Sepanjang perjalanan pulang dari Mall
tadi, Jalal terlihat GGD alias Guyu Guyu Dewe. Senyam senyum ga jelas krn
terbayang pertemuannya dgn Nadha. Terbayang dengan senyumannya, tawanya dan
tatapan matanya.
"Omaigott, kenapa semua hal itu
ada di dalam diri Nadha?? Apakah kau, Jodhaku yang ada di dalam diri
Nadha??", batin Jalal sambil melamun.
Hameeda yang melihat kelakuan anak
tersayangnya hanya bisa geleng-geleng saja.
"Ada apa sama ini, anak?? Kemarin
tampangnya dingin sekali kayak es, tapi sekarang, kayak org gemblung, guyu guyu
dewe geje...??!!", oceh batin Hameeda. (emaknya Jalal udah mulai kena
virus GKM...!)
Untuk menghilangkan kebisuan selama
perjalanan pulang menuju rumahnya. Jalal menyalakan audio mobilnya dan
terdengar lagu ini di salah satu channel radio;
"Pertama, kurasakan getaran
Yang kerap goyahkan rasa
Serasa ada sentuhan baru
Sinari hari hariku
Pertama, dirikupun tergoda
Kilaunya matamu
Runtuhkan angkuhnya dinding hati
Koyakkan batas sepiku dinginku
Pertama untukku dan tak kulupa
Diriku terjerat cintamu
Dan aku tak ingin lepas
Larutkan aku dalam nyata
Riak belaimu yang akan
Temani setiamu padaku..."
Mendengar lagu itu, pikiran Jalal
kembali terbayang kepada sesosok Nadha. "Siapakah dirimu Nadha yang telah
memantrai aku dengan pesonamu?? Hanya kepada dirimu, aku menjadi seperti
ini...!!", batin Jalal .(emg tuh lagu nyampe ke India ya??...*mikir
keras...!!!).
~~~~~~~~~~0O0~~~~~~~~~~~
Keesokan paginya di kantor, kembali
Jalal melamunkan sosok Nadha yang masih menari-nari pikirannya. "Aku tidak
mungkin akan melupakan senyum, tawa dan tatapan mata itu...!! Siapakah dirimu,
Nadha??!! Aku harus mencari tahu...!!", ocehnya sambil memikirkan sesuatu.
Pagi itu Nadha sudah sampai toko bunga
Ameeri Florist. Sebelum masuk ke tokonya, Nadha bingung dengan keramaian di
sebelah toko bunga milik neneknya. "Ada apa sih disana?? Koq ramai
betul??", batinnya bertanya keheranan. Kemudian dia masuk ke dalam tokonya
dan disana ada Tabasum yang sedang merapikan isi dari toko bunga.
Nadha bertanya kepada Tabasum perihal
keramaian di sebelah toko bunga, "Tabasum, itu ada apa sih di sebelah toko
ini?? Koq ramai betul, padahal kemarin biasa2 aja...!!??", tanyanya pengen
tahu.
"Oohh, itu??!! Itu ada toko baru
yang menjual berbagai aneka makanan dari Indonesia, ada Cireng dengan aneka
rasa, tempe mendoan, seblak basah, kue cucur, pempek dan lain-lainnya.
Pemiliknya adl member dari grup GKM yaitu Alfi Nurhasanah, Ike Kuscahyani dan
Fifi Wicaksono. Katanya sih mereka terkenal di Indonesia...!! Di Indonesia udah
banyak cabang dari toko2 mereka. (ciyus nih...!!!). Aku tadi beli kuenya, enak
lho. Lumayan utk cemilan...!!", jawab Tabasum ceria. "Kenapa memang,
kamu menanyakannya??", tanya Tabasum kepo.
"Oohh, toko kuliner dari
Indonesia!! Aku lihat pada heboh banget pembelinya smp rebutan begitu dan
penjualnya smp berteriak-teriak gitu pake toa dan pke baju aneh. Entah apa yg
mereka pakai itu??!! (ceritanya di India ga kenal yg namanya baju
Daster...!!!hahaha). Di sini kan ga ada model baju begitu...!! Lagipula mereka
berisik banget jualannya...heboh gitu...!!", oceh Nadha kesal.
Nadha memikirkan kata2 Tabasum,
"memang enak ya makanan yang dijual disana seperti kata Tabasum?? Bolehlah
kapan2 aku akan membelinya...!!", batin Nadha pengen tahu.
Lalu tiba2 Tabasum berkata,
"Nadha, bisakah aku membahas sesuatu kepadamu?? Ada hal yang ingin aku bicarakan,
ini masalah penting".
"Iya, silahkan. Bicaralah, apa yang
ingin kamu katakan??", jawab Nadha bingung.
"Ini Nadha, sepertinya aku mau
resign dari toko ini karena...(Nadha kaget dengan perkataan Tabasum dan
langsung memotongnya)".
"Kamu ingin resign??!! Kenapa
Tabasum?? Kerjaan kamu disini kan tidak ada masalah, malah aku puas dengan
hasil kerjamu", tanya Nadha penuh kebingungan.
"Kamu masih ingat kan Nadha
dengan pengajuan beasiswa S2 ku ke Jerman??", tanya Tabasum. "Iya,
aku ingat. Kenapa?? Jangan bilang kalau beasiswa S2 mu disetujui??!!",
tanya Nadha curiga.
"Iya, Nadha. Pengajuan beasiswaku
disetujui. Tiga hari lagi aku akan berangkat kesana", jawab Tabasum.
Nadha kaget mendengar Tabasum akan
segera pergi sebentar lagi. "Oohh, selamat ya Tabasum (sambil memeluk
Tabasum). Kenapa mendadak sekali kamu memberitahuku, Tabasum??!! Aku harus
segera mencari pengganti dirimu", ucap Nadha sedih campur kesal.
"Maafkan aku, Nadha. Karena
begitu mendengar hal itu, banyak sekali yang harus aku urus mengenai
kepergianku itu", ucap Tabasum sedih.
Nadha yang mendengar hal itu kembali
memeluk Tabasum dan hari itu diadakan pesta kecil dadakan utk melepas kepergian
Tabasum.
(kembali fokus ke cerita
aslinya...hahaha).
~~~~~~~~~~~~~~~0O0~~~~~~~~~~~~~~~
Dua minggu sudah berlalu sejak
perkenalan Jalal dengan Nadha. Mereka pun semakin akrab. Namun, di hati Jalal
benih2 cinta mulai tumbuh. Dirinya semakin tidak bisa menjauh dari Nadha.
Berbagai macam cara dilakukan Jalal agar bisa terus melihat wajah Nadha. Sampai
hari itu, hari minggu yang sangat cerah, Jalal memutuskan utk membawa ibunya ke
toko bunga Ameeri Florist. Jalal membawa ibunya kesana berdalih untuk meminta
Nadha mengajarkan kepada ibunya cara merangkai bunga.
Pagi menjelang siang, Audi hitam Jalal
sudah terparkir di depan toko Ameeri Florist. Ketika memasuki toko, mata Jalal
mencari sosok Nadha namun tidak menemukannya dan wajah Jalal menjadi murung.
Nenek Athifa yang melihat itu, menghampiri Jalal dan Hameeda.
"Selamat pagi Tuan, Nyonya, ada
yang bisa kami bantu??", tanya N. Athifa penuh senyuman.
"Ah, iya, Nek.! Aku mencari
Nadha, aku Jalal, temennya Nadha dan ini ibuku namanya Hameeda", jawab
Jalal lesu sambil bersalaman dengan nenek Athifa.
"Oohh, kamu temennya Nadha dan
mau bertemu dengannya??. Perkenalkan, namaku Athifa Kapoor. Nadha saat ini
sedang mengantar pesanan klien kami. Sudah cukup lama perginya, mungkin
sebentar lagi dia akan kembali kesini. Namun, jika kalian mau menunggunya
disini, silahkan.", jawab nenek Athifa.
Jalal memutuskan untuk menunggu Nadha
dan nenek Athifa mengajak Jalal dan ibunya ke sebuah ruangan dimana biasanya
Nadha maupun nenek Athifa menemui klien mereka. Ruangan itu dibatasi oleh kaca
besar yang tembus pandang sehingga dapat melihat ke bagian dalam toko.
Tidak lama kemudian Nadha kembali ke
toko. Nenek Athifa yang melihat Nadha langsung menghampirinya,"Nadha, ada
seorang pria dan wanita yang mencarimu. Mereka ingin bertemu denganmu dan
menunggumu di ruangan", ucap nenek Athifa sambil menunjuk ke arah ruangan
dimana Jalal dan Hameeda berada.
Nadha langsung melihat kearah dimana
jarinya nenek Athifa menunjuk ke suatu ruangan. Nadha terkejut ketika yang
dilihatnya adalah Jalal dan ibunya. "Ada apa ya mereka tiba-tiba
kesini??", batinnya Nadha dengan kebingungan.
Akhirnya Nadha menghampiri mereka dan
ketika pintu ruangan dibuka, Jalal langsung melihat kearah pintu itu terbuka
dan Nadha langsung bersuara, "oohh, maaf kalau aku sudah membuat kalian
menunggu. Kalau boleh tahu kalian ada apa sampai datang kesini?? Jika kalian
membutuhkan sesuatu kalian bisa mnghubungiku via telepon".
Jalal yang melihat wajah Nadha
langsung tersenyum sumringah, "maafkan aku, Nadha karena aku tidak membuat
janji dulu denganmu. Aku ingin membuat kejutan untukmu", jawab Jalal
menggoda Nadha dengan melancarkan senyuman mautnya dan juga kerlingan matanya.
(omaigottt killer smile itu lagi...klepek2 deh).
Nadha yang digoda Jalal seperti itu
menganggapnya biasanya karena dia sudah tahan banting dengan rayuan dan godaan
dari para pelanggannya yang kaum Adam. Yang ga bisa ditahan oleh Nadha adalah
killer smilenya yang bisa membuat dirinya salah tingkah.
"Ibuku ingin minta diajari cara
memilih dan merangkai bunga yang bagus dan indah. Ibuku sama seperti dirimu
yang sangat menyukai bunga. Jadi aku mengajaknya kesini, lagipula agar ibuku
tidak bosan dirumah karena kalau aku dan adikku sedang kerja, ibuku mempunyai
kegiatan dirumah, kebetulan di halaman rumah kami ditanami banyak sekali
bunga", ucap Jalal penuh semangat.
Mendengar penjelasan Jalal ada sedikit
keraguan di pikirannya Nadha. "Benarkah seperti itu?? Ataukah hanya
akal-akalannya saja agar bisa terus bertemu denganku??. Sebenarnya ada apa sih
dengan kaum Adam yang satu ini??!! biasanya aku sanggup menghadapi mereka yang
selalu menggodaku. Kenapa sama Jalal, perasaanku kyk dibuat Skak mat begini??
Akhirnya Nadha mengajarkan Hameeda
cara memilih bunga yang tepat dan merangkainya secara indah. Mereka bertiga
tampak asik dengan kegiatan itu. Sesekali nenek Athifa ikut bergabung dengan
kegiatan itu. Selama kegiatan itu, Jalal tidak henti-hentinya menggoda Nadha dan
mengacaukan rangkaian bunganya. Namun, ketika Jalal belajar merangkainya, Nadha
memarahinya terus-terusan saat Jalal salah tidak mengikuti instruksinya Nadha.
Menjelang sore, selesailah kegiatan
itu. Jalal dan ibunya pamit pulang ke Nadha dan nenek Athifa. Lalu Hameeda
meminta Nadha dan nenek Athifa untuk datang berkunjung kerumahnya. Hameeda
sudah mulai menyukai Nadha karena kepribadian Nadha yang memberikan energi
positif saat berada di dekatnya.
Saat berada dirumahnya, Hameeda
mengajak Jalal menuju ruang kerja mendiang suaminya yang sekarang menjadi ruang
kerjanya Jalal.
"Jalal, ada hal yang ingin ibu
tanyakan kepadamu??", tanya Hameeda.
"Iya, ibu. Hal apa yang ingin ibu
tanyakan kepadaku??", jawab Jalal dengan ekspresi bingung.
"Ibu ingin membicarakan tentang
seorang gadis yang bernama Nadha", jawab Hameeda menggoda putranya.
Jalal yang mendengar nama Nadha
langsung kaget, "te...tentang Nadha, bu??!! Emang ada masalah apa dengan
dia, bu??".
"Tidak ada apa2 Jalal,
tenanglah...!!!", goda Hameeda. (aaaiisshhh ini emaknya Jalal seneng
godain org juga ternyata...!).
Hameeda melanjutkan omongannya,
"kalau ibu perhatikan sepertinya kamu bersikap lain kepada Nadha. Tidak
seperti sikapmu kepada wanita lain yang bersikap dingin. Seperti waktu itu,
secara tidak sengaja bertemu dengan Benazir, kamu sangat dingin sekali
dengannya bahkan hampir mengacuhkannya. Namun, sikapmu kepada Nadha berbeda
sekali. Setelah bertemu dengannya, wajahmu langsung ceria, sumringah, bahkan
ibu perhatikan kamu suka GGD. Apakah kamu ada perasaan terhadap Nadha??
Jujurlah kepada ibu, Jalal. Ibu pasti tahu apa kamu rasakan karena aku adalah
ibumu".
Mendengar perkataan ibunya Jalal
bingung. Bagaimana cara menjelaskannya kepada ibunya tentang perasaannya kepada
Nadha.
"Sebenarnya, bu......
NB: This figure about Tabasum just for
intermezzo only because I dedicated this part story for my newly friend, my sister.
I was shocked when I heard the announcement from her. We gonna missed u sister.
Always keep in touch yooww..!!