Episode
8
Pengadilan
Iblis
Dalam
drama ini, situasi penajra dilebih-lebihkan untuk kepentingan drama.
Woo Jin kini sudah berada di tali
gantungan. Kabag Kesehatan menurunkan mesinnya sehingga Woo Jin pun terangkat.
Woo Jin kesakitan, ia memegangi tali yang menjerat
lehernya. Jo Bong Hak menatapnya dengan ancaman dan berteriak, “Katakan dimana
video itu, Pembunuh!!!” Woo Jin menggeleng dan mengatakan bahwa ia tak
mengingat apapun. Sesaat Woo Jin mengingat kejadian yang sebenarnya, ia tak
pernah membunuh Jo Bong Hak, melainkan Jo Bong Hak yang menarik pelatuknya
sehingga ia tertembak. Namun itu tak membunuhnya, sehingga anak buah Ketua Kim
menghampirinya dan menembaknya.
Melihat Woo Jin yang tampak telah mengingat
sesuatu, ia memberi isyarat kepada Kabag Kesehatan supaya menurunkan Woo Jin.
Jo Bong Hak menanyakan keberadaan video tersebut, namun Woo Jin benar-benar tak
mengingatnya. Sehingga Kabag Han kembali menurunkan mesinnya.
Woo Jin kembali teringat bahwa ia memberi
dokumen kepada anak buah Ketua Kim karena Ketua Kim telah berjanji akan
memberitahukan siapa yang telah memp*rkosa Seung Hee.
Woo Jin kembali diturunkan. Namun lagi-lagi
Woo Jin tak mengingatnya. Dengan cepat Kabag Han kembali menurunkan alatnya. Jo
Bong Hak memerintahkannya supaya pelan-pelan.
Saat di tiang gantungan, Woo Jin teringat
saat ia pergi ke kantor Taek bersaudara untuk mengambil buku rekening, ia
melihat seseorang yang memegang kaset, dan saat itu pula ia melihat wajahnya.
Tiba-tiba talinya terputus dan Jo Bong Hak
langsung menghampirinya. Dengan terbata-bata, Woo Jin berkata, “Video itu, ada
pada ayah Seung Hee.” Dan ia pun tak sadarkan diri.
Kabag Kesehatan langsung memeriksanya. Jo
Bong Hak cemas karena kejadian itu.
Sementara diluar, Ketua Kim kini sudah
mengetahui bahwa Jo Bong Hak masih hidup. Dan Jo Bong Hak lah yang telah
membunuh putranya.
Jo Bong Hak meminta Kabag Kesehatan untuk
menemukan video tersebut. Ia juga berterima kasih atas semua yang telah Kabag
Kesehatan untuk membantunya.
Flashback:
Jo Bong Hak seorang diri di Taman Mirae
setelah ditembak. Kabag Kesehatan menemukannya dan menyadari bahwa Jo Bong Hak
masih hidup. Ia meminta orang yang bersamanya untuk membawa Jo Bong Hak.
Flashback
End.
Ketua Kim berada didalam ruangannya yang
hampir gelap. Ia menghubungi seseorang dan menanyakan kapan ia akan kembali,
“Ada sedikit masalah disini yang harus kau selesaikan.”
Eun Bi yang kini berpenampilan seperti
gadis nakal, datang ke Kafe Pohon dan buah almond tempat Yoon Hee bekerja. Dari
luar ia melihat Yoon Hee sedang berbicara dengan seorang pria yang ia fikir
adalah Woo Jin. Ia langsung menghampiri mereka dengan membawa pisau
ditangannya. Ia menghentakkan pisaunya ke atas meja mereka berdua, “Dasar
pembunuh.” Ia begitu terkejut saat mendongak dan ternyata yang dilihatnya
bukanlah Woo Jin.
Kini Eun Bi dan Yoon Hee berbicara berdua.
Eun Bi terus menanyakan keberadaan Woo Jin meskipun Yoon Hee sudah berulang
kali bahwa ia tidak mengetahuinya dan sudah tidak pernah bertemu maupun
menghubunginya. Eun Bi masih tidak percaya, “Dimana kau menyembunyikan pembunuh
itu? Kau tahu bahwa menyembunyikan pembunuh adalah suatu kejahatan?” Yoon Hee
mencoba menenangakan Eun Bi, tidak mungkin Woo Jin tega membunuh seseorang.
Eun Bi tak mau mendengarnya. Ia beranjak
dan tak lupa memberi sedikit peringatan kepada Yoon Hee. Yoon Hee terdiam. Ia
teringat saat Woo Jin meyakinkannya bahwa Woo Jin akan menangkap pelaku yang
telah membunuh Seung Hee sehingga ia akan bisa tegap berdiri dihadapan makan
Seung Hee. Yoon Hee cemas dan mencoba menghubungi Woo Jin, namun ternyata
ponsel Woo Jin tidak aktif.
Woo Jin dan Bong Gyu terlelap diatas tempat
tidur mereka masing-masing. Sedangkan Kabag Kan sedang seius mencari sesuatu
melalui komputer dihadapannya. Ia terus waspada.
Sementara itu, Kabag Han dan Penyidik Go
masih bingung dengan kepergian Eun Bi. Kabag Han mengatakan bahwa Eun Bi
tampaknya pergi atas kemauannya sendiri, “Bahkan ia membawa uang dan semua
kartu Idku.” Penyidik Go terkejut, ia semakin terkejut saat melihat jasnya
tergeletak dan laporan tentang ayah Eun Bi yang sudah meninggal juga hilang.
Kabag Han awalnya masih bingung, setelah Penyidik Go menjelaskannya, akhirnya
Kabag Han tahu bahwa ayah Eun Bi telah meninggal.
Eun Bi berada disebuah warnet. Ia tampak
ragu-ragu untuk menegtikkan nama ayahnya. Namun tiba-tiba ada petugas
penertipan masuk, “Bukankah sudah ku peringatkan bahwa jika lebih dari jam 10
anak dibawah umur dilarang masuk.”
Petugas itu mendekati Eun Bi. Eun Bi
sedikit cemas, namun ia telah membawa ID Kabag Han dan menunjukkannya pada
petugas sambil menunduk. Saat petugas ingin meliha wajahnya, tiba-tiba ada
seorang pria yang masih dibawah umur lari sehingga mengalihkan perhatiannya dan
Eun Bi pun selamat.
Setelah para petugas benar-benar pergi, Eun
Bi pun melanjutkan pencariannya. Ia begitu tekejut saat mengetahui bahwa
ayahnya benar-benar sudah meninggal karena kebakaran.
Di
rumahnya, Yoon Hee menatap foto Seung Hee dan kedua orang tuanya. “Apakah Woo
Jin Oppa telah balas dendam kepada pelakunya, Oenni? Aku bingung harus bertanya
kepada siapa. Ayah, Ibu.. Haahhh.. mengapa meninggalkan aku sendirian?"
Yoon Hee membuka kardus berisi koleksi
videonya. Ia memilihnya dan menontonnya. Ia memilih video disaat ia merekam
orang tuanya menyanyikan lagu ulang tahun.
Sementara ditempat lain, Eun Bi terus
berjalan tanpa arah. Ia melihat keluarga bahagia sedang menanyinyikan lagu
ulang tahun untuk salah seorang dari mereka.
Eun Bi kini tertidur didalam warnet. Kabag
Han menghampirinya dan mengajaknya pulang. Ia berbaring dipangkuan Kabag Han
dan Kabag Han memakaikan masker wajah untuknya. Mereka berdua tertawa melihat
wajah mereka dicermin.
Woo Jin dan Penyidik Go terkejut melihat
mereka berdua. Kabag Han dan Eun Bi langsung mengejar mereka dan menariknya
untuk dipakaikan masker wajah juga. Mereka pun mengambil foto bersama.
Seorang penjaga warnet membersihkan sampah
yang ada dimeja. Eun Bi seketika itu terbangun, ia menangis karena kebahagiaan
itu ternyata hanyalah mimpi.
Woo Jin dan Bong Gyu masih belum sadarkan
diri. Petugas menanyakan apa keadaan akan baik-baik saja jika mereka berdua
dibiarkan tidur berdampingan. Kabag Kesehatan menenangkannya, karena mereka
berdua diborgol, tentu semua akan baik-baik saja. Saat Kabag Kesehatan berjalan
ketempat Bong Gyu, tanpa sadar penjepit kertasnya terjatuh.
Setelah Kabag Kesehatan dan petugas
kepolisian pergi, Bong Gyu bangun dan memanfaatkan penjepit kertas yang
terjatuh tadi untuk membuka borgolnya.
Kabag Kesehatan menemui Yoon Hee yang akan
berangkat kerja. Kabag Kesehatan memberikan id card nya dan mengatakan bahwa ia
adalah temannya Woo Jin. Woo Jin sedang ada persidangan dan ia ingin mengambil
sesuatu yang ditinggalkan ayahnya, “Akan sangat berbahaya jika kau
menyimpannya.”
Namun Yoon Hee tidak mau memberikannya
padanya. “Katakan pada Woo Jin Oppa, jika ia menginginkan barang itu, suruh dia
menemuiku langsung setelah sidang.” Ia pun langsung melangkah pergi.
Yoon Hee merasa penasaran dan ia akhirnya
kembali pulang. Tanpa ia sadari, Kabag Kesehatan masih berada disekitar
rumahnya dan mengawasinya.
Yoon Hee langsung membongkar koleksi
videonya dan menemukan “Rekaman Tersembunyi Yoon Hee.” Ia menyalakannya dan
terlihat ayahnya yang sedang duduk dan menangis. Ayah Yoon Hee memintanya untuk
mematikan rekamannya. Namun Yoon Hee tak melakukan itu, ia diam-diam masih
merekammnya dan terlihat ayahnya yang menyembunyikan sesuatu di dalam jam. Yoon
Hee pun membukanya dan ia menemukan sebuah kaset video rekaman disana.
Bong Gyu berhasil melepaskan borgolnya. Ia
berjalan ke meja Kabag Kesehatan namun sebelumnya mengambil handuk kecil. Ia
mengambil botol berisi cairan kemudian memecahkannya.
Air menetes diatas tubuh Woo Jin dan
kemudian ke wajahnya. Woo Jin terbangun dan terkejut saat melihat Bong Gyu
berada tepat diatasnya sambil mengarahkan pecahan botol itu kewajahnya.
Woo Jin berusaha keras untuk melumpuhkan
Bong Gyu. Ia hanya bisa menendangnya karena tangannya masih terborgol. Bong Gyu
kembali bangkit dan hendak menyerang Woo Jin. Woo Jin berhasil mencekik Bong
Gyu dengan kakinya. Bong Gyu masih bisa melawan dengan menusukkan pecahan
botolnya ke kaki Woo Jin dan memutarnya. Seketika itu juga Woo Jin berteriak
kesakitan dan melepaskan cekikannya. Bong Gyu hendak mencoba membunuh Woo Jin.
Seorang petugas masuk dan langsung memukul Bong Gyu dari belakang.
Kabag Han masih bingung untuk mencari
keberadaan Eun Bi, karena ponsel Eun Bi mati, jadi ia tidak bisa melacaknya.
Penyidik Go datang dengan membawa kardus besar, “Dengan ini kita bisa menemukan
Yeonggam. Kau mau membantu.” Dari data yang ada, mereka tahu bahwa pelaku X
tidak hanya satu dan semuanya adalah dari Rumah Kedamaian. Termasuk juga Ayah
Eun Bi, ia adalah Kepala Rumah Kedamaian.
Tepat saat itu Eun Bi datang, “Iya. Dan
karena itulah ayahku dibunuh.” Penyidik Go dan Kabag Han hendak menjelaskan
yang sebenarnya supaya Eun Bi tidak salah faham. Namun Eun Bi tidak mau
mendengarnya dan langsung lari.
Kabag Han dan Penyidik Go mengejarnya. Eun
Bi tersandung dan lututnya terluka. Penyidik Go dan Kabag Han kehilangan jejak
Eun Bi. Penyidik Go mengajak Kabag Han untuk menyelidik kebenarannya terlebih
dahulu supaya Eun Bi tidak salah faham lagi, “Diantara penghuni Rumah Kedamaian,
ada seseorang yang masih hidup. Namanya Kang Yoong Seong, terpidana mati. Dari
dia mungkin kita akan tahu kebenarannya.” Orang itu ternyata ada di Rutan
Seobu, dan ia sebenarnya adalah Jo Bong Hak namun Penyidik Go belum mengetahui
kebenarannya. Eun Bi yang masih bersembunyi mendengar ucapan Penyidik Go dan
tampak berfikir.
Jo Bong Hak menunggu Woo Jin sadar. Woo Jin
mulai sadar, ia meminta air namun belum membuka matanya. Jo Bong Hak
mengambilkan minum untuk Woo Jin, ia setengah mendudukkan Woo Jin dan
meminumkannya dengan Woo Jin yang masih menutup matanya. Woo Jin tersedak dan
ia membuka matanya.
Jo Bong Hak mengembalikan gelasnya, “Besok
lusa semuanya akan membaik. Hanya satu hari.”
Mendengar ucapan Jo Bong Hak, Woo Jin tahu
bahwa Jo Bong Hak akan membunuh orang lagi. Ia meminta Jo Bong Hak untuk tidak
melakukan hal tersebut. Jo Bong Hak kesal dan mencengkeram kerah Woo Jin saat
Woo Jin mengatkan sudah banyak yang mati, “Benar. Sudah banyak yang mati dan
ini adalah yang terakhir.”
Jo Bong Hak mengendalikan emosinya dan
melepaskan pegangannya saat Woo Jin menanyakan siapa mereka yang sebenarnya.
“Siapa kami sebenanrnya? Kami hanyalah orang biasa. Yang mempunyai kebaikan
hati. Sehingga kami dimangsa oleh Iblis.”
Sementara di tempat lain Yoon Hee
membersihkan hasil rekaman video yang ditemukannya.
Terlihat kilasan balik dimana Ayah Seung
Hee sedang merekam percakapan Ketua Kim dan anak buahnya. Ketua Kim menyuruh
anak buahnya membakas rumah kedamaian beserta isinya tanpa sisa.
Jo Bong Hak melanjutkan ceritanya, “Banyak
orang yang etrbakar hingga tewas. Bahkan orang-orang yang selamat juga dibunuh
dengan membabi-buta. Orang yang licik dan keji. Jika kami tidak punya bukti yang
kuat, kami tidak akan pernah bisa menangkapnya. Tapi Cha Woo Jin, kau punya
bukti itu namun kau menghilangkannya. Karena hatimu yang dendam. AKU MEMBUNUH
KARENAMU!”
Woo Jin hanya menggeleng dan memejamkan
matanya, “Aku benar-benar tidak tahu.”
Jo Bong Hak menimpali dengan sinis, “Kau
dan aku sepertinya tidak ditakdirkan untuk bertemu.” Jo Bong Hak menegakkan
pandangannya, “Semua akan berakhir besok.” Kemudian ia kembali menatap Woo jin
dan memintanya supaya tidak mencampuri urusan mereka lagi.
Jo Bong Hak melangkah pergi namun Woo Jin
menghentikannya, “Lalu Eun Bi? Eun Bi mencari ayahnya. Kau ayahnya Eun Bi,
kan?”
Jo Bong menjawab tanpa menatap Woo Jin,
“Demi Eun Bi. Semua ini akan segera berakhir.”