Di Amer, ipar2 Sukanya protes, krn skrg Sukanya tdak punya waktu buat mereka. sebentar lg Sukanya akan menikah, Sukanya hanya menanggapi dngan senyuman. ia melihat Jodha lewat dan menyapa “ Jodha, kau dr mana?” ipar Sukanya mengatakan, tdak sopan bertanya bgitu, ini pertama kali nya Jodha ke Amer bersama suaminya, tentunya Jodha ingin bersama2 suami nya. Sukanya bertanya “kakak, kau dr kuil Dewi kali, bukan? bgaimana persaanmu?” Jodha menjawab “Aku merasa sangat tenang, aku berhasil memenuhi sumpahku “ Sukanya bertanya “apa maksudmu?” pelayan datang memberitahu jika ipar2 Jodha di panggil oleh Ratu Meinawati,
Jodha bertanya bgiaman perasaan Sukanya? ia akan menjalani hidup yang br.
Sukanya menjawab ia sangat takut. “mengapa kau takut?” Tanya Jodha. “ boleh aku Tanya sesuatu?” Sukanya bertanya. Jodha menjawab, tentu saja. Sukanya berkata terbata2, Jodha bertanya mengapa Sukanya gugup? Sukanya melihat ke belakang untuk memastikan tdak ada yang mendengar percakapan mereka.
Sukanya mengutarakan ketakutannya, “ kakak, kau sdah menikah, aku yakin kau tahu segalanya. aku tak tahu apapun, aku bhkan belum bertemu dngan calon suamiku, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan setelah menikah? apa yang harus kami bicarakan? apa yang kulakukan jika ia mendekatiku untuk pertama kali? aku tak tahu sm sekali kakak, mereka blng kau akan menjawab semua pertanyaanku”
Jodha tertawa mendengarnya, awalnya ia cemas jika Sukanya mengkhawatirkan masalah yang serius, tp ternyata tidak. Jodha mengajak Sukanya berdiri di depan cermin “lihatlah dirimu, kau terlihat cantik sekali, kau terlihat sangat polos, semua pria yang memandangmu akan jatuh cinta pd mu, semua org di keluarga suamimu akan menyayangi mu dank au akan mempelajari semuanya”
Sukanya berkata, Jodha lebih cantik dan lebih polos dr nya, dia yakin Jalal langsung jatuh cinta pd pandangan pertama. Jodha mengalihkan pembicaraan “ Sukanya, ini adalah pernikahanmu. bersiaplkah, kita bs terlambat” Sukanya bertanya mengapa Jodha menghindari pertanyaanya?
“ mengapa kau menghindari percakapan ini kakak? suami mu mencintaimu bukan? itulah sebabnya walau dia bangsa mughal, tp dia tetap menemani mu ke kuil, berritahu aku apa yang hrus aku lakukan untuk membuat suami ku senang, apa yang harus aku lakukan untuk membuatnya semakin mencintai ku? “
Jodha menjawab “Sukanya, aku tdak tahu soal itu.” Sukanya terkejut Jodha melanjutkan ucapannya “ya, aku tak bs menjawab pertanyaanmu” Sukanya berkata “apakah itu artinya kau dan raja Jalal belum…”
Jodha menjelaskan “ Sukanya, ada hubungan tertentu yang berbeda, hubungan kami sangat rumit. mungkin takdir yang menyatukan 2 insan . tp sebuah hubungan akan berhasil, jika kedua insane itu cocok. kau akan menikahi keturunan rajput. budaya dan sifat mereka, mirip dngan kita. jadi kau tak akan menghadapi masalah. bagaimana pun, aku dan raja menganut agama yang berbeda. itulah sebabnya sifat dan pandangan kmi berbeda. lagipula aku blum menikah lama dengannya” dengan sedih Sukanya menjawab “ kakak, aku tak ahu beerapa lama bgi kedua insane untuk merasa cocok, tp aku percaya sepenuhnya pd mu. aku yakin jika kita bertemu lg, kau pasti sudah bs menjawab pertanyaanku” Jodha memegang pipi Sukanya, dan membalas ucapannya “dan aku yakin, kau sekarang sudah dewasa. aku yakin kau tahu tak ada yang boleh mengetahui pembicaraan kita ini” Sukanya berjanji tidak akan mengatakan nya pd siapa pun. Jodha memeluk adiknya.
Jalal di temani Athgah, Bagwandas dan Mansigh mendekati gajahnya, Adham Khan mengintip dr balik pepohonan. Jalal mengelus belalai gajah, ia berkata gajah terlihat sdikit lemah, apa ia sudah di beri makan dngan teratur? Bagwandas berkata, tampaknya gajah itu menyukai Jalal, dan Jalal pun menyukai si gajah. Jalal berkata ia memang menyayangi gajah nya, hidup nya berubah sejak memiliki gajah. Jalal teringat saat msh remaja, ketka ia mendapatkan si gajah. Adham msh mengintip dr balik pohon, ia tersenyum keji, kemudian pergi
Di tempat lain, Pratap sedang member makan kudanya
narator :[mereka bilang orang hebat mempunyai pemikiran yang sama, itu benar jika menyangkut Jalal dan Pratap. pangerran Pratap dan raja Jalal memiliki kepribadian yang berbeda. rempat lahir mereka berbeda, budaya dan didikan mereka sangat berbeda. tapi dalam hal2 tertentu meeka mempunyai kesamaan, mereka sama2 menyukai hewan]
Sambil merawat kudanya, Pratap berkata jika hewan tdak bs berbicara bhsa manusia, itulah sebabnya mereka tdak bs bersumpah setia. tp mereka selalu mendampingi pemiliknya apap pun yang terjadi. salah seorang pengikutnya menjawab smga kuda nya sekuat Pratap sendiri. sebab Pratap akan memerlukannya saat akan menghadapi Jalal. pengikutnya menyayangkan, pdhal Pratap mempunyai kesempatan bgus namun malah di lewatkan bgtu saja. Pratap menjawab itu perlu, sebab orang harus mengenal musuhnya dngan baik, Pratap berkata “ aku tidak meyerang Jalal sebab ia datang sebagai tamu, saat dia menantangku sebagai musuhku, aku akan memberinya pelajaran. saat raja rajput bersatu, takkan ada musuh yang bs mempertahankan dinastinya, bhkan bangsa mughal sekalipun.”
Adham Khan sedang membawa minuman, ia melihat punggung seorang perempuan. Adham mengiraa itu pelayan Amer, ia berfikir ia bs melakukan apapun pdnya, sebab orang itu ada di ruangannya. perempuan itu ternyata Javeda namun Adham belum mengetahuinya, Adham memeluk Javeda dr belakang, Adham memintanya menghabiskan malam bersama dan akan membayar berapa pun yang di minta. Javeda senang mendengarnya dan berbalik. Adham kaget dan melepaskan pelukannya. Javeda berserru “Ya Allah, kau sangat mencintaiku, ini pertama kali kau utarakan cintamu pda ku. kurasa kita harus sering meluangkan waktu keluar dr agra, kit abs menghabiskan waktu bersama jika kau tdak bekerja” Adham bertanya mengapa Javeda memakai pakaian seperti perempuan Amer? Javeda bertanya “ mengapa kau terkejut? apakah kau mengira aku seorang pelayan?” Adham membenarkan, Javeda terkejut, ia bertanya, beginikah cara Adham memperlakukan pelayan? apakah sikap Adham kepada pelayan sm seperti kepada nya? Javeda mengaku sangat kesal. Javeda ingin mengadu kepada maham. namun Adham menarik tangannya, merayu Javeda. Adham berbohong, ia tidak mengira Javeda orang lain. dia tahu jika itu adalh Javeda, ia hanya bercanda. Javeda senang mendengarnya. Adham bertanya mengapa Javeda memakai gaun iyu? drmana ia mendapatkannya? Javeda memberitahu Adham jika ia mendapatkannya dr neneknya Jodha, nenek berkata baju itu cocock untuknya. dan nenek benar, bhkan Adham jd tertarik pd nya.
Di kamarnya, Jalal sedang beristirahat, ia berbaring, memjamkan matanya dan menggerakkan sarung belati di keningnya. Jodha memasuki kamar, Jalal bhkan tdak membuka mata saat berkata “ayo tanyalah”
Jodha heran bgaiman Jalal bs tahu jika ia ingin bertanya pd Jalal. Jalal msh memejamkan mata, ia menjawab “ aku mengenalmu dngan baik Ratu Jodha, kau menemuiku hanya untuk mengeluh dan bertanya” Jalal membuka mata dan bertanya “ada apa?”
Jodha “yang mulia, akibat kau ke kuil hari ini, bangsa mughal akan mengecanmu, mereka tdak akan setuju dngan apa yang kau lakukan hr ini” Jalal bertanya “apa ada yang memberitahumu mereka tidak setuju dengan tindakanku? “ Jodha menjawab tidak,
“maka tidak perlu cemas, takkan ada yang bertanya pd mu soal apa yang telah aku lakukan” ucap Jalal
dalam hati Jodha berkata ‘apa maham anga cerita semuanya pada raja?’
Jodha tiba2 berbalik, ia seperti mendengar sesuatu. Jodha kemudian duduk di ranjang dan mengambil belati Jalal. Jalal bertanya ada apa, namun Jodha menyuruhnya agar diam. Jalal berbisik “ada apa” Jodha balas membisik “ aku rasa ada orang di luar ruangan ini” Jodha memberikan belati pd Jalal, member tanda dngan matanya agar Jalal memeriksa keluar, Jalal bngun dr tempat tidur lalu berjalan keluar.
Jodha berteriak menanyakan siapa yang ada di luar. Jalal menjawab “ segerombolan pasukan menyerangku, Ratu Jodha” Jodha panic dan berlari keluar, ternyata mereka adalah sepupu2 kecil Jodha
Jalal berkata “kurasa aku sudah pernah bertemu kalian semua” Jodha sampai di samping Jalal saat salah satu dr anak kecil itu menjawab, “ya, anda bertemu kami saat anda dtng ke sini untuk menikah” anak kecil yang lain berkata “ saat itu anda memberikan kami hadiah dan manisan yang bnyak sekali” anak kecil ketiga berkata “saat ini pernikahan kakak Sukanya, apakah kali ini anda akan memberikan kami hadiah jg? “
Jalal menjawab smbil tersenyum “ ya, aku akn berikan hadiah, apapun yang kalian inginkan” Jalal mencuil piupi anak terkecil dan bertanya “ apa yang kau inginkan?” anak kecil itu menjawab “aku kesini hanya untuk melihattmu, aku dengar kau orang yang pemberani dan jg tampan” Jalal tersenyum senang mendengarrnya, Jodha jg tersenyum melirik Jalal.
Jalal mengajak anak2 itu masuk k kamarnya, Jalal berbaring di tempat itu denan memeluk anak2 tsb di kiri kanannya, Jodha duduk di kaki ranjang, Jalal berkata “aku akan memberrikan hadiah yang banyak bginkalian, tapi sebelum itu , aku akan cerritakan sebuah kisah pd kalian”
Jalal mulai bercerita :” kisah tentang seorang putrid yang pemarah” Jalal menatap Jodha saat bicara bgitu. Jodha yang awal nya menunduk merasa kalau itu tentang dirinya, ia menatap Jalal dngan kesal.
anak2 dngan kompak menginginkan Jalal memberitahu mereka bgaimana kisahnya. Jalal melanjutkan bercerita “ suatu hari, hidup seorang putri, dia mudah sekali marah. dia membenci warna hijau. suatu hari ia bertemu sang raja, sang raja sangat baik dan menawan “ dengan keteus Jodha menyahut “itu tdak benar!” dengan polos Jalal bertanya pd Jodha “apakah kau pernah dengar kisah ini? kurasa kau harus melanjutkan kisah ini” Jodha menjawab ia tdak tahu kisah ini, anak2 pu meminta agar Jodha menceritakannya pd mereka. Jalal tersenyum senang mendengar permintaan mereka, Jalal melanjutkan “kemudian, putri yang mudah marah itu menikah dngan sang raja yang baik dan menawan, lalu..” Jalalmenatap Jodha sblum berkata ‘lalu, putrid yang kejam itu membuat hidup sang raja menderita, ia merenggut semua kebahagiaan raja, dia sering mengeluh dan bertengkar, bhkan dia pernah melompat ke danau”
Jodha terseyum kecil
“bhkan dia pernah membuat sang raja melawan harimau” Jodha tertawa keras mendengarnya, ia terkikik.. Jalal senang melihat wajah Jodha yang tertawa, ia bertanya pd anak2 “apa kalian bs mendengar suara sang putri?” seorang anak menjawab, suaranya pastilah seperti malaikat. Jalal membantah “tidak, .. dengarkan dengan baik, suaranya seperti penyihir” senyum d wajan Jodha menghilang, Jalal melirik Jodha, dan bertanya “benarkan?”
Jalal melanjutkan ceritanya hingga anak2 tertidur. Ratu Meenawati memasuki kamar mereka, ia terkejut melihat anak2 tertidur di ranjang Jalal. Jodha ingin bngun dr duduknya namun di cegah oleh ibunya, ratu berkata “maaf yang mulia, maaf jika anak2 ini dtng ke sini dan mengganggu anda” Jalal menjawab sambil menepuk2 ringan kepala salah 1 anak, ia tidak keberatan mereka tidur di kamarnya, Jalal tidak ingin mengganggu mereka saat mereka tidur. ratu bertanya, jika mereka tidur di sana, Jalal akan tidur dmana? Jalal menyuruh Meenawati agar tidak khawatir, ia akan mengurusnya, namun jika Jodha keberatan tidur di sini, Jodha bs tidur di kamar lain. Jodha tdak mungkin menolak d depan ibunya, ia berkata jika ia tdk keberatan tdur bersama Jalal. Meenawati mengucapkan selamat malam lalu pergi dr senang.
Jalal tersenyum senang. Jodha bangkit , berJalalan ke sisi tempat tidur Jalal untuk mempebaiki selimut anak2. Jodha berkata “kau harus istirahat dngan cukup, jika kau sakit, ayah akan khawatir” Jalal sedikit kecewa “kau masih khawatir krna ayahmu, bukan karena aku”
Keesokan harinya, Mansingh sedang memegang panah, Jalal memberikan saran agar Mansigh menganggap senjata sbgai salah1 bgian dr tubuh, dengan bgitu senjata akan mengikuti pikiran dan tangannya. Bagwandas senang melihat Jalal melatih putranya. Jalal menyuruh mansingh melepaskan anak panah, Mansigh melepaskan anak panahnya, dan tepat mengenai sasaran nya, Jalal memuji mansingh. giliran Jalal yang membidik, anak panahnya pun tepat mengenai papan target. anak2 kecil yang kemarin bertepuk tangan melihatnya, Jalal menyuruh mereka mendekat. alah seorang anak memuji Jalal “apakah kau tahu? kau semakin tampan setiap hari, kau seperti raja dlam cerita itu” Mansigh dan Bagwandas tersenyum, Jalal berterimakasih atas pujiannya.
Jodha dan pelayan2 ny sedang berjalan, salah seorang pelayan berkata, jika Maham Anga tdka ingin dtng ke Amer, mengapa ia tidk tinggal saja di agra? Maham tdak pernah melewatkan kesempatan untuk mempermalukan Jodha. Jodha menjawab “aku bs apa? aku tak bs merubah jalan pikirannya” pelayan yang lain membenarkan ucapan Jodha, mereka tidak mungkin bisa merubah pikiran seseorang.
Jodha melihat anak2 di tempat latihan, salah seorang anak meminta di ajari memanah, Jalal menjawab ia tdk bs menolak, keinginan mereka anak2 adlh perintah bgi nya. Jalal mendirikan anak panah, ternyata panahnya lebih tinggi d banding anak yang terkecil. anak itu terlihat sdikit kecewa, mansing berkata “ Sujante (nama anak terkecil) kau masih terlalu kecil untuk belajar memanha, nanti saat kau lebih besar kau boleh belajar, sekarang pergi lah, jangan mengganggu yang mulia” Jodha mendengar saat Jalal berkata “jangan khawatir Mansigh. aku tak keberatan jika mereka ada di sini, malah aku senang menghabiskan waktu bersama mereka, jika tuan putri ingin belajar memanah, akku akan mengajarinya,” Jalal mengajari sujante memanah,
Bagwandas mendekati Mansigh dan berkata “ternyata raja tidak sekejam sperti rumor yang beredar” mansingh membenarkan ucapan ayahnya. menurutnya orang hanya melebih2kan saja.
Jalal msh mengajari sujante memanah, ia menyuruh agar menarik anak panah, dan anak panah nya mengenai sasaran. anak2 senang dan berseru “hidup raja”
Jodha mengomel ke pelayan, apakah raja tdak tahu jika anak kecil di larang memanah? bgaimana jika nanti ada yang terluka? ia menyuruh pelayan2 ny pergi, ia akan membawa anak2 ke dalam. Jodha mendatangi Jalal dan berkata “ permisi, yang mulia, anak2 ini blum cukup umur untuk belajar seni memanah, mereka bs terluka” Jalal menjawab jika ia hanya ingin mengabulkan keinginan mereka, Jodha melanjutkan omelannya, jika di biarkan mereka bs melukai orang lain “jika mereka di beri kebebasan, mereka semua bs menunggangi kuda dan pergi keluar istana”
Bagwandas mengingatkan Jodha jika dulu Jodha tidak pernah betah tinggal di istana, Mansigh ikut menimpali “apakah anda tahu yang mulia? bibi Jodha dulu sering melanggar perraturan, dia selalu menunggangi kuda jika ada kesempatan. prajurit kami harus mengejarnya dan membawanya kembali. dia sering melanggar . Jodha menegur Mansigh “Mansigh, kau lebih muda dari ku, kau tdak boleh mebahas ini dngan orang lain”
Mansigh berbisik di telinga Jalal “kau dengar itu? bibi Jodha suka mengatur” Jalal balas berbisik, “aku tahu itu Mansigh” Jodha sangat jengkel…
Salah seorang anak berkata “yang mulia, mungkin anda tidak tahu, kakak Jodha sangat ahli dalam memanah” Jalal menjawab, “ benar! aku tidak tahu dia memiliki bakat ini, apakah itu benar Ratu Jodha? “
Bagwandas yang menjawab “benar yang mulia, Jodha biasa bngun sblum fajar, dan datang kesini untuk berlatih seni berperang. dia cukup ahli menggunakan pedang dan jg memanah,”
Jalal berkata “aku sudah perrnah melihat keahlian berpedangnya, tapi aku ingin melihat keahlian memanahnya” Bagwandas memerintahkan Jodha untuk mengambil busur dan anak panah, buktikan pd raja jika ia adalh pemanah yang handal. Jalal menyerahkan busur kepada Jodha, Jodha menerimanya. Jalal kemudian menyerahkan 1 anak panah pd Jodha, dngan angkuh Jodha menolak dan mengambil sendiri 3 anak panah. ia membidikan ketiganya sekaligus, dan menembakkannya tepat pd target. Anak2 bertepuk tangan. semua orang bangga melihatnya.
Jalal memuji Jodha “kau sangat berbakat Ratu Jodha, baik bermain catur, menggunakan pedang, ahli membidik atau berperang, kau benar2 mahir dan kejam “
Jodha menyindir “kau jg mahir, dalam memberi perintah untuk menyiksa orang lain. melecehkan seseorang dan keras kepala”
Jodha menyerahkan busur lalu pergi.
Jalal berbicara ‘tidak memahami seseorang sepertinya salah satu keahlian nya jg,”