<--Sebelumnya
Yoon Hee begitu terkejut saat mengetahui isi video peninggalann ayahnya. Namun keterkejutannya tak berlangsung lama, karena Kabag Kesehatan mendekapnya dengan kain yang sudah ia campuri dengan obat bius.
Eun Bi berjalan dengan pincang karena lututnya terluka. Tak terasa air matanya mengalir saat ia mengingat dulu lutunya terluka dan Woo Jin ada mengobati lututnya.
Kabag Kesehatan menemui Ketua Kim. Ia terlihat seperti di pihak Ketua Kim, “Aku tahu banyak orang-orangmu di Rutan Seobu. Aku ingin bayaran 10 kali lipat dari mereka.” Ketua Kim tidak yakin dengan apa yg informasi yg dikatakan Kabag Kesehatan yg mengatakan bahwa Kang Yoong Seong akan kabur besok saat menjalani pemeriksaan. Kabag Kesehatan terlihat tegang, akhirnya ia mengeluarkan foto Eun Bi dan menyerahkan pada Ketua Kim, “Ini ditemukan di kamar Kang Yoong Seong.” Ketua Kim tertawa dan benar-benar yakin bahwa Kang Yoong Seong adalah Jo Bong Hak, ayah Jo Eun Bi.
Ketua Kim berada diruangan yg hanya diterangi sebuah lilin dan anak buahnya berada dibelakang ketakutan. Ketua Kim menyebut kinerja anak buahnya yg berantakan karena tak dapat mengetahui kalau Jo Bong Hak masih hidup. Pria itu berlutut dan mohon pengampunan namun tiba-tiba ada seorang pria yg langsung menyayat lehernya dengan sebuah pisau hingga pria itu mati.
Jo Bong Hak berada di selnya dengan hasil rekaman video ditangan kirinya dan kalung dengan manik-manik ditangan kanannya. “Kalian pasti sudah menunggu lama. Tunggulah sebentar lagi, aku akan segera menyusul kalian.”
Penyidik Go sudah bersiap untuk pergi ke Rutan Seobu mencari tahu tentang Kang Yoong Seong. Eun Bi tiba-tiba masuk ke dalam mobil Penyidik Go dan memaksa ikut. Penyidik Go tak punya pilihan lain selain menurutinya.
Woo Jin tampak sangat lemah. Namun ia bisa melihat ada seseorang yg diajak bicara oleh Kabag Kesehatan. Setelah Kabag Kesehatan pergi, gantian Jo Bong Hak yg berbicara dengannya, “Jangan cemas, kau jangan melepaskannya sebelum semua selesai. Bersabarlah.”
Seorang petugas membangunkan Woo Jin dengan paksa menggunakan pukulan besinya.
Sementara itu, di ruang informasih Rutan Seobu Penyidik Go masih kesulitan untuk mendapatkan informasi di Rumah Sakit mana Kang Yoong Seong akan menjalani pemeriksaan.
Jo Bong Hak keluar dari Rutan Seobu naik ambulance. Woo Jin yg sedang berjalan bersama petugas tiba-tiba tersadar dan langsung berlari menuju jendela sambil meriakkan nama Jo Bong Hak. Petugas mengejarnya dan memaksanya diam, ia meminta Woo Jin menjelaskan di kantor jika memang benar Jo Bong Hak akan berencana kabur saat pemeriksaan. Woo Jin tidak mau diam sehingga petugas itu memukul punggungnya berulang kali.
Eun Bi mendengar ada suara Woo Jin yg meneriakkan nama ayahnya. Ia hendak masuk namun ada petugas yg mencegahnya. Penyidik Go yg melihatnya langsung mengajaknya pergi.
Penyidik Go dan Eun Bi keluar dari Rutan Seobu. Ia mengamati peta di mobilnya dan teringat dengan denah yg ditemukan di ponsel Chang Seon. Kabag Han kemudian memeriksanya dan menemukan sebuah rumah sakit yang tidak jauh dari Rutan Seobu. Setelah mengetahui hal tersebut, Penyidik Go langsung melajukan mobilnya ke rumah sakit yang dimaksud.
Jo Bong Hak sedang diperiksa oleh dokter. Kabag Kesehatan yang berada diruangan yang sama dengannya, terus melihat keluar melalui sebuah cendela. Kabag Kesehatan melihat kehadiran Ketua Kim bersama anak buahnya. Jo Bong Hak memahami isyarat Kabag Kesehatan dan menganggukkan kepalanya.
Kabag Kesehatan keluar dari ruangan. Ia berkata kepada petugas yang berjaga bahwa ia akan menemui teman kuliahnya yang bekerja di rumah sakit tersebut sebentar.
Ketua Kim yang sudah ada didalam rumah sakit memerintahkan kepada anak buahnya untuk memeriksa setiap ruangan dan menemukan Bong Hak.
Eun Bi terus berusaha mencari orang yang bernama Kang Yoong Seong (Eun Bi belum mengetahui bahwa ia adalah ayahnya dan masih berfikir bahwa ia adalah teman ayahnya). Ia melihat Penyidik Go yang mengejarnya dan ia bersembunyi di samping meja, tanpa sengaja melihat kerumunan Ketua Kim beserta anak buahnya. Ia melihat cincin tengkorak yang dikenakan oleh anak buah Ketua Kim. Kejadian saat penyerangan terhadapnya kembali teringat dibenaknya. Eun Bi terskejut dan langsung menyembunyikan dirinya.
Bong Hak pergi ke toilet diantar oleh seorang petugas. Ketua Kim yang sedang sendiri, melihat kearah mana Bong Hak pergi. Ia mengikutinya sampai masuk ke toilet.
Kabag Kesehatan berjalan dibelakangnya dan berusaha menyuntiknya namun Ketua Kim berhasil melumpuhkannya. Bong Hak keluar dari sebuah kamar mandi dan langsung membungkus kepala Ketua Kim dengan selimut. Kabag Kesehatan sambil menahan rasa sakit langsung menusukkan jarum suntik ke kaki Ketua Kim sehingga Ketua Kim tidak sadarkan diri.
Sementara di tempat lain, Eun Bi seakan-akan masih kejar-kejaran dengan Penyidik Go.
Penyidik Go masih mengelilingi Rumah Sakit. Ia melihat seornag petugas dari Rutan Seobu. Ia menanyakan tentang Kang Yoong Seong dan hendak memeriksa ruangan tersebut. Namun karena Penyidik Go tidak bisa menunjukkan tanda kejaksaannya, ia akhirnya diusir oleh Petugas.
Tepat saat itu, Kabag Kesehatan memasukkan Ketua Kim yang tidak sadarkan diri dengan memakai kursi roda dan wajahnya ditutupi.
Bong Hak masuk ke ruang rawat dan membantu Kabag Kesehatan menaikkan Ketua Kim ke atas tempat tidur di rumah sakit itu dan tak lupa memasangkan infusnya.
Bong Hak dan semua pihak dari Rutan Seobu berjalan menuju pintu keluar rumah sakit dan tak lupa membawa Ketua Kim. Sedangkan tahanan yang sebelumnya, mengenakan pakaian Ketua Kim.
Tanpa sengaja, Bong Hak mendengar seseorang mendengar ada yang memanggil Eun Bi. Dan saat ia mengarahkan padangannya ke sumber suara, ia melihat Eun Bi bersama Penyidik Go dan masih bersikeras ingin mencari seseorang yang ia yakini adalah teman ayahnya dan darinya ia dapat memperoleh informasi tentang ayahnya.
Penyidik Go mengajak paksa Eun Bi untuk pergi. Bong Hak menatap kepergian Eun Bi. Ia melihat gelang Eun Bi yang tak sengaja terjatuh dan mengambilnya.
Bong Hak hendak masuk mobil polisi dan tak lupa menatap Eun Bi. Ia dapat mendengar dengan jelas isak tangis Eun Bi yang masih ingin mencari tahu mengapa ayahnya meninggalkannya dan mencampakkannya selama ini.
Bong Hak sudah ada didalam mobil dan mobil tersebut mulai melaju. Dari dalam, ia dapat melihat Penyidik Go yang masih berusaha menenangkan Eun Bi. Bong Hak berusaha menahan kesedihannya.
Bukan hanya Bong Hak yang melihat Eun Bi dan Penyidik Go. Melainkan, ada juga seorang pria yang sudah sedikit tua terus memperhatikan mereka berdua. Pria itu terlihat begitu mencurigakan.
Seorang polisi yang menangani Woo Jin, melihat Bong Hak yang kembali ke Rutan Seobu.
Polisi itu langsung mengampiri Woo Jin di balik jeruji dan langsung memukulinya dengan pemukul besi dengan membabi buta. Kabag Kesehatan berteriak menghentikannya.
Kabag Kesehatan dan Polisi itu berbicara diluar. Kabag Kesehatan mengatakan pada Polisi tersebut bahwa Woo Jin perlu dirawat di klinik Rutan Seobu karena Woo Jin sedang tidak sehat. Polisi yang awalnya protes, langsung tidak berkutik saat Kabag Kesehatan mengancamnya akan melaporkan semua tindak kekerasan Polisi tersebut terhadap para tahanan jika tidak menuruti kemauannya.
Penyidik Go dan Kabag Han masih bingung dengan apa yang terjadi. Semua yang mereka lakukan seakan sia-sia dan tidak membuahkan hasil.
Bong Hak berada didalam dibalik jeruji tempatnya tersendiri. Ia menggenggam erat gelang Eun Bi dan tampak jelas kesedihan yang terpancar di wajahnya.
Eun Bi berjalan dengan lemas menyusuri jalan. Ia melihat seorang anak kecil yang begitu bahagia bersama ayahnya.
Eun Bi pergi ke sebuah mini market dan hendak membeli Ice Cream rasa melon. Namun sayang Ice Cream tersebut telah habis dan ia mengambil Ice Cream sembarang.
Seorang pria yang mengawasi Eun Bi saat di rumah sakit menghampirinya dan memberinya Ice Cream rasa melon. “Ini untukmu. Sebenarnya putriku sangat menyukai Ice Cream rasa melon.”
Sementara itu di ruang eksekusi, Ketua Kim masih tidak sadarkan diri dengan tali gantungan melilit lehernya. Kabag Kesehatan mengeluarkan sesuatu untuk membuat Ketua Kim tersadar. Bong Hak menantikan Kabag Kesehatan untuk segera membuat Ketua Kim tersadar.
Woo Jin yang masih lemas dan terduduk di bawah, matanya langsung terbelalak menyaksikan apa yang ada didepan matanya.