By: Resza
Keesokan paginya setelah gadis remaja itu mandi dan sarapan, Dr. Pratap
Kumar bersama seorang suster masuk ke dlm kamarnya dan menanyakan
kabarnya.
Dr. Pratap: "gimana kabarmu hari ini, nona cantik?? Apakah tidurmu nyenyak??"
(Mmg ga bisa dipungkiri klo gadis itu memiliki wajah yg cantik, rambut
hitam ikal sepunggung, mata bulat dgn wrn mata kecoklatan, mempunyai
lesung pipi di ke2 pipinya, bibir mungil berwarna pink....aaaiiisshhh
pjg betul p'jelasannya**abaikan!!!)
Si gadis terkejut dan tersipu malu ketika dokter menggodanya spt itu.
Gadis: "kabarku baik dok, dan...tidurku juga nyenyak, dok".
kembali memeriksanya dan berkata, "okay, let's see...oiya
nenek Athifa krn nona yg cantik ini tidak ingat siapa jati dirinya skrg
ini, sepertinya kita harus memberinya nama baru agar mudah memanggilnya
juga utk pengurusan data2 ttg dirinya. Kira-kira nama apa yaa yg cocok
utknya...??".
Nenek Athifa memikirkan sesuatu dan akhirnya dia
menemukan sebuah nama. "Bagaimana kalau kamu ku beri nama
*NADIRA*..???", ucapnya.
Gadis remaja itupun tampak senang dengan nama itu dan menganggukkan kepalanya sbg tanda setuju.
Dr. Pratap kembali bertanya, "it's a good name for a beautiful girl
like you. Oke, Nadira mari kita segera ke laboratorium utk melakukan
pemeriksaan lanjutan kepadamu. Kamu sudah siap??".
Nadira: "siap, dok".
Suster membantu Nadira utk turun dari tempat tidur dan mendudukkannya
di kursi roda lalu membawanya ke lab. Nenek Athifa pun menemani Nadira.
Serangkaian tes yang dilakukan oleh Nadira adl tes darah, Rontgen, CT.
Scan dan beberapa tes lainnya. Setelah selesai melakukan tes itu, Nadira
ditemani oleh nenek Athifa kembali ke kamarnya. Setelah makan siang dan
minum obat, Nadira kembali tidur.
Sore harinya, Nadira meminta
kepada nenek Athifa utk membawanya ke taman yg ada di tengah2 rumah
sakit. Lalu mereka duduk di bangku taman dan Nadira pun kembali
menanyakan hal yg menimpa dirinya kepada nenek Athifa.
Nadira: "nek, bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu??".
Ketika mendengar pertanyaan itu, nenek Athifa sudah tau apa yg ingin ditanyakan oleh Nadira.
N. Athifa: "boleh nak, aku sudah tau apa yg akan kamu tanyakan.
Lagipula semalam aku sudah berjanji padamu akan memberitahu apa yg tjd
pada dirimu".
Nenek Athifa pun mencoba mengingat-ingat kronologis
kejadian 1 bulan yg lalu. "Hari itu adalah hari yg sangat cerah dan aku
ada janji utk bertemu dgn supplierku yang merupakan seorang petani bunga
di Jaipur. Sepulang dari sana di sore harinya ketika melintasi daerah
perbukitan, aku mendengar suara keributan dari arah belakang mobilku.
Aku melihat dr kaca spion mobilku utk mengetahui apa yg tjd dan ternyata
ada sebuah mobil van hitam yg melaju sangat kencang krn kondisi jalanan
itu menurun tajam. Aku mengira kalau mobil itu mengalami rem blong dan
benar saja, setelah van hitam itu melewati mobilku...aku melihat salah 1
pintu mobil itu terbuka dan aku melihatmu terlempar keluar dari mobil
itu dan akhirnya mobil itu masuk jurang dan meledak. Melihat kejadian
itu, aku sangat syok dan panik. Melihat kamu tergeletak tak sadar diri
di jalanan, aku menghampirimu dan aku kebingungan utk meminta
pertolongan krn kondisi jalanan saat itu sedang sepi. Akhirnya aku
putuskan utk membawamu ke RS dan menelepon polisi ttg kecelakaan yg tjd.
Sejak aku membawamu ke RS, kamu sama sekali tidak sadarkan diri dan
kami mengira kalau kamu sudah meninggalkan. Namun, denyut jantungmu msh
ada meskipun lemah. Sejak peristiwa itu tjd hampir 1 bulan lamanya kamu
koma dan aku selalu menemanimu. Aku kebingungan saat ingin
memberitahukan keluargamu mengenai kondisimu krn saat menemukanmu, sama
sekali tidak ada identitas akan dirimu. Apalagi ketika kamu sadar dan
mengetahui kamu tidak tau siapa dirimu. Aku menjadi sedih dan memikirkan
keluargamu yg mengkhawatirkan dirimu. Aku sudah lapor polisi tentang
dirimu namun, sampai skrg blm ada hasilnya".
Mendengar penjelasan
dari nenek Athifa, tampak air mata keluar dari mata Nadira. Dia seakan
tak percaya dgn kejadian yg menimpa dirinya. Syok, bingung dan sedih
semuanya bercampur mjd 1. Lalu Nadira kembali menanyakan kepada nenek
Athifa, knp beliau memberinya nama Nadira.
Nadira: "nek, kalau aku boleh tau knp nenek memberikan aku nama Nadira...???, apakah ada sesuatu yg khusus dgn nama itu???".
Mendengar pertanyaan itu, nenek Athifa tampak sedih dan hampir menangis. " aku memberimu nama itu, karena....... Bersambung ke Part 3