Natsu begitu kesal karena mereka sudah satu jam menunggu namun kunci cadangannya belum datang. Shino menghubungi tukang kunci dan ia tahu bahwa kuncinya sudah dikirim tadi pagi, yang artinya ada seseorang yang menerima kunci itu. Natsu bertambah kesal dibuatnya.
Natsu dan Shino menerobos kamar Rinka dan Satsuki. Rinka bingung dibuatnya. Shino memberitahukan bahwa kuncinya sudah dikirim. Natsu yakin, jika bukan Wataru yang mengambilnya maka pasti pengikutnya, Satsuki.
Satsuki masuk dan kesal karena barang-barangnya dikeluarkan. Ia bersikeras mengatakan bahwa ia tidak menyembunyikan kuncinya. Satsuki langsung melepaskan pakaiannya didedepan Natsu untuk membuktikan bahwa ia tak menyembunyikannya. Rinka menghentikannya. Ia meminta Natsu dan Shino keluar dan ia yang akan memeriksanya.
Natsu dan Shino merasa ada yang aneh karena Rinka kemarin kembali. Namun Natsu berfikir bahwa Rinka bukanlah pelakunya. Shino teringat saat Rinka hendak mengatakan sesuatu, namun ia begitu ketakutan setelah Wwataru datang menghampirinya.
Rinka memeriksa tubuh Satsuki. Ia merasa ada yang aneh saat memegang kantong celana Satsuki. Satsuki tersenyum dan menunjukkan kunci mobil Shino yang dia ambil dari kantong celananya. Dengan angkuhnya, Satsuki mengamcam Rinka, “Tentang klub kabaret, kau tidak ingin yang lain tahu kan? Baiklah, aku akan menjaga rahasia itu. Dan sebagai gantinya kau harus menjaga rahasia ini.”
Rinka berbalik dan akan memberitahu yang lain. Satsuki mengehntikan langkahnya, “Aku tahu kau yang memegang kunci cadangan itu. Kau takut akan memberikan kepada Shino. Jadi berikan saja padaku biar aku yang membawanya. Cepat berikan!” Rinka tampak ragu, namun ia tetap memberikannya.
Setelah Satsuki menyembunyikan kuncinya, ia memanggil yang lain. Rinka tak berani menatap Shino, ia memberitahukan bahwa ia tak menemukan kuncinya. Shino meminta maaf karena tidak percaya kepada Satsuki.
Natsu masih menatap Satsuki dengan curiga. Sebelum pergi, Natsu menanyakan apa Rinka baik-baik saja. Namun Rinka tak memberitahukan yang sebenarnya, bahwa ia tak baik-baik saja.
Natsu begitu kesal karena mereka tak menemukan kuncinya. Natsu berfikir bahwa Mana yang menyembunyikannya. Shino memintanya diam. Namun Natsu tak peduli dan justru berteriak mengumpat Wataru. Ia begitu terkejut dan ketakutan saat tahu Wataru ada dibelakangnya.
Satsuki menghampiri Shino dan Natsu. Natsu yang terlalu membencinya, memberitahunya bahwa ia tak ingin melihatnya. Satsuki memberitahu bahwa Rinka sering menerima telphon. Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya Rinka tidak mendapatkan pengganti, “Aku tahu, bisnis didunia malam pasti sangat ketat. Dan bukankah kau tahu, bahwa jika absen tanpa izin akan dikenakan biaya penalti?”
Shino dan Natsu terperangah mengeahui kenyataan itu, bahwa Rinka tidak bekerja menjadi guru les, melainkan di klub kabaret. Namun Shino tetap membela Rinka, “Apapun pekerjaan yang dipilih Rinka adalah keputusannya. Kita tidak berhak mencampuri urusannya. Semua orang mempunyai rahasia yang tidak ingin orang lain mengetahuinya.”
Natsu pun berfikir demikian. Meskipun Rinka seperti itu, mereka tidak akan merubah pemikiran mereka. “Dengan santainya kau membicarakan ini. Kau yang memiliki karakter terburuk.”
Satsuki masih terus berusaha memprovokasi mereka. Ia mengeluarkan kata-kata yang halus namun menusuk. Natsu tak sabar dan hendak menyerang Satsuki namun berhasil dihentikan Shino.
Melihat kedatangan Miki dan Mana, Satsuki langsung berpura-pura lugu. Mana yang sudah tahu kedoknya, begitu muak melihat tingkahnya. Miki yang terlalu polos, mengajak Satsuki ke atas jika ada yang ingin dibicarakan.
Miki menanyakan mengapa Satsuki selalu berbuat yang menyebabkan orang lain salah faham. Ia tahu bahwa hubungan Satsuki dengan teman-temannya tidak berjalan dengan baik.
Satsuki mengatakan bahwa ia adalah korban. “Selama ini kami setiap hari bersama. Namun entah mengapa mereka tiba-tiba menjauhiku tanpa aku tahu sebabnya. Mereka berpura-pura baik padaku. Aku muak dengan persahabatan seperti itu.”
Miki terus berusaha menasihatinya, “Tapi ada baiknya memiliki teman.”
Satsuki justru menertawakan ucapan Miki. “Tapi bukankah hubungan pertemananmyu berantakan sekarang?”
“Namun kupikir, baik percaya kepada teman.”
“Kenapa kau sangat naif? Semua orang hanya memikirkan diri mereka sendiri. Agar tidak merasa tersakiti... Masing-masing berfikir untuk mengkhianati yang lain sebelum dirinya dikhianati.”
Miki tak tahan mendengar ocehan Miki dan langsung menamparnya, “Jangan mengatakan hal yang buruk! Kalau kau tidak percaya orang lain... Kau tidak bisa berharap orang lain percaya padamu!”
“Karena kau mengatakan hal bodoh... Itu sebabnya pacarmu selingkuh! Kau terlalu munafik!”
Satsuki yang kesal langsung beranjak meninggalkan Miki yang tercengang mendengar ucapan Satsuki.
Satsuki terdiam sejenak diluar. Mana memintanya untuk minggir. Satsuki meminta Mana untuk menyerah tentang Wataru, “Dia pria lembut, jadi dia tidak bisa mengatakan dengan jelas padamu, Mana! Itu sebabnya ia khawatir padamu Mana! Namun, kupikir itu tugas seorang wanita... untuk mendukungnya. Setidaknya kau harus muncul seperti wanita baik.”
Natsu menahan kekesalannya diruang tamu. Ia melihat Rinka yang berjalan keluar dan ia memutuskan mengikutinya. Betapa terejutnya Natsu saat melihat Rinka bersama Wataru. Namun sayang ia tak dapat mendengar percakapan mereka.
Miki begitu ketakutan didalam kamarnya. Tubuhnya bergetar. Keringat dingin mengalir dari tubuhnya. Ia teringat ucapan Satsuki yang menyebutnya munafik. Keinginan Mana untuk membunuh orang yang disukai Wataru. Dan kecurigaan Shino kepada Wataru. Miki menggenggam tangannya erat-erat untuk sedikit menenangkan dirinya.
Mana masuk kekamar Wataru dan langsung mencekik Wataru. Ia kesal karena Wataru memilih Satsuki. Selama ini Mana selalu bersabar berada disisi Wataru, karena ia tahu ada wanita yang disukai Wataru. Wataru melepaskan cekikan Mana dan langsung memeluknya. Ia meminta maaf karena telah mejauh dari Mana.
Wataru langsung melepaskan pelukannya saat Satsuki datang. Satsuki meminta Mana untuk keluar. Dengan cerianya, Satsuki menunjukkan kunci mobil Shino, baik kunci yang asli maupun cadangannya. Wataru memuji kehebatan Satsuki, lain dengan Rinka yang tampak terbebani karena hal itu.
Shino berbaring diatas ranjangnya. Natsu masuk dan mengatakan bahwa Rinka diam-diam bertemu dengan Wataru. Shino terkejut mendengarnya. Ia tiba-tiba mendapat pesan dari Rinka yang mengajaknya bertemu diluar. Natsu memintanya untuk berhati-hati, karena bisa saja Wataru ada dibalik ini semua.
Rinka meminta Shino keluar karena ada yang ingin ia bicarakan berdua dengan Shino. Ia tampak ragu untuk mengungkapkannya. Karena Rinka tak kunjung mengutarakan apa yang ada difikirannya, ia menanyakan alasan kembalinya Rinka kemarin. Bukannya ia tak senang Rinka kembali, tapi ia ingin tahu alasan Rinka kembali. Rinka terus menunduk dan tak tahu harus menjawab apa.
Dengan mata berkaca-kaca, Rinka langsung memeluk Shino. Miki yang hendak menutup tirai kamarnya, melihat kejadian itu dan buru-buru menutup rapat tirainya. Shino terkejut dengan perlakuan Rinka.
Shino tersadar dan melepaskan pelukan Rinka. Ia menuduh Rinka melakukan itu atas suruhan Wataru. Rinka mencoba menjelaskannya namun Shino tak memberinya kesempatan.
Shino berfikir Rinka bisa melakukan hal itu kepada Natsu dan akan melakukan hal yang sama padanya, “Kau bekerja di klub kabaret kan?” Rinka terkejut karena Shino mengetahui hal itu. Ia menanyakan dari siapa Shino mengetahuinya, namun tak dijawab oleh Shino.
Shino memalingkan tubuhnya, “Apa kau berfikir kami akan berubah fikiran jika tahu pekerjaanmu yang sebenarnya? Kau bilang sebelumnya bekerja di tempat les sebagai guru. Namun kenyataannya tidak seperti itu. Aku tidak akan percaya pada orang yang seperti ini! Kau mencium Natsu dan sekarang menggodaku! Kalau demikian ada instruksi dari seseorang... Aku tidak akan bisa membantumu.”
Rinka menangis karena Shino tak percaya padanya, “Apa? Apa karena aku bekerja di klub kabaret? Karena itu aku bisa melakukan itu dengan semua orang? Apa kau bilang begitu?”
“Bukan itu yang aku katakan!”
“Pada akhirnya kau menertawakanku. Shino tidak mengerti apa-apa!”
Rinka berlari karena merasakan hatinya hancur berkeping-keping. Orang yang selama ini ia cintai justru tak percaya kepadanya. Shino menatap kepergian Rinka dengan perasaan bersalah.
Komentar:
Untuk Satsuki aku tak bisa berfikiran yang positif untuk saat ini. Ia benar-benar mengerikan. Mengatakan hal seperti itu dengan mudahnya. Sebelum menjadi pendukung Wataru, ia sudah menunjukkan sisi buruknya setelah mendengar rekaman Natsu dan Rinka saat dimobil itu.