Sebelumnya
Satsuki mengikuti Wataru ke Onsen. Dalam perjalannya, Wataru menanyakan bagaimana Natsu, apa Natsu orang yang popular. Natsu mengatakan bahwa Natsu memang popular dan biasanya orang yang popular itu memiliki banyak pacar. Satsuki mengatakan bahwa dirinya belum pernah mendapatkan pacar yang setia. Ia menanyakan bagaimana Wataru, namun Wataru tak menjawab pertanyaannya dan terus melangkahkan kakinya dengan tatapan penuh kebencian.
Natsu menunggu di luar. Karena tak tahan dengan hawa yang dingin, ia memutuskan masuk mobil. Di dalam mobil suasananya masih canggung. Natsu pun memecah keheningan, “Uh dingin. Mereka masih belum kembali kan? Ngomong-ngomong kau mengejutkanku kemarin!”
Rinka: “Ah.. kemarin?”
“Mungkin karena kau mabuk?”
“Kau menganggap aku mabuk? Tapi... mungkin aku tidak ingat.”
“Bagaimana kalau coba diingat?” Natsu mencondongkan tubuhnya untuk mencium Rinka.
“Tidak baik...” Rinka menghentikan aksi Natsu dengan tangannya.
“Bukankah kau ingin memukulku? Kau ikut karena hal itu kan?”
Rinka tak membantahnya. Ia hanya menatap Natsu seolah membenarkan. Natsu semakin mendekat dan merangkul Rinka bersiap menciumnya.
Ciuman itu tak terjadi, karena mereka mendengar suara Wataru dan Satsuki yang mendekat. Satsuki mengatakan bahwa Onsen tutup. Wataru menyayangkan hal itu, ia meminta maaf karena tak itu, sebab tahun kemarin ia tahu bahwa Onsen itu masih buka. Rinka dan Natsu tak mempermasalahkan hal itu, karena itu bukanlah salah Wataru. Natsu justru berterimakasih karena telah diajak kesana. Wataru pun mengajak mereka untuk pulang saja.
Tim persiapan yang menyiapkan pesta kejutan dengan santai langsung gugup setelah Miki mendapatkan pesan bahwa Tim Snowboarding sudah dalam perjalan pulang. Miki langsung menghampiri Mana yang sedang menghias kue. Ia menyampaikan harapannya bahwa Natsunya akan senang dengan kejutan dari mereka ini. Mana menyakinkannya bahwa Natsu tentu akan terkejut, karena Natsu biasanya selalu lupa dengan hari ulang tahunnya. Shino yang tak jauh dari Mana dan Miki hanya bisa terdiam melihat Miki yang begitu bahagianya menceritakan kekasihnya, Natsu.
Tim snowboarding sudah tiba dirumah. Satsuki dan Rinka berlari lebih dulu sambil berseru meminta Natsu membawakan tas mereka. Meskipun Natsu mengomel dengan apa yang Rinka dan Satsuki lakukan padanya, ia tetap membawakan tas Rinka dan Satsuki.
Saat masuk rumah, Natsu semakin kesal karena Rinka dan Satsuki yang ia panggil tidak ada. Melihat rumah yang gelap tanpa cahaya, Nastu bingung dan berfikir kalau listrik kembali padam.
Lampu menyala dan letupan pita mengejutkan Natsu. Rasa senang dan haru menyelimutinya. Natsu sadar bahwa rencana ke galeri adalah apa yang kini ada dipesta. Ia begitu senang atas perhatian teman-temannya. Senyum Natsu bertambah lebar saat Miki memberikan hadiah atas nama mereka semua. Ternyata isinya adalah jaket dan Natsu langsung memakainya. Miki secara pribadi memberinya hadiah berupa sarung tangan sebagai pelengkap karena cuaca yang saat itu sangat dingin.
Satsuki meminta Natsu untuk berterima kasih kepada Miki. Natsu pun mendekat dan dengan jaim berterimakasih kepadanya.
Wataru masuk dan bingung dengan yang ada. Satsuki memberitahunya bahwa hari itu adalah hari ulang tahunnya Natsu. Dengan wajah cerahnya, Wataru memberi selamat kepada Natsu. Ia sadar, itulah mengapa Satsuki merubah rencananya, yaitu untuk mempersiapkan pesta perayaan ulang tahun Natsu.
Wataru pun pamit dan membiarkan Miki dan teman-temannya menikmati pestanya. Setelah berbalik, ekspresi wajah Wataru langsung berubah dingin.
Sementara yang perempuan bermain, Natsu dan Shino minum berdua. Mereka membicarakan tentang Miki. Shino merasa bahwa Natsu serius dengan Miki. Ia juga berpesan agar Natsu menjaga Miki dengan baik. Dan mereka pun bersulang.
Tiba-tiba lampu padam. Natsu mengira bahwa dayanya turun lagi, berbeda dengan Shino yang tenang dan menyembuntikan senyumnya. Semua itu masih dalam kejutan untuk Natsu, lagu ulang tahun dinyanyikan dan kue yang sudah dihiasi dengan lilin dibawa oleh Mana. Setelah meniup lilin, lampu menyala kembali. Satsuki ingin mengabadikan moment itu, ia ingin memfotonya. Satsuki bingung karena ponselnya tidak ada dalam sakunya, ia teringat bahwa ponselnya tertinggal di mobil dan mengambilnya.
Satsuki mencoba mencarinya di dalam mobil namun tak menemukannya. Ia kebingungan mencari ponselnya, ia yakin tadi meninggalkan [onselnya di mobil. Saat masuk rumah, ia menemukan ponselnya sudah tergeletak diatas meja. Meskipun penasaran, Satsuki tak mau begitu memikirkannya. Ia mengecek ponselnya dan sudah ada yang terekam didalamnya. Ia ingin mendengarkan apa yang telah terekam, baru sebentar ia mendengarnya namun ia sudah dipanggil para seniornya. Meskipun begitu, ia tersenyum setelah mendengar apa yang terekam.
Satsuki pun mengambil foto teman-temannya yang didepannya sudah ada kue yangg dihiasi lilin diatasnya. Satsuki berbalik ingin mendengarkan rekamannya kembali. Lagi-lagi ia tak bisa mendengarnya karena diminta Mina untuk mengambilkan kotak teh. Ia pun menyanggupinya. Di dapur ia tak menyadari keberadaan Wataru yang juga ada disana.
Setelah Satsuki pergi, Wataru menunjukkan wajah anehnya. Mana mendekatinya dan mengajaknya bergabung. Bukannya menjawab pertanyaannya, Wataru justru bertanya apa ada suatu hal yang terjadi selama kepergiannya. Mana pun menjawab tak ada apa-apa. Wataru pun pergi meninggalkan Mana.
Mana mengejar Wataru dan menghentikan langkahnya, “Berapa lama lagi kau akan diam?” Wataru tak menghiraukannya dan berlalu pergi meninggalkan Mana yang bersedih.
Ditengah teman-teman yang sibuk bercerita, Satsuki masih penasaran dnegan isi rekaman di ponselnya. Ia melangkah pergi untuk mendnegarkan isi rekamannya. Namun Miki menghentikannya dan bertanya apa kuenya tidak enak. Mau tak mau akhirnya Satsuki duduk kembali.
Semuanya berdiri untuk mendengarkan uraian rasa terima kasih Natsu kepada teman-temannya. “Semuanya... Aku snagat berterima kasih untuk hari ini. Sebagai laki-laki memutuskan untuk mengulang kuliah, seharusnya tidak bahagia di ulang tahunku... Sebaliknya, tahun depan semuanya akan baik. Itu yang aku fikirkan hari ini. Aku senang bisa bertemu kalian. Aku senang bisa bertemu denganmu, Miki. Terima kasih.”
Mana menanyakan apa ada yang ingin Miki sampaikan. Dengan tersipu, Miki mengungkapkan rasa senangnya. Sebelum suasa pesta serasa hanya milik Miki dan Natsu, Satsuki menghentikan nostalgia mereka.
Mereka pun beralih bercanda ria di sofa. Suasanya begitu hangat dan menyenangkan. Shino berbisik kepada Miki agar Miki tak perlu mengkhawatirkan Natsu akan bagaimana, Natsu pasti akan menjaga Miki dengan baik.
Satsuki tak mampu menahan rasa penasarannya lagi. Ia menjauh dan mendengarkan pembicaraan seperti apa yang terekam.
Natsu: “Uh dingin. Mereka masih belum kembali kan? Ngomong-ngomong kau mengejutkanku kemarin!”
Rinka: “Ah.. kemarin?”
“Mungkin karena kau mabuk?”
“Kau menganggap aku mabuk? Tapi... mungkin aku tidak ingat.”
Satsuki melihat ke arah Natsu dan Rinka. Ia terus tertawa sambil mendengar suara rekaman itu.
Shino menjauh dari teman-temannya karena ponselnya berbunyi. Ternyata ia mendapatkan E-mail yang tak diketahui siapa pengirimnya. Ternyata E-mail itu berisi rekaman yang sama yang dimiliki Satsuki. Shino memutar rekaman itu dan mencoba menganalisa suara siapa yang ada didalam rekaman itu.
Natsu: “Uh dingin. Mereka masih belum kembali kan? Ngomong-ngomong kau mengejutkanku kemarin!”
Rinka: “Ah.. kemarin?”
“Mungkin karena kau mabuk?”
“Kau menganggap aku mabuk? Tapi... mungkin aku tidak ingat.”
“Bagaimana kalau coba diingat?”
“Tidak baik...”
“Bukankah kau ingin memukulku? Kau ikut karena hal itu kan?”
Shino menatap kearah Natsu dan Rinka dengan mata berkaca-kaca.
Komentar:
Emang dasar sifat lelaki ya,, tak puas jika hanya memiliki satu. Tapi jarang juga wanita yang mau diduakan.
Selain itu aku bingung harus berkomentar apa. Yang membuatku penasaran siapa nantinya yang akan menjadi pelaku pembunuhan. Semua tokoh terasa mencurigakan. Namun mengingat narasi Shino di episode 1, seperti Shino yang bertahan hidup, entah ia yang menjadi pelakunya atau menjadi korban yang selamat.