Narator: [Raja Bharmal telah sampai di Amer, dia sedang sibuk membuat persiapan pernikahan sukanya. dia telah mengundang semua keluarga keRajaan. waktu nya semakin dekat]
Nenek, Raja Bharmal dan meenawati sedang berkumpul, nenek bertanya apa Bharmal sudah mengundang pangeran Pratap? Raja Bharmal menjawab “ ibu, kau tahu bgaimana perrlakuan Pratap pda ku. dia telah menghinaku. ibu, dia membenci aku dan keluargaku, dia menganggap kalau kita itu adlh musuhnya, tidak ada penting nya mengundang dia” nenek mengingatkan jk mereka msh bersaudara, bibi Bharmal berasal dr sana. tugas keluarga Amer adalah mengundang mereka .biarkan mereka yg memutuskan apa mereka akan datang atau tidak, Bharmal ingin membantah, namun Menawati mendukung ucapan nenek, “Pratap mungkin tdak ingin menjaga hubungan dngan kita lg, tapi kita jangan melupakan martabat dari persaudaraan kita”
Narator : [stelah Jalal dan Jodha menikah, ada celah yg tercipta antara keluarga Pratap dan keluarga Bharmal, Raja Pratap blum siap untuk mengisi celah ini. tapi para wanita di kedua keluarga ini berusaha untuk menyatukan kembali kedua keluarga ini, agar semua pertalian ini tdak putus]
Nenek dan Meenawati menulis surat untuk mengundang keluarga Pratap, pengawal dtng untuk mengirimkan surat tsb. akhirnya surat nya sampai di Mewar,
Para wanita di Mewar membacanya, isi suratnya “ semua luka akan sembuh oleh waktu, kita lahir dr ksatria keluarga kerajaan, lalu menikah dngan para ksatria, lalu kita melahirkan anak ksatria, kita ini seperrti benang, yg membuat keluarga ini bersatu, tapi kita telah gagal menjaga para ksatria ini tetap bersatu. ini lah tugas kita. hubungan ini bs terjadi krna kita para wanita, saat wanita menikah, dia akan menyatukan dua keluarga. ksatria itu menciptakan sejarah, namun para wanita tetap tidak di kenal. tp kita tdak melupakan tugas kita, cucu perempuan ku akan segera menikah, dan kami ingin putramu , Pratap hadir di acara pernikahan . agar kita bs trus menjaga hubungan kita”
Pratap membaca surat dr nenek, ia memberitahu para pengikutnya jk Raja Bharmal mengundang nya ke Amer, bhkan keluarga dr mempelai pria jg mengundang, Pratap merasa dilemma. Jalal adalah musuhnya, dan Raja Bharmal telah bergabung dngan Jalal. prinsip Pratap tdk mengijinkannya untuk menginjakkan kaki di rumah musuh. Namun sbgai keluarga kerajaan ia harus menghormati par wanita.
Pratap kemudian mendiskusikannya dngan seorang Brahmana. brahmana menyuruh Pratap untuk dtng k Amer, selain untuk menghadiri pernikahan, itu jg akan menjadi kesempatan untuk mengetahui kekuatan musuh.
Mata2 Jalal melapor jk maharana Pratap akan hadir di pernikahan sukanya. Jalal senang mendengarnya, dan menyuruh pembawa pesan pergi. Jalal memerintahkan agar membuat persiapan untuk ke Amer, ia sudah tidak sabar melihat musuhnya.
Di Mewar, Pratap mengumumkan ke pada mentrinya bhwa ia akan pergi ke Amer, bkan sbgai teman. tp untuk mengetahui kekuatan Jalal. Pratap menghunus pedangnya, di agra pd saat sama, Jalal jg menghunus pedang nya.
Ratu Hamida, Jiji Anga dan Gulbadan sedang menyiapkan hadiah yg akan di bawa k Amer, pelayan memberitahukan kedatangan Jodha, Hamida menyuruh pelayan membiarkan Jodha masuk.
Jodha masuk dngan wajah yg ceria, ia memberi salam kepada Hamida, Jiji Anga dan Gulbadan. Jodha melihat nampan2 yg berisi perrhiasan, ia bertanya kepada Hamida tentang perhiasan2 tsb. Hamida menjelaskan semua itu untuk hadiah pernikahan sukanya, Jiji Anga sudah membungkusnya selama 2 hari ini. Jodha merasa terharu, tidak tau harus berrkata apa. Hamida memarahi Jodha, ia sdah menganggap Jodha seperti putronya sendiri. Hamida sudah menyiapkan beberapa hadiah untuk sukanya, sebab ia adik dr Ratu mughal, jd Hamida jg menganggap sukanya seperti putrinya,. Jodha berkata jk perhatian dan cinta Hamida pd nya jauh lebih penting di banding semua hadiah, Jodha mengatakan jk rakyat Amer tdak akan pernh melupakan hadiah2 dr Hamida. Hamida menjawab, sudah tugasnya mengirimkan semua hadiah tsb, dan sukanya berhak atasnya. Hamida berkata, ia tdk suka melihat Jodha menangis untuk hal2 yg sepele, bhkan jk itu air mata kebahagiaan, Jodha tersenyum dan menghapus air mata nya. Jiji Anga dan Gulbadan ikut tersenyum.
Narator: [Jalal meninggalkan agra bersama keluarganya, rakyat Amer sudah membuat persiapan untuk menyambut di, mereka tdak hanya membuat persiappan untuk pernikahan sukanya, tp jg untuk keamanan Jalal, lalu Baghwandas dan Bharmal mengatur persiapan itu. lagi pula Raja dr keRajaan mughal akan datang sbgai tamu. ]
Di Amer, Bharmal bertanya pd Baghwandas, apa ia sudah mengatur semua persiapan untuk menyambut Jalal? bagwandas menyuruh ayah nya jgn khawatir, semua ny sdah siap. Bharmal berkata jk Amer harus menjadi perisai yg besar, agar tak seorang pun yg bs masuk dan menyerang Jalal.
Narrator [Bharmal ingin Amer jd sperti sbuah perisai besar,tapi musuhnya Jalal ingin menerobos masuk ke dalam perisai, dngan cara apa pun, mereka tdak ingin melewatkan kesempatan untuk melukai Jalal]
Pratap dalam perjalanan ke Amer, ia masuk ke tenda untuk beristirahat, di sana sudah menunggu Raja2 rajput lainnya. mereka ingin menyerang Jalal sebab mengira Jalal tidak membawa tentara. para Raja tsb mengatakan ini adalah kesempatan baik yg tdak akan 2x. Pratap membenarkan, ini memang kesem[atan baik, untuk para pengecut, bkan untuk para pemberani. ksatria haarus menyerang secara terbuka walau terluka, tidak boleh menyerang dr belakang dngan cara2 licik. ia tdak akan melakukan apa pun, sebab ia datang untuk menghadiri pernikahan.
Di tenda Mughal, Javeda sedang mengendap2 mencari Adham, ia takut mendengar suara2 binatang liar sehingga tidak bs tidur. Javeda melihat Maham, ia berlari memeluk Maham, Maham Anga benar2 kaget di buatnya (lucu bnget liat muka kaget nya Maham :D)
Javeda :”kau sperti malaikat bgi ku?”
Maham:”apa?”
Javeda “aku takut sendirian, aku mohon temani aku ibu” Javeda ingin memegang tangan Maham, namun Maham menampiknya
Maham ”jika aku menemani mu, siapa yg akan melindungiku dr dirimu?’ Maham ingin masuk ke tenda namun Javeda mencegahnya
Javeda “ berhentilah bercanda ibu, kau tidak bs percaya pd binatang. jk seekor macam bs menyerang dan melukai ksatria pemberani seperti Raja, maka ia jg bs membunuh dan memakanku”
Maham “ dia tidak akan bodoh bermain2 denganmu. kau akan baik2 saja”
Javeda “ ibu, kumohon tetaplah bersama ku, untuk kebaikan makanan yg aku buat!”
Maham “ aku bersumpah tidak akan memakan apa pun mulai dr skrang”
Javeda ‘lakukan untuk kebaikan kemanusiaan”
Maham “aku tidak punya prikemanusiaan Javeda”
Javeda “ jk macan membunuhku, kau akan kehilangan bnyak hal, “
Maham :” dan aku akan kehilangan apa?”
Javeda :” pikirkan saja, jk aku tetap hidup, nanti aku akan punya anak di masa depan, dan mereka akan menjadi cucumu, saat mereka dewasa nanti mereka akan menggoda mu, kau akan memberi makan mereka, memndikan mereka, dan menidurkan mereka. pikirkan itu, seekor macan mungkin akan menjadi alasan menghancurkan semua mimpimu”
Maham menjawab dengan sengit “ tapi apa kau perrnah berfikir, jk macan itu membunuh ku, bkan dirimu, maka mimpiku jg akan hancur”
dengan yakin Javeda menjawab “ ibu, macan tdak akan dtng ke sini, aku dengar jk macan itu takut pd api”
Maham “apa maksudmu aku ini api?”
Javeda “ tidak, aku tdak sedang membicarakanmu, aku sedang membicarakan api yg ada di belakangmu. aku akan mengambil obor itu, aku akan melindungi kita berdua, tunggu di sini” ketika Javeda berlari untuk mengambil obor, Maham Anga cepat2 kabur (seorang Maham tdak berkutik di hadapan Javeda, hhahaa)
Jodha bertanya pd pelayan, diantara semua tenda yg ada, yg mana yg merupakan tenda nya? pelayan menunjuk sebuah tenda, namun Jodha menjawab itu tenda Raja, dan benarlah, Jalal sedang berjalan keluar dr tenda. Jodha berkata pd pelayan jk ternyata ia benar, pelayan memuji Jodha, skrg Jodha sdah mulai meMahami Raja, Jodha memarahi pelayan, ia menyuruh agar jngan berlebihan, ia bs tahu itu tenda Raja sebab banyaknya penjaga d dpan tenda.
Jalal menatap dr jauh Jodha yg sedang berbicara dngan pelayan, membandingkan nya dengan bulan.
Athgah Khan dtng memberitahu jk ia sudah menyiapkan perahu untuk Jalal, sebab ia tahu jk Jalal sangat suka berlayar.
“bagus sekali, karna skrg sedang purnama, ini akan menarik sekali untuk pergi naik perahu di danau” Jalal berkata bgtu smbil rus menatap Jodha.
athgah berkata, saat ini mereka berada di wilayah musuh, dan Jalal blum sembuh, jd ia menyarankan agar Jalal tdak pergi sendirian, ia akan mengirim pasukan untuk menemani . Hamida keluar dr kemahnya, ia mendengar ucapan athgah dan bertanya kemana athgah akan mengirim pasukan? athgah memberi salam dan memberitahu rencana Jalal. Jodha melihat kearah mereka. Hamida berkata Jalal tidak akan pergi sendiri, ia lalu memanggil Jodha, ia bertanya apa Jodha suka naik perahu? pelayan Jodha yg menjawab, saat di Amer dulu, Jodha sering naik perahu. Jodha member tanda agar pelayan nya diam. Hamida memutuskn supaya Jalal dan Jodha menaiki perahu berdua. Setelah Hamida perrgi, Jalal menyuruh Jodha mengikutinya.
Di perjalanan Jodha mengomel “ dia itu suka yg aneh2 , ini sudah larut malam, dan ia ingin pergi naik perahu” Jalal bertanya apakah Jodha mengatakan sesuatu? dngan ketus Jodha menjawab ‘memangnya kenapa? kau tdk pernah mendengar siapapun, kau memenuhi keinginanmu sendiri saja”
Mereka tiba di tepi danau, perahu dan tukang perahu sudah menunggu, Jalal naik ke atas perahu dan mengulurkan tangan, namun Jodha mengacuhkannya. Jalal menyuruh Jodha agar tdakl berfikir macam2. Jalal tdak ingin Jodha terjatuh, Jodha tdak akan bs naik ke perahu tanpa bantuan. Jalal mengulurkan tangan nya lg, kali ini Jodha menyambut uluran tangan Jalal, namun ia terpeleset. Untunglah Jalal menangkapnya.
Mereka kemudian duduk, tukang perahu mendayung perahunya. Jodha dan Jalal duduk berrhadap2an. Jalal trus menatap Jodha, membuat Jodha salah tingkah, saat akhirnya Jodha melihat ke arah Jalal, Jalal berkata “ pelayanmu berkata kau suka naik perahu”
Jodha menyindir Jalal “apapun kegiatan yg menyenangkan ataupun menyiksa, itu tergantung dr siapa yg menemaninya” Jalal berkata jk tdak ada yg bs berdebat dngan Jodha. Jodha kesal mendengarnya, “itulah masalahnya yang mulia, kau tdak berbicara, kau hanya berdebat”
Jodha melihat luka di tangan Jalal berdarah, ia mencondongkan tubuh nya untuk menyendok air danau, namun itu membuat perahu menjadi oleng, Jalal memegang Jodha yg hampir terjatuh, Jalal meledek Jodha “hati2 Ratu Jodha, jk kau tenggelam, orang2 akan mengira aku yg melakukannya”
Jodha mengabaikan ucapan Jalal dan meraih tangan nya, menunjukkan luka di tangan Jalal, Jodha menyuruh Jalal duduk dengan tenang, ia lalu menyendok air dengan tangan untuk membilas darah Jalal, Jodha melakukannya dngan telaten, ia kemudian membersihkan darah menggunakan selendangnya. Jalal meringis kesakitan “pelan2 Ratu Jodha, jangan membuatnya bertambah parah”
Jodha marah, jk Jalal tidak suka dngan apa yg dia lakukan, maka lakukan saja sendiri.. Jodha langsung berdiri sehingga membuat perahu oleng. untung saja Jalal sigap menangkapnya.. Jalal tersenyum usil “ jangan lupa, aku menyelamatkan nyawa mu lg, duduklah”
Jodha duduk kembali, Jalal trus menatap Jodha, Jalal kemudian membantu memakaikan kerudung Jodha. Jalal menggoda Jodha lg “ jk tidak, orang2 akan berfikir aku berlaku tdak pantas pd mu” Jalal menatap luka di tangan nya “ Ratu Jodha, aku rasa kau harus trus membawa salep special mu itu bersama mu. karena orang2 yg ad di dekatmu, mungkin bs terluka kapan saja,’
Saat perahu akan mendekati tepian, Jalal melihat gerakan di semak2.. Jalal kaget melihat bnyak org bersembunyi di semak, sesaat kemudian hujan panah menghujani mereka, mengenai tukang perahu yg tewas seketika. Jalal memeluk Jodha untuk melindungi, Jalal menyuruh jodhha tenang “tenanglah Ratu Jodha, aku bersama mu”