Delhi, India...... 2014 (10 tahun
kemudian)
"Jodhaaa.....tunggu aku
Jodhaaaa....kamu jangan pergi....jangan lari lagi dariku....", pinta
Jalal.
"Aku tidak lari kemana-mana
Jalal, aku selalu ada disini. Aku sudah lama menunggumu, Jalal. Bawalah aku
pulang, hanya dirimu yang bisa membawaku pulang kembali ke sisimu.....",
ucap Jodha.
Jodha yang memakai gaun panjang
berlengan pjg berwarna putih dengan sedikit turun dibagian dada...tampak
berjalan mundur menjauhi Jalal dan menghilang. Jalal terus saja berusaha utk
mengejarnya namun tidak berhasil sambil meneriakkan namanya.
JODHAAAAAAAAAAA............
Jalal terbangun dan duduk di atas
tempat tidurnya. Nafasnya terengah-engah seakan-akan habis lari maraton dan
dada telenjangnya bercucuran keringat.
"Ya Allah mimpi itu lagi, apakah
ini suatu petanda bahwa kau masih hidup Jodhaku??, tapi aku harus mencarimu
kemana??", batinnya Jalal dengan penuh kebingungan.
Lama Jalal melamun seperti itu hingga
terdengar bunyi sms dari ponselnya dan ketika dilihat jam yg berada diatas meja
samping tempat tidurnya, Jalal berteriak, "Ya Salam, aku telat lagi gara2
mimpi itu lagi...!!!".
Jalal bergegas mandi dan berpakaian,
disemprotkannya parfum Black Code "Armani" ke dada bidangnya yang
telanjang. Saat ini dia mengenakan setelan jas abu2 dengan kemeja hitam dan
dasi yg sewarna dgn jasnya. Rambut ikalnya yg mulai panjang dirapikan dengan gel
rambut. Lalu dia melajukan sedan Audi hitamnya menuju Mughalindo Corp.
Setelah insiden pengkhianatan yang
dilakukan oleh pamannya yang bernama Hindal Mirza, akhirnya ahli waris dari
Mughalindo Corp. kembali jatuh ke tangan Jalal dan dibawah pengasuhan paman
dari ibunya yaitu Atgha Khan, Jalal menjadi seorang pengusaha muda yang
berbakat melebihi ayahnya yaitu Humayun. Jalal terkenal karena kedisiplinannya
dan dedikasinya yang tinggi terhadap pekerjaan serta cekatan. Hal itulah yang
membuat ia disegani dan dihormati oleh para karyawannya serta para kolega2nya.
Pagi itu di ruangan CEO, nampak Atgha
Khan sedang mengobrol dengan Jalal membahas tentang pekerjaan.
"Jalal, bagaimana dengan proposal
dari Ramses Corp. mengenai proyek apartemen yang berlokasi di Miami??",
tanya Atgha.
"Aku sudah membacanya, Paman. Aku
harus melihat presentasi dari pemilik perusahaan itu serta meninjau lokasinya
dulu baru aku putuskan utk menerimanya atau tidak", jawab Jalal tegas.
"Baiklah Jalal, akan aku
beritahukan kepada mereka atas jawabanmu itu", ucap Atgha.
Atgha Khan berlalu dari ruangan Jalal.
Pikiran Jalal kembali melayang, dia melamunkan tentang mimpinya itu. Mimpi yang
selalu datang tiap malam. Jalal kembali melamun sambil dia melihat foto dirinya
berdua dengan Jodha, 10 tahun yang lalu.
"Jodha, dimanakah dirimu sekarang?? Apakah kamu bersama
dengan ayahku skrg?? Tak tahukah kamu betapa ku merindukan senyum di
wajahmu??", batin
Jalal dan hampir mengeluarkan airmata.
Terdengar suara pintu ruangan Jalal
diketok. Jalal menyuruhnya masuk dan ternyata itu adalah adiknya sendiri yaitu
Mirza Hakim. Jalal yang duduk membelakangi meja kerjanya, segera menghapus air matanya
lalu membalikan posisinya menghadap adiknya dan menaruh kembali figura foto
dirinya dgn Jodha di atas meja kerjanya.
Mirza yang melihat hal itu langsung
tahu, "kau masih saja memikirkan tentang dirinya, Kak??!!", tanya
Mirza.
"Semalam aku memimpikannya lagi,
Mirza. Kali ini mimpi itu terasa sangat jelas. Mimpi itu seperti suatu petanda,
Mirza...!!!," jawab Jalal antusias.
"Kakak... kakak, sudah 10 tahun
berlalu sejak kematiannya ternyata kau masih belum juga bisa
melupakannya...!!!. Segitu besarkah rasa cintamu padanya??!! Sampai-sampai kau
mengabaikan setiap wanita yg ingin mendekati dirimu...!!!. Contohnya adl
Benazir, aktris papan atas yg saat ini sedang naik daun. Berkali-kali dia
mencoba menghubungimu namun kau hiraukan. Lalu ada lagi yaitu Bellani Swan,
model asal Amerika yang saat itu sedang mengadakan runway disini. Kau tolak
juga. Segitu dinginkah dirimu terhadap wanita??!! Atau jangan2 kau,
Kak...???", tanya Mirza dengan tertawa.
"MIRZAAA.... KAAUUU !!! berani ya
kau meledek kakakmu sendiri...!!!. Hatiku sepenuhnya sudah kuberikà n padanya,
hanya dia yang aku inginkan. Tiada yang lain!!! Bagiku, Jodha adalah cinta
pertama dan terakhirku", jawab Jalal.
"Tapi, Kak. Apakah kau tidak
sadar mengenai gosip2 yang beredar disini?? Bahwa kau sangat bersikap dingin
terhadap kaum Hawa...!!! Sampai2 para karyawan wanitamu menyebutmu Mr.
ICEMAN...!!", lirih Mirza.
"Aku sudah dengar mengenai rumor
itu, aku tak peduli dengan ucapan2 dan julukan2 mereka akan diriku...!!!. Ini
adl urusan pribadiku, tidak boleh ada yang ikut campur..!!", jawab Jalal
ketus.
"Oke... oke... fine. Tapi, Kak
kau tidak mungkin akan seperti ini terus...!! Apakah kau tidak memikirkan
perasaan Ibu??", tanya Mirza sedih.
Mendengar omongan Mirza ttg Ibunya,
Jalal langsung melirik jam tangan Tag Heuer miliknya dan ternyata sudah jam 2
siang. Sedangkan jam 6 sore dia sudah harus berada di bandara utk menjemput
kepulangan ibunya dari London.
"Ada apa, Kak??", tanya
Mirza kebingungan.
"Aku lupa kalau hari ini harus
jemput ibu di bandara...!!! Astaga, kenapa kau bisa lupa ka...!!! Kau pergilah,
biar aku yang akan menghadiri meeting nanti sore...!!! Jangan sampai kau
membuat wanita cantik itu menunggu lama, Kak...!!", perintah Mirza sambil
tertawa.
Jalalpun tersenyum mendengar ucapan
adiknya dan segera berlalu melesat masuk ke dalam mobilnya yg berada di
parkiran. Lalu melajukan Audi hitamnya secepat mungkin. Namun sebelum ke
bandara, ada tempat yang harus dia kunjungi...
~~~~~~~~~~~~0O0~~~~~~~~~~~~~
Di rumah nenek Athifa nampak dia
sedang memandangi foto dirinya bersama dgn Nadira alias Jodha yg waktu berusia
14thn.
Batinnya berkata, "tak terasa 10 tahun sudah berlalu
namun sampai sekarang kau belum juga bisa mengingat siapa dirimu sebenarnya...??!!.
Berita mengenai dirimu di kantor polisi sampai ditutup kasusnya karena sama
sekali tidak laporan mengenai akan kehilangan dirimu... Oohhh siapakah dirimu
sebenarnya Nadira??" lirih
N. Athifa.
Nadira (Jodha) yang melihat nenek
Athifa sedang melamun sambil memandangi fotonya langsung memeluknya dari
belakang.
"Nenek... kenapa kamu melamun??,
apa yang kamu pikirkan, Ha??", tanya Nadira sedih.
"Tidak apa-apa, Nadira. Nenek
hanya sedang mengenang saja tentang dirimu, kamu sudah bersamaku selama 10 thn,
nenek sangat bahagia", jawab N. Athifa sedih.
"Oohhh nenekku sayang (sambil
peluk manja) jgn sedih dong, aku akan selalu bersama nenek", ucap Nadira
antusias.
"Oiya Nadira, hari ini nenek ada
janji temu dengan supplier bunga di Jaipur. Nenek akan ada disana selama bbrp
hari. Tolong kamu urus toko ya selama nenek tidak ada", pinta N. Athifa.
"Iya nenekku sayang, tapi
bukankah seharusnya aku ikut menemanimu kesana??", tanya Nadira khawatir.
"Tidak usah, nanti kalau kamu
ikut menemaniku siapa akan mengurus tokoku?? Lagipula aku akan ditemani oleh
Salima", ucap N. Athifa.
"Ohh, syukurlah kalau Salima akan
menemanimu kesana", ucap Nadira penuh kelegaan.
"Ya sudah sana, kamu segera pergi
ke toko. Para pelanggan kita pasti sudah menunggu..!!!", perintah N.
Athifa.
Nadira pun segera pergi ke toko AMEERI
FLORIST milik nenek Athifa dengan menggunakan skuter putih kesayangannya. Sejak
kehadiran Nadira di dalam hidup nenek Athifa tidak hanya membawa kebahagiaan
bagi nenek Athifa namun juga tokonya. Tokonya berkembang pesat, banyak org2
yang membeli bunga dari toko itu karena pelayanan Nadira yang ramah, cantik dan
senyumannya yg dapat memikat hati siapapun.
Hari itu adalah hari yang sangat sibuk
di toko bunga itu. Banyak sekali pesanan dan Nadira hampir kewalahan
mengurusinya. Hingga menjelang sore barulah sedikit senggang rutinitasnya.
Tiba2 pintu toko Ameeri Florist dibuka
dan lonceng yang ada diatas pintu berbunyi menandakan ada pembeli yang datang.
Pembeli itu sedang mencari-cari dan memilih bunga yang cocok utk diberikan
kepada wanita yang sangat iya cintai.
Terlihat kebingungan di wajah pembeli
itu akhirnya Nadira menghampiri pembeli itu dan menanyakan, "apakah ada
yang bisa aku bantu, Tuan??", tanyanya sopan.
"Iya tentu, saat ini aku sedang
kebingungan utk memilih bunga yg sangat pantas utk wanita yang aku
cintai", jawab pembeli itu tanpa menoleh ke arah Nadira.
"Aku boleh menanyakan ttg wanita
Anda itu, seperti apa orgnya??", tanya Nadira.
"Dia itu.... (deggg... jleebbb
pembeli itu terpaku saat menjawab pertanyaan Nadira dengan menoleh ke arahnya.
Pembeli itu adl Jalal. Lama Jalal terpaku memandang wajah Nadira yang bagai
malaikat. Jalal bagai tersihir oleh kecantikannya. Memantrai dirinya melalui
tatapan matanya)...
"Tuan... tuan... apakah Anda
baik2 saja?", tanya Nadira dengan kebingungan.
Jalal akhirnya tersadar setelah melihat
lambaian tangan Nadira lalu menjawab, "a... a... ahhh iya aku baik2 saja.
Ohh iya, dia itu adl seorang wanita yang sangat cantik, murni, keibuan dan
sangat baik tentunya. Kamu dapat merekomendasikan bunga yg cocok
utknya??", tanya Jalal.
"Iya, Tuan. Bagaimana kalau aku
pilihkan kepada Anda, bunga Lily karena bunga Lily diasosiasikan sebagai
lambang bintang, matahari, dan bunga yang mekar dan juga melambangkan suci,
manis, sederhana, rapuh, dan cantik. Juga bunga lainnya adalah white Rose,
karena bunga ini melambangkan kemurnian dan kepolosan. Bagaimana menurut, Anda,
Tuan??", tanya Nadira.
"Nice, I loved it. Dapatkah kamu
merangkaikannya??", pinta Jalal.
"Tentu, Tuan. Silahkan Anda duduk
dan mohon menunggu sebentar ya", pinta Nadira.
Nadira dengan lihainya merangkai kedua
jenis bunga itu menjadi buket bunga yang sangat indah. Jalal tidak hentinya
terus memandangi Nadira. Dia kembali tersihir oleh kecantikan dan kemurnian
wajahnya Nadira.
Batinnya, "ohh, Tuhan siapakah gadis ini?? Kenapa
baru saja melihat wajahnya, aku sudah seperti dimantrai oleh dirinya..!!.
Tatapan mata itu... aku seperti mengenalnya, tatapan mata yang sangat aku
rindukan juga senyumannya..."
Lamunan Jalal dibuyarkan oleh
perkataan Nadira, "ini, Tuan sudah selesai. (sambil memperlihatkan buket
bunganya) Dia wanita yang sungguh beruntung dicintai oleh pria romantis seperti
Anda", ucap Nadira sambil senyum sedikit tertawa.
Deggg... jantung Jalal kembali
berdetak kencang setelah melihat lagi senyuman dan tatapan Nadira.
Sambil membalas senyuman Nadira, Jalal
menjawab, "buket bunga itu adalah utk ibuku. Dia adalah wanita yang sangat
aku cintai dlm hidupku". Entah kenapa Jalal harus memberi pengertian
kepada Nadira utk siapa buket bunga itu dia berikan.
Nadira yang mendengar jawaban Jalal
itu merasa kaget dan hanya tersenyum saja.
Nadira meminta Jalal utk mengikutinya
ke arah kasir dan menyerahkan buket bunga itu ke tempat kasir. Lalu
meninggalkan Jalal yang sedang membayar. Ketika selesai membayar, Jalal kembali
mencari sosok Nadira namun, dia tidak menemukannya.
Akhirnya dia pergi dari toko itu dan
segera melajukan Audi hitamnya menuju Indira Gandhi Airport. Sepanjang
perjalanan Jalal tidak berhenti memikirkan Nadira. Batinnya, "siapakah
dirimu yang sudah menyihir dan memantrai diriku???!!!”
NB:
Disini Jodha menjadi Nadira karena hilang ingatan.