Di sisi lain, Jalal datang menyelidiki keberadaan Abdul. Jalal telah melakukan kesalahan, hingga Abdul tertangkap prajurit Amer. Karena asyiknya menyelidiki Jodha, hingga dia lupa untuk datang tepat waktu dan akhirnya Abdul tertangkap. Abdul adalah teman terbaiknya semenjak kecil dan sangat setia kepadanya. Sehinggah dia memutuskan untuk mengambil resiko dan berusaha membebaskan Abdul dari tangan prajurit Amer. Dia mulai berkeliaran, untuk mendapatkan petunjuk, dimana orang-orang Mughal dipenjara. Saat mencari informasi tentang penjara itu, dia mengetahui bahwa akan ada pertemuan besar dan semua Raja Rajvanshi akan hadir di sana.
Malam itu, Jodha berada di kuil dan berdoa kepada Dewi Parvati agar mendapatkan suami yang baik. Dia juga mohon bimbingan dari Dewi Parvati agar bisa mengenali calon suaminya. Setelah berdo'a, dia segera keluar dari kuil dan ingin melihat Raja Suryabhan untuk pertama kalinya. Saat itu, Jalal sedang berbicara dengan seorang pria tepat di depan kuil tentang penjara Amer. Di belakangnya Raja Suryabhan sedang berjalan menuju kuil. Mata Jodha yang pertama kali tertuju pada Jalal yang sedang berbicara dengan seseorang tersebut. Begitu melihat Jalal, tiba-tiba ia menjadi bersemangat dan sangat ceria. Dia pikir ini mungkin merupakan petunjuk dari Ma Parvati tentang calon suaminya.
Saat itu, Jalal bahkan tak menyadari Jodha sedang menatapnya. Jodha menatapnya tanpa berkedip. Rasa bahagia, tiba-tiba menyeruak tanpa bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dia bahkan tidak mengerti mengapa dia begitu gembira melihatnya. Sekitar satu menit kemudian, Jodha melihat Raja Suryabhan berjalan menuju kuil dengan beberapa pengawal. Begitu ia sampai di dekat kuil, penjaga mengumumkan kedatangan Raja Suryabhan ini. Jodha baru menyadari, ternyata Jalal bukanlah Suryabhan. Seketika itu juga wajahnya berubah pucat selama beberapa detik. Dia menjadi bingung, mengapa Dewi Parvati membuat aku melihat dia pertama kali? Pertanda apa ini Dewi? Dengan galau Jodha berjalan keluar dari kuil, bahkan tanpa melihat Raja Suryabhan sedikitpun.
UTSAV
UTSAV yang diadakan di lapangan terbuka, sudah dipenuhi masyarakat dan keluarga Raja Rajvanshi. Ada sekitar sekitar 500 orang berada tempat duduk khusus, dan sisanya duduk seadanya di tanah. Di bagian tengah, ada sebuah panggung kecil di mana ada kursi untuk Raja Bharmal dan anaknya.
Saat itu sekitar pukul lima sore. Terdengar pengumuman bahwa Raja Bharmal akan masuk dalam area UTSAV. Semua Rajvanshi dan masyarakat umum berdiri untuk menghormati dan menyambutnya. Setelah ia mengambil tempat duduknya, orang-orangpun duduk kembali ditempat masing-masing. Ada karpet merah besar di tengah dan disisi kanan dan kirinya duduk keluarga raja Rajvanshi. Dibarisan depan terdiri dari para wanita yang sudah menikah. Mereka duduk dengan kerudung transparan (Ghoonghat). Kebiasaan ini hanya untuk perempuan yang sudah menikah, sedang gadis yang belum menikah duduk di belakang mereka.
Jodha duduk di belakang ibunya dengan sahabatnya Lilavati dan putri lainnya.
Jalal menjadi sangat terkesan dengan pengaturan acara itu. Dia juga ingin melihat seberapa banyak raja Rajvanshi yang mendukung Raja Bharmal. Dia mengamati seluruh penonton termasuk semua Raja dan masyarakat umum. Setelah memperhatikan seluruh area, matanya mulai mencari Jodha diantara barisan para wanita. Akhirnya, Jalalpun menemukannya. Dia mengenakan Ghaghra oranye yang indah dan choli dengan dupatta transparan hijau dengan perhiasan kerajaan. Ini adalah pertama kalinya, ia melihat Jodha dalam pakaian Rajvanshi yang indah. Sebelumnya dia hanya melihat Jodha dengan pakaian prajurit tanpa perhiasan dan dandanan. Seumur hidup belum pernah dia melihat ada wanita secantik itu. Dia bahkan tak bisa memalingkan matanya. Dia begitu terpesona dan terpikat oleh kecantikan Jodha. Tanpa sadar dia berjalan ke barisan depan agar semakin bisa melihatnya dari dekat. Sebenarnya sangat riskan baginya, jika dia duduk terlalu di depan. Tapi dia begitu terpesona, sehingga lupa akan semua itu. Begitu sempurnya ciptaan Tuhan yang satu ini. Berulang kali dia mendengar tentang kecantikan Jodha yang katanya sangat luar biasa. Namun kini dia laksana kerbau yang dicocok hidungnya. Jalal yang selalu mengklaim bahwa ia tidak punya hati, entah kenapa otaknya yang biasanya licik dan cerdik langsung menjadi tumpul layaknya orang dungu.
Raja Bharmal berdiri dan pertama ia mengucapkan terima kasih pada semua orang yang telah menghadiri UTSAV. Kemudian ia melanjutkan dengan nada yang sangat ceria dan membuat pengumuman pertunangan Jodha dengan Raja Suryabhan. Semua orang bertepuk tangan mendengar berita gembira ini. Walau beberapa raja tampak cemberut karena lamaran mereka ditolak. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Raja Bharmal memilih Raja Suryabhan untuk Jodha. Raja Suryabhan belum menikah dan dia adalah raja dari tiga negara besar serta ia sangat ingin menikah dengan Jodha. Dia datang secara pribadi melamar pada Raja Bharmal dan mengatakan jika Jodha setuju untuk menikah dengannya maka ia berjanji bahwa ia tidak akan pernah menikah lagi, dan dia akan menjadi istri satu-satunya.
Raja Bharmal dengan hormat mengundang Raja Suryabhan agar duduk di sebelah kursinya.
Hati Jalal tiba-tiba terasa pedih melihat Raja Suryabhan yang menatap Jodha tanpa berkedip. Jalal segera menengok untuk melihat reaksi Jodha.
Jodha terlihat menunduk dengan wajah memerah dan malu. Jalal begitu kesal melihat wajah meronanya. Rasanya dia ingin meraihnya di hadapan semua orang dan melarikan diri dengannya saat itu juga.
Tiba-tiba beberapa prajurit datang ke UTSAV. Mereka menyeret Abdul dan memberitahu Raja Bharmal bahwa dia adalah seorang telik sandi rahasia Mughal yang berusaha untuk mencuri peta dari istana. Abdul terlihat babak belur dan terluka parah. Dia hampir tidak bisa bernapas. Dia sudah tak berdaya setelah dihajar para prajurit. Darah Jalal langsung mendidih melihat kondisi Abdul.
Raja Bharmal dengan wajah marah bangkit dari kursinya dan mengambil pedangnya untuk membunuh Abdul. Dia mengayunkan pedangnya ke atas untuk membunuhnya. Tapi sebelum ia melakukan sesuatu, Jodha berteriak keras dan berkata "Ayahanda, tolong hentikan. Menurut etika, kita tidak boleh membunuhnya. Kita tidak membunuh musuh yang "terluka parah, menyerah, atau cacat". Itu melanggar larangan Aan dan shaan. Musuh kita adalah Jalalludin Mohammad, bukan telik sandinya! Jebloskan saja telik sandi ini ke balik jeruji besi. Juga, hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan. Ini adalah hari terakhir Ghangor. Aku minta ayah jangan membunuhnya."
Raja Bhramal menyadari kesalahannya. Dia pun berhenti dan berkata "Jodha, aku benar-benar bangga padamu. Kau benar, dia hanyalah telik sandi musuh kita dan kita bisa mendapatkan banyak informasi melalui dia dan juga dia terluka parah. Dan membunuh musuh yang terluka adalah tindakan pengecut."
Jalal terkejut dan terkesan dengan sikap kerajaan dan masyarakanya.
Jalal ingin menyelamatkan Abdul dan ini adalah kesempatan terbaik untuk menyelamatkannya. Dia segera berlari kembali ke kudanya, mempersiapkan semua senjata yang dimilikinya dan memutuskan untuk membebaskan Abdul di depan seluruh Rajvanshi. Dia menunggang kudanya dengan kecepatan seperti tornado melewati gerbang utama dan menyibak kerumunan dan karpet merah. Sebelum orang-orang menyadari apa yang terjadi, dia membunuh dua prajurit dengan satu gerakan dan meraih Abdul serta melarikan diri kembali di hadapan semua orang. Dia melakukan ini dalam hitungan detik sehingga tidak ada yang punya waktu untuk berpikir apa yang terjadi. Sebelum orang bisa menyadari apa yang terjadi, dia sudah jauh dari kejaran prajurit.
Semua orang terkejut melihat ini, Raja Suryabhan segera mengejar dengan kudanya, tapi itu terlalu terlambat. Jalal sudah melarikan kudanya ke dalam hutan dan telah mencapai kemah pasukannya. Disitu, semua orang mengkhawatirkan Jalal. Tak ada seorang pun tahu kemana dia pergi.
Setelah kembali ke tendanya, Jalal segera memanggil Adgah Khan dan Sharifuddin suami Bakshi Bano adiknya, untuk bersiap-siap untuk perang. Dia juga menginstruksikan Sharifuddin untuk menyatakan perang pada Raja Bharmal.
Sharifuddin memutuskan untuk tidak mengirim informasi tentang perang ini dan menyerang Amer secara tiba-tiba agar bisa menang dengan mudah. Dia juga telah mendengar banyak tentang putri Jodha. Dia juga sangat terpikat dengan kecantikannya.
(Perang pun tak terelakkan)
Tiga hari kemudian, Amer telah diserang Mughal dengan tentara sepuluh kali lebih besar. Raja Bharmal mencoba dan berjuang sampai ia kehilangan semua harapannya.
Hanya Raja Suryabhan berdiri membela Raja Bharmal. Satu per satu keempat putra Raja Bharmal ditangkap oleh Sharifuddin dan akhirnya Raja Bharmal pun juga tertangkap oleh tentara Mughal. Raja Suryabhan tewas dalam perang ini. Hampir tujuh puluh persen dari Amer tentara tewas setelah bertempur dengan gagah berani melawan tentara Mughal. Sisa tentara Amer terluka parah. Shariffudin memerintahkan untuk membunuh mereka semua. Raja Bharmal diminta untuk menghadap Sultan Jalalludin Mohammad.