sehabis perayaan, Jalal duduk merenung di kamarnya. jodha datang , :’ Yang mulia, “
Jalal
langsung tersenyum, ia berdiri :” ada apa Ratu Jodha?” Jodha menghela
nafas, namun wajahnya terlihat senang, Jodha langsung memeluk Jalal.
Awalnya, jalal sedikit kaget, namun ia lalu tersenyum, Jalal mengelus
punggung Jodha, jalal mengulangi pertanyaannya :” ada apa Ratu Jodha?”
jodha melepas pelukannya, :” Yang Mulia, kau sudah membuatku sangat
bahagia. Selama ini aku menganggapmu sebagai raja ku dan suami ku, tapi
sekarang aku ingin memberri salam pada orang yang mulia,” Jodha
mengatupkan tangan nya memberi salam, Jalal menyentuh tangan Jodha.
Jodha
memuji :” sesuatu yg awalnya tidak bs di satukan, namun kau bs
melakukannya. Kau teah menyatukan umat Hindu dan Muslim, Mulai sekarang,
umat hindu dan Umat Islam akan bersama-sama merayakan hari raya nya.
Andai semua raja sepertimu, maka dunia ini akan damai”
Jalal bertanya :” bagaimana mungkin itu bs terjadi, mereka tidak memiliki istri sepertimu”
jodha tersenyum mendengar ucapan Jalal, :” tidak yang Mulia, kau telah melakukan hal yg mulia”
Jalal
:” kalau begitu, aku berhak mendapatkan hadiah. aku adalah suami dan jg
Rajamu, tapi aku akan lebih nyaman jika kau memanggil nama ku.”
Jodha menolak, :’ wanita Rajput tidak memanggil suami mereka dengan namanya. “
Jalal :’ lalu mereka memanggil nya apa?”
jodha cemberut :’ yang mulia, kau hanya menggodaku”
jalal tersenyum :’ aku mengatakan yg sebenarnya. aku akan lebih senang jika kau memanggilku dengan nama ku”
Jodha
tersipu malu, ia menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Jalal,:’
tidak,Yang mulia. aku tidak akan perrnah melakukan itu” Jalal tersenyum
bahagia, ia memeluk Jodha dengan erat.
keesokan
paginya, jodha membuka-buka buku di kamarnya. Zakira datang mendekat,
ia bertanya :’ Ada apa Yang Mulia ratu? anda terlihat sedang cemas”
Jodha :” tidak, aku tidak apa-apa”
Zakira :” apa ada yg bs ku bantu?”
Jodha :” aku sedang mencari kata-kata dalam buku ini” Jodha meletakkan pena bulu nya
Zakira mengambil buku yg di pegang Jodha, :” ini adaah Bahasa Urdu, mau kku bacakan?”
jodha :’ tidak, aku hanya mencari beberapa kata. dulu aku pernah mempelajarinya, namun kini aku lupa karena jarang aku ulangi”
Zakira :” baik, apa yg anda cari?”
jodha tersenyum senang, :” huruf ‘A’
Zakira
:’ artinya Alif, biar aku tunjkkan” Zakira menuliskannya di kertas,
lalu menunjukkan pada Jodha “ lihat, ini adalah Alif, ini adalah kata
pertama”
Jodha
:’ baiklah, aku sudah tahu. aku ingin mencari huruf yg lain” zakira
menunjukkan sebuah huruf, namun jodha menggeleng :” aku ingin mencari
huruf “k” zakira menuliskannya
jodha
:” sekarang BA “ Zakira terrsenyum, ia mengerti apa yg ingin di tulis
Jodha. Zakira kembali menulis, lalu menunjukkannya pada Jodha, ia
bertanya “ apakah ini yg ingin anda tulis?”
Jodha :” apa yg kau tulis?”
Zakira :” AKBAR”
Jodha
tersipu karena niatnya ketahuan. Zakira menggoda, :’ ini yg ingin anda
tulis, bukan? nama yg di berikan oleh rakyat pada raja”
Jodha :’ iya”
Zakira :” sekarang anda harus memperbaikinya,”
Jodha
bertanya :’ Dalam bahasa urdu, bagaimana mengucapkan ‘terima kasih’?”
Jodha tersenyum, ia menjawab sendiri pertanyaan nya :” Sukriya”
Zakira :” anda sangat baik. sampai jumpa” Jodha mengangguk.
setelah
Zakira keluar kamar, Jodha senyum-senyum terus menatap kertas yg berisi
tulisan “AKBAR” ia mendekap tulisan tsb di dada. Jodha kemudian
menyalin tulisan tsb di kertas lain.
jalal sedang Sholat di kamarnya, hamida berdiri di belakangnya. setelah selesai, jala berdiri, ia tersenyum saat melihat ibunya.
Jalal :’ salam, ibu” hamida mengucup kening jalal.
Hamida tersenyum :” Semoga Tuhan memberrikan umur panjang pada Yang Mulia Jalalludin Muhammad Akbar”
jalal tertawa, :” ibu cukup panggil aku ‘Jalal” saja. rakyat yg memberiku nama Akbar”
Hamida :’ aku bangga pada mu. Andai ayah mu masih hidup, dia akan senang sekali melihat kau begitu di sayangi oleh rakyatmu.”
Jalal merrendah, “ ini semua berkat bimbingan yg ibu berikan padaku. “
Hamida
terharu :” pertama kali aku menggendong mu, aku berdoa agar kau menjadi
raja yg paling hebat. Allah mengabulkan doa ku” Jalal menghapus air
mata di pipi ibu nya, “ ibu sedang senang, ibu tidak boleh menangis. aku
ingin ibu selalu bahagia”
pelayan masuk :” Salam yang Mulia, Salam Ibu Ratu. Ratu Jodha ingin bertemu dengan anda”
Jalal :” persilahkan dia masuk”
Jodha
memasuki ruangan dengan riang. ia sedikit gugup melihat hamida ada di
sana, :” Salam Ibu, Salam yang mulia” hamida dan Jalal mengangguk
Jodha tersenyum malu, :’ aku tidak tahu kalau ibu ada di sini. aku akan kembali lagi nanti.”
hamida
mencegah :” tidak, Ratu Jodha. aku baru saja akan pergi” hamida melirik
Jalal, setelah Jalal mengangguk hamida pun keluar kamar.
Jodha berjalan mendekati Jalal. Jalal berkata :” pagi ini penuh berkah. Ada apa?”
jodha gugup “ sebenarnya..” ia sangat gugup, ia memilin kertas di tangannya. Jalal melihatnya, :” Apa itu? biar aku melihatnya.”
Jodha :’ tidak, jangan di lihat sekarang” namun Jalal sudah mengambil dan membukanya
jalal tersenyum senang :’ ada tulisan AKBAR”
jodha :” aku sedang latihan menulis nama mu”
Jalal memuji :” bagus sekali. ini cukup bagus ratu jodha”
Jodha senang :” aku berusaha semampu ku.”
jalal
:’ ini bagus sekali” Jalal lalu bertanya :” wanita rajput tidak boleh
memanggil nama suami mereka. apakah mereka boleh menulisnya?”
Jodha :’ ya, tentu”
Jalal : “ratu ruqaiya memanggilku ‘Jalal’. ingin sekali mendengar kau memanggil nama ku.”
jodha merajuk :’ aku sudah bilang ku tidak bs melakukannya.”
Jalal
menggoda :” saat kau membenciku dulu, kau selalu memanggilku Jalal,
namun sekarang kau sudah tidak mau menyebut nama ku “ Jodha menunduk, ia
tersenyum malu-malu.
jalal
:” kau tahu aku tidak bs membaca, bisakah kau bacakan ini untukku?
apakah tulisannya ‘Jalal’?” ia menunduk melihat kertas yg di berikan
Jodha tadi.
jodha mendekat :’ tidak, nama mu yg satu lagi”
Jalal :” raja?”
Jodha :” bukan yg itu, “
jalal :” kalau begitu, tulisannya jalal”
jodha
jadi tidak sabar :” tulisannya adalah Jalalludin Muhammad..” Jodha
terdiam, ia sadar telah menyebut nama suaminya. Jalal tersenyum senang,
namun jodha cemberut“ apa yg telah ku katakan? “
jalal senyum-senyum :’ syukurlah, aku sudah mendengar nya.” Jodha sadar telah di tipu, “ kau menggoda ku lagi!”
Jalal
beralasan :” setiap kali kuminta menyebut nama ku, kau tidak pernah
mau. terimakasih” jodha tersenyum, ia tidak jadi marah setelah melihat
wajah jalal yg terlihat sangat senang krna sudah mendengar Jodha
menyebut namanya. Jalal bertanya apakah jodha tahu arti dari namanya?
Jodha
menjawab :” akbar berarti maha besar, maha kuasa dan yg paling mulia.”
jalal terdiam, ia seperrti mernungkan namanya. jodha bertanya :’ ada
apa? kau terlihat begitu serius”
Jalal menjawab :” sudah seharusnya, karena rakyat sudah memberi ku tanggung jawab yg begitu besar.’
Jodha :” kau tak perlu membuktikan apapun, karena kau sudah melakukannya dengan baik.”
jalal
berbalik membelakangi jodha :’ tidak jg ratu jodha. aku bukan anak yg
baiik, Istri ayahku, ibuku, aku tidak bisa membantunya”
Jodha
menaruh tangan nya di pundak jalal, ia menghibur jalal “ setidaknya kau
sudah berusaha mencarinya. kalau kau bisa, kau pasti akan berhasil
menemukannya”
Jalal kembali bersemangat :” aku akan menemukannya, ratu jodha. walau kita tidak tahu seperti apa keadaannya sekarang”
Maham
datang ke tempat ia menyembunyikan Ratu Chand dan bertanya, “Apakah
Anda mengenali saya?” Ratu Chand menjawab dengan terba-bata, “Tidak.”
Maham kesal, “Apa yang Anda lakukan?” Ratu Chand tertawa, “Nigar, putriku bagaimana aku bisa melupakanmu.”
Maham: “Aku bukan putri Anda.”
Ratu
Chand ketakutan dan mendekap boneka di gendongannya, “Pergi dari sini.
Aku tidak akan memberikan putriku, kau di sini untuk membawanya.”
Maham
menjabak rambutnya, “Anda harus mengakui di depan semua orang, siapa
aku dan diri Anda sendiri. Anda akan mengingat segalanya.”
Maham
Anga keluar dari gua. Maham menutup wajahnya dengan selendang ketika
dia keluar. Ia melihat tanda di dinding. “Ini tampak seperti ada orang
yang menandai untuk mengingatnya. Ada seseorang yang mengetahui tentang
tempat ini.”
Di dalam suatu tenda yang sedikit gelap, Malam itu Sharifudin bersama dengan Abul Mali.
Sharifudin:
“Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan. Bagaimana cara menghancurkan
Jalal, ini seperti memenangkan hati orang yang ingin membunuhku. Aku
ingin kau menjadi menurutiku.”
Abul
mali: “Ya bersabarlah. Aku telah menjadi bawahan selama ini. Aku tidak
bisa melakukannya lagi. Aku harus mendapatkan tambangnya. Jangan
khawatir kau akan mendapatkan semua yang kau inginkan segera.”
Sharifudin:
“Sampai jalal masih hidup ini tidak mudah. Yang lain mengatakan kau
telah mengalahkan Yang Mulia membunuh hanya pilihan.” Sharifuddin
tertawa.
Abul
mali: “Aku pikir lebam telah dilakukan otakmu. Jalal akan kalah. Ya dia
akan segera kalah. Perang ini akan mengambil segala sesuatu darinya.
Bukan aku. Seorang tentara yang telah menyebar. Mereka akan memukulinya.
Jalal adalah seperti singa dia tidak bisa dikalahkan dengan mudah. Aku
memiliki pikiran rubah dan kecepatan macan tutul. Pembunuhan adalah
kebiasaanku. Ada sesuatu seperti rahmat dan damai sejahtera yang ku
dengar. Satu yang dapat membuat Jalal bertekuk lutut. Dia adalah ibu
tiri Jalal, Machuchak.
Diperlihatkan
beberapa orang yang berada di daerah dingin dan seorang wanita datang
berkuda dengan wajahnya tertutup. Seorang pria digantung dengan kakinya
diatas. Wanita itu turun dari kudanya dan bergerak ke arah pria
tersebut. Pria itu ketakutan, “Ampunilah saya. Seseorang tolong
selamatkan saya.”
Wanita
tersebut mengatakan, “Keinginan terakhir orang sekarat harus diberikan
tetapi kau meminta sesuatu yang tidak aku punya. Tidak ada pengampunan,
tidak ada belas kasihan.” Dia mengambil pisau, “Kau harus meninggalkan
dunia ini tanpa kau inginkan.” Dia menyayat dadanya.”
Pria itu menjerit histeris, “Ampunilah saya.”
Wanita itu memotong tali yang mengikat kakinya sehingga dia terjatuh. “Kematiannya harus baik sehingga aku bisa bahagia.”
Dua
orang pria menmbawa pria terebut ke ditempat didepannya dan metakkan
kepalanya disana. Seorang pria datang dan memotong lehernya.
Wanita
tersebut melepaskan kain yang menutupi wajahnya dan tertawa. “Jalal
akan mengingat namaku sampai penghakiman hari ini.” Dan wanita itulah
yang bernama Machuchak.
Sinopsis by Hime dilengkapi oleh ChusNiAnTi
Picture by ChusNiAnTi