"...sebenarnya aku bu. Tidak ada
apa-apa bu dengan Nadha. Masalahnya aku masih belum yakin dengan perasaanku
sendiri. Hatiku masih untuk Jodha. Namun, entah kenapa tiap liat Nadha. Aku
seperti melihat Jodha ada di dalam dirinya, Bu", ucap Jalal sambil mengusap2
tengkuknya.
"Ibu juga beranggapan seperti itu
Jalal, ibu seperti melihat Jodha kembali ketika melihat Nadha. Tapi ibu selalu
menepis pikiran itu krn Jodha skrg sudah bersama ayahmu di alam sana",
ucap Hameeda bimbang dan sedih.
Jalal dan Hameeda sama-sama diam dan
keheningan pun terjadi. Tiba-tiba Hameeda memecah keheningan, "Jalal,
bolehkah ibu meminta sesuatu darimu??", pinta Hameeda memohon.
"Iya, Bu. Ibu minta apa?",
tanya Jalal. "Jika seandainya kamu akan memilih Nadha, ibu minta kepadamu
utk tidak menyakiti perasaannya. Namun, sebelumnya berdamailah dulu dengan
perasaanmu. Jangan sampai kenangan Jodha hadir diantara kalian. Ibu tidak ingin
kamu menginginkan Nadha karena dia seperti Jodha...!!! Ibu mau kamu memilihnya
karena kamu benar2 mencintainya...!!", ucap Hameeda tegas.
(Hhhmmm...bijaksana sekali ibunya Jalal).
"Iya, ibu karena itulah aku masih
belum yakin dengan perasaanku saat ini. Aku ingin wanita yang aku pilih adalah
wanita yang bisa mengisi ruang di hatiku, mempesonakanku dengan segala yang ada
dalam dirinya". "Ibu jangan terlalu mengkhawatirkan diriku
ya??!!...aku baik2 saja", pinta Jalal sedih dan cemas.
Malam hari, di ruang makan di rumah
nenek Athifa nampak Nadha sedang sibuk mengurusi pembukuan toko dan disitu ada
Salima. Salima adalah gadis yatim piatu yang diasuh oleh nenek Athifa. Nenek
Athifa menemukan Salima yang saat itu diusir keluar dari kosannya karena sudah
tidak mampu membayar kosannya selama 3bulan. Nenek Athifa mengajaknya
kerumahnya untuk tinggal bersamanya dan juga Nadha. Usia Salima lebih tua 3
tahun dari Nadha. Namun, Salima lebih beruntung daripada Nadha karena dia sudah
bertunangan dengan seorang pria yang merupakan pengusaha furniture dan akan
segera menikah dalam waktu dekat.
"Nadha, bolehkah aku menanyakan
sesuatu kepadamu??", tanya Salima penasaran. "Iya, boleh, Kak. Ada
apa??", jawab Nadha penasaran juga.
"Pria yang tadi datang ke toko
bersama seorang wanita itu, siapa dia?? Kalian terlihat sangat akrab
sekali...!!! Wajah pria itu sungguh tampan dan senyumnya, haduhhh bikin jantung
serasa mau copot. Kalau aku tidak ingat sudah bertunangan dengan Rahul, aku
pasti sudah berusaha untuk merebut perhatiannya", ucap Salima penasaran
sambil terpesona membayangkan wajah Jalal.
"Oohhh, pria itu...! Namanya
Jalal dan wanita itu adalah ibunya namanya Hameeda", jawab Nadha datar
masih dengan mengurusi pekerjaannya.
"Jadi namanya Jalal, rasanya aku
pernah mendengar namanya tapi dimana ya??", ucap Salima sambil
mengingat-ingat tentang Jalal. Setelah dia tahu dimana pernah liat Jalal,
Salima ngubek2 majalah yang bertumpuk di meja ruang keluarga dan dia mencari2
profile tentang Jalal dan menemukannya. Sebelum memberikan majalah itu kepada
Nadha. Salima yang masih penasaran kembali bertanya, "dimana kalian
bertemu?? Aku tidak pernah melihat dia datang ke toko sebelumnya??".
"Waktu itu dia datang ke toko
untuk membeli bunga untuk ibunya yang baru pulang dari London dan kakak tidak
ada saat itu karena sedang menemani nenek ke Jaipur..!!", jawab Nadha
datar. Lalu tiba-tiba ," heiii, kak..!! Kamu bukannya menginterogasi aku
kan tentang dirinya??!! Jangan bilang kalau kamu ikut terpesona juga akan
dirinya??!!", tanya Nadha dengan wajah ketus.
"Kamu cemburu ya, adikku sayang
jika aku terpesona dengan wajah tampannya??!!. Berada sedekat itu dengan pria
yang sangat tampan, maskulin dan sekece itu masa kamu bisa bersikap biasa aja,
Nadha??", ledek Salima menggoda Nadha.
"Aku sudah biasa, Kak menghadapi
kelakuan kaum Adam yang seperti itu...!!. Kenapa sih kakak pengen tahu banget
tentang Jalal?? Kakak naksir dengannya ya??!!", tanya Nadha kesal dan
sedikit cemburu.
"Hahahaha, kamu itu lucu, Nadha.
Benar kamu sama sekali tidak tahu siapa itu, Jalal?? Padahal kalian sudah lama
kenal. Kamu benar2 tidak tertarik dengannya??", tanya Salima menggoda
Nadha. Lalu menyerahkan majalah yang dia cari tadi berisi tentang profile
Jalal.
Nadha menghentikan aktivitasnya ketika
mendengar omongan Salima dan membaca majalah yang diberikan Salima. Nadha
sekilas membaca profile tentang Jalal di majalah itu
**... Jalaluddin Mohammed Akbar adalah
pewaris tunggal dari perusahaan Mughalindo Corp. Anak kedua dari mendiang
Humayun dan Hameeda Bano. Sejak usia 14 tahun, Jalal muda sudah mengambil alih
perusahaan mendiang ayahnya dibawah asuhan pamannya Atgha Khan. Meskipun
usianya masih sangat muda namun dia menjadi pengusaha yang sangat sukses
melebihi saat ayahnya masih berkuasa. Namun, dibalik kesuksesannya itu terdapat
rumor bahwa dia dijuluki Mr. ICEMAN karena sikapnya yang sangat dingin terhadap
wanita. Dia bersikap seperti itu sejak kematian calon tunangannya dan juga
ayahnya secara tragis. Hingga saat ini belum diketahui siapakah yang dapat
menaklukan hati sang Mr. Iceman...***
Setelah membaca profile tentang Jalal,
ada rasa bangga dan sedih. Sejak usianya masih muda, Jalal sudah mengambil
tanggung jawab besar seperti itu. Ketika membaca bagian calon tunangannya yang
meninggal, jadi dia sudah akan bertunangan. Tragis sekali nasibmu, Jalal.
Nadha, hampir menangis ikut merasakan kepedihan yang dialami Jalal.
Nadha menghentikan aktivitasnya dan
pergi menuju kamarnya. Salima yang melihat kelakuan aneh Nadha hanya bisa
bergidik saja.
"Ada apa dengan, Nadha?? Kenapa
sikapnya jadi aneh setelah membaca profile Jalal??", batin Salima.
Di dalam kamarnya, Nadha kembali
membuka majalah yang berisi profile tentang Jalal. Berulang-ulang dia membaca
tulisan itu dan mengucapkan nama Jalal, tiba-tiba cuplikan demi cuplikan
kenangan lama Nadha mulai muncul dan membuat kepalanya sakit. Pertama kalinya
Nadha mengalami hal itu sejak 10 tahun yang lalu.
Semakin keras dia memegang kepalanya
yang terasa berdenyut. Sambil memegang kepalanya yang sakit dengan tangan
kirinya, tangan kanannya mencari-cari obat sakit kepalanya. Nadha langsung
meminumnya dan merebahkan dirinya diatas tempat tidur berusaha memejamkan
matanya dan akhirnya tertidur.
~~~~~~~~~~~~~~~~0O0~~~~~~~~~~~~~~~
Nadha nampak mengenakan gaun putih
panjang dan berlengan panjang. Rambut hitam panjangnya tergerai dan nampak
menari-nari mengikuti hembusan angin, dia berada suatu taman yang penuh bunga
lavender. Di kejauhan dia melihat pantulan dari sebuah cermin lalu dia
mendekati cermin itu dan saat dia dekat dengan cermin itu bukan dirinya yang
ada di pantulan cermin itu melainkan seorang gadis remaja dan disamping gadis
itu ada sosok Jalal yang merangkul bahunya. Nadha nampak kaget dan tiba-tiba
bahunya seperti sedang dirangkul oleh seseorang ketika Nadha melihat ke
sampingnya siapa yang sedang merangkulnya betapa kagetnya dia melihat Jalal
yang mengenakan kemeja dan celana bahan berwarna putih. Jalal berbisik ke
telinga Nadha, "finally, I found you my Jodha...".
Nadha terbangun dari tidurnya karena
kaget dengan mimpinya. Dia nampak terengah-engah seperti habis lari maraton
10km. Peluh keringatnya mengalir dari dahinya.
"My Jodha?? Siapakah itu Jodha??
Nama itu seperti tidak asing bagiku...!!! Aku seperti pernah mendengar nama
itu", batin Nadha sambil mengacak-ngacak rambutnya dan kelihatan bingung.
Nadha akhirnya bangun dan segera
menuju kamar mandi. Dia nyalakan shower dan membasahi seluruh tubuhnya untuk
menghilangkan segala kebimbangan akan mimpinya barusan.
Setelah keluar dari kamar mandi,
bergegas Nadha untuk berpakaian. Lalu ponselnya berbunyi dan tertera nama Jalal
yang meneleponnya. "Ada apa Jalal meneleponku sepagi ini?? Tidak
biasanya", batinnya Nadha bingung.
Nadha mengangkat teleponnya,
"Hallo Jalal, ada apa...??", tanya Nadha.
Jalal: ".......???