Penyidik Go yang sudah melangkah pergi dengan kedinginan, menghentikannya langkahnya saat Eun Bi menanyakan tentang pencarian ayahnya. Penyidik Go beralasan bahwa akhir-akhir ini ia sedang sibuk sehingga belum bisa mencarinya. Ia pun melanjutkan langkahnya.
Eun Bi hanya terpaku. Kemudian ia menghampiri Kabag Han untuk membenarkan mantel yang dipakai Kabag Han. Tepat saat itu ia melihat selembar kertas di mantel Penyidik Go. Setelah yakin bahwa Kabag Hna benar-benar tertidur, Eun Bi pun mengambilnya.
Ia keluar untuk mengetahui isinya. Ia tak dapat menahan tangisnya saat mengetahui itu tentang ayahnya yang telah dinyatakan Mati (sesak nafas karena api).
Keesokan paginya Penyidik Go menghampiri Kabag Han dan menanyakan alasan kabag Han memanggilnya. Kabag Han memperlihatkan gambar yang ditemukan dari duplikat ponsel Chang Seon yang telah ditemukan mantan suaminya.
Disaat itu, mereka dikejutkan oleh kedatangan Dong Soo yang ingin mengatakan sesuatu pada Penyidik Go.
Mereka berdua akhirnya berada disebuah ruangan. Penyidik Go tak mengatakan apapun saat Dong Soo menanyakan tentang insiden 7 tahun yang lalu. Dan akhirnya ia beranjak menghampiri Penyidik Go, sebelum pergi ia menitip pesan untuk Woo Jin, “Jika dia punya perjanjian dengan Ketua Kim, tolong suruh dia berhenti. Dia lebih mengerikan dari gosip yang ada. Meskipun Woo Jin juga bukan orang biasa, tapi dia tidak akan bisa melawan Ketua Kim. Ini saran terakhirku sebagai rekannya.”
Eun Bi mulai berkemas untuk meninggalkan rumah Kabag Han. Ia juga membawa buku rekening yang dimiliki Woo Jin. Ia mengingat semua kenangan dengan Kabag Han dan Penyidik Go. Ia kesal karena merasa dikhianati.
Woo Jin bertanya kepada seorang napi yang menolongnya dulu untuk mendapatkan data tentang orang yang memiliki tato sama dengan Chang Seon. Saat ada petugas, Napi itu langsung merebut kertas dari tangan Woo Jin.
Napi tersebut menyerahkan kertasnya kepada Tae Won yang membuat tae Won tersenyum senang.
Sementara ditempat lain, Woo Jin mondar-mandir menunggu kedatangan Napi itu kembali dambil mengingat ucapan Napi, “Man Jeong ini... benar-benar pembunuh sadis. Meskipun sudah dipidana hukuman mati dan dipenjara selama 3 tahun, aku tidak pernah melihatnya. Sangat sulit mendekati tahanan pidana mati. Kau harus sabar dan menunggu. Akan memakan waktu yang lama.”
Woo Jin begitu terkejut saat yang datang adalah Bong Gyu. Dengan cepat Bong Gyu menusuk Woo Jin dengan sebuah pisau.
Woo Jin langsung mendorongnya hingga pisaunya terjatuh. Kemudian ia berlari dengan sisa tenaganya dan Bong Gyu terus mengejarnya.
Saat tiba dilorong, ada seseorang yang mendekap Woo Jin hingga tak sadarkan diri. Bong Gyu juga sampai dilorong, namun ia tidak didekap melainkan dicekik hingga tak sadarkan diri.
Woo Jin dan Bong Gyu terbaring tak sadarkan diri di ruang rawat tahanan. Dokter memberi tahu pertugas bahwa Woo Jin adalah orang yang kemarin masuk ke ruang kesehatan, dan mungkin ada gejala shock langjutan dari yang kemarin. Petugas itu memuji Dokter karena telah menemukan Bong Gyu. Ia mengatakan bahwa ia akan lebih ketat lagi mengawasi Bong Gyu. Petugas itu juga menyetujui saat Dokter mengatakan ia perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut karena tidak akan ada yang tahu jika terjadi sesuatu lagi malam ini.
Dokter menyadarkan Woo Jin. Ia pun memanggil Woo Jin dengan namanya, bukan nama samarannya. Terlihat kilas balik saat Dokter mengambil potongan file yang diprint Woo Jin, kemudian dokter tersebut meremasnya dan memasukkan ke kantong jasnya.
Woo Jin mengira bahwa Dokter itu yang ia cari. Dokter tersebut menggeleng, “Kau akan segera bertemu dengannya.”
Kemudian Woo Jin dan Dokter itu mengendap-endap ke suatu tempat dan berhasil melewati penjagaan.
Sementara di tempat lain, Ketua Kim bersama anak buahnya mendapatkan file yang dicari Woo Jin. “Nama, Kang Yoon Seong. Nomor ID, 3-264. Kasus pembunuhan. Hukuman, pidana mati.” Ketua Kim terkejut saat menaydari bahwa orang itulah yang dicari Woo Jin.
Woo Jin dan Dokter akhirnya berhasil masuk ke tempat yang dituju. Dokter menyuruh Woo Jin duduk, “Disinilah sebenarnya tepat eksekusi pidana mati. Hampir 20 tahun tidak ada eksekusi disini. Semua orang pasti sudah lupa tempat ini. Tapi kau tahu? Hari ini akan ada eksekusi.” Woo Jin terkejut. Ia semakin terkejut saat menaydari ada seseorang yang mendekat.
Sedangkan Ketua Kim kini sudah berada diluar. Menatap tempat dimana eksekusi pidana mati dilaksanakan.
Woo Jin ketakutan saat melihat orang dihadapannya. Ia adalah Jo Bong Hak, ayah Eun Bi. Jo Bong Hak yang selama ini dirindukan Eun Bi kehadirannya.
Bong Hak terus mendekati Woo Jin yang berjalan mundur ketakutan. Ia sadar bahwa ia kini sedang dalam bahaya. Ia juga sadar, bahwa yang dimaksud akan ada eksekusi malam ini oleh Dokter adalah dirinya.
Sementara di tempat lain, Eun Bi berjalan sambil membawa tasnya. Adegan terus bergantian dimana Ketua Kim berada diluar, Woo Jin yang ketakutan, Jo Bong Hak yang terus mendekati Woo Jin tanpa ekspresi, dan Eun Bi yang kini sudah meninggalkan rumah kabag Han.
Komentar:
Di episode ini kita tahu bahwa Jo Bong Hak masuk penjara bukan dengan identitasnya. Berarti kematiannya juga telah dipalsukan, sehingga ia masuk ke penjara. Entah karena kasus apa yang sebenarnya terjadi. Kasus ini semakin rumit.
Nyawa Woo Jin dalam bahaya. Apakah ia akan selamat dari bahaya maut? Apakah Ketua Kim akan masuk ke tempat eksekusi yang begitu gelap tampak tak berpenghuni, yang mustahil seseorang dapat bertahan di tempat tersebut?