ternyata semua itu hanya khayalan Shenaz. Jalal membuyarkan lamunan Shenaz, ia bertanya pada Shenaz :" shenaz, ada apa? Kenapa kau menatap belati ku? Apakah kau menyukainya? Ini pemberian ayahku. Pergilah, temui Ratu Jodha" Jalal kemudian pergi dari sana.
Shenaz menatap kepergian Jalal dengan penuh kebencian, dalam hatinya " tidak lama lagi, aku akan memiliki pisau dan tahta mu. Bersiaplah Jalal, kau tidak akan sadar kapan aku akan menyerangmu"
Malam nya, Jalal tidur sendirian di ranjangnya. Tidur nya gelisah, ia mengigau :" tidak, jangan goyang ayunannya" ia bermimpi, dalam mimpinya jodha mengambil seorang bayi dari ayunan, jodha berkata " tidak, ayunan ini tidak kosong Yang Mulia, ada anak kita di dalamnya"
matahari pagi menyilaukan mata jalal, membuat Jalal terbangun.ia duduk ,mengingat kembali mimpinya tadi .
Di kamarnya, Jodha sedang melakukan puja pagi hari, pengawal mengumumkan kedatangan Jalal. Jodha tersenyum mendengarnya, ia berbalik untuk menyambut jalal. Sebelum masuk, jalal melepaskan sepatunya, ia bergegas menghampiri Jodha. jodha terdenyum menyambutnya, :” Yang Mulia, kenapa anda datang pagi sekali?”
Jalal :” aku sudah tidak bisa menunggu, aku ingin berdoa bersama mu”
jodha tersenyum :” baik, terimalah aarti ini”
jalal melakukannya, sesudahnya jodha meletakkan nampan aarti di depan patung, ia bertanya :” apa yang kau minta Yang Mulia?”
wajah jalal berseri-seri, “ aku baru saja mimpi indah”
Jodha senang mendengarnya :” benarkah? jika kau mimpi di pagi hari, mimpi itu akan jadi kenyataan.”
jalal bertanya :” apakah kau jg pernah bermimpi?
jodha :” iya” ia duduk di kursi, jalal duduk di hadapannya, jodha menceritakan mimpinya :” aku bermimpi kita menikah, dan aku sangat kesal saat itu”
Jalal :” kau kesal?”
Jodha menghela nafas, “ saat itu keadaannya berbeda, dan ternyata mimpiku menjadi kenyataan”
jalal menatap wajah jodha :” semoga mimpiku jg jadi kenyataan”
jodha :” apa yg kau mimpikan?”
jalal berlutut di depan jodha, ia menggenggam tangan jodha, :” ini adalah mimpi terindah yg pernah kualami”
jodha :” katakan apa yg kau mimpikan?”
jalal tersenyum, ia menatap buaian bayi yg ada di sana, melihat arah tatapan jalala, jodha jg ikut melihat buaian itu.
dengan lembut jalal berkata :” aku mimpi jika buaian itu tidak kosong, salah sau ratuku mengeluarkan bayi dari ayunan itu.”
jodha :” itu kabar bagus bagi ratu ruqaiya”
jalal menggeleng :” itu bukan ruqaiya” jalal menyentuh wajah jodha dengan lembut :” ratu itu kau, ratu jodha” jodha terkejut mendengarnya
jalal :” seperti kau bilang, mimpi itu akan jdi kenyataan. kau akan menjadi Mariam Uz-Zamani’ jodha tersipu mendengarnya
[suara jodha :’ mimpi itu membuatmu senang, dan kau memanggilkui Mariam Uz-Zamani . sangat senang sekali, perasaan ku damai saat melihat mu begitu senang. dan aku selalu ingin melihatmu bahagia’]
Jalal berdoa di depan patung Khrisna, setelah selesai, ia melihat koin dengan seksama :” bersiaplah, akan ada pengumuman penting di dewan istana” jalal pergi, jodha menatap punggung jalal, ia tersenyum senang
di sidang dewan, Jalal berkata :” pagi ini aku bermimpi sangat indah” ia menatap jodha sejenak, jodha tersenyum.
jalal :’ jika kita bermimpi di pagi hari, maka mimpi kita akan menjadi kenyataan. perasaan itu membuatku bahagia. besok hari penting, hari di mana saat dulu aku memenangkan perang melawan Haimu dan merebut tahta Agra. “
athgah :’ bagaimana kami bisa lupa, hari itu kita memenangkan kerajaan ini”
jalal :” benar, athgah khan. bagikan lah koin ke rakyat”
jalal menepuk tangannya, beberapa pelayan masuk membawa nampan berisi koin, mereka membagikannya pd anggota dewan. Adham khan memperhatikan koinnya dengan seksama, ia terlihat tidak senang. hamida, salima, jodha dan para pejabat hindu menerrimanya dengan senang. koin tersebut memiliki 2 sisi, 1 sisi bertuliskan ‘Bismillah’ dan sisi lainnya bergambar Dewa Hindu,
ulama bertanya :’ mengapa ada Dewa Hindu di koin ini?”
Jalal menajawab :’ karena kita hidup saling berdampingan.”
para ulama membalik koinnya, lalu meletakannya di kening mereka.
jalal :” di kedua sisi ini koin ini ada lambang Allah dan Dewa Bhagwan, dengan mata uang ini kita akan lebih makmur di masa depan. kita akan menggunakan mata uang ini”
para ulama berbisik-bisik. ulama 1 :” tapi ini adalah kerajaan mughal”
ulama 2 :’ Yang mulia tidak akan mendengarkan kita, kita hanya bisa menurutinya”
jalal :” Athgah khan, bagikan koin ini pada rakyat”
athgah :’ baik Yang Mulia”
jalal memperhatikan jodha yg melihat koinnya dengan sangat senang. jodha mengangkat wajahnya, pandangan merreka berrtemu, jodha tersenyum berterimakasih, jalal mengangguk
jalal dan jodha sedang jalan-jalan di halaman istana, jalal :” sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu”
jodha tersenyum :’ aku sangat menyukai ide mu,”
jalal :’ aku tahu kau akan senang”
jodha :’ semua orang senang melihatnya”
jalal :” ada beberapa orang yg tidak menyukainya, tapi itu tidak masalah” [www.facebook.com/akdhalover]
jodha :” andai ratu ruqaiya hadir di sana”
jalal :’ dia pasti merasa malu”
jodha menghela nafas, :’ yang lalu biarlah berrlalu”
jalal :” dia mengkhianatiku, tapi aku memaafkannya karena mu. aku senang kau menghentikan aku dari amarahku”
jodha :” aku senang kau tidak menghukumnya, aku tahu kenapa dia melakukan itu,”
jalal mengangguk, :” lupakan saja, ayo jalan.”
resham melapor pada maham, maham kaget :’ apa? ku pikir mereka tidak tahu.’ [www.facebook.com/akdhalover]
Resham :” tidak, mereka tahu kalau ruqaiya tidak hamil. tapi ratu jodha ingin dia di maafkan”
maham :” aku turut prihatin. ratu ruqaiya tidak di hukum karena ratu jodha?”
dengan rasa tidak senang, resham berkata :” kau di hukum, tp ratu ruqaiya tidak, huh..” [by hime]
maham :” tidak. lebih baik di hukum daripada menerima belas kasihan ratu Jodha. ratu ruqaiya ingin mejatuhkan Jodha, tapi sebaliknya jodha malah membuat langkah yg lebih jauh.”
di kamarnya, ruqaiya sedang berbaring malas-malasan sambil menghisap hookah, pelayan masuk :” salam, yang mulia. maham anga ingin bertemu anda”
ruqaiya :” persilahkan dia masuk” setelah pelayan pergi, ruqaiya tersenyum, ia penasaran, ia berbicara sendiri :” apa yg ingin kau katakan maham anga?”
maham anga masuk, setelah memberi salam ia berkata :” aku turut prihatin atas peristiwa ini”
ruqaiya kesal, ia melepas hookahnya :” apa maksudmu?
maham :” anak yg tidak pernah ada, bagaimana dia bisa mati? jalal pasti kecewa”
ruqaiya :”pelan-pelan maham anga” ruqaiya menyuruh maham berbicara pelan, ruqaiya :” jalal tahu yg sebenarnya”
maham :” tentu saja dia pasti sudah tahu”
ruqaiya tersenyum :’ dia sudah tahu, tapi dia memaafkan ku”
Maham pura-pura terkejut,:"benarkah?"
Ruqaiya tersenyum dengan penuh percaya diri berkata :" itu membuktikan aku masih istri kesayangannya. Dia masih peduli padaku, bahkan setelah kejadìan itu, dia tidak marah padaku"
Maham :" Jalal pasti menghukum mu"
Ruqaiya berdiri, "tidak. Jalal sangat sayang padaku"
Maham " kau sangat beruntung Ratu Ruqaiya"
Maham melancarkan serangannya, :" namun kau tidak tahu yg sebenarnya!"
Ruqaiya :" apa maksudmu?"
Maham :" jalal memaafkan mu karena istri kesayangannya yg menyuruhnya"
Ruqaiya sangat terkejut, senyum menghilang dari wajahnya " tidak mungkin! Ratu Jodha bahkan tidak tahu masalah ini"
Maham meyakinkan " ratu jodha mungkin yg lebih dulu mengetahuinya di banding Jalal"
Ruqaiya ngotot " tidak mungkin!"
Maham :" Jalal menghukum Bhaksi Banu, dia juga menghukumku. Lalu mengapa dia tidak menghukum mu?"
Maham mulai menghasut " Ratu Jodha tidak peduli pada mu, dia hanya menjaga kedudukannya di mata Jalal, Ratu Ruqaiya"
Maham sok menghibur, :" namun dia tetap bersamamu. Dia tidak memutuskan hubungan seperti yg dulu dia lakukan padaku.
Maham pergi, ruqaiya mata nya melotot marah, dia teringat sandiwara jalal dan jodha saat memindahkan ayunan.
Di kamarnya, jodha sedang membuat untaian kalung bunga. Ruqaiya masuk begitu saja, lagi-lagi ia termakan hasutan maham, jodha yg melihatnya berseru :" awas, hati-hati" namun terlambat. Ruqaiya terlanjur menginjak baki bunga. Jodha :" ada apa kau kemari ratu ruqaiya?"
Ruqaiya : " owh, maaf aku sudah menginjaknya. Aku tidak sengaja"
Jodha tersenyum" tidak apa-apa, aku akan membuat nya lagi nanti"
Ruqaiya :" kau berpura-pura baik di depanku, namun di belakang kau menjatuhkan ku" jodha tidak mengerti, ia berdiri lalu bertanya " aku tidak mengerti. Apa maksudmu?"
Ruqaiya :" kau berpura-pura baik padaku, namun kau mempermalukan ku dengan membawa ayunan itu. Kau mempermainkan perasaanku, kau sudah tahu aku tidak hamil"
Jodha menjawab " kaulah yg mempermainkan perasaan semua orang"
Ruqaiya " aku tidak malu dengan perbuatan ku. Aku tidak berdaya saat kau meminta jalal memaafkanku. Kau mempermalukan ku!"
Jodha :" aku tidak menjatuhkan mu. Aku mengerti alasan kau melakukan itu, dan aku membuat Yang Mulia mencoba memahaminya jg. Aku memintanya mengingat hubungan kalian, dan aku senang krna dia masih menganggap mu sebagai teman baiknya. "
Ruqaiya benar-benar tidak tahu terimakasih, dengan angkuhnya ia berkata " aku tidak butuh simpati mu! Pada saat nya nanti, aku akan mengembalikan rasa simpatimu itu" ruqaiya pergi.
Jodha menggumam " aku prihatin dengan kesombongan mu itu. Namun aku senang suatu saat nanti kau akan membantu ku"
Malam harinya, shenaz mengendap-endap memasuki ruang sidang, ia mengelus singgasana Jalal, ia berkata : seharusnya akulah yg berhak duduk di sini. Jalal telah merebutnya dari ku" ia duduk di singgasana, ia berkata " akulah ratu mughal. Aku sudah selesai bersembunyi, sudah waktu nya bagiku untuk memperkenalkan diri"
Di taman, Jodha sedang menceritakan kisah Yashoda, ibu Khrisna. Rahim bertanya apakah Yashoda memiliki suami? Jodha menjawabn Yashoda mempunyai suami yang bernama Nand Baba.
Rahim bertanya : "apakah itu seperti Yang Mulia adalah suami mu?"
Jodha gugup, rupanya Jalal berdiri di dekat situ mendengarkan mereka. Jodha memberi salam, ia jg menyuruh rahim memberi salam. Setelah nya, rahim kembali mengulangi pertanyaannya. Jalal menggoda jodha " sebaiknya kau jawab pertanyaannya Ratu jodha"
Dengan malu-malu jodha menjawab, "benar beliau adalah suamiku".
Rahim kembali bertanya, "mengapa ibu tidak punya anak seperti Khrisna? Aku ingin ibu segera punya anak"