Written
by Samanika
Translate
by ChusNiAnTi
Mereka
semua mengobrol tentang berbagai masalah, mulai dari bisnis kantor dan yang
lain. Adham terus menerus memandang Jodha dengan seringai jahat. Jalal semakin posesif
melindungi Jodha. Dia melakukan itu karena tidak ingin Adham melakukan hal yang
macam-macam padanya. Dia sangat mengenal Adham. Apa yang Adham suka dan
inginkan. Harta, mobil, properti bahkan wanita. Ia haru tetap menjaga Jodha
darinya. Jalal tidak tahan Adham memikirkan Jodha apalagi berpikir untuk tidur
dengannya. Dia ingin melindungi Jodha dari binatang ini apapun yang terjadi.
Jalal
memandang Jodha dan hatinya berdetak kencang. Dia benar-benar tampak seperti
Malaikat hari ini. Jalal memberikan sedikit senyuman kagum. Jodha adalah sosok
wanita yang sempurna. Pakaian tradisional dan Barat apapun yang dikenakan
sangat cocok padanya. Juga, make-up nya yang halus dan tidak berlebihan. Jalal
kemudian melihat bibir Jodha dan Jalal sangat ingin menciumnya tanpa akhir!
Jodha, yang sibuk berbicara dengan Salima dan Ruqaiyya, melihat Jalal
menatapnya.
Jodha:
“Pak Presiden, apakah ada yang salah?”
Jalal
(agak malu): “Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin tahu apakah kau merasa baik
sekarang.”
Jodha:
“Terima kasih atas perhatian Anda, Pak Presiden. Saya merasa jauh lebih baik
sekarang.”
Jodha
memberinya senyuman dan melanjutkan percakapannya. Jalal terus memandangnya dan
tersenyum. Dia
benar-benar memiliki jiwa yang murni,
pikirnya. Adham dengan mata dan
pikiran kotornya hanya menginginkan Jodha untuk bersenang-senang. Dia akan menodai
jiwanya yang murni jika dia tidak melindunginya. Jalal merasa bahwa itu adalah
kewajibannya untuk melindungi Jodha dari Adham.
Tiga
wanita terus mengobrol dan terlihat gembira. Jodha sudah lupa tentang apa yang telah
Adham katakan kepadanya sebelumnya dan mulai menikmati dirinya sendiri.
Ruqaiyya:
“Hei guys Mari kita pergi ke lantai dansa!”
Salima:
“Haan. Ayo, Jodha!”
Jodha
sedikit skeptis menari di antara begitu banyak orang asing dan mengatakan pada Salima
dengan cara berbisik sehingga Adham dan Jalal tidak mendengar.
Salima:
“Arre, Its okay! Jangan khawatir kami bersamamu! Hanya jangan memperdulikan
siapa pun!”
Jodha:
“Tapi Salima...”
Salima:
“Jo, kami bersamamu! Jadi jangan khawatir!” Ruqaiya pun juga ikut menenangkan
Jodha.
Jodha
sedikit tersenyum. Meskipun ia bertemu leechad seperti Adham di perusahaan
Jalal, perusahaan itu juga telah memberikan teman-teman yang baik seperti
Salima dan Ruqaiyya. Salima terus meyakinkannya sehingga Jodha tidak bisa
menolak lagi.
Jodha:
“Haan Oke, mari kita pergi.”
Mereka
bertiga menuju lantai dansa. Semua orang menari dan menikmati diri mereka sendiri
sepenuhnya! Mereka mulai grooving mengikuti ketukan lagu yang sedang dimainkan.
Chakko Chakko...
Yaaro laal pari
Aaj ko jeelo
Aaj ko jeelo
Kal ki hai kisko
padi
Sippin' Sippin'
Sippin' Sippin' Sippin'
Yaaro laal pari
Aaj ko jeelo
Aaj ko jeelo
Kal ki hai kisko
padi
Kismat meri jaga do
Music thoda badha
do
Ik Patiala aur pila
do
Iss party mein aag
laga do [x2]
Yes yes I want it
more
Aaj naa chalega zor
Khulegi daaru,
machega shor
Aajaao saare on the
floor
Bas issi baat pe
botal kholo
Kiye jo saare paap
woh dholo
Aao mere saath me
ho lo
Put your hand's up
n zor se bolo
Main Sharabi...
Yea yea, Main
Sharabi..
Mereka
bertiga menari mengikuti irama lagi. Jodha mulai menikmati dirinya. Semua
masalahnya sekaran sirna. Kemudian DJ mengganti lagunya.
Ram chahe Leela
chaahe Leela chaahe Ram
Inn dono ke love
mein duniya ka kya kaam (x2)
Inka toh funda hai
simple sa yaar
Goli maaro to panga
Aankh maaro toh
pyaar
Ram chahe Leela
chaahe Leela chaahe Ram
Inn dono ke love
mein duniya ka kya kaam
Jalal
terkejut mendengarkan lagu ini. Lagu ini mengingatkannya pada kejadian malam
itu. Malam dimana dia banyak minum dan menonton film, kemudian ia membayangkan
Jodha sebagai pemainnya (Yang lupa baca lagi
Chapter 12). Dia
melihat Jodha yang sedang berdansa mengikuti musik. Meskipun ia menari tidak
sesuai dengan mimpinya, namun itu sudah cukup untuk membuat hatinya kembali
berbunga-bunga. Jodha berdansa dengan sangat baik dan terlihat sangat cantik.
Adham juga terus melihat Jodha yang sedang menari. Saat menari, tampak lah
kurvanya dan Adham menyeringai licik. Jalal sangat marak melihat apa yang
dilakukan Adham. Dia pun mencoba bertanya padanya.
Jalal:
“Ada apa Adham?”
Adham:
“Jodha terlihat begitu seksi dan panas.”
Mendengar
hal itu, darah Jalal langsung mendidih karena marah! Berani-beraninya
dia memandangnya,
pikirnya. Ia menanyai dia lebih lanjut.
Jalal:
“Mengapa kau mengincarnya?”
Adham:
“Jalal, apakah kau buta. Kau tidak dapat melihat betapa panasnya dia hari ini!
Dia tampak panas dan seksi dengan pakaiannya. Bayangkan bagaimana ia jika tanpa
busana! Aku hanya ingin dia menjadi milikku!”
Mendengarkan
itu dari mulut kotor Adham, membuat Jalal merasa jijik dan benar-benar marah!
Kalimat terakhirnya benar-benar membuatnya kesal. Ia ingin bangun dan segera
memukul wajah Adham.
Jalal
(berteriak): “Beraninya kau! Berani-beraninya kau mengatakan seperti itu pada Jodhaku!
Dia adalah milikku dan hanya milikku!”
Adham:
“Jalal, tenanglah, aku hanya bercanda!”
Jalal:
“Bercanda? Semua ini sangat serius bagiku! Hanya aku yang berhak untuk berpikir
tentang dirinya seperti itu!”
Semua
orang berkumpul di sekitar meja mereka. Jodha, Salima dan Ruqaiyya kembali ke
meja untuk mengendalikan situasi.
Jalal
sangat marah. Ia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. ia ingin menghajarnya
untuk memberinya pelajaran.
Jalal:
“Berani-beraninya kau menyebut Jodha sebagai bahan kesenangan! Aku pikir aku
harus melakukan ini atau kau tidak akan menutup mulutmu!”
Jalal
mengangkat tinjunya di udara dan mendaratkannya ke wajah Adham. Adham terjatuh
dan bibirnya berdarah. Pipinya memar. Dia bangun dan menghadapi Jalal.
Adham:
“Br*ngs*k kau! Berani-beraninya kau memukulku. Aku tidak akan membiarkanmu hari
ini!”
Keduanya
mulai saling pukul. Adham memberikan pukulan yang sangat keras hingga
memberikan titik hitam di mata Jalal. Jodha hampir menangis. Dia tidak bisa
percaya bahwa mereka bertengkar karena dirinya. Dia tahu bahwa Adham mengatakan
sesuatu yang tidak sopan dan Jalal tidak mampu menerimanya. Dia terus meminta
mereka untuk berhenti tetapi mereka tidak mau mendengarkan! Salima dan Ruqaiyya
berusaha keras untuk mengendalikan situasi, tetapi semuanya semakin diluar
kendali. Keduanya terus berkelahi. Jalal mendorong Adham hingga Adham terjatuh.
Adham bangun dan marah! Dia berlari menuju Jalal seperti banteng liar dan
memberinya pukulan. Mereka terus memukul satu sama lain. Penjaga segera datang
untuk mengendalikan situasi. Mereka memisahkan Adham dan Jalal. Keduanya terus meronta
dan akhinya mereka dilemparkan keluar.
Adham:
“Jalal? Jalal? Jalal!”
Jalal
(tersentak): “Haan.”
Adham:
“Kau kenapa?”
Jalal
bingung, kemudian ia kembali ke indranya.
Jalal:
“Tidak apa-apa.” (untuk dirinya): “Aku benar-benar berharap bisa memukulmu tanpa membuat kegaduhan
disini! Berani-beraninya kau mengatakan sesuatu seperti itu tentang Jodha! Dia
adalah milikku dan hanya milikku! Aku tidak akan membiarkanmu memilikinya
apapun yang terjadi!”
Ketiga
wanita itu kembali ke meja setelah puas menari. Mereka tampak sedikit lelah dan
Haus.
Jalal:
“Apakah kau menginginkan sesuatu untuk diminum? Kalian semua tampak benar-benar
Haus.”
Ruqaiyya:
“Iya Pak! Saya ingin coke.”
Salima:
“Saya ingin sprite.”
Jodha:
“Saya ingin jus jeruk lagi.”
Jalal
bangun untuk mengambilkan minuman untuk mereka lagi. Adham tampak memikirkan
sesuatu dan langsung beranjak.
Adham:
“Jalal, Kau duduklah, aku akan mengambilkan minuman untuk mereka.”
Jalal
menjadi sangat curiga, dia yakin bahwa Adham pasti akan mencampurkan sesuatu
pada minuman Jodha, dan dia tidak ingin hal itu terjadi.
Jalal:
“Tidak Adham. Aku akan pergi dan mengambilkan minuman untuk mereka.”
Adham:
“Duduklah Jalal! Kau sudah mengambilkan minuman untuk mereka sebelumnya,
sekarang biarkan aku yang melakukannya.”
Jodha:
“Pak Presiden, silakan duduk. Anda terus bekerja sepanjang hari ini dan Anda
perlu untuk bersantai!”
Jalal
tidak bisa menolak Jodha! Dia telah menunjukkan kepedulian terhadap dirinya. Ia
enggan membiarkan Adham pergi.
Jalal:
“Pergilah, dan ambilkan minuman untuk mereka Adham.”
Jodha
duduk. Dia telah mengambil keputusan untuk memberitahu Salima dan Ruqaiyya
tentang Adham dan Benazir. Dia tidak bisa menyembunyukannya lagi. Dia bisa
memberitahu mereka tentang ini karena mereka benar-benar peduli pada dirinya
dan akan mendengarkan apa yang dia katakan.
Jodha:
“Saya rasa saya perlu pergi ke kamar kecil. Salima dan Ruqaiyya, bisakah kalian
menemaniku?”
Ruqaiyya:
“Jodha Apakah Anda baik-baik saja? Apakah ada masalah?”
Jodha:
“Ruqs, aku baik-baik saja! Aku hanya perlu melakukan sesuatu. Bisakah kalian
menemaniku?” Salima dan Ruqaiyya pun menyanggupi.
Jodha:
“Pak Presiden, kami akan segera kembali. Saya harap tidak menjadi masalah.”
Jalal:
“Ya, tidak masalah. Aku akan menunggu disini.”
Di
sisi lain, Adham memesan minuman di bar.
Adham:
“Berikan satu gelas coke, segelas sprite dan segelas jus jeruk dengan vodka.
Letakkan vodka terkuat yang tersedia di bar mu dan pastikan bahwa vodkanya
lebih banyak dari jus.”
Bartender:
“Oke Pak, minuman Anda akan siap dalam beberapa menit!”
Adham
menyeringai licik. Rencananya untuk mendapatkan Jodha telah dilancarkannya! Ia
telah melihat Jodha tidak minum alkohol dan sedikit vodka pasti akan membuatnya
mabuk! Ia kemudian bisa melakukan apapun yang dia inginkan dengan dia!
Adham:
“Oh Jodha! Mari kita lihat bagaimana kau akan menjauhiku sekarang!”