By: Resza
....aku memberimu nama itu karena ketika melihat dirimu, kamu
mengingatkanku akan cucuku yang bernama Nadira. Dia meninggal 2 tahun yg
karena sakit Leukimia. Jika dia masih hidup, mungkin usianya skrg sama
seperti dirimu yaitu 14 tahun. Saat Nadira berusia 4 tahun, anak
perempuanku yaitu mamanya Nadira tewas dalam kecelakaan mobil bersama
suaminya. Saat itu Nadira sdg bersamaku krn dia lagi sakit. Sejak saat
itu cucuku Nadira, aku besarkan seorang diri karena aku tidak memiliki
anggota keluarga lainnya".
Tak terasa airmata nenek Athifa
mengalir keluar dan begitu pula dgn Nadira "si gadis lupa ingatan".
Akhirnya mereka ber2 pun saling berpelukan utk melepas kesedihan. Mereka
yg tadinya saling sendiri skrg mjd hidup bersama.
Mulai
menjelang malam, nenek Athifa membawa Nadira utk kembali ke kamarnya.
Sekitar pukul 7 malam, Dr. Pratap kembali mendatangi kamar Nadira
setelah selesai prakteknya lalu kembali memeriksa Nadira dan menanyakan
kabarnya.
Dr. Pratap: "bagaimana kabarmu skrg ini?? Apakah ada keluhan, seperti pusing, mual ato lainnya??".
Nadira: "sekarang aku merasa baikan, Dok. Kepalaku juga udah ga terlalu sakit lagi".
ratap: "baguslah kalau begitu. Oya, hasil lab dari beberapa tes yg
kamu lakukan sudah keluar, aku sudah membaca dan menelitinya. Akhirnya
aku mengetahui penyebab kondisimu skrg. (Dgn wajah cemas Dr. Pratap
kembali melanjutkan perkataannya). Sebenarnya ada berita baik dan
buruk...!!!".
Sekarang giliran Nadira dan nenek Athifa yg
tegang menunggu penjelasan Dr. Pratap. Karena tidak ada omongan dr
Nadira dan nenek Athifa, Dr. Pratap kembali berbicara.
Dr.
Pratap: "kabar buruknya adl ketika kecelakaan itu terjadi mungkin
kepalamu mengalami trauma ato benturan yg sangat keras krn berdasarkan
hasil rontgen ada sedikit retakan di tulang tengkorakmu. Shingga kamu
mengalami kondisi dlm istilah medisnya adl "RETROGADE AMNESIA" yaitu
ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih dari
peristiwa lupa biasa. Itulah sebabnya knp kamu tidak ingat akan namamu
juga kehidupan lamamu sebelum peristiwa kecelakaan itu tjd...".
Sebelum melanjutkan penjelasannya, Dr. Pratap memperhatikan wajah
Nadira dan nenek Athifa. Wajah mereka terlihat kembali cemas setelah
mendengar penjelasan itu. Lalu nenek Athifa bertanya, "lalu berita
baiknya apa, Dok??"
Dr. Pratap pun kembali menjelaskan, "berita
baiknya adl ingatan akan kehidupan lamamu bisa kembali jika kamu
melakukan terapi. Namun, aku tidak dapat memastikan keberhasilan akan
hal ini sepenuhnya krn dari beberapa kasus pasien yg aku tangani, hanya
separuh dari semua pasienku yang benar2 pulih ingatannya. Tentu saja itu
semua tergantung dari si pasien, apakah ia ingin ingatannya pulih ato
tidak karena mengalami trauma yg sangat mendalam seperti kasus
pemerkosaan ato kecelakaan yg seperti kamu alami. Nah, skrg semuanya
tergantung dirimu, Nadira. Apakah kamu ingin pulih ingatanmu ato
tidak???... Baiklah, aku rasa cukup mengenai penjelasanku. Tidak usah
khawatir Nadira, kamu pasti akan sembuh. Jika kondisimu terus membaik
dan tidak ada keluhan lagi, mungkin dalam waktu 2 hari lagi kamu sudah
boleh pulang. Aku permisi dlu...sampai ketemu lagi nona cantik juga
nenek Athifa".
Dr. Pratap pun pergi meninggalkan kamar Nadira.
Nenek Athifa melihat kecemasan di wajah Nadira. Utk menghilangkan
kecemasannya, dia memegang tangan Nadira dan membelai rambutnya.
N. Athifa: "tenanglah Athifa, kamu pasti akan dapat mengingat kembali
siapa dirimu suatu saat nanti meskipun itu memerlukan waktu yg lama.
Nenek akan terus mendampingi dan menemanimu karena skrg kamu sudah aq
anggap sbg cucuku". (Skrg giliran penulis yg mewekkk...tissue...mana...
tissue).
Mendengar perkataan nenek Athifa, Nadira menangis dan memeluknya sambil
berkata, "terima kasih nek, atas semua kebaikan yg nenek lakukan
untukku. Meskipun aku org asing bagimu namun nenek selalu ada disisiku
menjagaku, merawatku bahkan disaat aku tak sadarkan diri. Aku akan
berusaha utk membalas budi atas apa yg nenek lakukan untukku...".
(Kembali meweekkk).
Dua hari berikutnya, setelah Nadira
melakukan pemeriksaan terakhir oleh Dr. Pratap, akhirnya dia
diperbolehkan pulang. Nadira terlihat bingung akan tinggal dmn krn dia
msh blm bisa mengingat jati dirinya. Akhirnya nenek Athifa menyarankan
Nadira utk tgl bersama dirinya krn dia hanya tgl seorang diri di
rumahnya. Nadira pun menyetujuinya dan dia juga sudah berjanji utk
membalas jasa-jasanya nenek Athifa.
Akhirnya mereka pun sampai
di rumah nenek Athifa. Ketika mereka keluar rumah, mereka disambut oleh
halaman depan rumah yg banyak ditanami oleh berbagai macam bunga dan
warna. Meskipun rumah itu tidak terlalu besar, namun rumah itu memiliki 2
lantai. Di lantai bawah terdapat ruang tamu, ruang keluarga dan ruang
makan juga dapur serta toilet. Di belakang rumah terdapat halaman kecil
yg juga ditanami oleh berbagai macam bunga dan warna. Dilantai atas
terdapat 3 kamar tidur dan toilet juga ada ruang santai utk membaca
buku.
Karena nenek Athifa memiliki hobi menanam bunga maka ia mempunyai sebuah toko bunga yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya.
Nadira terkesima dgn rumah nenek Athifa. Meskipun tgl seorang diri
namun rumah itu tampak rapi dan nyaman. Nenek Athifa mengajak Nadira
masuk ke dalam rumahnya dan menunjukkan dimana kamarnya.
Nenek
Athifa memberikan kamar bekas cucunya kepada Nadira. Diapun membuka
pintu kamarnya dan lagi2 terkesima dgn tata letak dan interior yg ada di
dlm kamar itu. Kamar itu di dominasi oleh cat putih dan furniture
terbuat dr kayu, lantai berparket kayu, wrn seprei yg sama dgn wrn cat
temboknya. Benar2 kamar yg sangat nyaman dan Nadira menyukainya.
"Ini dulunya adalah kamar cucuku dan skrg ini menjadi kamarmu. Untuk
sementara waktu kamu tinggallah disini bersamaku sampai kamu bisa
mengingat kembali akan kehidupan lamamu. Sekarang kamu istirahatlah, aku
akan menyiapkan makan malam untuk kita ber2", ucap nenek Athifa.
Nadira mengucapkan terima kasih dan memeluk erat nenek Athifa. Nenek
Athifa pun meninggalkan kamar Nadira. Nadira mengamati tiap sudut kamar
itu dan di dalam hatinya dia berkata, "Ya Tuhan, tolong sembuhkanlah
ingatanku dan berilah kebahagiaan kepada nenek Athifa krn dia adl org
yang sangat baik".
Hari-harinya Nadira diisi dengan membantu
nenek Athifa baik di rumahnya maupun di toko bunga miliknya yg bernama
"Ameeri Florist". Nadira pun melanjutkan sekolahnya hingga kuliah. Sejak
kedatangan Nadira, nenek Athifa seakan mendapatkan kembali semangat
hidupnya juga kebahagiaan hidupnya yg terenggut darinya.
Toko bunga miliknya pun berkembang pesat, memiliki banyak pelanggan dan juga menjadi salah 1 toko bunga terkenal di Delhi.
Ada 1 hal yang akan menjelaskan tentang siapa jati diri Nadira yang
sebenarnya yaitu adl sebuah benda yg bertengger manis di lehernya. Benda
itu bukanlah sembarang benda, melainkan itu adalah.... Bersambung ke Part 4