By; Dewi Agasshi
Di episode 426 seperti kata Bunda Nia
Perdhani, entah angin apa yang berhembus di Agra tiba-tiba Walihaad Shehzadi
Salim menjadi anak yang manis bagi Mejik Kopel kita...
Setelah mengorek informasi sana sini
akhirnya saya menemukan alasan dibalik sikap
manisnya ini, dan itu kejadianya sewaktu mereka masih di Ameer. Begini
kisahnya...
>>Ameer...
Malam hari, Jodha di tendanya sendiri
sedang melamun, ia merasa senang sekaligus sedih. Ia senang melihat Jalal sang
suami tercinta makin dekat dengan Salim, namun begitu ia juga merasa iri akan
kedekatan mereka karena Jodha sendiri masih dijauhi oleh anaknya. Dalam hati
Jodha berkata.. “Baiklah, aku sudah melakukan sesuatu untuk mendekatkan
Shahenshah dengan Salim. Kini giliranku untuk mencari cara agar aku bisa
mengambil hati anakku. Dan sepertinya kau tahu harus bagaimana.” Seperti biasa
otak cerdas Jodha bisa dengan cepat menemukan solusinya... sedang asyiknya
Jodha menyusun strategi tiba-tiba ada sebuah suara yang memanggil-manggilnya,
yaa dia adalah putri bungsunya, Aram Ladly kesayangan ayahnya... dengan suara
anak-anaknya Aram berteriak memanggil Jodha...
AB: “Ammijaaannnn... Ammijaaaannnn...
Ammijaaan.” Teriak Aram sambil menghambur ke pelukan Jodha.
JO: “Kya Hua hamari beti... ini sudah
malam. Kenapa kau tak tidur, dan kenapa kau berteriak-teriak heboh memanggil
Ammijaan. Apa kau mau tidur bersamaku malam ini?.” sambil memangku Ladly Jodha
bertanya dengan suara keibuanya yang bisa bikin bapaknya klepek-klepek dan
mendadak GGD.
AB: “Nahhi Ammijaan, ayo Ammi harus
ikut aku keluar.. lihatlah apa yang dilakukan Murad Bhaijaan dan Daniyal
Bhaijaan.” Sambil berkata begitu Aram langsung menggeret tangan Jodha keluar
tenda.
Jodha walaupun tak mengerti apa yang
diinginkan Aram namun toh ia menuruti ajakan Aram, sesampainya ditempat yang
dituju Aram Berkata..”Lihatlah Ammiijaan apa yang dilakukan Bhaijaan.” Jodha
mengikuti arah telunjuk Ladly dan betapa terkejutnya ia melihat pemandangan yang
ada didepan matanya. Anak bujangnya ternyata sedang tertawa bercanda serta
meminum minuman memabukkan alias anggur.. sontak Jodha menjadi sangat marah.
JO: “Zakira, cepat kau bawa Ladly
ketendanya. Tidurkan dan temani dia malam ini.” Jodha memberi perintah pada
Zakira yang memang sedari tadi ada dibelakang mereka.
ZA: “Jii, Marium Uz Zamani.” Setelah
berkata begitu Zakira menggandeng Aram bano menuju tendanya. Sedangkan Jodha
langsung dengan amarah yang tertahan mendekati anak-anaknya..
JO: “Muraddddddd... Daniyallll.”
Jodha membentak mereka berdua.
Mendengar suara gemuruh dari sang Ibu
tercinta sontak mereka kompak membuang gelas yang ada ditangan mereka. Tanpa
ampun Jodha langsung menjewer telinga anak-anaknya... “kaliannnnnn, apa yang
kalian lakukan hah? Apa aku tak pernah bilang pada kalian kalau aku tak pernah
mengizinkan kalian menyentuh benda haram itu.” Semakin lama jeweran Jodha
semakin kencang membuat mereka meringis ketakutan.
MR: “Ammijaan, ampuuuun Ammi, tolong
lepaskan. Sakittttttt.” Daniyalpun juga ikut protes
JO: “Accha, jadi kalian tahu bahwa
ini sakit... tunggu saja..” setelah mengatakan itu Jodha melepaskan telinga
keduanya, namun bukan untuk memaafkanya tapi dia mencari kayu yang akan
digunakanya untuk menghukum mereka.... melihat Jodha membawa kayu rotan, sontak
Daniyal berdiri bersembunyi dibelakang Murad.
Jodha mau memukulkan kayunya pada kaki Murad, namun ada yang menahan
dibelakangnya. Sontak Jodha membalikkan badanya dan ia menemukan Salim disana
sambil memegang ujung rotan..
SA: “MUZ.. Apa kau selalu seperti
ini. kau selalu suka menghukum bukan. Kenapa kau mau memukul saudaraku.” Dengan
suara tak senang Salim berkata.
JO: “Apa kau tak melihat apa yang
mereka lakukan, mereka meminum anggur. bhataiyeee apa kau juga ikutu meminum
minuman itu.” Jodha menyelidik sambil membaui Salim.
SA: “Nahhi.”
JO: “Bagus, itu baru anak Ammijaan.”
SA: “Aku bukan anakmu.”
JO: “Ohhhh, aku lupa. yaaa kau memang
anak Begum E Khass.” Walaupun sakit hati Jodha mengatakanya juga, ini memang
bagian dari rencananya. “Nah, sekarang minggirlah. Aku mau memberikan pelajaran
untuk anak-anakku.” Jodha kembali menatap sadis Murad dan Daniya. (sebenarnya
ketika Jodha mengatakan ini Salim juga sedikit sakit hati)
SA: “Kalau anda mau menghukum
seharusnya anda juga menghukum suamimu.” Mendengar Salim berkata begitu sontak
Murad dan Daniyal heboh memberi kode untuk tutup mulut, namun apa daya mereka
Ammijaanya sudah mendengar..
JO: “Apa maksudmu? Apa tadi
Shahenshah juga ikut minum bersama kalian?.” Jodha bertanya menyelidik pada
tiga pemuda yang ada di depannya.
Murad dan Daniyal hanya bisa
tertunduk, menandakan bahwa apa yang dikatakan Salim itu benar adanya.
Mengetahui kebenaranya Jodha makin kalap, tanpa menunggu dia menggandeng tangan
Murad, Daniyal menuju tenda Jalal dan Salim hanya mengekor dibelakangnya tanpa ikut masuk.
Dalam tenda, melihat Jodha yang
datang senyum Jalal langsung mengembang. Dia mau memeluk sang istri tercinta tapi sebelum pergi
terlalu jauh mata tajamnya menangkap ada dua anak manusia yang memasang tampang sengsara berdiri dibelakan sang istri... dalam hati Jalal berkata.. “Yaa Khuda, apakan anak-anak itu sudah
tertangkap basah dan mengadukan semuanya pada Ammijaanya.” Segera Jalal mencoba
berbicara biasa
JA: “Aieee Jodha Begum, kya hua
appko?.” Pasang wajah sok polos...
JO: “Aku tak percaya.... DUDUK KALIAN.”
Jodha membentak anak-anaknya supaya duduk, namun Jalal yang memang sudah
menderita penyakit CCTB akut secara naluriah ikut-ikutan duduk menunggu
hukuman. Ketiganya duduk bersandingan, menunduk pasrah menunggu nasib.
JO: “Woahhhh.. aku sungguh tak
percaya ini. Shahenshah, anda tahu bahwa saya sudah melarang anak-anak meminum
anggur tapi kenapa anda malah ikut-ikutan ketika mereka meminumnya, bukanya
mencegah malah anda memberikan izin.” Jodha ngomel-ngomel sambil nafasnya naik
turu..
JA: “Jodha Begum... iniiiiii.” Jalal
mengatakan dengan gelagapan tak tahu bagaimana mencari alasan, namun belum
apa-apa Jodha kembali memotong perkataan Jalal.
JO: “Murad.... Bagaimana bunyi Surat
Al Maidah Ayat 90.
MR: Bismillahirrohmanirrohim........
يآيهاالذين
أمنوآإنّماالخمروالميْسِرُوالأنْصَابُ والأزْلاَمُ رجزٌ من عَمَلِ الشَّيْطَان
فاجتنبوهُ.
عن إبن
عمررضى اللّه عنه،قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: كُلِّ مُسكِرٍخَمْرٌ وكُلِّ
مُسكِرٍحرَامٌ ومَنْ سَرِبَ الخَمْرَ فىِ الدُّنْيا فمَاتَ وهوَيُدْمِنُهَا ولَمْ
يَتُبْ لَمْ يَشْرَبْهَا فى الآخِره.
JO:
“Daniyal, sebutkan Artinya.”
DL: “Setiap
minuman yang memabukkan adalah khamer dan yang setiap memabukkan adalah haram.
Barang siapa yang kecanduan minuman keras dan mati kemudian tidak bertaubat
maka nanti ia tidak akan meminumnya di akhirat.” Sampai disini ketiga bocah
yang ada di depan Jodha semakin menundukkan kepalanya tanda menyesal.
Sebenarnya
metode ini juga sebagai pembelajaran dari Jalal dan Jodha untuk anak-anaknya
maka tanpa diminta Jodha, Jalal melanjutkan dengan Hadist yang merujuk pada ke
haraman Khamer.
JA:
“Dan Dari mansur bin ja’far, dari Asma bin yazid RA. Rasulullah
bersabda:
مَنْ
شَرِبَ الْخَمْرَ فَجَعَلَهَافِى بَطْنِهِ لَمْ تُقْبَلْ صَلَاتَهُ سَبْعًا فَإِنْ
هِيَ أَذْهَبَتْ عَقْلَهُ لَمْ تُقْبَلْ صَلَاتَهُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا وَإِنْ
مَاتَ مَاتَ كَافِرًا وَإِنْ تَابَ تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَإِنْ عَادَ كَانَ
حَقًّا عَلَى اللَّهَ أَنْ يُسْقِيَهُ مِنْ طِيْنَةِ الْخَبَلِ.
“Barang
siapa meminum minuman keras hingga masuk ke dalam perutnya maka tidak diterima
shalatnya selama 7 hari, apabila meminum minuman keras sampai hilang akalnya
(mabuk) maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari, apabila ia mati, matinya
dalam keadaan kafir, apabila ia bertaubat maka Allah akan menerimanya, apabila ia
mengulanginya lagi maka hak Allah nanti akan memberikan minuman dari darah
campur nanah.” Sampai disini, kesadaran mereka menghantam begitu kuat sehingga
tanpa terasa air mata mereka jatuh karena penyesalan.
Melihat
itu Jodha tahu bahwa mereka sudah menyesali perbuatanya, namun kesalahan harus
ada hukumanya. Jodha memukul tangan Murad dan Daniyal menggunakan rotan yang
sedari tadi dipegangnya, walaupun tak keras lumayan sakit. Dua anak bujang yang
melihat Jalal tak mendapatkan hukuman memprotes itu..
MR:
“Ammijaan, kenapa Abbujaan tak ikutan dipukul? Ini tak adil buat kami. Padahal
tadi kami minum karena diajak oleh AbbuJaan.” Murad berkata dengan sedikit
melirik ayahnya. Sedangkan yang dilirik Cuma bisa melotot marah..
Jodha
yang sudah mereda, amarahnya bangkit kembali dengan kencang ia berteriak...
“Shahenshaaaaaaaaaaaaaah.” Mendengar alarm berbahaya sontak membuat Murad dan
Daniyal lari keluar tenda ayahnya sedangkan Jalal langsung ambil posisi siap
dihukum (Nasib suami berpenyakit CCTB, ha ha ha ha)
Diluar
tenda ternyata Salim melihat semua kejadian itu, begitu melihat adik-adiknya
keluar ia langsung menghampiri mereka, dengan nada mengomel dia
berkata..”kenapa kalian tak melawan ketika kalian dihukum pukul seperti ini,
aku tak mengerti kenapa MUZ suka sekali menghukum anak-anakmya.”
MR: “Koy
Baat Nahhi Bhaijaan, walaupun kami kena omelan dan pukulan Ammijaan tapi kami
mendapat pelajaran hidup darinya sehingga kami menjadi manusia lebih baik lagi.
Berkat Ammijaan dan Abbujaan juga kami bisa menghatamkan hafalan Al Qur’an dan
beberapa Hadist.” Murad berkata dengan bangga, ia dan Daniyal langsung pergi
dari hadapan Salim guna menemui Hakim Sahiba untuk mengobati memar ditangan
mereka.
Mendengar
penjelasan dari Murad, Salim tiba-tiba menyadari segala kesalahanya. Dia
menjadi teringat betapa dulu dia sangat disayang Ammijaanya dan dia selalu
dididik dengan baik. Teringat akan Ammiijaanya ia menjadi merasa sangat
bersalah karena selama ini dia hanya bisa menyakitinya...
SA:
“Mereka benar... Ammijaan melakukan itu semua karena baik untuk kami. Aku
terlalu menyalahkanya sehingga aku tak bisa dididik seperti adikku yang lainya.
Mereka sudah melangkah jauh didepanku namun aku masih disini, berkutat dengan
dosa. Ya khudaaaa aku bersalah pada Ammijaan... maafkanlah akuuu, ammijaann
maafkanlah aku.” Tanpa terasa air mata Salim menetes menyesali segala tingkah
jahatnya pada sang ibu. Dan sejak saat itu dia berjanji akan mendekat lagi pada
ibunya, untuk mendapatkan pelajaran juga kasih sayang.
***Nahhh
itulah kawan alasan kenapa Salim begitu baik dihari Jum’at kemarin. He he he***