(masih berlanjut Flashbacknya)
Keesokan harinya Bharmal
mendatangi perusahaannya Humayun. Dia sudah berjanji utk bertemu dgn
Humayun. Akhirnya Bharmal sampai di dpn lobbi utama Mughalindo Corp.
Perusahaan itu tidak terlalu tinggi hanya 10 lantai namun sangat luas.
Juga area parkirnya. Khusus utk dewan direksi dan para karyawan yg
bekerja dsna, parkirnya berada di area belakang gedung. Di lantai 1
terdapat lobbi utama dan meja resepsionis utk melayani segala keperluan
umum. Pantri, toilet umum, kantin dan cafe, ruang ibadah bagi yg
beragama Muslim, ruang keamanan beserta segala monitor CCTV yg berjejer
rapi di meja. Tidak jauh dari meja resepsionis berderet 3 lift yg siap
menghantarkan ke lantai2 berikutnya.
Lantai 2 hingga lantai 9
merupakan lantai tempat para karyawan bekerja dari berbagai departemen.
Lantai 10 merupakan khusus utk dewan direksi, CEO, vice president, ruang
meeting yg berukuran besar. Di luar gedung utama juga ada gedung
lainnya yaitu sebuah workshop.
Bharmal memasuki gedung dan
menghampiri meja resepsionis. Disana ada 2 org wanita cantik berusia
muda yg salah satunya bernama Javeeda.
"Selamat siang tuan, ada yang bisa saya bantu?", tanya Javeda.
"Iya, namaku Bharmal Singh, aku sudah membuat janji utk bertemu dengan Tuan Humayun", jawab Bharmal.
"Ohh, mohon ditunggu sebentar ya tuan Bharmal, segera saya konfirmasi dulu dengan sekretarisnya Tuan Humayun", ucap Javeda.
Setelah menelepon sekretarisnya Humayun, Javeda kembali berkata, "Tuan
Bharmal, Anda sudah ditunggu oleh Tuan Humayun di ruangannya. Silahkan
Anda naik ke lantai 10 menggunakan lift, disana akan ada sekretarisnya
Tuan Humayun yang bernama Katrina dan dia yang akan mengantarkan Anda ke
ruangannya Tuan Humayun. Ada lagi yg Tuan perlukan??".
"Tidak
ada, terima kasih banyak nona Javeda. Saya permisi dulu", jawab Bharmal.
Javeda hanya tersenyum sbg jawabannya dan Bharmal pun segera menuju ke
ruangan Humayun.
Ketika sampai dilantai atas, Bharmal menghampiri Katrina, sekretarisnya Humayun.
Dengan senyuman, "selamat pagi Tuan Bharmal, Tuan Humayun sudah
menunggu Anda, silahkan masuk". Katrina mengantarkan Bharmal ke
ruangannya Humayun dan mengetuk pintunya.
Dari dalam ruangan
Humayun berbicara, "ya, silahkan masuk, ada apa". Katrina membuka
pintunya dan berkata, "Tuan Bharmal sudah datang, Tuan". "Persilahkan
dia masuk...!!!", jawab Humayun. Katrina mempersilahkan Bharmal masuk.
Humayun berdiri meninggalkan mejanya dan menghampiri Bharmal utk
bersalaman dan berpelukan layaknya seorang sahabat yg sudah lama ga
bertemu.
"Bharmal, aku senang bisa melihatmu kembali. Bagaimana
kabarmu dan juga seluruh keluargamu?? Sudah lama sekali kita tidak
bertemu", ucap Humayun. Humayun mengajak Bharmal duduk di salah 1 sofa
yg ada di ruangan itu dan menyuruh Katrina utk membawakan minuman dan
sedikit kudapan. Katrina pun berlalu dari ruangan Humayun.
"Aku
juga senang bisa melihatmu kembali. Aku dan keluargaku juga semuanya
sehat. Senang rasanya bisa kembali pulang. Aku sangat merindukan India.
Oiya, bagaimana dgn kabar keluargamu juga??, "jawab Bharmal.
"Keluargaku juga sehat semua", jawab Humayun. Tanpa basa basi Humayun
membicarakan maksudnya menyuruh Bharmal utk menemuinya. Namun sebelum
berbicara, Katrina kembali masuk ke ruangan dgn membawakan minuman dan
kudapan yg tadi diminta oleh Humayun. Setelah Katrina pergi, Humayun
melanjutkan pembicaraannya.
"Bharmal, maksud aku menyuruhmu
kesini karena ada 2 hal penting yang ingin aku bicarakan padamu. Hal
pertama adl mengenai bisnis, aku ingin kita mengadakan kerjasama lagi.
Saat ini aku sedang melirik utk membangun sebuah hotel di Indonesia. Aku
ingin memperluas usahaku kesana karena aku dengar disana potensinya
sangat bagus. Bagaimana menurutmu...??", ujar Humayun.
Bharmal
nampak berpikir sebelum menjawabnya, "itu ide yg bagus Humayun, aku juga
belum pernah mengembangkan bisnisku di negara itu. Segera nanti kita
bikin tendernya setelah meninjau lokasi yang akan kita garap. Lalu utk
hal penting lainnya, apa yg ingin kamu bicarakan??".
"Hal lainnya adalah kamu tahu kan tentang surat dari mendiang ayahku, Muhammad Babur??", ucap Humayun.
"Iya, aku tahu isi dari surat itu. A...apakahh kamu ingin kita segera
melaksanakan wasiat dari mendiang Ayahmu itu??", jawab Bharmal.
"Iya Bharmal, aku merasa saat ini adalah waktu yang sangat tepat. Aku
juga sudah bahas mengenai hal ini kepada Hameeda dan dia juga setuju.
Memang terdengar terburu-buru, namun aku merasa ada hal-hal yang membuat
aku khawatir jika kita menundanya terlalu lama", ucap Humayun.
Bharmal nampak kebingungan, "Humayun, aku belum bisa menjawabnya saat ini karena aku harus membicarakannya dgn Meinawati".
"Baiklah, aku akan menunggu jawaban darimu", ucap Humayun. Mereka asik
membicarakan hal-hal lainnya dan tak terasa sudah siang. Akhirnya mereka
melanjutkan pembicaraan mereka diluar kantor sambil makan siang.
~~~~~~~~~~~~~0O0~~~~~~~~~~~~~~~~
Sore hari di kediaman keluarga Bharmal. Bharmal sudah kembali dari
pertemuannya dengan Humayun. Meinawati menyambutnya dan menanyakan
tentang pertemuan mereka.
"Bagaimana pertemuanmu dengan Humayun??, apa saja yang kalian bahas??", tanya Meinawati.
"Ada 2 hal penting yang kami bicarakan. Hal pertama adl tentang bisnis.
Dia mengajak kerjasama utk membangun sebuah hotel di Indonesia. Aku
tertarik juga untuk mencoba menaklukkan negara itu dan hal lainnya
adalah...". (Belum sempat melanjutkan pembicaraannya, Meinawati memotong
perkataan suaminya).
"Lalu hal lainnya apa suamiku??, apakah sesuatu yg penting", ucapnya khawatir.
"Hal lainnya adalah mengenai ttg isi surat wasiat dari mendiang Tuan Muhammad Babur, ayahnya Humayun", jawab Bharmal.
Meinawati nampak terkejut ketika mendengar hal itu, "maksudnya apa, suamiku??".
"Humayun ingin kita segera melaksanakan isi dari surat wasiat itu karena saat ini adalah waktu yg tepat", ucap Bharmal.
"Tapi kenapa Humayun tiba2 ingin segera melaksanakan isi surat wasiat itu??", tanya Meinawati khawatir.
"Aku juga tidak tahu Meinawati. Namun, dari yang aku lihat dari
pembicaraan kami tadi tampak ada kekhawatiran dari wajahnya", jawab
Bharmal.
"Lalu, kamu jawab apa suamiku??", tanya Meinawati.
"Aku bilang padanya bahwa aku akan membahas masalah ini denganmu dulu.
Kalau kamu setuju maka aku pun juga setuju", ucap Bharmal.
Meinawati nampak berpikir sebelum menjawabnya, "jika memang ini adl saat
yg tepat suamiku, aku setuju kita segera melaksanakannya".
"Jika
begitu pendapatmu, maka akupun juga setuju. Aku akan segera memberitahu
Humayun utk mengatur pertemuan kita", ucap Bharmal.
Tidak lama
kemudian, Bharmal menelepon Humayun membicarakan permasalahan yg mereka
bicarakan di kantor Humayun tadi. Akhirnya pertemuan 2 keluarga pun itu
sudah ditentukan..... Bersambung ke Part 7
Precap: ...pertemuan Jalal dengan Jodha
NB: alur cerita ini msh Flashback yaa.