Shino menceritakan semua pembicaraannya dengan Rinka semalam kepada Natsu. Ia juga mengatakan bahwa ia merasa bersalah karena telah menyakiti Rinka. Natsu meminta Shino untuk berbicara lagi dengan Rinka dan meluruskan kesalahfahaman yang ada. Saat Rinka turun menuju dapur, Natsu memberi isyarat kepada Shino untuk berbicara dengan Rinka.
Shino hanya diam dan akhirnya Natsu yang menyapa Rinka, “Rinka, apa kau tidak lapar?” Rinka menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya dengan senyum yang terpancar dalam wajahnya. Tanpa memandang Natsu, Rinka menjawab bahwa ia tak nafsu makan. Ia kemudian berlalu kembali ke kamarnya. Dan tak ada resppon dari Shino meskipun Natsu sudah menyuruhnya.
Rinka berdiam diri didalam kamarnya. Entah apa yang kini terjadi dengan pekerjaannya dan hubungannya dengan teman-temannya. Natsu menemui Rinka dan mengajaknya bicara. “Apa yang terjadi? Apa Wataru mengatakan sesuatu padamu? Aku melihat kalian berdua bicara kemarin.”
Rinka meminta Natsu berhenti. Ia mengakui bahwa dirinya bekerja di klub kabaret, dan ia fikir Natsu juga merendahkannya. Rinka sedikit berteriak dan meminta Natsu keluar.
Natsu justru menolak, “Aku tidak akan meninggalkanmu sendiri. Bukankah sudah kubilang kemarin, bahwa aku serius denganmu.” Rinka meminta maaf, karena ia tidak ada perasaan apapun kepada Natsu.
Sementara Satsuki yang ada dikamar Wataru, terus saja mengajak Wataru bicara tentang hubungan mereka. Wataru sendiri terlihat bosan dan tak menanggapi ucapan Satsuki. Karena jengah mendengar ucapan Satsuki yang tak begitu penting baginya, Wataru beranjak dan meminta Satsuki keluar karena ia akan melukis. Ia tak ingin Satsuki melihatnya melukis, karena ia akan merasa terganggu.
Satsuki berjalan dengan lesu. Ia melihat Mana sedang membuat kopi. Ia mengatakan bahwa Wataru tidak membutuhkan itu. Satsuki masih penasaran dengan lukisan yang tertutup kain dikamar Wataru. Ia menanyakan lukisan itu kepada Mana, “Saat aku akan melihatnya, Wataru memarahiku.”
Mana memperingatkannya untuk menghilangkan rasa ingin tahunya itu jika Wataru tak ingin memperlihatkannya kepada Satsuki. “Apapun yang dilukis Wataru, kau tidak berhak untuk tahu apa dan siapa yang dilukis Wataru. Ia tak ingin menunjukkannya padamu.” Satsuki terperangah mendengar ucapan Mana tersebut. Ia sudah berpacaran dengan Wataru, namun Wataru tak mau memperlihatkannya padanya.
Wataru tampak menikmati kegiatan melukisnya. Namun ia tiba-tiba menghapus wajah pada lukisan tersebut.
Shino juga menceritakan pembicaraannya dengan Rinka. Miki jelas marah karena Shino mengatakan hal seperti itu pada Rinka. Shino beralasan karena Rinka membohongin mereka, jadi pemikiran seperti itu muncul dibenaknya. Ia berfikir bahwa Rinka seharusnya mengatakan yang sebenarnya kepada mereka. Miki membela Rinka, karena Rinka tidak mungkin mengatakan hal seperti itu kepada orang yang disukai. Shino semakin merasa bersalah saat tahu bahwa Rinka masih menyukai dari dulu.
Rinka menemui Wataru dan meminta penjelasannya, “Itu tidak seperti yang kau janjikan. Kenapa kau memberitahu yang lain soal pekerjaanku? Kembalikan kuncinya. Kau yang menyembunyikannya kan? Aku tidak mau lagi berbohong kepada mereka!”
Rinka memukul Wataru namun langsung ditahan Wataru. Wataru mendorongnya ke dinding sehingga Rinka ketakutan, “Siapa yang melanggar janji? Kau melakukan itu semua karena keinginanmu sendiri! Kau mengkhianati mereka... dan kini mereka tidak menganggapmu teman lagi.”
Rinka keluar dari Wataru. Ia tak mampu menahan beban yang begitu berat dihatinya. Ia lemas dan jatuh terduduk.
Sementara Miki terus berusaha mencari alat penyadap yang diletakkan kakaknya. Setelah mencari disetiap sudut, akhirnya Miki menemukannya dibawah meja.
Miki mengajak Wataru berbicara. Ia membawa Wataru ke ruang tengah. Wataru terkejut saat melihat Shino dan Natsu disana. Ia bertambah terkejut saat mengetahui alat penyadapnya sudah tergeletak dimeja. Miki meminta penjelasan kepada Wataru tentang yang terjadi selama ini, “Apa kau yang merekam pembicaraan antara Rinka dan Natsu dan mengirimkannya ke Shino? Apa kau yang telah mengunci Natsu di gubuk? Apa kau yang melakukan semua ini sehingga membuat persahabatan kami berantakan?”
Mendengar keributan itu, Mana, Rinka dan Satsuki langsung keluar dari kamar mereka. Wataru memberi alasan kepada Miki, ia melakukan semua itu untuk menyelamatkan Miki dari Shino dan Natsu.
Miki sangat kecewa dengan kakaknya, “Mereka semua adalah sahabatku. Keluar dari sini! Pergi!”
Wataru ingin menjelaskan lagi namun Shino menyela, “Miki sangat ingin mempercayaimu, karena kau adalah saudaranya. Itu sebabnya saat kau bilang rekaman itu dari kamera pengaman, kau menghentikan pemeriksaan itu.”
Satsuki turun dan membela Wataru. Ia menyalahkan semuanya kepada Natsu dan Rinka. Dan persahabatan mereka hancur bukan karena Wataru.
Natsu geram melihat Satsuki yang justru membela Wataru, “Buka matamu! Kenapa kau justru mendukung pria ini? Kau hanya dimanfaatkan olehnya!”
Miki memaksa Wataru untuk meminta maaf kepada semuanya. Ia tak mau menerima alasan apapun dari Wataru. Dengan terpaksa, Wataru menundukkan kepalanya dan meminta maaf kepada semuanya. Namun tampak jelas kemarahan dan dendam terpancar diwajahnya. Dan Shino merasakan ketidak tulusan dari Wataru.
Natsu berfikir bahwa semua tampak sudah berakhir. Namun Shino berfikiran lain. Ia teringat saat Miki ditemukan dan Wataru begitu sedih jika harus kehilangan Miki. Shino masih penasaran dengan kebenaran dibalik itu semua.
Natsu berfikir bahwa Wataru hanya khawatir dengan adik kecilnya, Miki. Namun tidak dengan Shino, “Terlalu? Bukankah itu semacam kelainan? Dia adalah seorang penguntit! Penguntit, bukankah biasanya kau lakukan saat jatuh cinta? Bukan saja imajinasi... Kurasa ada sesuatu...” Shino dan Natsu merasa cemas dengan keselamatan mereka, terutama keselamatan Miki.
Shino dan Natsu menemui Mana. Karena mereka fikir, hanya Mana yang bisa menolong mereka. Mereka berdua yakin bahwa Mana telah mengetahui kebenaran dibalik semua yang terjadi. Mana menolaknya, ia meminta Shino dan Natsu berhenti dan tidak ikut campur. Meskipun Miki adalah temannya, namun ia tidak dapat berbuat apa-apa. Bagaimana mungkin ia bisa memberitahu Miki bahwa Wataru menyukainya.
Tanpa sengaja Satsuki mendengar pembicaraan mereka. Ia sangat terkejut dan tak bisa menerima kenyataan bahwa yang disukai Wataru adalah Miki. Satsuki langsung berlari dan Mana mengejarnya.
Komentar:
Satsuki telah dibutakan oleh cintanya kepada Wataru. Ia terus saja menuruti kemauan Wataru, padahal ia tak yakin Wataru menyukainya atau tidak. Selama ini Wataru hanya mengatakan ingin lebih mengenal Satsuki, bukannya mengatakan bahwa ia menyukainya.
Dan tak dapat dipungkiri, pada kenyataannya pun banyak yang dibutakan oleh cinta. Saat merasa tersakiti dan sadar apa yang terjadi, kita baru sadar bahwa selama ini mereka telah dibutakan oleh perasaan cinta kita sendiri. Mereka telah terhanyut akan rayuan hingga tak sadar akan kenyataan. Untuk solusinya, aku pun kurang begitu tahu. Terkadang orang disekitar kita sudah menasihati kita, namun kita mengabaikannya. Seakan-akan apa yang kita rasakan dan kita lakukan sudahlah benar, padahal yang kita lakukan adalah kesalahan besar.