tanya Nadha serius.
"Hhhmmm...apa ya??. Aku ingin pesta itu
diselenggarakan secara megah namun tidak terlalu terlihat berlebihan",
jawab Jalal.
Nadha mencoba memikirkan tema apa yang cocok
nantinya untuk pesta itu, "Jalal, untuk masalah tema sepertinya kita harus
membahasnya bersama EO yang kamu pilih, juga bisakah aku melihat tempat yang
akan kamu pakai utk acara itu??", tanya Nadha.
"Baiklah, hari ini kita akan bertemu dengan
EO itu dan aku akan menunjukkan tempatnya", ucap Jalal. Lalu berdiri untuk
menelepon Katrina untuk mengcancel segala pertemuannya hari ini dan meminta
Mirza untuk menghandlenya.
Jalal mengajak Nadha untuk segera pergi. Sejak
Jalal dan Nadha keluar dari ruangan Jalal dan menuju parkiran. Banyak pasang
mata yang melirik atau melihat mereka. Terutama para karyawan wanita, mereka
berbisik-bisik dan bertanya-tanya siapakah wanita yang bersama dengan atasan
mereka dan terlihat sangat akrab. Mereka iri melihat Nadha yang bisa membuat
Jalal tertawa dan tersenyum.
Mereka sampai di parkiran dan Jalal membukakan
pintu mobilnya lalu meminta Nadha untuk masuk. Audi hitam itu pun melesat ke
sebuah aula hotel Hyatt Regency New Delhi. Disana mereka bertemu dengan pemilik
EO yang ditunjuk oleh Jalal. Mereka mendiskusikan berbagai macam tema dan
dekorasi yang akan dipakai oleh Jalal.
Setelah selesai berdiskusi akhirnya Jalal mengajak
Nadha untuk makan siang yang sudah sangat lewat jamnya di salah restoran yang
ada di hotel itu. Selama makan siang, mereka nampak asik saling mengobrol dan
tertawa. Lalu mereka pulang dan Jalal mengantarkan Nadha kembali ke tokonya dan
Jalal kembali ke kantornya.
~~~~~~~~~~~~~~~0O0~~~~~~~~~~~~~~~~
Nadha sedang bermalas-malasan di atas tempat
tidurnya karena dia sangat kecapean mengerjakan projectnya Jalal dan di hari
minggu itu dia hanya ingin ada di rumah saja sampai akhirnya Jalal
meneleponnya. Dengan malas Nadha menjawabnya.
Nadha: "iya, hallo Jalal. Ada apa kamu
menghubungiku??, aku ingin sekali bermalas-malasan hari ini...!!! Tidak
bolehkah aku beristirahat di hari minggu??!!". Tanya Nadha dengan kesal.
Jalal: "aku meneleponmu karena aku ingin
menjemputmu. Ibuku mengundangmu untuk makan siang dirumah. Kamu tidak ada
acarakan hari ini??. Aku sedang ada di jalan menuju rumahmu".
Nadha: (kaget mendengar Jalal akan menjemputnya)
"a...apaaa?? Kamu sedang ada dijalan?? Aku kan belum menjawab apakah aku
mau datang atau tidak!!!
Jalal: "kamu harus segera bersiap2 sekarang,
sebentar lagi aku akan sampai di rumahmu". Jalal langsung mematikan
ponselnya sehingga tidak mendengar makian dari Nadha.
Masih dengan memaki Jalal akhirnya mau tidak mau
Nadha bangun dari tempat tidurnya dan bergegas mandi lalu berpakaian.
Jalal sampai dirumah nenek Athifa dan menekan bel.
Pintu rumah pun terbuka dan disana nampak Nadha berpakaian dress floral
bernuansa hijau selutut dan di pinggangnya nampak ikat pinggang kecil berwarna
putih dan ditambahkan cardigan warna krem untuk menutupi lengannya. Rambut ikal
panjangnya dibiarkan tergerai. Kembali Jalal terpesona dengan kecantikan alami
Nadha. Lamunan Jalal dibuyarkan oleh perkataan Nadha, "heii, aku sudah
siap, bisakah kita jalan??", tanya Nadha ketus.
"Tentu, My Jodha...!!", jawab Jalal.
Sejenak Nadha diam terpaku karena kaget mendengar Jalal memanggil dirinya
Jodha. Jalal yang menyadari hal itu langsung meminta maaf ke Nadha kalau dia
salah memanggil namanya.
Mereka pun masuk ke dalam Audi hitam itu dan
langsung melesat menuju rumah Jalal. Ketika mereka sampai, mereka disambut oleh
Hameeda dan Mirza Hakim.
"Selamat datang di rumah kami, Nadha. Senang
sekali bibi, dapat melihatmu lagi. Bibi sangat kangen padamu", ucapnya
Hameeda sambil memeluk Nadha.
"Aku juga bibi. Terima kasih telah
mengundangku kerumahmu", ucap Nadha senang.
"Oya, perkenalkan Nadha. Ini adalah adikku.
Namanya Mirza Hakim", ucap Jalal.
Nadha dan Mirza bersalaman. Lalu Hameeda mengajak
mereka semua masuk ke dalam rumah. Hameeda mengajak mereka duduk di ruang
keluarga.
Mirza menarik Jalal ke suatu ruangan, "Kak,
aku tidak salah lihat kan?? Kamu membawa seorang wanita ke rumah?? Dan ibu juga
seperti sudah lama mengenalnya bahkan menyukainya??!!!", tanya Mirza
penasaran.
"Kamu tidak salah lihat. Dia itu memang
seorang wanita (sambil melirik ke arah Nadha). Jadi kamu menganggap kalau
kakakmu yang tampan ini tidak normal, begitu??!!!", tanya Jalal kesal
sambil mengunci leher Mirza dengan lengannya.
"Tidak...tidak, Kak!!! Hanya saja, jangankan
membawa seorang wanita kerumah. Melihatmu bersama seorang wanita saja tidak
pernah, sejak... (Mirza menyadari kalau kata2nya akan menyakiti hati Jalal
lagi, dia langsung berhenti)", ucap Mirza.
Hameeda meninggalkan Nadha seorang diri di ruangan
tersebut karena dia harus melihat persiapan makan siangnya. Saat dia sendirian,
Nadha tertarik untuk melihat taman yang ada disamping rumah Jalal. Dia berdiri
dan menghampiri taman itu. Nadha senang sekali melihat beraneka macam bunga dan
ingin merangkainya.
Jalal yang sudah selesai mengobrol dengan Mirza,
segera menghampiri Nadha ke ruang keluarga. Namun, saat Jalal akan menuju ke
ruang keluarga. Tiba-tiba Jalal kaget ketika melihat Nadha sedang berada di
taman samping rumahnya. Dia melihat Nadha yang seperti itu, pikirannya melayang
mundur ke peristiwa 10 tahun yang lalu.