Bom Yi terbangun karena ada pesan masuk. Ia melihat pesan masuk 25 pesan dan banyak panggilan tak terjawab. Ia mengubungi Se Na yang saat itu sedang seranjang dengan Hyung Wook. Se Na marah-marah karena sejak tadi Bom Yi tidak dapat dihubungi. Ia memberitahu Bom Yi bahwa Ibu Bom Yi telah menghubunginya dan Se Na mengatakan pada Myung Hee bahwa Bom Yi menginap dirumahnya.
Bom Yi dapat mendengar suara seorang pria. Se Na beralasan bahwa pria itu adalag tukang service TV. Bom Yi meminta maaf dan juga berterimakasih. Ia mengatakan pada Se Na bahwa ia akan pulang besok.
Bom Yi keluar dengan tubuh yang berbalut selimut. Cuaca diluar begitu dingin ditambah angin yang terus berhembus. Ia melihat Dong Ha yang juga berada diluar, dibalik batu tempat ia dan Dong Ha dulu tidur bersama untuk pertama kali.
Bom Yi langsung duduk disamping Dong Ha. Bom Yi sangat ingin malam itu berhenti sehingga tidak ada hari esok. Ia juga ingin mengelilingi Pulau Udo bersama Dong Ha suatu hari nanti.
Dong Ha menanyakan apa jantung Bom Yi sudah sehat dan tidak sakit lagi. Dong Ha juga menanyakan apa Bom Yi yakin bahwa ia tak mencintainya karena jantung itu.
Bom Yi menanyakan apa Dong Ha sudah lupa dnegan apan yang ua katakan tadi siang, “Kalau.. hati ini.. yang mengirimku kesini.. Aku sangat berterimakasih sebelumnya. Aku mencintaimu bukan karena hati ini. Tapi aku yang mencintaimu. Aku sangat berterimakasih... karena ia mengirimkanmu bukan orang lain. Kalau aku sudah milik orang lain... aku tidak mungkin bertemu denganmu.”
Bom Yi sudah mulai berkaca-kaca, “Kalau... sudah mengubah keputusanku... maka biarkanlah. Karena mulai sekarang... aku melakukannya atas diriku sendiri. Kembali ke hari... dimana kita bersama-sama disini... dan aku akan mencintaimu dari awal lagi.”
Bom Yi menyandarkan kepalanya ke bahu Dong Ha, “Aku... tidak ingin menjadi bintang... yang melewatkanmu tanpa mengetahui namamu. Aku ingin menjadi seseorang yang... tinggal bersamamu seperti ini.” Bom Yi memejamkan matanya dan air matanya mulai mengalir.
Keesokan harinya, Bom Yi melangkah dengan sedikit ragu. Ia menyelimuti Dong Ha yang sedang tidur di sofa dan meninggalkan sepucuk surat disamping kepala Dong Ha.
Bom Yi melangkah pergi. Namun ia berbalik dan secara perlahan mencium kening Dong Ha. Setelah Bom Yi benar-benar pergi, Dong Ha membuka matanya. Terdengar suara Bom Yi dalam suratnya, “Aku tahu ini sebuah keputusan yang sulit. Aku mengerti kalau kau tidak ingin kembali. Aku bahagia dan berterimakasih... atas waktu satu hari bersamamu.”
Dong Ha memegangi ponselnya dan tampak ragu. Gil Dong yang kesal melihat sikap Dong Ha. Ia tahu Dong Ha sedang ragu dan khawatir pada Bom Yi, “Jangan banyak berfikir, kejarlah dia. Aku benci melihatmu seperti ini. Dia tahu betapa sulitnya itu ketika ia memberikan tangannya padamu. Dia sangat berani... untuk pecundang sepertimu. Aku akan mengejarnya untukmu.”
Dong Ha menghentikan Gil Dong. Gil Dong pun langsung kembali ke posisinya semula.
Dir. Lee berjalan keruangan Dong Wook. Saat sudah sampai didepan pintu, ia tampak ragu. Ia menghubungi Bom Yi namun ponsel Bom Yi tetap tidak aktif. Dir. Lee mengurungkan niatnya dan berbalik pergi. Sementara Dong Wook masih terus bersedih diruangannya.
Dong Wook keluar dan menemui Bom Yi yang sudah menunggunya di laur rumah sakit. Bom Yi menemuinya karena tahu bahwa Dong Wook mengkhawatirkannya.
Dong Wook mencoba menguatkan dirinya. Ia tahu bahwa Bom Yi menemui Dong Ha. Namun Dong Wook merasa bingung karena Bom Yi datang seorang diri. Dong Wook hendak mengatakan sesuatu namun ia kesulitan mengungkapkannya. Bom Yi tahu apa yang akan ditanyakan oleh Dong Wook. Bom Yi langsung mengatakan bahwa Dong Ha terlalu banyak pertimbangan.
Dong Wook merasa bahwa putusnya hubungan mereka berdua bukan karena Dong Ha. Dong Wook masih membutuhkan waktu untuk bersikap seperti dulu lagi pada Bom Yi.
Myung Hee menanyakan apa Dir. Lee sudah membicarakan masalah Dir. Lee yang harus mengundurkan diri dari Direktur dan kemudian mengangkat Dong Wook sebagai penggantinya pada Dong Wook. Dir. Lee tak memikirkan masalah pengunduran dirinya, namun ia memikirkan hal lain. Dir. Lee hendak mengatakan sesuatu kepada Myung Hee. Belum sempat ia mengatakannya, Bom Yi masuk menemui Myung Hee.
Bom Yi hendak mengatakan sesuatu pada Myung Hee. Dir. Lee mencoba mencegah Bom Yi, namun Myung Hee terus mendesaknya. Bom Yi dengan takut akhirnya mengatakan yang sebenarnya bahwa ia telah membatalkan pernikahannya dengan Dong Wook.
Myung Hee langsung marah seketika itu. Ia membentak Bom Yi dan terus menanyakan alasan Bom Yi membatalkan pernikahan tersebut. Bom Yi mengatakan bahwa semua itu karena dirinya sendiri, bukan karena Ibu Dong Wook yang tak merestui mereka.
Dir. Lee terus berusaha menenangkan Myung Hee. Ia mengingatkan Myung Hee bahwa yang terpenting adalah kebahagiaan Bom Yi bukannya Rumah Sakit. Bom Yi terus menangis karena keputusannya yang menyebabkan masalah bagi Ibunya.
Dong Ha terus menatap surat yang ditinggalkan Bom Yi dan terus teringat ucapan Bom Yi yang meyakinkannya bahwa perasaannya tulus dari dirinya, bukan karena jantung yang kini ia miliki.
Sementara yang lain menggalau, Se Na dan Hyung Woo justru nonton berdua. Hyung Wook menangis karena acara yang ditontonnya. Namun acara mereka terganggu karena ada seseorang yang menekan bel rumah Se Na.
Ternyata Bom Yi lah yang datang dengan wajah sedih. Bom Yi mengatakan bahwa ia tidak bisa pulang. Bom Yi terkejut saat melihat Hyung Wook ada disana. Hyung Wook beralasana bahwa ia adalah orang yang memperbaiki TV kemarin, dan sekarang sedang memperbaiki CD.
Hyung Wook keluar dari rumah Se Na sambil mengomeli Dong Ha yanga da diseberang telpon. Karena Dong Ha lah Bom Yi diusir dari rumah sehingga harus menginap dirumah temannya.
Se Na mengambilkan air minum untuk Bom Yi berharap Bom Yi dapat tenang. Ia terus menatap Bom Yi, ia membelai rambut Bom Yi dengan lembut. Ponsel Bom Yi bergetar. Bom Yi tampak ragu untuk mengangkatnya. Se Na menyuruh Bom Yi untuk mengangkat ponselnya.
Bom Yi keluar dari rumah Se Na. Ia menyapa orang yang ada diseberang, namun tak ada jawaban. Bom Yi menanyakan apa orang tersebut mendengarnya. Dan terdengarlah suara Dong Ha yang mengatakan bahwa ia mendnegar Bom Yi dan juga melihatnya.
Bom Yi langsung tersenyum saat melihat kehadiran Dong Ha. Dong Ha membalas senyumannya dan berjalan menghampiri Bom Yi, “Kau bilang untuk menahanmu. Mulai sekarang jangan pergi... Dan tetaplah bersamaku.”
Komentar:
Jangan senang dulu ya, ini belumlah berakhir. Perjalan Dong Ha dan Bom Yi baru akan dimulai. Halangan, rintangan, lika-liku akan terus menghampiri mereka. Akankah mereka berdua mampu menghalau badai yang akan menghadang. Menyingkirkan duri yang merintangi. Saling menguatkan dan menghapus kesedihan dari hati yang lain.