Mainavati pergi ke kamar Jodha menginformasikan tentang Havan. Jodha dengan senyum menyambut masa nya. Maina dengan cinta berkata, "Jodha, hari ini aku telah terorganisir satyanarayan bhagvan havan untukmu dan jamaisa supaya Kau bahagia dan kehidupan pernikahanmu akan berlangsung lama. Ini adalah adat pernikahanmu yang terakhir." Jodha menjawab, "Masa, aku tidak berminat melakukan havan ini, aku tidak ingin duduk di havan. "
Mainavati dengan nada menasihati menjawab, "Jodha, aku adalah ibumu dan aku tahu ada sesuatu antara Kau dan Jamaisa yang tidak benar. Dalam bulan terakhir ini, aku belum pernah melihat senyum di wajahmu. Dalam pernikahna kadang-kadang, ada masalah datang. Dibutuhkan waktu lama untuk membangun kepercayaan pada satu sama lain. Di awal kesalahan sering terjadi, tetapi itu tidak berarti Kau tidak memaafkan satu sama lain. Jodha bersiap-siaplah dalam waktu dua jam. Ini adalah pakaian dan perhiasanmu dan keluarlah dari kamarmu dengan anggun."
Jodha di kamarnya berpikir tentang apa yang terjadi saat Jalal datang. Permintaan maafnya tulus, terlihat penyesalan di wajahnya dan mata berkaca-kaca, juga reaksinya terhadap kemarahannya. Johda bisa merasakan perkataannya yang menyakitkan menghancurkan Jalal. Semua pemikirannya sedikit mencairkan kemarahannya. Akhirnya ia sedikit tersenyum dan bersiap-siap.
Waktunya untuk havan, semua orang berlarian untuk fungsi, banyak orang yang diundang. Persiapan hampir seperti sebuah pernikahan. Jalal bersiap-siap dan datang ke aula havan. Dadisa menyambut Jalal dan memberinya berkat.
Jodha memasuki aula. Dia berpakaian sangat indah berwarna putih dan chania-choli hijau dengan chunni yang indah berwarna merah gelap dan putih dengan perhiasan kerajaan dengan penuh Sringar. Semua orang yang terpaku menatap Jodha. Jalal benar-benar terpesona dan terus menatapnya tanpa berkedip. Jodha merasa malu melihat sekeliling, tanpa sadar matanya mencari Jalal dan tiba-tiba mata mereka bertemu. Untuk menutupi emosinya dia memberinya tatapan marah palsu. Jalal membalasnya dengan tersenyum.
Mereka berdua duduk di havan, Jalal mengikuti instruksi pandit; keduanya mengulangi Mantra. Pandit memberikan sindoor thal pada Jalal dan menyuruhnya untuk mengisinya di Maang Jodha. Mereka berdua saling memandang dengan pandangan intens dan kesedihan mendalam. Jalal menunggu mata Jodha turun dan memberikan izin. Jodha menurunkan matanya dan membungkuk sedikit menyetujui untuk mengikuti ritual. Jalal mengambil sejumput sindoor dan diisinya pada maang Jodha dengan cinta yang mendalam. Jodha mengangkat matanya perlahan-lahan, air mata keluar dari matanya. Jalal memandangnya dengan mata yang lembab dan rasa bersalah kemudian dengan lembut ia menyeka air matanya dari wajahnya.
Pandit mengatakan pada Jalal untuk memegang tangan Jodha dan menempatkan air dalam havan setelah mantra selesai. Jalal mengulurkan tangannya terhadap Jodha. Dengan ragu-ragu Jodha mengulurkan tangannya ke arahnya. Jalal memegang tangannya erat dengan senyum dan berbisik di telinganya. “Aku tidak akan pernah membiarkan tangan ini pergi dariku lagi Jodha.” Jodha memandang ke arahnya tanpa ekspresi apapun. Melihat wajahnya sedih, ia meletakkan tangan keduanya di atas tangan Jodha, dan mulai menggelitiki tangannya. Jodha memandangnya dengan kemarahan, namun Jalal terus menggelitikinya. Akhirnya Jodha tidak bisa menahannya mulai tertawa dengan sedikit tersipu. Mantra selesai dibacakan dan mereka menempatkan air dalam havan. Keduanya mengambil janji pernikahan lagi. Havan selesai secara damai. Keduanya mengambil berkat dari orang tua.
Setelah pooja Jalal memberitahu Raja Bharmal bahwa mereka akan pergi besok pagi.
Jodha menyela ucapan Jalal, "Ya, tentu saja. Shahenshah memiliki banyak hal untuk dikerjakan, dia pasti bisa pergi tapi aku ingin tinggal di sini selama beberapa waktu.
Jalal tampak pahit dan menjawab, "Tapi Jodha, sesuai kebiasaan aku harus membawamu kembali ke Agra itu sebabnya aku disini, Kau dapat selalu kembali ke Amer beberapa hari kemudian.
Bharmal setuju dengan Jalal tapi ia meminta Jalal dapat tinggal dua hari lagi untuk menghadiri Holi.
Jalal setuju dan mengatakan, "Aku akan tinggal di sini selama dua hari karena Jodha begum juga ingin tinggal di sini sedikit lebih lama, aku tidak punya masalah."
Translate by ChusNiAnTi