Dalam
mimpi Jalal, seorang wanita cantik melambaikan tangannya mengajaknya pergi
kesebuah tempat yang sangat indah, Jalal menyambut tangan wanita itu, mereka
pun bejalan bersama dengan saling menggenggam, kedamaian terasa merasuki
jiwanya... Jalal terbangun tari tidurnya, sambil mengusap wajanyanya, Jalal
bergumam "Subhanalloh mimpi yang
begitu nyata,, wanita dalam mimpi itu.. Jodha Bay.. Presdir Tajmahal corp.
mengapa aku memimpikannya?"
Jalal
beranjak dari tempat tidurnya, dia mengambil wudhu dan melakukan shalat malam
dengan segala kepasrahan dan ketundukan pada zat penggenggam alam semesta Alloh
SWT..
Di
tempat lain, di sebuah rumah megah Jodha juga terbangun, dia memimpikan hal
yang sama dengan Jalal, dalam hatinya berkata “Kenapa dia hadir dalam mimpiku,, apa aku terlalu memikirkannya
sampai-sampai terbawa dalam mimpiku.” Udara jakarta begitu panas meski
kamarnya memakai AC, Jodha pun beranjak dari tempat tidurnya menuju pantry,
dibukanya kulkas diambilnya satu gelas sop buah... Sambil menikmati sop buah
pikiran Jodha terus berkelana memikirkan mimpi yang baru di alaminya, ada
ketenangan yang dirasanya ketika tangan Jalal menyambutnya, ketika jemari Jalal
yang tidak pernah menyentuh wanita mulai menyentuhnya,,, sungguh sensasi yang
luar biasa yang masih terasa meski ia telah terjaga dari tidurnya, ingin
rasanya mimpinya tak berakhir... "Akhhh.. mengapa aku begiru
memikirkannya, pesonanya begitu menjerat jiwaku,,, Jalaludin Muhammad Akbar,
hari besok dan seterusnya kau akan memenuhi hari-hariku ku, meski hubungan kita
baru sebatas hubungan kerja....”
Setelah
selesai shalat tahajud, di lanjut dengan witir, Jalal membaringkan tubuhnya
kembali di tempat tidur, tapi ngantuk tak kunjung datang.. "Biasanya kalau pengin ngantuk, harus baca buku.” Jalal pun
meraih buku yang ada di meja dekat tempat tidur, buku berjudul "SIRAH
NABAWIYAH", dia buka halaman secara acak.. tertulis "Khadijah seorang saudagar
kaya, yang mempekerjakan Muhammad untuk mendagangkan dagangannya, masayaaroh
(pembantu Khadijah) menemani Muhammad berdagang ke sayaam, dari cerita
maisayaaroh, Khadijah mengetahui kejujuran dan akhlak mulia yang dimiliki
Muhammad, Khadijah pun merasa tertarik, dan melamar Muhammad, padahal banyak
lelaki terpandang yang ingin memperistrinya, di suku quraisy, bukan hal yang
tabu ketika seorang wanita yang melamar laki-laki, sebab kepemimpinan rumah
tangga ada di suami, sehingga harus dicari pemimpin yang baik agar rumah
tangganya bahagia.” Kantuk pun menyerang Jalal.
Dikantor
Tajmahal jam 9 pagi, 8 arsitek muda telah berkumpul di lobi, resepsionis
mempersilahkan semuanya untuk masuk keruang meeting karena sebentar lagi
Presdir akan menemui mereka.
Diruang meeting
para arsitek muda menunggu kedatangan Presdir. Tiba-tiba muncul sosok wanita
yang sangat cantik dari balik pintu. "Selamat pagi semuanya.” Semua mata
terpana dibuatnya, apalagi Sayaarif yang punya tegangan tinggi, tidak
dilepaskan tatapanya walau cuma sedetik, tapi tidak dengan Jalal, dia melihat
sekilas dan menundukan pandanganya kembali. Sebenarnya Jalal ingat akan
mimpinya semalam tapi dia menahan dengan segenap kemampuanya untuk tidak
menatap terlalu lama sang Presdir.
Jodha:
"Selamat bergabung dengan Tajmahal corp. Kerja Kalian langsung di bawah
arahan saya, saya harap kalian semua loyal terhadap perusahaan ini, kalian satu
team, dan nilai tes tertinggi yang saya angkat jadi leadernya, leader
berkewajiban melaporkn langsung pada saya, setelah saya lihat CV dan hasil tes
semuanya, Jalaludin Muhammad Akbar yang saya angkat sebagai leder.” Semua yang
ada diruangan tepuktangan... "Hari ini kalian langsung bekerja, saya
tunjukan ruangan kerja kalian."
Jodha
menunjukan langsung ruang kerja ke 8 arsitek barusnya, sebuah ruangan yang
sangat luas terpajang beberapa maket apartemen, gedung perkantoran, dan mall...
di tengah ruangan ada meja besar dikelilingi kursi.. di pinggir ruangan ada 8
meja kerja,, Jodha: “Ini ruangan kalian, anggap ini rumah kedua kalian.. di
pojok ruangan ada pentry (dapur kering) kalian bisa membuat kopi disana... saya
ingin memberikan arahan sedikit",
Semua
duduk mengelilingi meja besar.. Jodha duduk di salah satu sisi meja yang hanya
ada satu kursi khusus buat pemimpin rapat, sang leader Jalal duduk di sisi
sampingnya dekat dengan Jodha... Jodha: "Seminggu lagi, kita akan
menghadiri sebuah lelang projek besar bembuatan sebuah kantor pemerintahan,
banyak para pengusaha properti menginginkan projek itu, aku ingin kalian
mempersiapkan bahan presentasi, dan maket nya,, untuk tekhnisnya saya silahkan
mas.. eh.. bapak Jalal sebagai leder mengurus segalanya (sambil melirik ke
Jalal) yang ditatap, balas menatap sebentar... Saat pandangan mereka bertemu,
terasa ada panah yang melesat menghujam hati mereka.. dalam hati Jalal mengucap
"Astaghfirullohalazim....” Jodha: “Sore nanti sebelum pulang saya harap
sudah ada laporan ke saya tentang gambaran kasarnya, selamat bekerja.” Jodha
meninggalkan ruangan yang tepat berada di depan ruangannya, dia pun larut dalam
pekerjaanya.
Diruangan
para arsitek masih berkumpul di meja rapat, Jalal duduk ditempat Jodha tadi
duduk... Sayaarif: “Gila, Presdir kita seorang bidadari, seneng deh kalau tiap
hari meeting sama dia.” Benazir: “Ah.. biasa aja,, lebay lu Sayaarif..” Jalal:
“stt... udah malah ngegosip, waktu kita cuma sebentar, kita mulai kerja...”
Sayaarif: “Oke siap suhu... teman teman mulai sekarang kita panggil leader kita
suhu.. setuju.?!!” "Iya betul" timpal yang lainnya.
Hari
pertama mereka semuanya sibuk dengan tugas masing-masing, sebuah team yang
cukup solid, chemistry mulai tumbuh diantara ke 8 arsitek ini, kerjapun terasa
menyenangkan, celetak celetuk Sayaarif kadang membuat suasana kerja hangat,
kalau sudah kelewatan sang SUHU berdehem..."ehm.” Semuanya langsung
terdiam.. Saat ini Hasan dan Ruk sedang sibuk dengan perencanaan anggaran,
Sayaarif dan Benazir sibuk dengan bahan bresentasi, Fathimah n Fikri sibuk
dengan sketsanya, kadang salah satu dari mereka mendekat ke sang leder untuk
konsultasi dan meminta saran,,, dan kadang Jalal menghampiri mereka untuk
memberikan masukan.. Ruk dan Benazir selalu berusaha mencari perhatian Jalal...
seperti yang dilakaukannya saat ini... Benazir: “Ganteng... aku buatkan kopi
untuk mu, kamu pasti lelah kan" sambil mendekati Jalal dengan lenggak
lenggok, membawakan secangkir kopi hangat.. "Ko suhu aja yang dibikinin,
kita juga kan mau" sahut Sayaarif.. "Lu bikin aja sendiri"
timpal Benazir, Ruk mengrenyitkan hidungnya tanda ga suka dengan yang dilakukan
Benazir,,
Hari
sudah mulai sore, Jalal pun memasuki ruangan Jodha.. Jalal: “Permisi bu, saya
mau melaporkan hasil kerja hari ini..” Jodha: “Silahkan duduk mas.. eh Pak.”
Muka Jodha memerah, terlihat wajahnya penuh senyum, entahlah ketika bersama
Jalal perasaannya selalu berbunga-bunga itu terlihat jelas diwajahnya meski
berusaha dia tutupi.. Jodha: “emmm... ga pa pa kan aku panggil mas?” pipi Jalal
memerah juga, dirinya tak kuasa menahan senyum dibibirnya.. Jalal: “Iya ga pa
pa bu.. saya ga keberatan..”
Jalal
pun memaparkan seluruh hasil kerja timnya dengan sangat gambalng, gaya
bicaranya begitu berwibawa, dengan sorot mata yang tajam.. Jodha hanya
mengangguk-angguk, sepertinya dia tidak fokus dengan yang dipaparkan Jalal..
dia sibuk melihat sosok sempurna yang ada dihadapannya, hingga membuat indra
pendengarannya tak berfungsi... Jalal: “Begitu bu... gimana, apa masih ada yang
perlu dikoreksi?” Jodha gelagapan karena sebenarnya dia tidak mendengar apa
yang di katakan Jalal, untuk menutupinya.... Jodha: “Iya semuanya sudah bagus,
aku setuju, tinggal dibuat maketnya. Mas, sebenarnya saya tidak terlalu
mengerti dengan dunia arsitek, karena kuliah saya jurusan ekonomi.. jadi
semuanya saya percayakan pada mas, dan satu lagi nanti mas Jalal yang
mempresentasikan proposal kita, tolong dipersiapkan dengan matang, nanti kita
berdua yang akan menghadiri lelang tersebut.. mas.. emm boleh aku tanyakan
sesuatu, ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaan" ujar Jodha. Jalal:
“Iya silahkan bu.” Jodha: “Satu lagi, aku ingin kalau kita cuma berdua, panggil
saja aku Jodha.. ga usah pake ibu, umur kita kan ga jauh beda, bahkan aku lebih
muda darimu. mm.. begini mas, kenapa kalau sedang bicara dengan ku, mas tidak
mau menatapku dan bukan saja denganku, aku perhatikan dengan Ruk, Fathimah, dan
Benazir juga seperti itu.” Jalal: “Begini bu, dalam agama Islam dianjurkan
menundukan pandangan ketika berkomunikasi dengan lawan jenis, itu untuk menjaga
diri kita, seorang laki-laki pandangannya akan terjaga hanya untuk istrinya,
yang belum beristri apalagi, itu semua agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Itu bukan berarti saya tidak menghargai lawan bicara saya tapi
semata-mata untuk melindungi kehormatan wanita" Jodha manggut-manggut
sambil berkata, "ohh begitu ya aku mengerti sekarang" Dalam hatinya
berkata "Betapa beruntungnya wanita
yang jadi istrinya kelak."
Satu Hari Menjelang Lelang.
Jodha memasuki ruang kerja para arsitek, “Bagaimana, semuanya
sudah siap?” Jalal: “Sudah bu.. tadi kita sudah gladiresik untuk presentasi
besok.” Jodha: “Oke aku percaya pada kalian semua.”
Keesokan
harinya jam 6 pagi
HP
Jalal berbunyi dari ujung sana terdengar suara, "Halo mas, aku sudah
didepan kosanmu." Jalal pun keluar, nampak Jodha sudah berdiri di samping
mobinya.. Jodha: “Mas Jalal bisa nyetir kan?” Jalal: “Bisa.” Jodha pun
menyerhakan kunci mobinya dan duduk di samping Jalal, Jodha mengenakan rok hitam
sedikit diatas lutut, hingga sewaktu duduk terlihat kulit mulusnya. "Jodha
ma'af." kata Jalal sambil mengeluarkan saputangan dari sakunya,
menutupkannya pada bagian kaki Jodha yang terbuka sambil matanya melihat ke
luar, sambil berkata "Biar aku bisa konsentrasi nyetir.”