Written By: Bhavini Shah
Translate By: Dewi Agasshi
Jalal melihatnya dalam gaun tidur
merah, mulutnya terbuka dengan ekspresi takjub. Ia tak pernah membayangkan
bahwa Jodha akan terlihat begitu panas sensual. Jalal langsung bangkit dari
tempat tidur dan berkata dengan suara penuh ketakjuban... “Ohhhhhh, Subhanallah
Jodha, kau begitu indah layaknya peri.”
Jodha menatapnya malu-malu ketika
Jalal mulai mendekatkan wajahnya untuk mencium bibirnya. Begitu mereka memulai,
maka tak ada yang bisa mencegah mereka untuk bertindak lebih jauh lagi. Segera
Jalal membopong Jodha dan menempatkanya di tempat tidur, mereka mulai memadu
kasih dengan gairah yang mendalam sampai mereka mencapai puncak kenikmatanya.
Dan malam ini Jodha tidur dalam dekapan suami tercintanya, mereka saling
berpelukan dengan pegangan kuat seakan enggan untuk terpisahkan.
Jalal bangun lebih dahulu, ia melihat
Jodha masih meringkuk nyaman dalam dekapanya. Senyum kepuasan menyungging di
bibir Jalal melihat betapa tenangnya sang istri ketika tidur dalam pelukanya.
Ini adalah pagi pertama mereka bersama-sama, Jalal ingin bangun dari peraduanya
tapi lenganya tertahan oleh kepala Jodha. Ia mencium kening Jodha dan berusaha
sepelan mungkin menarik tanganya, tapi gerakan kecilnya ternyata sukses membuat
Jodha terbangun. Jodha perlahan membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya
adalah senyum manis Jalal, dan ia mendapat pelukan hangat darinya sambil
berkata... “Selamat pagi Malika E Hindustan.”
Jodha tersenyum dan mencoba bangun
dari tempat tidur, tapi Jalal menariknya dan berkata... “Hari ini adalah pagi
pertamaku denganmu, duduklah sebentar disini denganku.” Jalal duduk di tempat
tidur, mengistirahatkan punggunggnya pada bantal sedangkan Jodha duduk
disampingnya dengan meletakkan kepalanya di lengan Jalal.
JA: “Bagaimana tadi malam, apa kau
masih lelah?.” Jalal bertanya dengan nada nakal.
JO: “Shahenshah, apa kau tak punya
rasa malu?.” Jodha menjawab dengan ekspresi tak percaya di wajahnya.
JA: "Jodha, kurasa akhir- akhir
ini kau selalu mempunyai pemikiran kotor. Aku hanya bertanya apa kau tidur
nyenyak semalam.” Jalal menyeringai senang bisa menggoda istrinya (Asemmmmm tenan, toyor kepala Shahenshah)
JO: "Mengapa kau senang sekali
menggodaku?.” Jodha bertanya dengan nada rewel namun hanya seringai misterius
Jalal yang menjawabnya.
JO: "Shahenshah, Hum aapse kuch
Kehna chahte hai ..." (Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu).
JA: “Hmm, katakan padaku apa yang
ingin kau sampaikan.” Jalal menjawabnya dengan nada santai.
Jodha dengan nada gugup menjawab... “Shahenshah,
aku ingin berbicara denganmu tentang Ratu Kodok. Kemarin dalam Diwani Khass kau
telah membuat pengumuman besar yang mengejutkan semua orang. Aku merasa disatu
sisi kau tak adil terhadap Ratu Kodok, dia adalah teman masa kecilmu dan juga
Begum E Khass. Saat pengumuman kemarin aku melihat kesedihan mendalam
dimatanya. Aku tak ingin dia berfikir bahwa kau telah mengkhianatinya, aku
fikir kau harus berbicara denganya secepatnya.”
JA: "Jodha Begum, ini semua
adalah siasat politik. Mungkin kau belum mengerti sekarang, namun disini orang
akan menghormatimu ketika kau punya jabatan dan kekuasaan. Aku telah memberikan
jabatan yang diinginkan dan disukai oleh Ratu Kodok kita, mungkin dia juga tahu
bahwa gelar Malika E Hindustan adalah juga hak-nya. Aku juga melihat rasa sakit
yang dalam dimatanya tapi kenyataanya adalah aku sangat mencintaimu, dan aku
tak peduli dia suka tau tidak dengan kenyataan ini. aku juga tahu mungkin dia
juga mencintaiku tapi kekuasaanya jauh lebih penting baginya daripada aku. Ini
adalah pertama kalinya ada Begum-ku yang kekuasaan dan jabatanya melebihi dia,
tapi kau tak perlu khawatir sejelek apapun tabiatnya dia tetap sahabatku yang
dekat denganku. Aku juga tak ingin dia bersedih, aku akan membuatnya mengerti
bahwa Begum E Khass maupun Malika E Hindustan sama-sama penting, dan sesuai
keinginanmu aku akan berbicara padanya nanti.”
JO: “Shahenshah, aku ingin mengatakan
satu hal lagi padamu.” Jodha dengan senyum riang mengatakanya.
JA: “Ha, katakan padaku Jodha Begum.”
Jalal menyadari sang istri sudah mulai banyak pinta. (**waspada,
virus CCTB segera menjangkiti. hahaha**)
JO: "Shahenshah, aku tak ingin
kau memberikan Pinaz begum hukuman seperti itu. Aku tak menginginkan dia
bekerja untuk menjadi Bandi-ku, aku tak bisa menghina dia begitu banyak. Dia
telah mendapatkan hukumanya ketika kau memarahinya didepan semua orang, jangan
memberikan hukuman lebih kepadanya.” Jodha mengatakan dengan nada meminta.
Jalal membalikkan tubuh Jodha dan
memeluknya, dengan nada romantis ia berkata... "Jo hukum Malika E Hindustan
ka." ("Seperti yang kau ingin Malika -E- Hindustan). Setelah mengatakan
itu Jalal mencoba menciumnya tapi sebelum bibir sekseeeh-nya mendarat sempurna
tangan Jodha sudah menghalangi, ia mengatakan... "Ini sudah pagi dan kau
mulai lagi. Aku mau pergi sekarang, setelah mandi aku harus melakukan Khana
Pooja dan sudah waktunya juga kau untuk berlatih pedang. App chaliyee.” Jodha mengatakanya
dengan nada memerintah.
JA: “Lihatlah dalam satu malam
semuanya telah berubah secara drastis. Sekarang Malika E Hindustan yang akan
memerintah Shahenshah E Hindustan.” Dengan tersenyum geli Jalal mengatakanya. (Yapppp bisa dipastikan bahwa virus CCTB sudah resmi
bersemayam dalam diri Shahenshah kita tercinta, hahahahahaha)
Jodha dengan ekspresi cemberut
menjawab... "aku tak akan meladeni ocehanmu.” Segera dia bangkit dan masuk
ruang ganti untuk mengubah pakaianya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ada dua orang di istana yang tidak
bisa tidur sepanjang malam ...
Maham berpikir sepanjang malam
bagaimana Jalal secara bertahap berubah sejak Jodha datang dalam hidupnya. Sebelumnya
Jalal selalu menghindari untuk bertemu dengan Hamida, karena rasa bencinya
kepada sang ibu. Tapi sekarang secara bertahap Jalal mulai mendekati hamida
lantaran cinta Hamida yang besar untuk Jodha Begum. Jalal juga mulai membuat
keputusan sendiri, ia pergi ke Ameer dan merahasiakanya dariku. Maham bingung
berfikir bagaimana dua orang ini bisa berdamai? Jalal tidur di kamar Ratu Kodok
namun itu tak berdampak pada Jodha Begum. Apakah Jodha bertindak tak bersalah
dan pura-pura sepanjang hari? Seberapa cepat Jalal memberinya gelar Malika E
Hindustan? Jodha Begum menjadi sangat berbahaya untukku. Aku harus berdamai
dengan Ratu Kodok dan secepatnya membuang Jodha Begum dari Istana. Maham
berkutat dengan pemikiran jahatnya, setelah itu ia beranjak untuk melihat Ratu
Kodok di kamarnya guna meracuni pikiran Ratu Kodok yang memang sudah beracun
dari sononya..
Sesampai diruangan Ratu Kodok, Maham dengan
sikap yang sangat manis dibuat-buat mengatakan... "Aadab Begum E
khaas."
Ratu Kodok dengan nada kesal
menjawab... "Aadab Badi Ammi, Apa yang kau lakukan di sini pagi-pagi
sekali?"
Maham menyeringai dan menjawab dengan
nada sarkastis... “Begum E Khass, aku disini untuk membangunkanmu. Tampaknya kau
telah tidur selama berbulan-bulan.”
Ratu Kodok dengan sikap angkuhnya menjawab...
"Apapun yang ada dalam pikiranmu segera katakan dengan jelas, jangan
menguji kesabaranku. Aku sedang tidak moos untuk membicarakan apapun.”
Maham menjawab dengan nada rendah...
"Begum E Khass, aku disini untuk berjabat tangan denganmu. Kupikir setelah
kejadian semalam kau akan membutuhkan bantuanku, tapi sepertinya dugaanku
salah. Kau tak memerlukanya karena aku melihat kau telah menerima kekalahanmu
bahkan sebelum berjuang. Kau mungkin tak tahu, tapi aku bisa menyelamatkanmu.”
Ratu Kodok dengan nada melunak
menjawab... “Yahh, menyelamatkanku.. kau Vajire Aliya?.” Dia tertawa sinis.
Maham mencoba mengendalikan amarahnya
dan menjawab dengan nada keras mematikan... “Begum E Khass, Suatu hari egomu akan
mengambil segala sesuatu dari tanganmu dan nilaimu di Istana ini hanya akan
menjadi Begum umum biasa, ya dan aku memang telah menyelamatkanmu. Mungkin kau
berfikir bahwa Jalal datang kepadamu untuk menghabiskan malam denganmu.” Maham sengaja
tak melanjutkan perkataanya sampai dia melihat rasa penasaran Ratu Kodok..
setelah melihat apa yang ingin dilihatnya Mahampun melanjutkan... "Tidak,
Jalal hanya datang untuk memberitahumu bahwa dia akan menghabiskan malam dengan
Jodha Begum. Dan apakah kau tahu bagaimana dia pergi tidur ketika dia sedang
berbicara denganmu?. Itu karena kau telah mencampur minumanya dengan obat
tidur, aku paksa dia untuk menemuimu sehingga Jodha Begum merasa kalah
terhadapmu dan akhirnya Jalal dan Jodha akan salah faham antara satu sama lain.”
Ratu Kodok menyadari seluruh
permainan yang telah dimainkan Maham. Dengan nada menyesal ia mengatakan... "Baddi
Ammi, aku benar-benar minta maaf, aku tidak pernah berpikir bahwa kau benar-benar
peduli padaku tapi kau telah mengambil risiko besar seperti ini untuk
menyelamatkan reputasiku di hareem. Namun sejauh yang aku tahu tentangmu, kau
tak akan membantu siapapun jika itu tak memberi keuntungan untukmu. Mengapa kau
membantuku?.”
Maham dengan seringai jahat menjawab...
“Begum E Khass, kau sangat tahu dengan baik tentangku. Aku membantumu karena
kita mempunyai musuh yang sama yaitu Jodha Begum. Aku tak bisa melihat seorang
rajvanshi duduk diatas tahta berdampingan dengan Jalal. Dia terlalu rumit,
Jodha Begum telah menguasai Jalal. Tapi aku punya obat untuk penyakit ini, aku
dapat membantumu ketika kau mau berjabat tangan denganku.”
Ratu Kodok dengan tatapan kejamnya
bertanya pada maham... “Yah, kita berdua saling membutuhkan dan musuh kita
adalah orang yang sama sehingga memungkinkan berjuang bersama-sama. Apakah kau memiliki
sebuah rencana? Bagaimana aku bisa membantumu? Apa yang harus aku lakukan?.”
Maham menjawab dengan nada memuji "Pertama,
kau perlu untuk menghapus air matamu dan bertindak seolah-olah tidak ada yang
terjadi. Jika kau bertindak seperti kau telah gagal dan kehilangan segalanya
maka tak ada lagi yang akan menghormatimu, kau akan kehilangan kekuatanmu dalam
waktu singkat. Ingat, jika kau menunjukkan bahwa dirimu lemah maka dia akan
memerintahmu. Tidak ada yang perlu tahu apa yang terjadi pada dirimu, jaga bara
api amarahmu dengan bermain game manipulatif untuk merebut gelar Malika E
Hindustan dari Rajvanshi itu dan menunjukkan padanya tempat dia yang sebenarnya
di dalam Istana ini.”
Setelah beberapa saat, Maham pergi
mendekat pada Ratu Kodok dan menggumamkan keseluruhan rencana di telinganya.
Mendengar rencana dari Maham menimbulkan seringai berbahaya di wajah jahat Ratu
Kodok.
PRECAP: Hari pertama Jodha dalam
Diwaani E Khass sebagai Malika E Hindustan ... Maham dan Begum E Khass mulai
bermain game ...
Berlanjut ke Chapter 24