Semua tahanan sudah kembali ke sel mereka masing-masing. Semua sudah berada dalam posisi berbaring. Woo Jin terkejut saat ada seseorang yang mendekap mulutnya. Dan ia adalah Bong Gyu. Ya, Bong Gyun sudah menyadari identitas Woo Jin. Ia mengingatkan janjinya dulu bahwa ia akan membunuh Woo Jin. Ia mencekik Woo Jin dengan skuat tenaganya hingga Woo Jin hanpir kehilangan nafasnya. Ia hendak menusuk Bong Gyu dengan penanya. Belum sempat penanya mengenai Bong Gyu, Bong Gyu sudah tak sadarkan diri.
Myeong Soo yang membuat Bong Gyu tak sadarkan diri. Woo Jin sadar, bahwa bantuan yang dimaksud Chief Choi adalah Myeing Soo. Woo Jin membantu Myeing Soo membaringkan Bong Gyu dan Jae Young saat itu melihat kejadian tersebut.
Keeesokan paginya, semua tahanan sudah bersiap. Myeong Soo mencoba membangunkan Bong Gyu, ia terkejut saat Bong Gyu ternyata membuka matanya. Ia pun kembali menutup wajah Bong Gyu.
Akhirnya Bong Gyu dibawa para petugas menggunakan tandu. Chang Gyu merasa heran dengan apa yang terjadi, karena di usia Bong Gyu yang masih muda, Bong Gyu mengalami kejang dan matanya terus berkedip. Myeong Soo berkomentar bahwa semua itu mungkin saja terjadi. Jae Young yang berdiri sejajar dengan Woo Jin, menatap Woo Jin dengan penuh amarah.
Semua tahanan berbaris untuk bersiap makan. Tae Won terus berusaha menyusul antrian supaya dapat mendekati Woo Jin. Woo Jin yang menyadari gerak-gerik Tae Won langsung menghindar. Setelah merasa aman, ia pun kembali kedalam barisan.
Dari sesama tahanan, akhirnya Tae Won tahu bahwa tidak ada tahanan yang bernama Jeong Sang (nama samaran Woo Jin) di Rutan Chungju.
Tae Won langsung menghubungi Ketua Kim. Ketua Kim yang saat itu sedang bercukur, wajahnya tergores karena dikejutkan anak buahnya. Ia tidak jadi marah saat anak buahnya memberitahukan bahwa hal ini tentang Woo Jin. Ketua Kim langsung memerintahkan anak buahnya mencari informasi apa yang dilakukan Cha Woo Jin di Rutan Seobu dan siapa yang Woo Jin cari. Setelah itu ia kembali bercukur.
Seorang petugas memberi obat kepada seorang tahanan. Tahanan itu pun menerimanya dan menjulurkan lidahnya sebagai tanda bahwa ia sudah meminum obatnya.
Setelah petugas itu pergi, tahanan tersebut mengeluarkan sebuah kapsul dari mulutnya yang didalamnya ada sebuah pesan. Ia terkejut saat mengetahui orang yang menyekap Eun Bi telah mati. Ia gemetar dan sangat marah. Saat ia akan membuat sesuatu, ia tak jadi melakutkannya dan membuangnya.
Chang Gyu mengajak Woo Jin ke sebuah ruangan dengan beralasan hendak mengatakan sesuatu. Woo Jin terkejut saat tiba-tiba pintunya tertutup. Ia melangkah mundur dengan ketakutan saat melihat wajah Jae Young berlumuran darah dan Myeong Soo terkapar tak sadarkan diri dengan darah mengalir dari wajahnya.
Jae Young sangat marah dengan apa yang dilakukan Woo Jin. Ia marah kepada semua jaksa dan pengacara. Baginya semuanya sama, hanya mempermainkan orang lain dan tak pernah menepati janjinya. Ia terus memukul Woo Jin hingga Woo Jin tak berdaya.
Chang Gyu kemudian menanyakan apa tuntutan Jae Young. Sebelum jae Young mengungkapkan tuntutannya, ia mencoba membujuk Jae Young bahwa Jae Young masih dapat bebas karena kasus Jae Young masih tergolong ringan.
Jae Young yang terlanjur kesal, mengatakan bahwa ia menuntut hukuman mati. Woo Jin hendak lari karena ketakutan. Namun Chang Gyu sudah berdiri dihadapannya dengan membawa palu besar. Ia siap memukul kepada Woo Jin, namun alarm tanda istirahat selesai sudah berbunyi.
Chang Gyu masih belum mau berhenti karena penasaran dengan alasan Woo Jin menyamar sebagai tahanan di Rutan Seobu. Ia dan Jae Young menarik Woo Jin dan meletakkan kepalanya diatas tempat pemotong kayu dan dalam sekejap saja lehernya akan terpotong. Beruntung petugas datang dan berhasil menyelamatkannya.
Woo Jin dan Myeong Soo dipapah keluar oleh beberapa petugas. Dan tanpa mereka sadari, ada seseorang yang terus mengawasi mereka.
Seorang polisi begitu marah karena Myeong Soo yang babak belur dan Woo Jin sama-sama mengaku bahwa mereka berdua tidak mengingat apa yang terjadi. Dokter menyuruhnya untuk tenang. Semua itu bisa terjadi pada orang yang sedang shock.
Woo Jin bertemu dengan Chief Choi. Chief Choi menyuruh Woo Jin untuk segera menghentikan penyamarannya, ia tidak bisa membantu Woo Jin lebih jauh lagi karena kartu Asnya pasti akan segera beredar di publik. Namun Woo Jin tetap keras kepala dan ingin melanjutkan penyelidikannya. Chief Choi tak mampu berbuat apa-apa, jika Woo Jin masih tetap ingin lanjut, ia tidak akan bisa membantunya lagi.
Penyidik Go memutuskan minum disebuah kedai untuk menghilangkan kegelisahannya. Tiba-tiba Kabag Han menghampirinya dan Penyidik Go menawarinya segelas soju.
Namun bukan hanya satu gelas yang diminum Kabag Han. Sudah ada 5 botol kosong terbuka dihadapan mereka hingga membuat Kabag Han mabuk berat, “Jaksa Cha tidak menelpon selama beberapa hari. Eun Bi masih saja tertekan. Saat kritis seperti ini, peran tim sangat dibutuhkan.” Penyidik Go hanya terus menjawab dengan, “ya ya ya” semua ucapan Kabag Han.
Kemudian Kabag Han ingin menanyakan seseuatu dan meminta Penyidik Go menjawabnya dengan jujur. Ia bertanya apa Penyidik Go menyukainya. Penyidik Go yang dari tadi terus menjawab ya, akhirnya ia juga menjawabnya dengan iya. Penyidik Go langsung buru-buru beranjak saat sadar dengan apa yang diucapkannya. Namun Kabag Han menahannya dan mengatakan ia hanya bercanda. Kabag Han memesan dua botol lagi, sedangkan Penyidik Go mengisyaratkan supaya tidak diberikan.
Namun usahanya gagal. Dan pada akhirnya ia harus menggendong Kabag Han pulang. Eun Bi bertanya-tanya berapa banyak mereka minum, dan Penyidik Go menyuruh Eun Bi untuk menanyakan sendiri pada Kabag Han besok.
Penyidik Go hendak mengambik mantelnya, namun Kabag Han justru meringkuk dan mengatakan “dingin”. Penyidik Go tak dapat berbuat banyak karena Eun Bi memintanya membiarkannya dan berjanji akan mengembalikannya besok.
Penyidik Go yang sudah melangkah pergi dengan kedinginan, menghentikannya langkahnya saat Eun Bi menanyakan tentang pencarian ayahnya. Penyidik Go beralasan bahwa akhir-akhir ini ia sedang sibuk sehingga belum bisa mencarinya. Ia pun melanjutkan langkahnya.
Eun Bi hanya terpaku. Kemudian ia menghampiri Kabag Han untuk membenarkan mantel yang dipakai Kabag Han. Tepat saat itu ia melihat selembar kertas di mantel Penyidik Go. Setelah yakin bahwa Kabag Hna benar-benar tertidur, Eun Bi pun mengambilnya.
Ia keluar untuk mengetahui isinya. Ia tak dapat menahan tangisnya saat mengetahui itu tentang ayahnya yang telah dinyatakan Mati (sesak nafas karena api).
Keesokan paginya Penyidik Go menghampiri Kabag Han dan menanyakan alasan kabag Han memanggilnya. Kabag Han memperlihatkan gambar yang ditemukan dari duplikat ponsel Chang Seon yang telah ditemukan mantan suaminya.
Disaat itu, mereka dikejutkan oleh kedatangan Dong Soo yang ingin mengatakan sesuatu pada Penyidik Go.
Mereka berdua akhirnya berada disebuah ruangan. Penyidik Go tak mengatakan apapun saat Dong Soo menanyakan tentang insiden 7 tahun yang lalu. Dan akhirnya ia beranjak menghampiri Penyidik Go, sebelum pergi ia menitip pesan untuk Woo Jin, “Jika dia punya perjanjian dengan Ketua Kim, tolong suruh dia berhenti. Dia lebih mengerikan dari gosip yang ada. Meskipun Woo Jin juga bukan orang biasa, tapi dia tidak akan bisa melawan Ketua Kim. Ini saran terakhirku sebagai rekannya.”
Eun Bi mulai berkemas untuk meninggalkan rumah Kabag Han. Ia juga membawa buku rekening yang dimiliki Woo Jin. Ia mengingat semua kenangan dengan Kabag Han dan Penyidik Go. Ia kesal karena merasa dikhianati.
Woo Jin bertanya kepada seorang napi yang menolongnya dulu untuk mendapatkan data tentang orang yang memiliki tato sama dengan Chang Seon. Saat ada petugas, Napi itu langsung merebut kertas dari tangan Woo Jin.
Napi tersebut menyerahkan kertasnya kepada Tae Won yang membuat tae Won tersenyum senang.
Sementara ditempat lain, Woo Jin mondar-mandir menunggu kedatangan Napi itu kembali dambil mengingat ucapan Napi, “Man Jeong ini... benar-benar pembunuh sadis. Meskipun sudah dipidana hukuman mati dan dipenjara selama 3 tahun, aku tidak pernah melihatnya. Sangat sulit mendekati tahanan pidana mati. Kau harus sabar dan menunggu. Akan memakan waktu yang lama.”
Woo Jin begitu terkejut saat yang datang adalah Bong Gyu. Dengan cepat Bong Gyu menusuk Woo Jin dengan sebuah pisau.
Woo Jin langsung mendorongnya hingga pisaunya terjatuh. Kemudian ia berlari dengan sisa tenaganya dan Bong Gyu terus mengejarnya.
Saat tiba dilorong, ada seseorang yang mendekap Woo Jin hingga tak sadarkan diri. Bong Gyu juga sampai dilorong, namun ia tidak didekap melainkan dicekik hingga tak sadarkan diri.
Woo Jin dan Bong Gyu terbaring tak sadarkan diri di ruang rawat tahanan. Dokter memberi tahu pertugas bahwa Woo Jin adalah orang yang kemarin masuk ke ruang kesehatan, dan mungkin ada gejala shock langjutan dari yang kemarin. Petugas itu memuji Dokter karena telah menemukan Bong Gyu. Ia mengatakan bahwa ia akan lebih ketat lagi mengawasi Bong Gyu. Petugas itu juga menyetujui saat Dokter mengatakan ia perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut karena tidak akan ada yang tahu jika terjadi sesuatu lagi malam ini.
Dokter menyadarkan Woo Jin. Ia pun memanggil Woo Jin dengan namanya, bukan nama samarannya. Terlihat kilas balik saat Dokter mengambil potongan file yang diprint Woo Jin, kemudian dokter tersebut meremasnya dan memasukkan ke kantong jasnya.
Woo Jin mengira bahwa Dokter itu yang ia cari. Dokter tersebut menggeleng, “Kau akan segera bertemu dengannya.”
Kemudian Woo Jin dan Dokter itu mengendap-endap ke suatu tempat dan berhasil melewati penjagaan.
Sementara di tempat lain, Ketua Kim bersama anak buahnya mendapatkan file yang dicari Woo Jin. “Nama, Kang Yoon Seong. Nomor ID, 3-264. Kasus pembunuhan. Hukuman, pidana mati.” Ketua Kim terkejut saat menaydari bahwa orang itulah yang dicari Woo Jin.
Woo Jin dan Dokter akhirnya berhasil masuk ke tempat yang dituju. Dokter menyuruh Woo Jin duduk, “Disinilah sebenarnya tepat eksekusi pidana mati. Hampir 20 tahun tidak ada eksekusi disini. Semua orang pasti sudah lupa tempat ini. Tapi kau tahu? Hari ini akan ada eksekusi.” Woo Jin terkejut. Ia semakin terkejut saat menaydari ada seseorang yang mendekat.
Sedangkan Ketua Kim kini sudah berada diluar. Menatap tempat dimana eksekusi pidana mati dilaksanakan.
Woo Jin ketakutan saat melihat orang dihadapannya. Ia adalah Jo Bong Hak, ayah Eun Bi. Jo Bong Hak yang selama ini dirindukan Eun Bi kehadirannya.
Bong Hak terus mendekati Woo Jin yang berjalan mundur ketakutan. Ia sadar bahwa ia kini sedang dalam bahaya. Ia juga sadar, bahwa yang dimaksud akan ada eksekusi malam ini oleh Dokter adalah dirinya.
Sementara di tempat lain, Eun Bi berjalan sambil membawa tasnya. Adegan terus bergantian dimana Ketua Kim berada diluar, Woo Jin yang ketakutan, Jo Bong Hak yang terus mendekati Woo Jin tanpa ekspresi, dan Eun Bi yang kini sudah meninggalkan rumah kabag Han.
Komentar:
Di episode ini kita tahu bahwa Jo Bong Hak masuk penjara bukan dengan identitasnya. Berarti kematiannya juga telah dipalsukan, sehingga ia masuk ke penjara. Entah karena kasus apa yang sebenarnya terjadi. Kasus ini semakin rumit.
Nyawa Woo Jin dalam bahaya. Apakah ia akan selamat dari bahaya maut? Apakah Ketua Kim akan masuk ke tempat eksekusi yang begitu gelap tampak tak berpenghuni, yang mustahil seseorang dapat bertahan di tempat tersebut?