Written by Samanika
Translate By ChusNiAnTi
Hari
Jum’at pagi yang menyegarkan Jodha terbangun. Sudah lebih dari tiga
minggu sejak malam Jodha mengetahui konspirasi Adham dan Benazir. Pada
awalnya, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan informasi ini.
Ketika dia bertemu Jalal setelah insiden itu, dia merasa sangat bersalah
karena tidak bisa mengatakan kebenarannya. Dia memiliki kekhawatiran
lain, Jalal membencinya dan kemungkinan besar dia tidak akan
mempercaiyainya dan ia takut kehilangan pekerjaannya. Dia tidak ingin
mengambil resiko tersebut, jadi ia menyembunyikan kebenaran tersebut
dari Jalal. Hal ini menyebabkan dia merasa bersalah setiap kali dia
melihat Jalal tapi setidaknya pekerjaannya aman. Setiap hari sejak
kejadian itu, Jodha selalu bangun dengan memikirkan hal ini. Dia segera
bangun dan menuju kamar mandi. Dia mandi dan berdoa kepada Kanha.
Jodha:
“Kanha, tolong bantulah Pak Presiden menemukan kebenarannya sendiri.
Aku tidak bisa melakukannya karena ia tidak akan percaya padaku dan aku
juga bisa kehilangan pekerjaanku! Tolong, tolong bantulah dia!” Jodha
kemudian menyalakan diya dan juga menempatkan beberapa bunga di idol
Kanha.
Jodha
kemudian berdandan. Dia telah di perusahaan Jalal hampir satu bulan dan
sudah nyaman dengan suasana dan orang-orang di kantor tersebut. Dia
juga sudah biasa dengan tatapan Jalal.
Jodha: “Aku pikir hari ini adalah hari yang sangat baik untuk memakai saree.” **Wow Jodha, kau tidak tahu apa yang akan kau hadapi jika memakai saree.... hLOL**
Dia
membuka lemari dan mengambil saree sifon berwarna hijau. Bahan saree
sangat tipis dan itu hampir transparan. Dia mengenakan blus berwarna
merah yang sedikit mendalam dan kontras dengan warna saree nya. Dia
mengenakan blus dan tersampir saree. Dia menghabiskan waktu sekitar 10
menit untuk menggantungkan saree dan kemudian dia menempelkan Bross ke
blusnya. Dia kemudian melihat dirinya di cermin dan merasa senang.
Jodha: “Sempurna! Sekarang make up...”
Jodha kemudian menerapkan dariian di matanya. Dia mengenakan lip-gloss berwarna madu favoritnya dan siap untuk pergi.
Mainavati: “Jodha! Turunlah sarapan!”
Jodha: “Ha Ma, aku datang!”
Jodha duduk di meja sarapan. Mainavati menyiapkan sarapannya.
Mainavati: “Wah Jodha! Kau kau begitu cantik hari ini!”
Jodha: “Terima kasih Ma.”
Jodha
menunggu ayahnya di meja makan. Bharmal tiba dan mereka Sarapan
bersama-sama. Jodha memberitahu ayahnya bahwa mereka akan pergi dengan
mobil hari ini.
Mereka
segera meninggalkan rumah ke kantor. Mereka sampai di kantor sekitar 30
menit dan Jodha menunggu Bharmal parkir mobil. Mereka berdua kemudian
memasuki area resepsionis. Bharmal berjalan di depannya dan menuju ke
mejanya. Jodha berhenti untuk mengobrol dengan Ruqaiyya.
Ruqaiyya:
“Wow Jo! Kau benar-benar terlihat panas dan seksi! Kita harus memberi
peringatan orang-orang di kantor untuk berhati-hati karena Hottie telah
tiba! Sareemu benar-benar indah!”
Jodha:
“aw... Ruqs terima kasih! Kau selalu memujiku setiap hari! Adapun
saree, aku telah membeli ini beberapa waktu lali. By the way, bahkan kau
tampak hebat!”
Ruqaiyya: “Terima kasih Jo!”
Jodha
berbicara kepada Ruqaiyya untuk sementara dan kemudian mulai berjalan
menuju ruangan Jalal. Ketika dia berjalan, mata semua orang yang terpaku
pada dirinya. Penampilannya telah menghipnotis semua orang. Mereka
menghentikan pekerjaan mereka hanya untuk memandangnya. Bahkan staf
lainnya mengagumi kecantikannya. Jodha cepat berjalan menuju ruangan
Jalal. Dia tidak bisa percaya bahwa dia telah membuat kantor seperti
jalanan yang macet karena lampu merah. Dia memasuki ruangan Jalal.
Jodha: “Selamat pagi, Pak Presiden.”
Jalal
yang sedang sibuk di telepon langsung memandangnya. Ia tidak percaya
apa yang ia lihat. Didepannya, adalah wanita yang ia benci atau
setidaknya dia pikir dia membencinya, mengenakan saree dan tampak
seperti bom! Jalal pikir dia akan pingsan saat itu juga! Suhu ruangannya
telah meningkat meskipun ber-AC! Sejak pertama kali dia bertemu Jodha,
dia selalu membayangkan bagaimana ia akan terlihat dalam balutan saree.
Dan hasilnya kini ada dihadapannya! Saree membuatnya tampak benar-benar
sensual. Kurva-nya yang ditekankan tamoak sepenuhnya. Tidak ada pakaian
lain yang dia pakai sebelumnya telah melakukan keadilan kepada mereka!
Karena bahan saree sedikit transparan, ia bisa mengintip perut dan
pusarnya. Blusnya sedikit menampakkan belahan dadanya juga. Jalal tidak
bisa mengalihkan pandangannya. Dia merasa seolah-olah dia berada didunia
mimpinya! Ia ingin segera melakukan sesuatu dengan apa yanga da
dihadapannya. Dia pikir dia akan mati disana saat itu juga!
Jodha: “um...Pak Presiden? Apakah Anda baik-baik saja?”
Jalal tersentak dari lamunannya. Dia tahu Jodha telah menangkap dia menatapnya. Ia merasa agak malu.
Jalal: “ya Jodha, Selamat pagi. Kau terlihat cantik hari ini.”
Jodha: “Terima kasih, Pak Presiden. Saya membawa berkas yang telah Anda meminta saya untuk mempersiapkannya.”
Jodha mengambil file dari tasnya. Ketika ia mengeluarkannya, beberapa helai rambutnya menyentuh wajah dan bahunya. Dia tampak seperti seorang dewi, pikirnya. Jodha Menyerahkan berkasnya kepada Jalal. Jalal memeriksa isinya.
Jalal:
“Good Job. Kau telah membuat persis seperti yang aku inginkan. Dan
bagaimana dengan penyusunan strategi pemasaran baru? Sudah seminggu
sejak aku memberimu tugas itu. Seberapa jauh perkembanganmu?”
Jodha:
“Pak Presiden, saya telah mengerjakannya sebelumnya. Penyusunan
strategi baru membutuhkan waktu lebih. Selain itu, anda telah memberiku
waktu sebulan. Tetapi jika Anda ingin saya untuk memberikan laporan
kemajuan tugas sehari-hari, saya akan melakukan itu.”
Jalal: “Oke, bagus. Berikan laporan kemajuan harian.”
Jodha: “Baiklah, Pak Presiden. Saya akan pergi sekarang.”
Jodha
meninggalkan ruangan dan menuju mejanya. Saat Jodha berbalik untuk
pergi, Jalal dapat melihat punggungnya. Penampilan Jodha telah
menyebabkan badai hari ini. Orang-orang masih melihatnya. Jodha merasa
senang serta malu tentang hal itu. Jalal di sisi lain masih belum pulih
dari bayangan Jodha. Dia tidak bisa berhenti memikirkan bentuk
femininnya.
Jalal:
“Aku hanya terdiam hari ini, Jodha! Aku selalu membayangkan dirimu
memakai saree tetapi kau terlihat jauh lebih baik dalam kenyataan! Kau
tampak panas dan seksi! Kau akan membuat setiap pejuang mali! Dan
blusmu! Itu menunjukkan belahan dadamu dan punggungmu, membuat dirimu
bahkan lebih seksi! Dan bahan transparan sareemu bahkan bisa menampakkan
perutmu! Aku pikir aku akan mati!”
Di
sisi lain, Jodha berharap Adham tidak melihatnya. Dia telah berusaha
sangat keras selama tiga minggu untuk menghindarinya tapi usahanya
sia-sia. Jodha terus menolaknya tetapi dia masih tidak akan menyerah.
Dia telah mengisap darah seperti nyamuk. Jodha sedang sibuk melakukan
pekerjaannya, mempersiapkan strategi baru. Adham keluar dari ruangannya
untuk mencoba keberuntungannya sekali lagi. Ketika ia melihat Jodha, dia
tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia pikir dia tampak
benar-benar menakjubkan dan panas. Dia tidak bisa mengalihkan
pandangannya darinya. Dia memanggil namanya. Jodha tidak berbalik karena
ia tahu bahwa itu adalah dirinya.
Adham: “Apakah Kau tahu bahwa Kau sedang terlihat menakjubkan hari ini?”
Jodha: “ya Pak, saya sadar.”
Adham: “Kau membuat gairahku meningkat! Kau begitu panas!”
Jodha berbalik untuk berbicara dengannya.
Jodha:
“Jadi silakan pergi ke dokter. Anda benar-benar perlu untuk dirawat.
Dan saya perlu menyelesaikan pekerjaan saya. Jadi tolong, semakin cepat
anda pergi, semakin baik untuk kita berdua.”
Jodha
kemudian berbalik dan melanjutkan pekerjaannya. Adham mencoba untuk
berbicara dengannya tapi Jodha tak menghiraukannya. Ia kemudian pergi
dari sana dan Jodha menghela napas lega.
Jodha:
“Terima kasih Tuhan! Leechad itu pergi dari sini! Dia seperti merayap!
Ia berkencan dengan Benazir, dan melakukan konspirasi pada Pak Presiden.
Dan setelah semua itu, dia masih membelai pipiku! Dia benar-benar
leechad!” ....Bersambung ke Part 2