Direktur dan assistennya berpelukan karena introgasi mereka berhasil, tersangka mengakui perbuatannya sendiri. Mereka keluar dengan girang dan menyapa Myung Suk yang sudah kelelahan. Myung menolak ajakan mereka untuk minum teh, dan langsung menuju ruang introgasi untuk menyelesaikan urusan mereka terlebih dulu.
Myung Suk masuk dan meminta Tersangka untuk tidak mengatakan apapun. Woo Jin berbisik padanya, “Jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja.”
Dan dengan polosnya, tersangka mengatakan bahwa dumbbellnya ia lempar ke luar jendela. Dan jika mereka mencarinya, pasti mereka akan menemukannya di lantai satu di apartemen itu.”
Myung Suk langsung menganga. Ia sudah kelelahan, dan sesampainya disana, ia tak dapat melakukan apapun karena tersangka telah mengakui perbuatannya dengan sendirinya. Lain dengan Direktur dan Assistennya yang tersenyum senang. Direktur memerintahkan anak buahnya untuk segera memborgol tersangka dan melanjutkan penyelidikan. Tak lupa direktur berbisik meledek kepada Myung Suk bahwa rencana minum tel mereka ditunda, karena Direktur sedang sibuk.
Woo Jin menekan penanya dan tersangka langsung tersadar dengan tangan yang terborgol. Ia bingung karena tangannya sudah diborgol. Sementara Woo Jin tersenyum akan keberhasilannya dan melangkahkan kakinya keluar.
Kepala Han tiba pagi-pagi dengan membawa setelan jas. Petugas menyapanya, “Tumben sekali kau tiba lebih awal.” Kepala Han tak mampu berbuat apa-apa, karena Jaksa (Woo Jin) memintanya datang pagi.
Kepala Han menyapa Penyidik Go yang tampak lelah. Namun sapaannya berubah menjadi omelan karena Penyidik Go membaca koran sebelum Woo Jin membacanya. Penyidik Go beralasan bahwa ia membuka perlahan-lahan, jadi tidak akan kusut. Kepala Han tak peduli dengan alasannya, “Tak peduli seberapa hai-hatinya kau. Sekali kau membukanya, maka bau korannya akan hilang! Dengan berkembangnya teknologi saat ini, sejak awal memang tak banyak bau yang ada.” Penyidik Go pun langsung mengembalikan korannya.
Choi Yoon Hee juga datang lebih awal. Namun ia masih mengomel bahwa ia bahkan tak sempat untuk mengeringkan rambut, “Kita ini PNS. Aku kadang berharap pulang tidak tepat waktu. Namun datang harus tepat waktu.” Ia juga membanggakan dirinya, jika tidak ada dirinya maka perusahaan mereka pasti tidak akan bekerja normal.
Kepala Han dan Penyidik Go tak menghiraukannya. Mereka berbisik dan menyangkal semua ucapan Yoon Hee. Yoon Hee bertanya-tanya, apa yang mereka bicarakan.
Woo Jin yang baru bangun hadir di tengah-tengah mereka, “Aku tidak menyuruh kalian datang awal, kenapa kalian datang cepat dan buat keributan?” Penyidik Go menyapanya sambil membungkukkan badannya, “Anda sudah bangun tuanku?” Woo Jin tersenyum melihat tingkahnya, ia bertanya apa Penyidik Go sedang syuting drama sejarah.
Yoon Hee menawarkan diri untuk membuatkannya kopi. Kepala Han menghampirinya dan memberikan jas yang dibawanya. Ia menawarkan Woo Jin supaya ke sauna dan ia akan mengosongkan jadwal Woo Jin. Penyidik Go yang masih ada disana tersenyum melihat perhatian Kepala Han kepada Woo Jin.
Tersangka pembunuhan telah dibebaskan. Myung Suk memberikan pernyataan didepan Wartawan yang mana Woo Jin juga ada disana, bahwa semua yang terjadi adalah pernyataan yang dipaksakan. Dan Myung Suk juga mengatakan bahwa pihak mereka akan membantu dalam tugas penyelidikan untuk membuktikan bahwa mereka tidak bersalah.
Sesampainya dikantornya, Woo Jin diberitahukan bahwa ada undangan makan malam untuknya. Ketua Han mengatakan bahwa itu dilakukan untuk menyemangati Tim Penyelidik 3. Namun Yoon Hee mengatakan bahwa itu untuk membuat mereka tunduk.
Dan benar saja, saat acara akan dimulai, semuanya langsung menundukkan kepalanya, lebih tepatnya membenturkan kepalanya ke meja, hingga wine di atas meja tumpah. Direktur kesal, karena penyelidikan belum selesai dan mereka sudah minum wine. Tim penyelidik langsung terkejut saat Direktur memerintahkan mereka untuk melakukan penyelidikan lagi.
Woo Jin sedang membasuh wajahnya di kamar mandi. Saat akan keluar, sudah ada Myung Suk yang menantikannya. Woo Jin kini dijamu oleh Pelaku pembunuhan. Pria itu menanyakan bagaimana Woo Jin bisa membuatnya mengaku. Kepala sakit, dadanya terasa sesak dan setelah ia mengakuinya, ia merasa nyaman. Myung Suk menyebut itu pemaksaan membuat pengakuan palsu. Dan hal itu termasuk kelebihan Woo Jin.
Woo Jin merasa jengah mendengar pembicaraan mereka. Ia langsung menanyakan tujuan Pria itu memanggilnya. Pria itu mengajaknya berteman, “Ayahku pernah bilang. Ada dua jenis manusia di dunia ini. Mereka kawan atau lawan.” Pria itu menyodorkan gelas minumannya, “Kau tak mau jadi lawanku?”
Woo Jin tak menerimanya dan menyondongkan badannya, “Kalau begitu, katakan ini pada ayahmu. Di dunia ini, tak ada manusia yang jadi lawanmu selamanya. Dan juga, tak ada manusia yang jadi kawanmu selamanya.” Woo Jin langsung pergi meninggalkan mereka. Dan Pria itu langsung menenggak minumannya dan menatap kepergian Woo Jin.
Ditengah perjalanan pulang, pria yang sebelumnya mengintrogasi sudah menanti Woo Jin dalam keadaan mabuk sambil merokok. Ia mengatakan bahwa firma mereka ingin merekrut Woo Jin. Ia sangat kesal, karena ia yang sudah mengintrogasi selama 48 jam untuk membuat pelaku mengaku namun Woo Jin justru merebutnya dan membuatnya mengaku.
Woo Jin tersenyum mendengarnya, “Kalau bukan karena aku, kau sudah harus melepaskannya kemarin. Kau tak punya bukti apapun, dan tersangka terus menyangkalnya. Batas waktu penahanan juga hampir selesai. Jangan terlalu merasa bersalah. Orang yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah kau. Kau akan segera berdiri di persidangan sebagai jaksa penuntut. Diserahkan sebagai hasil kerjamu.”
Pria itu langsung kesal saat Woo Jin menyebutnya orang yang ambisius karena ingin masuk Departemen Kementrian Keamanana Nasional. Pria membuang puntung rokoknya dan mendorong Woo Jin Ke tembok.
Woo Jin hanya tersenyum mendengar ocehan pria itu untuknya, karena Woo Jin tahu pria itu sedang mabuk. Namun ia tidak terima saat pria itu menyebutnya orang hina.
Saat Woo Jin akan menyerangnya, ada sebuah suara yang menghentikan mereka. Seorang gadis (Joo Eun Bi) muncul dari kegelapan dan 3 temannya ada dibelakangnya. Eun Bi menyalakan korek api dan Woo Jin yang melihatnya, langsung teringat kejadian yang muncul di memorinya sebelumnya. Saat melihat wajah Eun Bi, ia semakin tercengang, karena wajah gadis itu juga yang ada dimemorinya.
Pria yang mabuk tadi menyebut Eun Bi gadis imut. Eun Bi yang mendengarnya tak percaya mendengarnya. Ia mengeluarkan sumpah serapahnya dan pria itu kesal, “Apa kau tak mempunyai kemampuan lain?”
Eun Bi menjawab ia memilikinya. Ia meletakkan tangannya dibelakang seolah akan mengambil sesuatu. Namun ia tak menunjukkan barang apapun. Ia justru menunjukkan kepalan tangannya.
Emosi pria itu memuncak, ia menghampiri Eun Bi dan memegang tangan Eun Bi, yang langsung dihempaskan oleh Eun Bi. Eun Bi dan teman-temannya berbalik pergi, tapi pria itu terus memanggilnya. Eun Bi berlari menuju kearahnya, melompat dan menghajar pria itu dengan lututnya tepat dimatanya. *Biasanya orang mukul pakai tangan, tapi Eun Bi memukulnya dengan sikunya... Daebak..*
Woo Jin menahan Pria itu agar tidak jatuh. Eun Bi langsung tersenyum puas. Namun saat berbalik, ia tak senang lagi, “Ahh.. sayang sekali. Kenapa bisa ditangkis?”
Pria itu semakin marah. Ia hendak mengancam Eun Bi dan akan menyerangnya. Eun Bi sudah siap dan mengeluarkan pisaunya. Pria itu tak tahan lagi dan benar-benar akan menyerangnya, namun dihentikan oleh Woo Jin. Karena jika pria itu melakukannya dalam keadaan mabuk, maka pria itu akan dalam masalah, sebab ia masih dalam masa promosi.
Woo Jin yang meminta maaf kepada Eun Bi. Sementara Eun Bi sendiri masih bingung dengan ucapan Woo Jin. Entah ia bingung karena yang dihadapannya adalah jaksa atau bingung karena sikap Woo Jin.
Woo Jin membawa Pria itu, namun pandangannya terus kebelakang menatap Eun Bi. Teman-teman Eun Bi mengahmpirinya dan mengira bahwa Woo Jin menyukai Eun Bi.
Seorang pria menyaksikan kejadian itu dan langsung mengejar Woo Jin. Ia mengakui Eun Bi dan teman-temannya sebagai adiknya. Ia menawarkan mereka kepada Woo Jin, “Mereka adalah pelarian dari rumah dan tahu cara bersenang-senang.”
Pria yang sebelumnya ditahan melihat Woo Jin dan pria itu, namun Woo Jin tak melihat keberadaannya. Woo Jin tak menjawab ucapan pria itu dan merogoh sakunya. Pria itu sudah tersenyum senang. Tapi ia langsung ketakutan dan meminta maaf saat Woo Jin memberinya kartu namanya, yang artinya pria itu tahu bahwa Woo Jin adalah seorang Jaksa. Pria itupun langsung lari terbirit-birit.
Tak lama kemudian, pria itu menghampiri Eun Bi dan yang lain. ia meminta mereka untuk bersiap. Ia mulai bernyanyi, menari dan diikuti yang lain. Dan tanpa mereka sadari, mereka diikuti oleh tersangka pembunuhan.
Komentar:
Awal nonton sudah dikejutkan dengan wajah menakutkannya Kim So Hyun. Kalau semua Jaksa seperti Woo Jin, pasti sudah banyak kejahatan yang terbongkar nih. Tapi sayang, uang masih saja yang merajai dunia ini. Meskipun sudah diketahui bersalah, masih saja dibebaskan hanya dengan iming-iming uang.
Mengutip kalimat Woo Jin, “Di dunia ini, tak ada manusia yang jadi lawanmu selamanya. Dan juga, tak ada manusia yang jadi kawanmu selamanya.” Benar tidak readers? Tentunya benar dong. Mana ada kawan dan lawan yang selamanya. Karena, sewaktu-waktu kawan bisa berubah menjadi lawanmu dan yang kini menjadi lawanmu, suatu saat bisa berubah menjadi kawanmu.
Sempat terkejut juga dengan penampilan Kim So Hyun. Sebelumnya aku fikir ia akan tampil sebagai gadis yang feminim. Tapi ternyata...