Mereka mendirikan catur mereka dan memulai permainan...
Saat bermain... Jodha berbicara tentang Amer, masa kecilnya, Sujamal saudaranya, bagaimana dia mengetahui pagar dari saudaranya. Jalal tersenyum mendengat setiap perkataannya, ia meliriknya diam-diam.
Setelah beberapa menit Jalal bertanya, "Jadi Jodha begum, aku yakin banyak Pangeran yang tergila-gila dengan kecantikanmu."
Jodha menjawab langsung dengan sangat naif, "Oh ya, banyak dari mereka, Shahenshah! Banyak pangeran yg tergila-gila denganku. Hanya melihatku sekali dan mereka langsung mengikutiku."
Jalal dengan nada menggoda bertanya, "Jadi Kau pikir kau cantik."
Jodha menatapnya dengan kesal, "Oh... jadi Kau tidak berpikir aku cantik."
Jalal tersenyum melihat Jodha terganggu dan menjawab, "Aku tidak mengatakan bahwa..."
Jodha sedikit marah, ia berpikir Jalal tidak berpikir dia cantik. Dia berkata dengan sinis, "Mari kita bermain catur, aku tidak ingin berbicara tentang apapun, aku tahu Kau memiliki banyak wanita cantik di haremmu." Wajahnya tiba-tiba merasa sedih berpikir Jalal memiliki banyak wanita cantik di harem, “Mengapa ia akan berpikir aku cantik.”
Jalal menikmati kecemburuan dan kemarahannya... tapi dia tidak bisa melihat wajah sedihnya lagi.
Akhirnya, Jalal dengan senyum berkata, "Jodha begum, lihatlah aku." Mata Jodha masih diturunkan, dia marah, pikirannya terjebak pada Jalal yg berpikir dia tidak cukup cantik.
Jalal berkata dengan nada sedikit keras, "Jodha begum." Jodha perlahan-lahan mengangkat mata indahnya.
Jalal tersenyum dan berkata dengan nada menyenangkan, "Jodha begum, aku belum pernah melihat wanita secantik dirimu dalam hidupku, Kecantikanmu berada di luar kata-kata, setiap imajinasi dan itu adalah benar, aku memiliki begitu banyak wanita cantik di haremku tapi tidak ada yg sejajr denganmu. Apakah Kau tahu mengapa? Karena kecantikanmu mencerminkan jiwamu, tidak bersalah, murni, jujur dan ilahi. Kau tidak takut untuk mengatakan kebenaran, aku belum pernah melihat wanita yang cantik didalam dan luar, bagiku Kau wanita paling cantik di dunia.
Jodha tidak pernah membayangkan bahwa Jalal akan menjawab seperti ini, dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi, ia tidak bisa mengangkat wajahnya, ia merasa sangat malu dan pipinya memerah. Jalal mengangkat dagunya dengan senyum. Jodha begum, kenapa kau bisa sebegitu cantik?
Jodha tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersipu. Mereka mulai permainan lagi. Ratu Jalal terjebak. Jalal cukup terkesan dengan keterampilan permaina catur Jodha. Setiap langkahnya telah menjatuhkan Jalal sedikit demi sedikit, dia bermain seperti seorang ahli. Itu adalah hari yang sangat panjang bagi mereka berdua, mereka berdua lelah, jadi dia berbaring di tempat tidur sambil bermain dan kakinya yang menari. Zulfan Jodha membuat musik yang menenangkan. Jodha tidak menyadari saat sambil bermain gaunnya memperlihatkan kakinya setengah. Jalal melihat kakinya yg lembut, halus, bersih, menarik. Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya. Jodha melihatnya dan tersadar, tiba-tiba ia bangun dan ditutupi kakinya. Jodha tersenyum misterius, Jalal tidak mampu berkonsentrasi bermain karena obrolan mereka dan kecantikan Jodha.
Giliran Jalal bergerak, karena tidak berkonsentrasi, ia tidak menyadari bahwa ia meninggalkan raja sendirian dan terbuka.
Jodha tersenyum menang, “Shahenshah, dalam keterburu-buruanmu Kau menempatkan rajamu dalam bahaya dan meninggalkannya sendirian dan terperangkap oleh musuh.”
Jalal menyadari kesalahannya dan dengan tajam menjawa,b "Apakah Kau tahu Jodha begum raja selalu sendirian. "
Jodha menasihati, "Tapi Kau masih dapat menyelamatkan raja dengan mengorbankan Ratumu."
Jalal dengan senyum sarkastik menjawab, "Tanpa Ratuku, aku suka menyelesaikan permainanku. Raja mengandaikan untuk melindungi Ratu."
Akhirnya, Jalal kalah dan Jodha memenangkan permainan.
Jalal bangga berkata, "Jodha begum, aku sangat terkesan dengan bakatmu... Sesuai janji, katakan padaku apa yang Kau inginkan?"
Jodha dengan senyum konten menjawab, "Aku tidak ingin apa-apa sekarang, ketika waktunya tiba aku akan memintanya. "
Jalal santai berkata, "Jodha begum, sekarang sudah sangat larut, kita harus pergi tidur. Aku akan tidur di sofa itu, Kau tidur di tempat tidur."
Jodha menolaknya, "Tidak Shahenshah, aku akan tidur di sofa dan Kau tidur di sini."
Mereka berdebat sebentar akhirnya Jodha menyerah dan berkata, "Shahenshah, aku percaya padamu, kita berdua bisa tidur di ranjang yang sama. "
Jalal merasa senang mendengar Jodha mulai percaya padanya... dia bertanya bercanda, "Jodha begum, apa yang Kau katakan di sore hari, antara suami dan istri... sesuatu jembatan, rasa hormat, kepercayaan dan keyakinan... dan... Jodha menempatkan jarinya di mulut Jalal dan menghentikannya sebelum ia mengatakan cinta... Jalal menatapnya dengan intens dan mencium jarinya, seperti sengatan listrik, Jodha menarik jarinya dari bibir Jalal.
Jalal memegang tangannya, kemudian mendekatkan pada dirinya, "Jodha, Kau menghormatiku, Kau mempercayaiku dan Kau juga memiliki keyakinan pada diriku. Apakah Kau jatuh cinta padaku? Jodha memandangnya dengan cinta yang kuat... dia bertanya, “Aku pikir Kau menghormatiku, Kau juga percaya padaku, Kau memiliki keyakinan padaku? Apakah Kau jatuh cinta padaku?”
Jalal dengan senyum menjawab, "Aku telah bertanya padamu lebih dulu jadi Kau harus menjawab pertanyaanku. Aku memintamu untuk menjawab pertanyaanku"
Jodha tersenyum dan menjawab dengan tatapan cerdas, "hmmm! Aku bisa mencintaimu tetapi ada masalah. Kau tidak memiliki hati! Kau mengklaim bahwa Kau tidak memiliki hati. Saat kau menemukan hatimu, aku mungkin berfikir tentang mencintaimu."
Jalal tidak memiliki jawaban untuk ini... dia tahu dia terperangkap dalam ucapan Jodha.
Jalal, "Subhanallah. Tidak ada yg bisa menang darimu dalam debat." Jalal berkata dalam hati, “Suatu hari, Kau akan mengakui bahwa Kau sedang jatuh cinta padaku.”
Keduanya tidur di tempat tidur sama...
Jalal dengan lembut bertanya, "Apakah Kau tidur?"
Jodha: "Tidak, belum..."
Jalal: "Ada sesuatu yang hilang, Jodha begum"
Jodha jengkel, "Shahenshah, sekarang apa yg hilang?"
Jalal: "Aku tidak bisa tidur tanpa ciuman selamat malam." Untuk membuat Jodha lebih cemburu, Jalal menambahkan, “Ruqaiya setiap malam menciumku sebelum kita tidur dan juga memijat kakiku.”
Jodha terkejut dan merasa terganggu, "Apa???"
Jalal melanjutkan dengan tersenyum, "Sebenarnya Jodha begum, itulah kebiasaan mughal, barangsiapa istri yg tidur denganku mereka harus menberiku ciuman Selamat malam dan memijat kakiku sampai aku tertidur. Tapi aku mengerti jika Kau tidak mau melakukannya, jangan khawatir aku akan pergi ke Rukaiya begum."
Jodha dengan nada membingungkan menjawab, "Tetapi Kau tidak mengatakannya malam itu saat kita tidur bersama-sama.”
Jalal: "Itu karena Kau sedang sakit dan itu adalah keputusanku untuk tidur denganmu."
Jodha teringat ibunya saat memijat kaki ayahnya, ibunya juga mengatakan bahwa itu bagian dari tugas istri.
Jalal dengan suara nakal, "Tidak apa-apa, aku akan pergi ke kamar Rukaiya." Jalal berpura-pura untuk bangun dari tidurnya dengan kekecewaan.
Dengan sedikit canggung Jodha berkata, "Tunggu Shahenshah... Kau tidak perlu pergi kemanapun aku bisa mengikuti kebiasaan.”
Jalal: "Apakah Kau yakin...! Oke daripada aku akan tidur disini," Jalal tidak pernah berpikir, Jodha akan setuju menciumnya. Dia hanya bercanda.
Jodha datang sangat dekat, ia menatap matanya. Datang dekat wajahnya dan berhenti di bibirnya, Jalal menunggunya dengan cepat Jodha mencium pada dahinya bukan bibir dan berkata, “Selamat malam Shahenshah” dengan tampilan menang.
Jalal kesal dan berpaling kearahnya. Tubuhnya setengah di atas Jodha. Dia mendekati Jodha, "Biarkan aku mengajarkan padamu bagaimana untuk mencium suamimu." keduanya menatap satu sama lain, dengan ekspresi matanya, Jodha memberinya izin untuk menciumnya. Jalal mulai mencium pada dahinya kemudian pipi. Jodha membuka matanya. Dia menunggu dan dengan cepat Jalal mencium bibirnya dengan lembut. Segera setelah menyentuh bibirnya, seluruh tubuhnya gemetar dan menggigil... Jalal menatapnya dan tersenyum, "Selaat malam Jodha begum, aku bercanda tentang memijat tetapi ciuman adalah kebiasaan wajib.
Akhirnya mereka berdua tertidur dengan nyenyak setelah hari yg panjang.
Translate by ChusNiAnTi