Bong Hak pergi ke toilet diantar oleh seorang petugas. Ketua Kim yang sedang sendiri, melihat kearah mana Bong Hak pergi. Ia mengikutinya sampai masuk ke toilet.
Kabag Kesehatan berjalan dibelakangnya dan berusaha menyuntiknya namun Ketua Kim berhasil melumpuhkannya. Bong Hak keluar dari sebuah kamar mandi dan langsung membungkus kepala Ketua Kim dengan selimut. Kabag Kesehatan sambil menahan rasa sakit langsung menusukkan jarum suntik ke kaki Ketua Kim sehingga Ketua Kim tidak sadarkan diri.
Sementara di tempat lain, Eun Bi seakan-akan masih kejar-kejaran dengan Penyidik Go.
Penyidik Go masih mengelilingi Rumah Sakit. Ia melihat seornag petugas dari Rutan Seobu. Ia menanyakan tentang Kang Yoong Seong dan hendak memeriksa ruangan tersebut. Namun karena Penyidik Go tidak bisa menunjukkan tanda kejaksaannya, ia akhirnya diusir oleh Petugas.
Tepat saat itu, Kabag Kesehatan memasukkan Ketua Kim yang tidak sadarkan diri dengan memakai kursi roda dan wajahnya ditutupi.
Bong Hak masuk ke ruang rawat dan membantu Kabag Kesehatan menaikkan Ketua Kim ke atas tempat tidur di rumah sakit itu dan tak lupa memasangkan infusnya.
Bong Hak dan semua pihak dari Rutan Seobu berjalan menuju pintu keluar rumah sakit dan tak lupa membawa Ketua Kim. Sedangkan tahanan yang sebelumnya, mengenakan pakaian Ketua Kim.
Tanpa sengaja, Bong Hak mendengar seseorang mendengar ada yang memanggil Eun Bi. Dan saat ia mengarahkan padangannya ke sumber suara, ia melihat Eun Bi bersama Penyidik Go dan masih bersikeras ingin mencari seseorang yang ia yakini adalah teman ayahnya dan darinya ia dapat memperoleh informasi tentang ayahnya.
Penyidik Go mengajak paksa Eun Bi untuk pergi. Bong Hak menatap kepergian Eun Bi. Ia melihat gelang Eun Bi yang tak sengaja terjatuh dan mengambilnya.
Bong Hak hendak masuk mobil polisi dan tak lupa menatap Eun Bi. Ia dapat mendengar dengan jelas isak tangis Eun Bi yang masih ingin mencari tahu mengapa ayahnya meninggalkannya dan mencampakkannya selama ini.
Bong Hak sudah ada didalam mobil dan mobil tersebut mulai melaju. Dari dalam, ia dapat melihat Penyidik Go yang masih berusaha menenangkan Eun Bi. Bong Hak berusaha menahan kesedihannya.
Bukan hanya Bong Hak yang melihat Eun Bi dan Penyidik Go. Melainkan, ada juga seorang pria yang sudah sedikit tua terus memperhatikan mereka berdua. Pria itu terlihat begitu mencurigakan.
Seorang polisi yang menangani Woo Jin, melihat Bong Hak yang kembali ke Rutan Seobu.
Polisi itu langsung mengampiri Woo Jin di balik jeruji dan langsung memukulinya dengan pemukul besi dengan membabi buta. Kabag Kesehatan berteriak menghentikannya.
Kabag Kesehatan dan Polisi itu berbicara diluar. Kabag Kesehatan mengatakan pada Polisi tersebut bahwa Woo Jin perlu dirawat di klinik Rutan Seobu karena Woo Jin sedang tidak sehat. Polisi yang awalnya protes, langsung tidak berkutik saat Kabag Kesehatan mengancamnya akan melaporkan semua tindak kekerasan Polisi tersebut terhadap para tahanan jika tidak menuruti kemauannya.
Penyidik Go dan Kabag Han masih bingung dengan apa yang terjadi. Semua yang mereka lakukan seakan sia-sia dan tidak membuahkan hasil.
Bong Hak berada didalam dibalik jeruji tempatnya tersendiri. Ia menggenggam erat gelang Eun Bi dan tampak jelas kesedihan yang terpancar di wajahnya.
Eun Bi berjalan dengan lemas menyusuri jalan. Ia melihat seorang anak kecil yang begitu bahagia bersama ayahnya.
Eun Bi pergi ke sebuah mini market dan hendak membeli Ice Cream rasa melon. Namun sayang Ice Cream tersebut telah habis dan ia mengambil Ice Cream sembarang.
Seorang pria yang mengawasi Eun Bi saat di rumah sakit menghampirinya dan memberinya Ice Cream rasa melon. “Ini untukmu. Sebenarnya putriku sangat menyukai Ice Cream rasa melon.”
Sementara itu di ruang eksekusi, Ketua Kim masih tidak sadarkan diri dengan tali gantungan melilit lehernya. Kabag Kesehatan mengeluarkan sesuatu untuk membuat Ketua Kim tersadar. Bong Hak menantikan Kabag Kesehatan untuk segera membuat Ketua Kim tersadar.
Woo Jin yang masih lemas dan terduduk di bawah, matanya langsung terbelalak menyaksikan apa yang ada didepan matanya.