Jalal dan Pratap bertemu tanpa sengaja, Jalal bertanya “boleh aku tahu siapa dia?” Bagwandas menjawab, dia berasal dr Sisodiya rajput, dia itu adalah pengeran Pratap, putra tertua raja uday sing dr meewar”
Bharmal mengenalkan Jalal pd Pratap “ini adalah menantuku” Pratap menyela :” kaisar dinasti mughal, Jalalludin” raja Bharmal khawatir, namun Jalal dngan tenang berkata :” aku cukup terkenal di sini ternyata” Pratap membenarkan, semua orang di sini mengenal Jalal.
Jalal bertanya, “bagaimana bisa?”
Pratap menjawab “ aku rasa aku tidak perlu memberitahu mu”
Jalal memakasa “jika kau tidak menberi tahu aku alasannya, bgaimana aku bs tahu?”
Pratap menolak memberitahu alasan yg sebenarnya, ini bkanlah waktu yg tepat, ini adalah acara yg membahagiakan, Pratap tidak mau membicarakan hal yg negative.
Jalal berkata :”ini artinya aku tidak terkenal”
Pratap menyahut “ kau sudah tahu kenyataanya, kebanyakan dr raja2 rajput berbeda pendapat dngan raja Bharmal tentangmu”
Jalal menjawab “ aku sudah bs melihat dngan jelas dr mata mu apa pendapat mu tentangku”
Pratap kembali mengingatkan jk ini adalah acara pernikahan, jk bkan krna itu, ia akan mengekpresikan perasaan nya dengan acara lain.
Jalal menjawab jk ia datang bkan untuk perang, kalau tidak, maka pedang nya lah yg akan membalas ucapan Pratap.
Pratap menantang “jangan meremehkan keahlian pedangku” semua orang tegang mendengarnya, Pratap meneruskan “ aku datang kesini untuk menghadiri pernikahan putri rajput, aku hanya akan menggunakan tangan ku untuk memberrkati dia, aku tidak ingin menggunakan tanganku untuk mencabut pedang. aku bs membuktikan bhwa diri ku adlh teman yg luar bisa, dan bhkan jg lawan yg lebih baik”
Jalal menjawab “ aku datang kesini untuk melakukan tugasku sbgai menantu nya raja Bharmal. ini bukan lah waktu yg tepat untuk bertarung, jk kau minggir, aku mau melanjutkan perjalanan ku”
Pratap kukuh “kau lah orang yg menghalangi jalanku” Pratap menatap Jalal, lalu ia berlalu.
Jalal tertawa sinis, “lidah nya lebih tajam dr pedangnya”
Bagwandas berkata krna ini acara yg membahagiakan, mereka ingin Jalal merasa bhagia, ia kemudian menunjukkan arah. mereka kemudian melanjutkan berkeliling. Pratap menoleh kearah Jalal, pd saat yg sama Jalal pun menatap Pratap.
Raja Bharmal mondar mandir di kamarnya, Meenawati yg br dtng bertanya, apakah bhamal khawatir krna pernikahan Sukanya? Bharmal menjawab tidak, ia khawatir krna itu, ia hanya berharap tidak ada kejadian yg tdk menyenangkan. Nenek yg br dtang menegur Bharmal, ia menyuruh agar Bharmal tdak berbicara yg tdak baik. Bharmal bertnaya, apa yg harus dia lakukan? ia takut para raja rajput yg ingin membunuh Jalal bekerja sama untuk mewujudkannya. Meenawati mengingatkan jk penjagaan sudah di tingkatkan.
Bharmal memberitahu Meenawati agar tidak percaya bgitu saja pd orang lain, tidak ada pelindung di dunia yg tidak bs di tembus oleh pedang. tidak peduli seberapa keras berusaha menjaga keamanan, musuh akan selalu saja menemukan cara untuk menerobosnya. di acara seperti ini mereka mendapatkan kesempatan yg mereka inginkan.
Bharmal berkata jk Pratap menerima undangan hnya krna Sukanya. Nenek myakinkan Bharmal jk Pratap tidak akan membuat msalah di pernikahan Sukanya, ia tdk akan mau mengecewakan bibinya. Meenawati menyalahkan diri krna telah mengundang Pratap, ia memohon pda Dewa untuk mencegah kekacauan. Jodha mendengar percakapan mereka. ia sedih melihat kekhawatiran orang tuanya.
Jodha menemui Jalal di kamarnya, Jalal sedang minum, ia mempersilahkan Jodha duduk. Jodha berkata jk ia datang untuk membicarakan sesuatu yg penting, namun Jalal memotong ucapan Jodha, Jalal berkata ia sudah bs menebaknya, sebab Jodha tdk akan mau menemuinya kecuali jk ada sesuatu yg penting yg ingin di bicarakan. Jalal menyuruh Jodha mengatakannya. Jodha bertanya apakah Jalal bertemu Pratap hr ini?
Jalal membenarkan, ia balik bertanya mengapa itu penting bgi Jodha?
Jodha tidak ingin pernikahan Sukanya berubah menjadi peperangan.
Jalal menjawab, “aku lega akhirnya kau tahu jk aku ini seorang ksatria.”
Jodha “ayah takut jk kau dan Pangeran Pratap akhirnya akan bertarung, itulah kenapa aku datang ke sini untuk melarang mu”
Jalal agak kecewa mendengarnya, “jd itulah yg mengganggumu dan datang kemari? aku pikir kau dtng ke sini krna khawatir tentang aku. tapi kau hanya khawatir tentang ayahmu”
Jodha membenarkan, ia sangat mencintai ayahnya,
Jalal menyindir “syukurlah kau tahu cara mencintai, setidaknya ayahmu tahu kemarahanmu” Jalal kemudian berkata , “ aku berjanji padamu, jika aku tidak akan melakukan serangan apapun” Jodha lega mendengarnya, namun hanya sesaat, Jalal melanjutkan ucapannya “tapi tentu saja aku punya beberapa syarat . syarat pertama, jk dia menghina agama ku atau rakyatku, aku akan melupakan janji ini” Jodha setuju
“syarat yg kedua, selama aku ada di Amer, kau akan tidur setiap malam di kamarku”
Jodha tidak senang mendengarnya “syarat macam apa itu? aku tidak mau”
Jalal member isyarat agar Jodha berbicara dngan pelan, dngan licik ia berkata “berbicara lah dengan pelan ratu Jodha, jk ada yg tahu kau tidak ingin tidur di kamar suami mu, dan kau ternyata berrtengkar dengannya, maka ayahmu akan sedih sekali. dan kau tdak ingin membuatnya khawatir bukan?”
Jalal kemudian tertawa dan menggoda Jodha “ ini luar biasa, kau bahkan tidak bs melawan ku. katakan padaku ratu Jodha, apa kau menerima syaratku yg kedua? “
Jodha cemberut, dengan pelan mengiayakan. Jalal tertawa senang, dia duduk di sebelah Jodha.
Jodha merasa risih, ia bertanya mengapa Jalal duduk begitu dekat dngannya?
Jalal mulai mengerjai Jodha “tangan ku sakit sekali, aku di serang macan itu krna mu. jd kau harus oleskan salep di tanganku” walau kesal, Jodha mengambil salep nya dan mengoleskan dengan lembut.
Jalal kemudian mengaku sakit kepala dan ingin supaya Jodha memijatnya, Jalal duduk di bawah sedikit menyender ke Jodha “di Agra biasanya salah satu pelayan ku yg melakukan ini. tapi di sini Amer, jk ku menyuruh pelayan yg melakukannya, itu akan membuat citra ayah mu tdak baik. iyakan ratu Jodha”
Dengan kesal Jodha memijat Jalal, pijatannya semakin lama semakin keras. Jalal menegur nya, menyuruh agar pelan2. Jodha hanya diam saja, Jalal menyuruh melanjutkan. Jodha mulai memijat lg dngan lembut, hingga Jalal setengah tertidur. Jodha melihat bekas luka di leher Jalal, ia menyuruh Jalal membuka jubahnya.
Jalal berdiri, ia pura2 malu. “ratu Jodha, apa kau ingin merayuku?”
Jodha berkata ia ingin mengoleskan salep di leher Jalal, “bukalah baju mu, aku akan menutup mata” Jalal membuka baju nya 1 per 1, Jodha menutup matanya, setelah selesai ia memberitahu Jodha. Jodha berdiri dan mengoleskan salep di punggung Jalal.
Jalal mulai mengejek Jodha “ aku tdak tahu mengapa binatan2 itu ingin membunuhku, pertama ular, lalu harimau, dan skrg harimau betina” Jodha berhenti mengoleskan salep “ kau oleskan saj salepnya sendiri” ia pergi dngan marah.
Adham dan Sharifudin sedang bersama. Sharifudin bersyukur krna semua pelaku penyerangan mati. kalau tidak, mereka pasti akan dlm bahaya. Adham menjawab walau pun mereka hidup pun tdak masalah, sebab ia menyembunyikan wajahnya saat menemui mereka. Sharifudin berkata jk penjagaan skrg lebih di perketat, sangat sulit untuk menyerang Jalal skrg. Adham menyuruh melihat sisi baiknya, semakin bnyak orang, maka semakin sulit menemukan dalang dr penyerangan tsb.
Javeda sedang bersama pelayan2 Amer, Maham dtng dan mengusir mereka. Maham bertanya apa yg dilakukan Javeda bersama pelayan Amer? Javedaa mengucapkan “selamat datang ibu” dlm bahasa Amer, Maham bertanya “apa?” Javeda menerangkan jk saat ini ia sedang belajar bahasa Amer dr para pelayan. “aku suka dngan bhasa kita, tp terkadang kita ingin mempelajari yg lain, bukan?” Maham berkata jk mereka d sini sbagai tamu, mereka tdak akan tinggal d Amer. Javeda menjawab :” bgaimana jk suatu saat nanti kita tinggal di Amer ibu? melihat sikap Adham, aku yakin tidak lm lg kita akan di usir dr Agra” Maham kesal mendengarnya, jk memang Javeda menganggap orang Amer baik, maka Javeda boleh tinggal di Amer. Javeda menolak, “tentu saja tidak, kau akan sangat merindukanku dia gra, aku tidak bs melakukan ini pda mu, aku tidak bs membuatmu menderita” dengan pasrah Maham berkata “ya Allah, hari aku sdah yakin jk Adham khan dikutuk dngan nasib yg buruk” dengan polos nya Javeda membenarkan “itu benar, contohnya saja Adham selalu gagal mewujudkan mimpinya menjadi kaisar” Maham membentak Javeda “dasar idiot!! apa kau tidak tahu kapan kau harus diam? sekali lg kau mengatakannya, aku akan memotong lidahmu”
Jalal berjalan di iringi kakak2 Jodha. di saat yg sama Jodha jg berjalan di temani pelayannya, ia akan melakukan puja. pelayan berkata jk hari ini wajah Jodha ceria sekali. Jodha membenarkan, sebab ia akan melakukan puja di kuil Dewi Kali. Hamida dtng menghampiri Jodha, ia bertanya Jodha dr mana saja?
Jodha menjawab, “ aku ketiduran pagi ini? aku tidk bs tidur hingga larut malam” Hamida, ibu dan Nenek senang mendengarnya, tampaknya mereka salah mengartikan ucapan Jodha.
Jalal dtng menghampiri mereka. ia member salam pd ibunya, Meenawati dan Nenek.
Nenek menyuruh Jodha mengapa Jalal ke kuil, namun Jodha menolak sebab Jalal beda agama dngan mereka.
Jalal berkata “mengapa ratu Jodha? kau dtng k ajmer sharif bersamaku, pdhal kau orang hindu. bhkan aku tdak keberatan ikut bersama mu walaupun aku orang mughal’ semua orang senang mendengarnya. Meenawatiu menyuruh Khangar Sigh mengatur nya, sebab Jalal akan ikut k kuil.
Jalal dan Jodha sudah tiba di kuil. salah seorang petinggi mughal melapor jk ia telah memeriksa kuil. kini raja boleh memasuki kuil. Jodha tersinggung mendengarnya, “apa menurutmu ada orang yg akan menyerang mu di tempat suci ini?” dengan tegas Jalal menjawab “ tidak sama sekali, selama kau ada bersamaku, tidak ada yg akan berani menyerangku. lgi pula jk terjadi sesuatu pda ku, kau tahu cr menyembuihkan luka”
Jodha menjawab :”jk kau sudah selesai mengejekku, bs kah kita masuk k dalam?”
saat akan memasuki kuil, Jalal teringat jk ingin memasuki kamar Jodha di Agra, Jalal harus melepas sepatu nya. Jalal lalu melepas sepatu sblum masuk kuil. Jodha jg menyuruh Jalal meletakkan pedang nya, sebab tdk boleh membawa senjata k kuil. Jalal menolak, ia selalu membawa pedang kmana pun. Jodha mengingatkan, saat di ajmer sharif, Jalal menaruh pedang nya d luar. ini adalh tempat suci, saat seseorang berdoa, ia harus meninggalkan rasa khawatirnya, Tuhan sendiri yg akan melindungi. Jalal lalu menyerahkan pedang nya pd athgah, ia jg melepaskan turbannya. Jodha senang melihatnya. mereka lalu masuk k kuil.
Jodha berdoa d dpan patung Dewi kali. jodh mulai berdoa, Jalal jg akan berdoa, namun ia teringat saat Jodha berdoa menurut islam saat di ajmer. Jalal kemudian berdoa menurut hindu. Jodha bingung melihatnya.
Jalal bertanya apa yg akan mereka lakukan selanjutnya? Jodha menangis, ia teringat saat dulu bersumpah akan meletakkan kepala orang yg telah mengambil perhiasan di kaki patung Dewi kali, di kaki Patung.
Jalal melihat Jodha menangis, ia bertanya mengapa Jodha menangis? pdhal selama ini Jodha selalu merasa damai setelah berdoa.
Jodha menjawab :” aku marah pd diri ku sendiri, Dewi selalu mengabulkan setiap permintaanku, tapi aku hanya bs berjanji 1 hal padanya, aku hanya bersumpah 1 hal padanya, aku bersjanji aku akan menyimpan kepalamu d kaki-Nya” Jalal terkejut mendengarnya.
Jodha melanjutkan “ tapi aku telah di takdirkan, maka aku tidak akan bs memenuhi janjiku, bagaimana mungkin aku memenggal kepala suami ku?”
Jalal bertanya “kau ingin menaruh kepala ku di kakinya?“
Jalal kemudian melangkah k depan patung. Jodha bingung melihat nya, Jalal bersujud dan meletakkan kepalany di kaki Sang Dewi .
Jalal berkata “ kau tidak perlu memenggalku untuk memenuhi janjimu. yg harus aku lakukan hanyalah meletakkan kepalakku di kaki Sang Dewi,”