Written by Samanika
Translate by ChusNiAnTi
Jodha, Salima dan Ruqaiyya akhirnya
tiba. Mereka turun dari mobil dan pelayan laki-laki membawa mobil mereka ke
tempat parkir. Segera setelah mereka keluar, semua langsung menatap mereka.
Mereka tampak seperti selebriti dan orang-orang ingin tahu siapa mereka. Mereka
berjalan menuju bouncer karena mereka ada dalam daftar, mereka dipersilahkan
masuk, gratis. Salima dan Ruqaiyya berjalan di depan dan Jodha mengikuti mereka.
Mereka memasuki klub dan Jodha masuk
setelah mereka. Saat Jodha masuk, atmosfer dalam ruangan langsung berubah.
Semua orang bisa merasakan perubahan it, namun mereka tidak tahu apa
penyebabnya. Perlahan-lahan mata semua orang tertuju pada Jodha. Semua orang
terbuai dalam kecantikannya. DJ juga merasakan perubahan disekitarnya dan
kemudian mengganti lagunya.
I don't want another pretty face
I don't want just anyone to hold
I don't want my love to go to
waste
I want you and your beautiful
soul
You're the one I wanna chase
You're the one I wanna hold
I wont let another minute go to
waste
I want you and your beautiful
soul, your beautiful soul
(Beautiful Soul: “Jesse
McCartney)
Lagu ini sangat cocok untuk Jodha.
Jalal bahkan merasakan perubahan disekitarnya. Ia berusaha merenungkan apa yang
terjadi, dan saat itu matanya menangkap sosok Jodha. **Kira-kira apa reaksi si Mr. Dreamer saat melihatnya?**
Ia terpesona. Dia tidak bisa
mengalihkan pandangannya darinya! Jodha tampak tidak bersalah, namun bisa membuat
setiap nafsu laki-laki tertuju padanya. Warna merah benar-benar sangat cocok
untuknya. Make-up pada matanya memberikan elemen yang misterius pada
kepribadiannya dan akan membuat orang ingin tahu lebih banyak tentang dirinya.
Siapapun bisa hilang menatap matanya yang besar, berbentuk doe. Bibir indah,
berbentuk busur menambah kecantikannya. Jalal tidak bisa menghentikan dirinya
untuk bangun dan mengundang mereka ke mejanya.
Jalal: “Oh Lihat siapa yang ada
disini!”
Mereka terkejut melihat Jalal disana.
Bahkan dalam mimpi pun mereka tidak mengharapkan kehadiran Jalal. **Eeeaaaa,,, bahkan anak buahnya pun tidak
mengharapkan kehadirannya. Hanya Mr. Dreamer saja yang khayalannya
keterlaluan... LOL**
Jodha: “Oh Pak Presiden! Apa yang anda
lakukan disini?”
Jalal: “Seperti kalian semua, untuk
bersantai sejenak setelah bekerja. By the way, kalian sangat cantik!”
Jodha, Salima dan Ruqaiyya berterima
kasih atas pujiannya. Jalal melihat Salima dan Ruqaiyya yang tampak cantik,
tapi sebagian besar pujian yang diberikannya kepada mereka diarahkan pada
Jodha. Dia berbicara kepada mereka untuk beberapa waktu hingga Adham datang ke
sana. Ia melihat Ruqaiyya dan Salima dan terkesan dengan penampilan mereka.
Tetapi ketika ia melihat Jodha, dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari
dia! Dia tampak seperti satu juta dolar dan wanita yang paling diinginkan yang
pernah ia lihat. Nafsunya langsung tergugah dan ia ingin segera memilikinya
untuk dirinya sendiri.
Adham: “Oh Ruqaiyya dan Salima! Apa
yang kalian lakukan di sini?”
Jodha (untuk dirinya): “Hei Bhagwan!
Selamatkan aku dari leechad ini!”
Ruqaiyya: “Oh Pak, kami hanya
bersantai dan bersenang-senang.”
Adham: “Apakah kalian sudah
mendapatkan Meja?”
Salima: “Tidak, Pak, sebenarnya kami
hanya akan duduk di bar.”
Adham: “Arre, bergabunglah dengan
kami! Kami hanya berdua. Ini akan menjadi lebih menyenangkan jika kita semua
duduk bersama-sama.”
Adham berbicara dengan kata-kata yang
ada didalam pikiran Jalal. Ia benar-benar ingin mereka terutama Jodha untuk
bergabung dengan dia dan Adham.
Mereka semua bercakap-cakap selama
beberapa waktu dan melanjutkan untuk duduk di meja yang telah dipesan. Ketika
mereka berjalan, Adham terus memandang Jodha. Dia memandangnya dan dia juga
mengedipkan mata padanya. **Maaf, saya benar-benar jijik membayangkannya,
apalagi Adham.. Oh God, kalian juga tahu kan???**
Jodha memalingkan wajahnya dan tak
menghiraukannya. Jalal menyaksikan seluruh adegan ini. Ia sangat marah! Dia
benar-benar kesal dengan Adham karena telah berani bertindak seperti itu pada Jodha.
Jalal (untuk dirinya): “Berani-beraninya kau menatapnya! Dia adalah
Hottieku! Tidak ada orang selain aku yang dapat melihat dan mengagumi dia!”
Mereka semua duduk di meja, dengan
tetap menunduk hormat pada Adham dan Jalal. Itu sebuah meja bundar. Ruqaiyya,
Salima dan Jodha duduk bersama dan Jalal duduk di sebelah Jodha, karena dia
tidak ingin Adham untuk duduk di sampingnya. Dengan itu Jodha menghela napas
lega karena ia tahu bahwa Adham akan mencoba duduk di sampingnya. Adham sudah
merencakan untuk duduk disebelah Jodha, namun rencananya digagalkan Jalal.
Jalal senang bisa mencegah Adham duduk disamping Jodha dan Jodha senang karena
Jalal secara tidak langsung telah membantunya.
Jalal: “Oke, apa yang ingin kalian
minum?”
Jodha: “Saya ingin jus jeruk..”
Salima: “Saya ingin soda jeruk nipis
segar.”
Ruqaiyya: “Saya ingin coke.”
Jalal: “Oke, aku akan pergi dan
mengambilkan minuman untuk kalian.”
Jodha: “Tidak Pak Presiden saya akan
pergi dan mengambilnya sendiri.”
Adham: “Aku akan pergi dengan Jodha.”
Jalal tidak ingin hal ini terjadi. Ia
bersikeras mengambil minuman untuk Jodha karena dia pikir Adham mungkin
melakukan sesuatu yang mencurigakan pada minuman Jodha. Tapi dia juga tidak
ingin Jodha dan Adham pergi bersama-sama untuk mengambil minuman! Ia tahu bahwa
Adham akan terus menatapnya dengan tatapan kotor dan mungkin melakukans sesuatu
yang tidak-tidak pada Jodha. Jalal tidak akan membiarkan hal itu terjadi, tidak
ada orang lain yang berhak melakukan itu pada Jodha. Dia tidak keberatan Adham
bersama Jodha jika itu di hadapan Salima dan Ruqaiyya.
Jalal: “Oke, Adham. Aku akan pergi dan
mengambil minumannya.”
Adham (untuk dirinya): “Ya! Aku dapat
melihat dia sebanyak yang aku inginkan!”
Jalal kemudian menuju bar untuk
mengambil minuman mereka. Ia memesan dan menunggu sampai minuman pesanannya
siap. Dia dengan mudah bisa melihat meja mereka dari sana. Dia melihat Ruqaiyya
dan Salima meninggalkan meja untuk pergi ke suatu tempat dan itu membuatnya
khawatir. Dia ingin segera kembali ke meja tapi minuman mereka masih belum
siap. Adham telah pindah posisi dan sekarang duduk di sebelah Jodha. Dia
memandang Jodha dengan tatapan penuh nafsunya, membuat Jodha merasa tidak
nyaman. Ia mencoba untuk berbicara dengannya tapi dia terus mengabaikan
dirinya. Ia kemudian menyentuh bahu Jodha sehingga Jodha menoleh. Adham
mendekatkan wajahnya ke wajah Jodha dan Jodha langsung memalingkan wajahnya.
Jodha menatap jauh sambil menunggu teman-temannya. Jalal sedikit lega karena
Jodha bisa menjaga dirinya sendiri dengan caranya.
Jalal: “Haa! Rasakan Adham! Dan Jodha
juga mengabaikannya! Aku harap dia bisa mengambil pelajaran ini dan tidak
mengganggunya lagi! Jika tidak, aku bersumpah aku akan menghabisinya! Jodha
adalah milikku dan hanya milikku!”
Jalal kemudian kembali ke meja mereka
dengan membawa minuman mereka. Salima dan Ruqaiyya juga kembali. Jalal dengan
nada keras menyuruh Adham kembali ke tempatnya dan Jalal duduk di samping
Jodha. Jodha tampak lega karena gangguan Adham telah berakhir. Dia berpikir
bahwa setidaknya di depan Jalal dia akan berada di bawah kendali. Namun, Adham
punya rencana lain. Ia tidak menyerah.
Adham (untuk dirinya): “Aku harus
memikirkan rencana lain.”
Jalal melihat Adham menatap Jodha
dengan maksud licik. Dia memiliki senyum licik di wajahnya. Jalal semakin marah
karenanya.
Jalal (untuk dirinya): “Aku hanya tidak mengerti! Mengapa ia tidak
mengerti bahwa Jodha tidak padanya? Senyum secara otomatis akan pergi! Tapi aku
harus menjaga pandangannya dari Jodha. Ia mungkin mencoba sesuatu yang jahat.”
Ruqaiyya dan Salima begitu semangat
dalam sebuah percakapan. Jodha sedang memikirkan sesuatu dan Ruqaiyya menyadari
hal itu.
Ruqaiyya: “Jo, ada apa?
Jodha: “Tidak apa-apa, hanya berpikir
tentang pekerjaan itu saja.”
Ruqaiyya: “Lupakan dulu pekerjaanmu.
Sekarang nikmati saja saat ini!”
Jodha: “Ya, kau benar.”
Jodha lega karena Ruqaiyya percaya
padanya. Namun fikiran Jodha masih tidak fokus. Apa yang dikatakan Adham
sebelumnya terus bergema di telinga. Dia merasa jijik dengan apa yang ia
katakan. Percakapan terjadi ketika Jalal masih di bar untuk mengambilkan
minuman mereka.
*Flashback*
Jodha sedang sibuk mencari
teman-temannya di lantai dansa. Adham berusaha untuk berbicara dengannya namun
Jodha tak menghiraukannya. Akhirnya Adham memegang bahunya sehingga Jodha
menoleh.
Jodha: “Apa yang terjadi? Apakah kau
tidak lihat bahwa aku tidak tertarik?”
Adham: “Apakah kau tahu bahwa kau
terlihat begitu panas hari ini! Apakah kau mau bersamaku malam ini?”
Jodha: “Aku akan membunuhmu!”
Adham mendekat ke wajahnya. Jodha
langsung menjauhkan wajahnya darinya.
Adham terus berbicara dengan Jodha
dengan kata-katanya yang menjijikkan. Adham mengedipkan matanya dan kemudian
hendak mendekatkan wajahnya kembali. Jodha terkejut. Ucapan Adham telah
melecehkan martabatnya. Dia ingin segera memukulnya dan memberinya pelajaran.
Tetapi ia tidak ingin membuat keributan. Dia senang melihat Jalal sudah kembali
dengan membawa minuman mereka. Setidaknya Adham akan segera menutup mulutnya.
*Flashback
End*
Jodha (untuk dirinya): “Bagaimana mungkin dia berani berkata
seperti itu? Dia benar-benar leechad yang berpikir dia bisa melakukan apapun
yang dia inginkan! Jodha, kau harus benar-benar menghajarnya! Tapi aku terlalu
terkejut dia tidak bereaksi pada titik tertentu! Dia bahkan tidak menyentuhku
tapi tatapannya yang kotor sudah melecehkanku! Apa yang harus aku lakukan
sekarang? Haruskah aku mengatakan pada Ruqs dan Salima? Atau Pak Presiden?”
Jalal: “Jodha, apa yang terjadi? Kamu
baik-baik saja? Minumanmu sudah ada didepanmu sejak lama tapi kau belum
menyentuhnya. Apakah ada masalah?” (untuk dirinya): “Aku tahu Jodha, pasti itu karena Adham.”
Jodha: “Oh, tidak Pak Presiden! Dan
terima kasih telah mengingatkan saya! Saya akan meminumnya.”
Jodha langsung meminum minumannya dan
habis dalam satu tegukan. Jalal terkejut melihat dia minum seperti ini.
Jalal: “Woah Jodha, pelan-pelan! Kau
akan tersedak!”
Jodha: “Haa, terima kasih, Pak
Presiden!”
Jalal: “Hanya berhati-hatilah.” Jalal
(untuk dirinya): “Kenapa dia bertingkah
begitu aneh? Dia tidak tampak bahagia seperti sebelumnya. Pasti ada sesuatu
yang salah.”