Satsuki mencoba mencarinya di dalam mobil namun tak menemukannya. Ia kebingungan mencari ponselnya, ia yakin tadi meninggalkan [onselnya di mobil. Saat masuk rumah, ia menemukan ponselnya sudah tergeletak diatas meja. Meskipun penasaran, Satsuki tak mau begitu memikirkannya. Ia mengecek ponselnya dan sudah ada yang terekam didalamnya. Ia ingin mendengarkan apa yang telah terekam, baru sebentar ia mendengarnya namun ia sudah dipanggil para seniornya. Meskipun begitu, ia tersenyum setelah mendengar apa yang terekam.
Satsuki pun mengambil foto teman-temannya yang didepannya sudah ada kue yangg dihiasi lilin diatasnya. Satsuki berbalik ingin mendengarkan rekamannya kembali. Lagi-lagi ia tak bisa mendengarnya karena diminta Mina untuk mengambilkan kotak teh. Ia pun menyanggupinya. Di dapur ia tak menyadari keberadaan Wataru yang juga ada disana.
Setelah Satsuki pergi, Wataru menunjukkan wajah anehnya. Mana mendekatinya dan mengajaknya bergabung. Bukannya menjawab pertanyaannya, Wataru justru bertanya apa ada suatu hal yang terjadi selama kepergiannya. Mana pun menjawab tak ada apa-apa. Wataru pun pergi meninggalkan Mana.
Mana mengejar Wataru dan menghentikan langkahnya, “Berapa lama lagi kau akan diam?” Wataru tak menghiraukannya dan berlalu pergi meninggalkan Mana yang bersedih.
Ditengah teman-teman yang sibuk bercerita, Satsuki masih penasaran dnegan isi rekaman di ponselnya. Ia melangkah pergi untuk mendnegarkan isi rekamannya. Namun Miki menghentikannya dan bertanya apa kuenya tidak enak. Mau tak mau akhirnya Satsuki duduk kembali.
Semuanya berdiri untuk mendengarkan uraian rasa terima kasih Natsu kepada teman-temannya. “Semuanya... Aku snagat berterima kasih untuk hari ini. Sebagai laki-laki memutuskan untuk mengulang kuliah, seharusnya tidak bahagia di ulang tahunku... Sebaliknya, tahun depan semuanya akan baik. Itu yang aku fikirkan hari ini. Aku senang bisa bertemu kalian. Aku senang bisa bertemu denganmu, Miki. Terima kasih.”
Mana menanyakan apa ada yang ingin Miki sampaikan. Dengan tersipu, Miki mengungkapkan rasa senangnya. Sebelum suasa pesta serasa hanya milik Miki dan Natsu, Satsuki menghentikan nostalgia mereka.
Mereka pun beralih bercanda ria di sofa. Suasanya begitu hangat dan menyenangkan. Shino berbisik kepada Miki agar Miki tak perlu mengkhawatirkan Natsu akan bagaimana, Natsu pasti akan menjaga Miki dengan baik.
Satsuki tak mampu menahan rasa penasarannya lagi. Ia menjauh dan mendengarkan pembicaraan seperti apa yang terekam.
Natsu: “Uh dingin. Mereka masih belum kembali kan? Ngomong-ngomong kau mengejutkanku kemarin!”
Rinka: “Ah.. kemarin?”
“Mungkin karena kau mabuk?”
“Kau menganggap aku mabuk? Tapi... mungkin aku tidak ingat.”
Satsuki melihat ke arah Natsu dan Rinka. Ia terus tertawa sambil mendengar suara rekaman itu.
Shino menjauh dari teman-temannya karena ponselnya berbunyi. Ternyata ia mendapatkan E-mail yang tak diketahui siapa pengirimnya. Ternyata E-mail itu berisi rekaman yang sama yang dimiliki Satsuki. Shino memutar rekaman itu dan mencoba menganalisa suara siapa yang ada didalam rekaman itu.
Natsu: “Uh dingin. Mereka masih belum kembali kan? Ngomong-ngomong kau mengejutkanku kemarin!”
Rinka: “Ah.. kemarin?”
“Mungkin karena kau mabuk?”
“Kau menganggap aku mabuk? Tapi... mungkin aku tidak ingat.”
“Bagaimana kalau coba diingat?”
“Tidak baik...”
“Bukankah kau ingin memukulku? Kau ikut karena hal itu kan?”
Shino menatap kearah Natsu dan Rinka dengan mata berkaca-kaca.
Komentar:
Emang dasar sifat lelaki ya,, tak puas jika hanya memiliki satu. Tapi jarang juga wanita yang mau diduakan.
Selain itu aku bingung harus berkomentar apa. Yang membuatku penasaran siapa nantinya yang akan menjadi pelaku pembunuhan. Semua tokoh terasa mencurigakan. Namun mengingat narasi Shino di episode 1, seperti Shino yang bertahan hidup, entah ia yang menjadi pelakunya atau menjadi korban yang selamat.