Satsuki terlihat bosan didalam kamar, ia terus merubah posisinya diatas tempat tidur dengan memainkan ponselnya. Rinka masuk dan menyakan alasan Satsuki menuduhnya merusak gelang Miki. Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya yang melakukan adalah Satsuki sendiri. Satsuki mengatakan bahwa Rinka terlihat menakutkan dengan nada ucapannya yang sedikit berteriak. Satsuki pun juga tidak mengatakan apapun tentang Rinka.
Rinka semakin berteriak, “Semua orang bisa keluar masuk kamar ini. Tapi semua orang berfikir akulah pelakunya.”
Satsuki justru tertawa, “Sepertinya semuanya sama. Karena biasanya itu yang difikirkan.”
Rinka tak tahan lagi dan hendak menyerang Satsuki. Satsuki menghindar terlebih dari dengan bangkit dan memegang sandalnya. Sebelum keluar, ia mengatakan bahwa Rinka terlihat mengerikan dengan wajahnya yang seperti itu.
Rinka turun dan menatap tak suka pada Satsuki yang tengah asyik mengambil foto Shino. Ia terus berjalan menuju dapur. Natsu datang dengan membawa mainan dan meminta mereka untuk bermain bersama.
Miki turun dengan senyum yang ceria dan meminta maaf karena telah membuat keributan. Namun semuanya tak mempermasalahkan hal itu, sebaliknya, mereka justru senang melihat Miki yang kembali ceria.
Semua bergabung untuk mulai permainan, termasuk Rinka. Satsuki merasa usaha yang ia lakukan sia-sia. Ia kembali menjadi propokator. Ia meminta maaf karena gelang Miki putus dikamarnya dan kamar Rinka, namun sepertinya tidak ada yang memperdulikan hal itu. Miki menegaskan bahwa ia tidak ingin memikirkan lagi siapa pelakunya.
Natsu menyela dan meminta Satsuki untuk menghentikan ucapannya. Namun tidak dengan Rinka. Rinka merasa terpojok karena semuanya berfikiran bahwa ia lah pelakunya. Miki mencoba menenangkannya namun emosi Rinka sudah meluap. “KAU BERFIKIR AKU PELAKUNYA, BUKAN? KAU BERFIKIR BEGITU KAN? KALAU KAU BERFIKIR BEGITU, KATAKAN SAJA! Miki, kau selalu seperti itu. Selalu menunjukkan wajah baik dihadapan semua orang. PURA-PURA BERKELAKUAN BAIK INI MENYAKITI ORANG LAIN!”
Rinka langsung meninggalkan mereka. Lain dengan Miki yang dibiarkan saja oleh Natsu, kali ini Natsu justru mengejar Rinka. Diam-diam Satsuki tersenyum melihat hal itu, namun kali ini Mana melihatnya.
Miki hanya tertunduk sedih, temannya menentang sikapnya, dan kekasihnya justru lebih memperdulikan orang lain daripada dirinya.
Rinka terus berlari ketengah hutan. Natsu berhasil menghentikannya dan mencoba membujuk Rinka untuk kembali. Rinka tetap bersikukuh untuk pergi. Air mata Rinka sudah terbendung, ia tak kuasa menahannya lagi. Natsu langsung menarik Rinka dalam pelukannya untuk menenangkannya. Rinka tak menolak dan membalas pelukan Natsu. Dan tanpa mereka sadari, ada seseorang yang menyaksikan aksi mereka.
Miki bertanya kepada Mana yang tengah sibuk dengan kegiatannya. Miki bertanya apa Mana juga berfikiran sama dengan Satsuki. Mana tentu menyangkalnya, “Tapi kalau kau memikirkannya dengan cara berbeda. Kau akan peka terhadap orang lain, kan? Kupikir itu akan menjadi hal baik tentangmu, Miki.”
Miki kembali kedirinya yang berfikiran positif dengan memutuskan akan berbicara baik-baik dengan Rinka saat Rinka kembali. Dan Mana pun sudah selesai dengan kegiatannya. Ia telah selesai memperbaiki gelang Miki yang membuat senyum Miki kembali.
Shino masih penasaran, siapa yang mengiriminya E-mail. Ia pun menghampiri Satsuki yang sedang membuat coklat panas. Shino menerima tawaran Satsuki yang ingin membuatkannya coklat panas. Shino pun bertanya apa Satsuki tidak berkumpul dengan teman-temannya. Karena akhir-akhir ini Satsuki sering berkumpul dengan Shino dan yang lainnya.
Raut wajah Satsuki berubah seketika, namun ia berusaha tersenyum dan mengatakan bahwa dirinya juga berkumpul dengan teman-temannya, akan tetapi berkumpul dengan Shino dan yang lain juga menyenangkan. Shino pun menanyakan tentang E-mail yang diterimanya apakah dari Satsuki. Dari raut wajah Satsuki, tentu bukan Satsuki yang mengirimnya karena ia sendiri bingung dengan maksud Shino. Shino pun tak mau membahasnya lebih, ia meninggalkan Satsuki yang masih kebingungan.
Dengan perlahan, Shino melangkahkan kakinya menuju ruangan Wataru. Ia mengetuk pintu Wataru dengan pelan namun tak ada jawaban. Shino pun pergi meninggalkan ruangan Wataru. Namun sebenarnya Wataru ada di dalam. Ia terlihat kacau dan menghapus wajah di papan lukisan dengan pisau sambil mendengarkan siaran radio yang masih menyiarkan tentang pembunuh yang sampai sekarang masih buron.
Komentar:
Wajah siapa yang dihapus oleh Wataru? Setiap mendengar berita, Wataru selalu terlihat gelisah. Dan apa yang menyebabkan kegelisahan Wataru sampai sekarang belum diketahui.