PS: Sinopsis ini saya buat untuk melengkapi sinopsis yang sudah ada sebelumnya. Untuk Sinopsis sebelumnya, bisa dilihat di link yang biasa saya sertakan dalam postingan Sinopsis Jodha Akbar (di bagian bawah).
Jodha datang sampai di Mandir, ia sangat kelelahan dan meminta air. Seorang wanita memberinya air dan Jodha menengadahkan tangannya sambil berjongkok untuk menampung air tersebut.
Tak jauh dari tempat Jodha, ada dua orang pria yang sedang duduk. Satu orang pria mengatakan kepada orang lain, “Aku tidak mengerti mengapa Yang Mulia menghapus perbudakan sedangkan ia menaikkan pajak peziarah.” Orang lain mengatakan, “Semua itu hanyalah sandiwaranya, ia memiliki kelembutan tidak untuk orang-orang.” Laki-laki 1 mengatakan, “Ya mereka semua peduli tentang diri mereka sendiri, tapi tidak memperdulikan nasib rakyatnya.”
Jodha kesal mendengarkan pembicaraan mereka berdua, “Anda benar Yang Mulia sangat buruk. Ia hanya bersandiwara. Mengapa ia menghapus perbudakan, apa masalah besar jika dia menghapus perbudakan, memberi hormat kepada perempuan? Membangunkan banyak sumur untuk kesejahteraan rakyatnya. Sangat mudah untuk berbicara dan duduk disini, namun tidak mudah bagi Yang Mulia untuk memikirkan segala hal demi kesejahteraan rakyatnya.”
Kedua lelaki itu bingung dengan sikap Jodha, laki-laki satu beratanya, “Siapa Nyonya, apakah anda mengenal Yang Mulia?” Jodha menyadari sikapnya dan mengatakan Maaf.
Jodha mengambil Patung Krishna dan bawaannya yang ada diatas sumur kemudian mencari tempat duduk. Laki-laki kedua bertanya, “Mengapa dia marah mendengar kita membicarakan tentang Yang Mulia?”
Jodha merasa buruk, sedih dan bingung secara bersamaan, ia bingung kenapa dia membela Jalal padahal Jalal telah menyakitinya.
Seorang Perempuan datang memberikan dia makanan. Jodha makan dengan penuh kepedihan dan ingat bagaimana Jalal telah menyakitinya dan telah menuduhnya bahkan meragukan moralnya. Ia berusaha keras menelan makanannya sambil menahan tangisnya.