Sambil menunggangi kudanya, Jalal menyeringai jahat. Dia bergumam, "Putri Jodha, kau telah meremehkan kemampuan Jalal. Kau begitu membanggakan kecantikanmu, keberanianmu dan kekuatan kerajaan Amer. Tapi kau akan segera tahu siapa sebenarnya Jalal dan Mughal. Hmmm, aku tidak sabar untuk melihat wajahmu ketika Amer bertekuk lutut dibawah Mughal.Dan aku baru akan merasa puas, jika sudah melihat air mata membasahi wajah cantikmu. Kau begitu berani meletakkan tanganmu diubun-ubun seorang Mughal, kau sudah berani menuding Mughal itu kejam, dan kau sudah berani menjulukiku bajingan playboy. Kau akan segera merasakan akibat ucapanmu tentang Jalal dan Mughal. Kau akan menjadi salah satu haremku, kau harus melayani dan mematuhiku sebagai balasan kekurang-ajaranmu. Akan aku puaskan birahiku mulai dari ujung rambut sampai ujung kakimu, kita lihat siapa yang akan bisa menyelamatkanmu dariku. Kesombonganmu akan luruh dalam satu menit. Akan aku buat kau membungkuk dihadapanku. Kau telah membuat sebuah tantangan, yang diterima dengan senang hati oleh Jalal.
Jodha masih menunggu kedatangan Moti sebelum kembali ke istana. Saat tercenung menunggu, lamunannya kembali pada pertemuannya dangan Jalal.
Pertemuan pertama mereka benar-benar membekas dihati Jodha. Dia etrsihir dengan penampilan dan sikapnya. Tanpa sadar ada rona merah diwajahnya. Dan dia bahkan tak sadar ketika bibir indah merahnya menyunggingkan senyum lebar. Dia terlalu asyik dengan pikirannya. Dia bahkan tak menyadari ketika Moti datang dan tiba-tiba menatapnya.
Tiba-tiba Moti bertanya "Rajkumari Jodha, kenapa kau senyum-senyum sendiri, apa yang terjadi?"
Jodha tersadar dari lamunannya. Dia lihatnya Moti kebingungan dan bertanya-tanya. Namun dia hanya tersenyum dan mulai berjalan pulang istana.
Moti bertanya lagi "Jodha, kenapa kau tampak tersipu-sipu? Apa yang terjadi? Apakah kau memenangkan pertandingan?"
Sambil tersenyum, Jodha menjawab "Moti, ada seorang petarung misterius yang membingungkanku. Saat itu, aku sudah mengalahkan semua petarung. Lalu penyiar mengumumkan panggilan terakhir, apakah masih ada penantang lain atau tidak. Tak tahu dari arah mana, tiba-tiba muncul seorang Rajvanshi masuk ke arena pertandingan. Saat kutatap sekilas, aku rasakan ada percikan api di dalam tubuhku. Aku serasa menggigil seakan dan sentak hebat. Aku yakin, aku belum bertemu dengannya sebelumnya, tapi dia tampak begitu akrab."
Dengan penasaran Moti bertanya "Apa yang terjadi, apakah kau berhasil mengalahkannya?"
Saat berjalan menuju istana, Jodha mengungkapkan kekecewaannya "Moti, aku kalah dalam pertandingan. Tapi yang paling membuatku sedih, dia saat itu bahkan hanya bertahan dan mengujiku. Dia tidak pernah menyerangku sepanjang kompetisi. Dan hanya dengan satu serangan, satu detik kemudian aku sungkur ke tanah." Dia berhenti bercerita sebentar dan menarik nafas panjang lalu meneruskan ucapannya "Kau tahu matanya benar-benar misterius. Seperti mata iblis tapi mempesona. Dia bahkan mengatakan namanya padaku. Tapi melihat kepribadiannya yang tinggi, aku yakin dia pasti salah satu raja Rajavanshi. "
Sambil menggoda, Moti berkata "Sepertinya, ada yang salah dengan dirimu. Sejak kau mengikuti pertandingan hari ini, bicaramu mulai ngelantur. Jangan-jangan kau sudah terkena sihir salah satu Raja Rajvanshi, Jodha. hmmm..." Moti tertawa genit.
Jodha dengan mata menyipit dan marah menatap Moti menjawab "Moti, kau jangan bicara macam-macam ya... Aku hanya menceritakan pria sombong itu. Tak lebih dari itu. Aku juga tak tahu dia raja atau pangeran dari mana. Tapi aku yakin, nyawanya tak akan bertahan lama jika dia di Amer ini mengaku-ngaku sebagai Jalaluddin yang keji itu."
Tiba-tiba Moti denga cemas berkata "Rajkumari, cepatlah! Semoga saja orang istana tidak ada yang menyadari kepergianmu. Dan jangan lupa, kau harus mengganti pakaianmu sebelum kembali ke istana."
Jodha menyeringai bangga dan berkata "Moti, kapan kau akan berubah? Kau terlalu penakut. Aku belum dan tak akan pernah tertangkap. Percayalah, aku telah mengajari Reva. Jika ada yang menanyakanku, agar memberitahu bahwa aku sedang melakukan puja di Ghanghor."
Di istana semua orang sedang berbahagia, termasuk Raja Bharmal, Rani Menavati dan adindanya. Beberapa hari lalu, Raja Bharmal memutuskan untuk mencarikan jodoh bagi Jodha. Dan sudah begitu banyak raja-raja yang menyampaikan lamarannya. Mereka begitu antusias ingin melamar dan ingin tahu, siapa yang akan dipilih Jodha.
Jodha dibesarkan dalam keluarga besar. Dia memiliki empat saudara. Dua laki-laki dan dua perempuan. Dia begitu dimanja dan dicintai keluarganya. Pada dasarnya dia adalah putri kerajaan yang anggun dan terhotmat. Namun pada saat yang sama dia juga seorang yang lucu dan nakal. Dia tak pernah takut menyampaikan kebenaran dalam situasi apapun. Dia begitu polos. Belum banyak cobaan hidup yang dihadapinya. Dia sangat cinta dan bangga pada negaranya. Dia adalah Rajvanshi yang siap mati untuk membela tanah airnya. Dia sudah membenci Mughal sejak kecil. Namun setelah dia menyaksikan sendiri peristiwa perampokan kuil oleh tentara Mughal bersama Moti. Rasa bencinya pada Mughal dan raja Mughal Jalalludin Mohammad semakin mendarah daging.
Jodha sampai di istana dan dia merasa lega saat mengetahui bahwa tak ada yang curiga dengan kepergiannya.
Malam itu, Raja Bharmal memanggil Jodha ke ruangan kerajaan dan memberinya kabar baik bahwa mereka telah menemukan pria yang tepat untuknya. Seorang raja yang sangat bijak dan kesatria yang pemberani. Dia ahli dalam pertahanan dan dia adalah raja tiga negara, namanya adalah raja Suryabhan.
Dengan malu-malu Jodha menjawab "Apa sih ayahanda ini, aku belum berfikir masalah seperti itu." Dan kemudian Jodha lari dari sana.
Sambil berlari dia mulai memikirkan Jalal lagi. Siapa dia? Mungkinkah dia Raja Suraybhan. Tiba-tiba ia menyadari apa yang dia pikirkan, dia memarahi dirinya sendiri dan berkata, "Berhenti berpikir tentang dia Jodha." Tapi pikirannya tak mau mendengarkannya dan malah balik bertanya pada dirinya sendiri, "Kenapa dia mengatakan bahwa dia akan datang untuk mendapatkan aku?"
Dia masih asyik dalam pikirannya sambil berjalan menuju kamarnya. Sukanya yang melihat wajahnya tersipu, dia menggoda berkata "Kakak, kau tadi menghilang kemana? Kalau kakak tak mau menikah dengannya, biar aku saja yang menikah dengannya."
Jodha tersenyum malu-malu dan berkata sambil menutupi kegembiraan batinnya "Sukanya, jangan ganggu aku, aku bahkan belum melihat dia. Kenapa aku harus menikah dengannya?"
Sukanya dengan bersemangat menjawab "Kakak, kau tahu aku melihat Raja Suryabhan hari ini dalam pertandingan, dia tinggi, adil, tampan dan sangat berani. Kau tahu dia adalah ahli pedang terbaik."
Jodha dengan wajah malu-malu mengatakan "Kalau aku belum melihatnya, bagaimana aku bisa menikah dengannya"
Sukanya segera menjawab "Kakak, jika kau tidak ingin menikah dengannya maka aku akan menikah dengannya."
Jodha dengan kesal berkata "Kamu gila Suka..." tapi sebelum dia menyelesaikan ucapannya, Mainavati masuk ke kamar Jodha. Dengan senyum di wajahnya mengatakan "Ananda,berhentilah mengganggu kakakkmu, dia segera akan meninggalkan istana ini." Kesadaran ini membuat ketiga tiba-tiba menjadi sangat emosional. Mainavati segera mengubah topik dan berkata "Apakah kau tahu pentingnya festival Ganghor? Festival ini untuk anak perempuan yang belum menikah yang berpuasa dan berdoa agar mendapatkan suami terbaik dan mendapat berkah dari Dewi Parvati. Menurut legenda, jika kau berdo'a dengan sepenuh hati pada Dewi Parvati, Dia pasti akan menunjukkan calon suamimu. Jadi pergilah ke kuil untuk berdo'a dimalam terakhir sebelum UTSAV ini. Pada waktu itu Raja Suryabhan juga akan mengunjungi kuil."
Jodha mempersiapkan pakaian dan perhiasan terbaiknya saat UTSAV karena pertunangannya akan diumumkan disana.
Di sisi lain, Jalal datang menyelidiki keberadaan Abdul. Jalal telah melakukan kesalahan, hingga Abdul tertangkap prajurit Amer. Karena asyiknya menyelidiki Jodha, hingga dia lupa untuk datang tepat waktu dan akhirnya Abdul tertangkap. Abdul adalah teman terbaiknya semenjak kecil dan sangat setia kepadanya. Sehinggah dia memutuskan untuk mengambil resiko dan berusaha membebaskan Abdul dari tangan prajurit Amer. Dia mulai berkeliaran, untuk mendapatkan petunjuk, dimana orang-orang Mughal dipenjara. Saat mencari informasi tentang penjara itu, dia mengetahui bahwa akan ada pertemuan besar dan semua Raja Rajvanshi akan hadir di sana.
Malam itu, Jodha berada di kuil dan berdoa kepada Dewi Parvati agar mendapatkan suami yang baik. Dia juga mohon bimbingan dari Dewi Parvati agar bisa mengenali calon suaminya. Setelah berdo'a, dia segera keluar dari kuil dan ingin melihat Raja Suryabhan untuk pertama kalinya. Saat itu, Jalal sedang berbicara dengan seorang pria tepat di depan kuil tentang penjara Amer. Di belakangnya Raja Suryabhan sedang berjalan menuju kuil. Mata Jodha yang pertama kali tertuju pada Jalal yang sedang berbicara dengan seseorang tersebut. Begitu melihat Jalal, tiba-tiba ia menjadi bersemangat dan sangat ceria. Dia pikir ini mungkin merupakan petunjuk dari Ma Parvati tentang calon suaminya.
Saat itu, Jalal bahkan tak menyadari Jodha sedang menatapnya. Jodha menatapnya tanpa berkedip. Rasa bahagia, tiba-tiba menyeruak tanpa bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dia bahkan tidak mengerti mengapa dia begitu gembira melihatnya. Sekitar satu menit kemudian, Jodha melihat Raja Suryabhan berjalan menuju kuil dengan beberapa pengawal. Begitu ia sampai di dekat kuil, penjaga mengumumkan kedatangan Raja Suryabhan ini. Jodha baru menyadari, ternyata Jalal bukanlah Suryabhan. Seketika itu juga wajahnya berubah pucat selama beberapa detik. Dia menjadi bingung, mengapa Dewi Parvati membuat aku melihat dia pertama kali? Pertanda apa ini Dewi? Dengan galau Jodha berjalan keluar dari kuil, bahkan tanpa melihat Raja Suryabhan sedikitpun.
UTSAV
UTSAV yang diadakan di lapangan terbuka, sudah dipenuhi masyarakat dan keluarga Raja Rajvanshi. Ada sekitar sekitar 500 orang berada tempat duduk khusus, dan sisanya duduk seadanya di tanah. Di bagian tengah, ada sebuah panggung kecil di mana ada kursi untuk Raja Bharmal dan anaknya.
Saat itu sekitar pukul lima sore. Terdengar pengumuman bahwa Raja Bharmal akan masuk dalam area UTSAV. Semua Rajvanshi dan masyarakat umum berdiri untuk menghormati dan menyambutnya. Setelah ia mengambil tempat duduknya, orang-orangpun duduk kembali ditempat masing-masing. Ada karpet merah besar di tengah dan disisi kanan dan kirinya duduk keluarga raja Rajvanshi. Dibarisan depan terdiri dari para wanita yang sudah menikah. Mereka duduk dengan kerudung transparan (Ghoonghat). Kebiasaan ini hanya untuk perempuan yang sudah menikah, sedang gadis yang belum menikah duduk di belakang mereka.
Jodha duduk di belakang ibunya dengan sahabatnya Lilavati dan putri lainnya.
Jalal menjadi sangat terkesan dengan pengaturan acara itu. Dia juga ingin melihat seberapa banyak raja Rajvanshi yang mendukung Raja Bharmal. Dia mengamati seluruh penonton termasuk semua Raja dan masyarakat umum. Setelah memperhatikan seluruh area, matanya mulai mencari Jodha diantara barisan para wanita. Akhirnya, Jalalpun menemukannya. Dia mengenakan Ghaghra oranye yang indah dan choli dengan dupatta transparan hijau dengan perhiasan kerajaan. Ini adalah pertama kalinya, ia melihat Jodha dalam pakaian Rajvanshi yang indah. Sebelumnya dia hanya melihat Jodha dengan pakaian prajurit tanpa perhiasan dan dandanan. Seumur hidup belum pernah dia melihat ada wanita secantik itu. Dia bahkan tak bisa memalingkan matanya. Dia begitu terpesona dan terpikat oleh kecantikan Jodha. Tanpa sadar dia berjalan ke barisan depan agar semakin bisa melihatnya dari dekat. Sebenarnya sangat riskan baginya, jika dia duduk terlalu di depan. Tapi dia begitu terpesona, sehingga lupa akan semua itu. Begitu sempurnya ciptaan Tuhan yang satu ini. Berulang kali dia mendengar tentang kecantikan Jodha yang katanya sangat luar biasa. Namun kini dia laksana kerbau yang dicocok hidungnya. Jalal yang selalu mengklaim bahwa ia tidak punya hati, entah kenapa otaknya yang biasanya licik dan cerdik langsung menjadi tumpul layaknya orang dungu.
Raja Bharmal berdiri dan pertama ia mengucapkan terima kasih pada semua orang yang telah menghadiri UTSAV. Kemudian ia melanjutkan dengan nada yang sangat ceria dan membuat pengumuman pertunangan Jodha dengan Raja Suryabhan. Semua orang bertepuk tangan mendengar berita gembira ini. Walau beberapa raja tampak cemberut karena lamaran mereka ditolak. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Raja Bharmal memilih Raja Suryabhan untuk Jodha. Raja Suryabhan belum menikah dan dia adalah raja dari tiga negara besar serta ia sangat ingin menikah dengan Jodha. Dia datang secara pribadi melamar pada Raja Bharmal dan mengatakan jika Jodha setuju untuk menikah dengannya maka ia berjanji bahwa ia tidak akan pernah menikah lagi, dan dia akan menjadi istri satu-satunya.
Raja Bharmal dengan hormat mengundang Raja Suryabhan agar duduk di sebelah kursinya.
Hati Jalal tiba-tiba terasa pedih melihat Raja Suryabhan yang menatap Jodha tanpa berkedip. Jalal segera menengok untuk melihat reaksi Jodha.
Jodha terlihat menunduk dengan wajah memerah dan malu. Jalal begitu kesal melihat wajah meronanya. Rasanya dia ingin meraihnya di hadapan semua orang dan melarikan diri dengannya saat itu juga.
Tiba-tiba beberapa prajurit datang ke UTSAV. Mereka menyeret Abdul dan memberitahu Raja Bharmal bahwa dia adalah seorang telik sandi rahasia Mughal yang berusaha untuk mencuri peta dari istana. Abdul terlihat babak belur dan terluka parah. Dia hampir tidak bisa bernapas. Dia sudah tak berdaya setelah dihajar para prajurit. Darah Jalal langsung mendidih melihat kondisi Abdul.
Raja Bharmal dengan wajah marah bangkit dari kursinya dan mengambil pedangnya untuk membunuh Abdul. Dia mengayunkan pedangnya ke atas untuk membunuhnya. Tapi sebelum ia melakukan sesuatu, Jodha berteriak keras dan berkata "Ayahanda, tolong hentikan. Menurut etika, kita tidak boleh membunuhnya. Kita tidak membunuh musuh yang "terluka parah, menyerah, atau cacat". Itu melanggar larangan Aan dan shaan. Musuh kita adalah Jalalludin Mohammad, bukan telik sandinya! Jebloskan saja telik sandi ini ke balik jeruji besi. Juga, hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan. Ini adalah hari terakhir Ghangor. Aku minta ayah jangan membunuhnya."
Raja Bhramal menyadari kesalahannya. Dia pun berhenti dan berkata "Jodha, aku benar-benar bangga padamu. Kau benar, dia hanyalah telik sandi musuh kita dan kita bisa mendapatkan banyak informasi melalui dia dan juga dia terluka parah. Dan membunuh musuh yang terluka adalah tindakan pengecut."
Jalal terkejut dan terkesan dengan sikap kerajaan dan masyarakanya.
Jalal ingin menyelamatkan Abdul dan ini adalah kesempatan terbaik untuk menyelamatkannya. Dia segera berlari kembali ke kudanya, mempersiapkan semua senjata yang dimilikinya dan memutuskan untuk membebaskan Abdul di depan seluruh Rajvanshi. Dia menunggang kudanya dengan kecepatan seperti tornado melewati gerbang utama dan menyibak kerumunan dan karpet merah. Sebelum orang-orang menyadari apa yang terjadi, dia membunuh dua prajurit dengan satu gerakan dan meraih Abdul serta melarikan diri kembali di hadapan semua orang. Dia melakukan ini dalam hitungan detik sehingga tidak ada yang punya waktu untuk berpikir apa yang terjadi. Sebelum orang bisa menyadari apa yang terjadi, dia sudah jauh dari kejaran prajurit.
Semua orang terkejut melihat ini, Raja Suryabhan segera mengejar dengan kudanya, tapi itu terlalu terlambat. Jalal sudah melarikan kudanya ke dalam hutan dan telah mencapai kemah pasukannya. Disitu, semua orang mengkhawatirkan Jalal. Tak ada seorang pun tahu kemana dia pergi.
Setelah kembali ke tendanya, Jalal segera memanggil Adgah Khan dan Sharifuddin suami Bakshi Bano adiknya, untuk bersiap-siap untuk perang. Dia juga menginstruksikan Sharifuddin untuk menyatakan perang pada Raja Bharmal.
Sharifuddin memutuskan untuk tidak mengirim informasi tentang perang ini dan menyerang Amer secara tiba-tiba agar bisa menang dengan mudah. Dia juga telah mendengar banyak tentang putri Jodha. Dia juga sangat terpikat dengan kecantikannya.
(Perang pun tak terelakkan)
Tiga hari kemudian, Amer telah diserang Mughal dengan tentara sepuluh kali lebih besar. Raja Bharmal mencoba dan berjuang sampai ia kehilangan semua harapannya.
Hanya Raja Suryabhan berdiri membela Raja Bharmal. Satu per satu keempat putra Raja Bharmal ditangkap oleh Sharifuddin dan akhirnya Raja Bharmal pun juga tertangkap oleh tentara Mughal. Raja Suryabhan tewas dalam perang ini. Hampir tujuh puluh persen dari Amer tentara tewas setelah bertempur dengan gagah berani melawan tentara Mughal. Sisa tentara Amer terluka parah. Shariffudin memerintahkan untuk membunuh mereka semua. Raja Bharmal diminta untuk menghadap Sultan Jalalludin Mohammad.