Natsu dan Shino menemui Satsuki yang sedang duduk sendirian di taman. Natsu langsung bertanya apa kesalahannya kepada Satsuki. Satsuki yang tidak tahu apa-apa tentu bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan Natsu kepadanya. Ia bertambah bingung saat Natsu menuduhnya mengambil fotonya bersama Rinka dan mengirimkannya kepada Shino. Satsuki semakin terperanjat saat Natsu menyebutnya sok suci.
Emosi Natsu semakin memuncak. Ia hendak menyerang Satsuki, tapi Shino berhasil menahannya. Natsu tak henti-hentinya memojokkan Satsuki, “KAU BAHKAN TELAH MENGHANCURKAN LIBURAN KAMI YANG TELAH KAMI RENCANAKAN SEJAK LAMA.”
Satsuki tak tahan lagi, hatinya merasa sakit. Ia pun tak mampu menahan tangisnya, “Apa ini? Jangan menyalahkan orang lain seperti itu! Mengapa kau tak percaya padaku?!” Sebelum air matanya membanjiri wajahnya, Satsuki berlari meninggalkan Shino dan Natsu. Natsu tak merasa bersalah, ia justru kesal karena Satsuki pergi begitu saja.
Wataru sedang bersiap melukis sambil mendengarkan berita di radio. “Kita lanjutkan dengan berita. Di tengah hutan gunung berkabut, seorang wanita ditemukan tewas kehabisan darah. Di prefektur Gunma beberapa hari lalu, kasus pembunuhan itu terjadi di hutan gunung berkabut di sebuah rumah peristirahatan. Metode pembunuhan tampak mirip dengan kasus itu. Itu sebabnya, kemungkinan besar identitas pembunuh itu sama. Pencarian pelaku kejahatan masih berlangsung. Karena kemungkinan besar pelaku bersembunyi di hutan masih tinggi. Polisi meminta warga untuk berhati-hati.”
Natsu dan Shino kembali ke dalam rumah. Natsu langsung menuju ke kamarnya ingin tidur sebentar. Sementara Shino menuju ke dapur. Shino sedang membuka kulkas untuk mengambil minuman. Tepat saat itu, Rinka juga kedapur dengan sedikit takut (takut Shino akan marah). Shino melihatnya dan menanyakan apa Rinka ingin jus. Tapi Rinka tak menginginkannya, melainkan ia ingin puding. Shino mencandainya, bahwa berat badan Rinka akan bertambah (jika terlalu banyak makan puding). Rinka merasa senang mendengar candaannya. Shino juga meminta maaf karena ia membentak Rinka. Dan senyum Rinka semakin lebar, “Tidak apa. Aku yang salah karena terlalu ikut campur. Maaf.”
Rinka begitu menikamati pudingnya. Ia melihat Miki yang turun tangga. Pandangannya kali ini terhadap Miki tidak seperti semula. Ia menggoda Miki yang ingin berduaan saja dengan Natsu karena besok mereka sudah harus pulang. Miki menceritakan rencananya yang ingin kembali lali tahun depan hanya bersama Natsu. Miki memberi saran kepada Rinka supaya mencari pacar. Menurutnya, Rinka serasi jika dipasangkan dengan Shino. Rinka tampak tersipu mendengarnya, namun ia menyangkalnya.
Tempat pelarian Satsuki adalah Wataru. Menurutnya, Wataru adalah satu-satunya orang yang memahaminya. Ia menemui Wataru dalam keadaan menangis. Namun Wataru tak mengijinkan Satsuki untuk masuk ke kamarnya. Satsuki mengatakan bahwa semua orang meragukannya, tak ada yang mempercayainya. Kemudian Satsuki memeluk Wataru, namun Wataru tak membalas pelukannya.
Mendengar Satsuki meminta saran, ekspresi wajah Wataru langsung berubah. Ia melepaskan pelukan Satsuki dan menatap tajam pada Satsuki, “Jika mereka tidak mempercayaimu. Bukankah kau seharusnya melakukan apa yang kau yakini?”
Wataru meninggalkan Satsuki yang masih berdiri di luar, sementara dirinya kembali masuk ke kamarnya. Tatapan Satsuki yang dulunya hangat, setelah mendengar ucapan Wataru berubah menjadi menakutkan.
Di balik pintu, ada Mana yang mendengarkan percakapan Satsuki dan Wataru. Mana penasaran dengan apa yang dilakukan Wataru, “Apa rencanamu mengatakan itu?” Wataru tak menjawab pertanyaan Mana. Ia tersenyum sinis dan berlalu begitu saja.
Shino membersihkan meja makan. Mana dan Rinka mencuci piring sambil bercakap-cakap. Mana mengungkapkan keganjalanannya, “Itu aneh kan, tak biasanya Satsuki melewatkan makan siang.” Dan Rinka pun sama tak tahunya.
Satsuki menuruni tangga dengan perlahan. Ia menatap Miki yang sedang membersihkan meja di ruang tengah. Miki menawarinya makan dan mengatakan bahwa mereka telah menyisakan makanan untuk Satsuki di lemari. Satsuki berjalan mendekati Miki, “Ada sesuatu yang menggangguku. Apakah aku harus mengatakannya kepada Miki? Ini tentang percakapan Natsu dan Rinka.”
Natsu, Rinka dan Shino terperangah mendengarnya. Shino berusaha menghentikannya, namun terlambat. Rekaman itu sudah di putar oleh Satsuki dan Miki mendengarnya dengan rasa tak percaya.
Natsu: “Uh dingin. Mereka masih belum kembali kan? Ngomong-ngomong kau mengejutkanku kemarin!”
Rinka: “Ah.. kemarin?”
“Mungkin karena kau mabuk?”
“Kau menganggap aku mabuk? Tapi... mungkin aku tidak ingat.”
“Bagaimana kalau coba diingat?”
“Tidak baik...”
“Bukankah kau ingin memukulku? Kau ikut karena hal itu kan?”
Miki tak dapat menahan amarahnya. Natsu mencoba menjelaskan bahwa itu hanyalah salah faham. Miki tak mau mempercayainya, apalagi terdapat kata mabuk disana.
Satsuki semakin memanasi Miki. Ia mengatakan bahwa ia menyaksikan Rinka dan Natsu berciuman. Shino pun sama terkejutnya dengan Miki. Natsu dan Rinka hanya bisa menunduk. Sementara Mana dan Wataru justru tersenyum mendengarnya.
Miki semakin marah karena semuanya sudah mengetahuinya namun tak memberitahunya. Ia meninggalkan mereka dan meminta mereka untuk tak mengikutinya.
Semuanya hanya saling diam. Mana memutuskan untuk mengecek keadaan Miki. Sementara di ruang tengah, Rinka dan Satsuki saling menyelahkan. Shino berteriak meminta mereka untuk berhenti. Rinka terperangah saat Shino mengetai dirinya lah yang paling kejam diantara semuanya.
Shino dan Natsu langsung berlari menuju kamar Miki saat Mana memberitahukan bahwa Miki tidak ada. Natsu melihat gelang Miki yang tergeletak di meja. Natsu dan Shino semakin cemas memikirkan keadaan Miki.
Wataru, Natsu dan Shino sudah bersiap untuk mencari Miki. Wataru berpesan untuk menghubungi mereka bertiga jika Miki kembali. Ia juga berpesan untuk tak lupa mengunci pintunya. Ketiga pria itu pun langsung berlari menuju hutan.
Miki berjalan di hutan dengan terus menangis di sepanjang perjalanannya. Langkahnya pun tak seimbang. Kenangannya yang indah namun kini menjadi racun baginya, bergulir dibenaknya.
Saat Natsu dengan tulus menyampaikan kebahagiaannya karena telah bertemu Miki.
Shino yang memintanya untuk tidak terlalu mengkhawatirkan sikap Natsu. Karena pria yang baik adalah poin terpenting.
Dan ucapan tulusnya (Miki) kepada Rinka. Ia bisa bersahabat dengan Rinka, wanita yang selalu dikaguminya.
Wataru, Shino dan Natsu masih terus berusaha mencari Miki dengan perasaan cemas yang menyelimuti mereka. Bahkan mereka mengabaikan rasa lelah mereka karena terlalu lama berlari. Shino begitu terkejut saat mendnegar suara gagak, yang menandakan ia sudah terlalu dalam memasuki hutan.
Wajah Miki sudah pucat karena kelelahan. Ia ketakutan saat banyak gagak berterbangan diatasnya. Ia melihat kesekeliling dan sadar bahwa ia telah melangkah terlalu jauh memasuki hutan. Ia kebingungan untuk mencari jalan pulang.
Mana melepaskan pandangannya ke arah luar, “Akan bagus jika tidak turun salju.” Mana mengecek ramalan cuaca melalui ponselnya. Namun ia dikejutkan dengan sebuah artikel, “’SEORANG MAHASISWA WANITA DITEMUKAN TERBUNUH. PELAKUNYA DIDUGA BERSEMBUNYI DI HUTAN GUNUNG BERKABUT.’ Itu daerah sekitar sini. Aku ingin tahu apa Miki baik-naik saja.” Mana semakin mencemaskan Miki, begitu pula dengan Rinka san Satsuki.
Wataru berpapasan dengan Natsu. Wataru semakin marah saat tahu bahwa Natsu belum juga menemukan Miki. Natsu terus meminta maaf, tapi diabaikan oleh Wataru.
Mana bangkit dari duduknya. Ia mengajak yang lain untuk mempersiapkan makanan. Rinka menyetujuinya, sebelum pergi ia menatap Satsuki yang masih terdiam. Satsuki bergumam bahwa semua itu bukanlah salahnya.
Rinka meminta maaf kepada Mana atas semua yang telah terjadi. Mana memintanya untuk meminta maaf kepada Miki jika Rinka benar-benar menyesal.
Hari sudah larut malam. Wataru melihat ke suatu tempat. Ia meminta Natsu unuk berpencar. Wataru menatap kepergian Natsu yang sudah masul ke dalam perangkapnya.
Natsu melihat gubuk kosong yang pintunya terbuka. Ia mengira Miki ada didalam dan ia pun memasuki gubuk itu. Setelah Natsu masuk, Wataru langsung mengunci pintunya dan meninggalkan tempat itu tanpa menghiraukan Natsu yang terus berteriak bahwa ia ada didalam.
Rinka begitu mencemaskan Miki dan yang mencarinya karena sudah larut malam. Mana mengusulkan untuk menghubungi mereka. Namun ternyata yang dihubungi ponselnya tertinggal dirumah.
Sementara itu, Natsu masih terus berteriak meminta tolong. Shino yang masih terus mencari, seakan mendengar teriakan Natsu.
Komentar:
Perseteruan dan ketegangan akan dimulai disini. Apakah Natsu akan berhasil selamat? Ia terperangkap di gubuk di tengah hutan yang begitu mencekam.