Di tengah udara yang segar, Shino berjalan-jalan di sekitar pegunungan. Namun fikirannya yang lepas dari apa yang terjadi semalam, dimana ia harus menghadapi kenyataan bahwa Miki telah memiliki kekasih yang tak lain adalah sahabatnya sendiri, Natsu.
Ia terkejut saat ia ternyata sampai di jalan raya. Ia melihat kesekeliling dan menemukan papan yang mengarahkan ke suatu tempat berjarak 2 km.
Shino menghampiri Rinka yang sedang menikmati kegiatan memasaknya. Ia memuji masakan Rinka yang tampak lezat. *Padahal hanya telur goreng... Sumimasen* Shino yang masih mengingat sikap aneh Rinka semalam yang ta membalas sapaannya, ia bertanya apa ada sesuatu yang terjadi pada Rinka. Rinka tak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, ia hanya mengatakan bahwa tak terjadi apapun dan semuanya baik-baik saja.
Miki yang kesiangan turun dengan tergesa-gesa menuju dapur. Ia meminta maaf kepada Rinka karena tidak membantunya. Rinka tak mempermasalahkan hal itu, ia meminta Miki untuk mengerjakan yang lainnya saja.
Miki mengambilkan ponsel Rinka karena ada sebuah panggilan. Rinka langsung merebut ponselnya yang ternyata panggilan itu dari Clib Paradise. Ia takut pekerjaannya yang sebenarnya akan terbongkar. Ia langsung buru-buru permisi.
Setelah Rinka pergi, Miki meminta bantuan Shino untuk membantunya memberi pesta kejutan kepada Natsu. Dengan senang hati Shino mau membantunya, ia sudah memikirkan rencana untuk kejutan pesta ulang tahun Natsu.
Tanpa kehadiran Natsu di meja makan, Shino membagi tugas untuk persiapan pesta kejutan. Mana dan Satsuki yang menyiapkan pesta dirumah. Miki dan Rinka yang bertugas membelikan hadiahnya.
Melihat kedatangan Natsu, mereka langsung menyantap makanan yang ada di meja. Natsu mengeluh karena Shino tak membangunkannya, sementara mereka justru makan terlebih dulu tanpa dirinya. Miki mengambilkan kopi untuk Natsu dan juga menyelimutinya. Satsuki tersenyum lebar, “Uwah... aku merasa kepekaan seorang istri.” Rinka tak suka mendengar ucapan Satsuki, namun ia tak mampu berbuat apapun selain diam dan menerimanya.
Natsu mengajak teman-temannya bermain ski karena cuaca yang bagus. Semuanya langsung gelagapan dan beralasan bahwa mereka akan mengunjungi galeri seni. Shino yang sebenarnya tak menyukai seni, ia beralasan bahwa jika bermain snowboarding setiap hari akan membosankan. Natsu pun sadar bahwa Miki menyukai seni, dan ia memutuskan akan ikut Miki ke galeri seni karena tak seru jika berselunjur sendirian. Shino langsung melirik Rinka. Rinka tanggap, ia mengatakan bahwa juga tak menyukai seni dan akan pergi snowboarding menemani Natsu.
Natsu merasa tak nyaman karena hanya pergi berdua dengan Rinka. Ingatannya saat dicium Rinka masih melekat jelas dikepalanya. Satsuki yang mengetahui apa yang terjadi sebenarnya, menyembunyikan senyumnya.
Natsu merasa terselamatkan karena kedatangan Wataru yang mengatakan bahwa ia akan mengantarkan dengan mobil untuk ke tempat seluncur. Satsuki yang menyukai Wataru, langsung bersemangat untuk ikut. Natsu tersenyum senang sedangkan Miki takut rencananya akan berantakan.
Satsuki memilih beberapa pakaian dan mencobanya, baju yang lucu tpi menurutnya tak sesuai dengan dirinya. Rinka masuk ke kamarnya dan langsung memarahi Satsuki. Satsuki berfikir Rinka marah karena ia mencoba pakaian Rinka. Namun bukan itu yang Rinka permasalahkan. Rinka marah karena Satsuki ada didalam tim persiapan kejutan tapi justru ikut tim snowboarding.
Dengan sinis Satsuki menimpali, “Apa kau tak suka aku ikut tim snowboarding karena akan mengganggu kebersaanmu dengan Natsu?” Rinka langsung tergagap. Rinka mengatakan bahwa bukan itu masalahnya, seharusnya Satsuki bisa konsisten dengan apa yang telah diputuskan.
Miki masuk ke kamar mereka dan mengatakan bahwa tim snowboarding sudah seharusnya berangkat. Satsuki langsung mencari perlidungan kepada Miki dan mengatakan bahwa Rinka memarahinya karena ia ikut tim snowboarding, padahal ia mendapat tugas di tim persiapan. Dengan lembut Miki mengatakan bahwa Satsuki tidak apa-apa ikut Tim Snowboarding. Satsuki jelas langsung bersemangat. Ia mengambil tas dan jaketnya.
Saat Miki juga akan pergi, Rinka menegaskan bukankah Miki terlalu baik kepada Satsuki. Miki mengatakan bahwa mereka bertihga (Miki, Shino dan Mana) bisa menyelesaikan persiapannya dengan baik. Rinka menatap kepergian Miki dengan tatapan penuh kebencian. Semua rencananya untuk berduaan dengan Natsu menjadi berantakan.
Wataru menyiapkan mobilnya. Shino yang juga ada diluar, melihat kedatangan Natsu, ia langsung mendekatinya. Ia menanyakan mengapa Natsu tidak mengatakan padanya kalau ia jadian dengan Miki. Dengan santainya, Natsu balik bertanya apa ia belum mengatakannya pada Shino, ia juga berkata bahwa ia mungkin lupa.
Shino memperhatikan Wataru yang sedang mendengarkan berita melalui radio di mobilnya. “Ini laporan lanjutan tentang pembunuh yang lari ke hutan berkabut. Pelaku masih buron dan kemungkinan besar dia masih bersembunyi di hutan pegunungan. Jumlah orang yang melakukan pencarian di prefektur Gunma bertambah dan penduduk setempat ikut pencarian membantu menemukan pelaku.”
Wataru begitu serius mendengarkan berita. Ia tersadar saat Natsu memintanya membukakan bagasi. Tim snowboarding begitu bersemangat untuk perjalanan mereka. Sasat masuk mobil, Natsu dan Rinka sama-sama canggung. Namun Rinka segera mengenyahkan perasaannya, ia dan Satsuki melambaikan tangan mereka kepada Shino.
Shino merasa ada yang mencurigakan dari Wataru. Saat ia dilarang membuka pintu disuatu ruangan dan saat Wataru bisa memperbaiki kabel yang putus dengan mudah. Ia jelas ingat bahwa semalam kabelnya diputus. Ia mengeceknya kembali. Ia terkejut ternyata potongan kabel yang sebelumnya telah hilang dan kini telah terganti dengan kabel utuh.
Shino, Mana dan Miki sudah selesai berbelanja. Mereka memeriksa barang belanjaan dan bersiap membuat kue terlebih dulu karena membutuhkan waktu yang lama. Shino mengatakan kalau ia akan membuat dekorasinya.
Miki meminta maaf kepada Mana karena ia semalam tidur duluan. Miki juga menanyakan dimana Mana tidur. Mana beralasan bahwa ia semalam membaca novel di sofa dan teridur sehingga tidak tidur di kamar. Miki tersadar bahwa stowberinya tertinggal di mobil dan mengambilnya.
Melihat kepergian Miki, Shino mencari informasi tentang Wataru kepada Mana. Karena Mana sudah bersama Wataru sejak kecil, ia begitu mengenal Wataru. Ia mengatakan pada Shino bahwa Wataru adalah orang yang baik.
Shino mempersiapkan dekorasinya. Namun ia belum bisa menghilangkan rasa penasarannya dalama ruangan itu. Ia melihat Mana dan Miki yang sedang sibuk. Ia memutuskan untuk memeriksanya. Ia mencoba membuka pintunya, namun pintu itu terkunci. Suara Mana mengejutkannya, “Sebaiknya kau tidak melakukan itu. Setiap orang memiliki sesuatu yang tidak ingin orang tahu kan? Didalam sana adalah dunia Wataru.” Shino meminta maaf. Mana tersenyum kemudian meninggalkannya.
Miki melihat tangannya yang sudah tak memakai gelang saat akan mencuci strowberi. Mana datang dan menanyakan apa yang Miki cari. Miki menceritakan bahwa gelang pemberian Natsu tidak ada, padahal saat sarapan ia masih memakainya. Miki berfikir bahwa ia meninggalkannya dikamar saat akan berbelanja. Ia mencari di laci kamarnya bahkan di kamar mandi namun hasilnya nihil, gelangnya tidak ia temukan.
Miki pun kembali ke dapur. Tak lama kemudian, ada panggilan masuk di ponselnya. Rinka lah yang menghubunginya. Ia mengabarkan bahwa Natsu tak mampu lagi untuk bermain karena ia sakit dan ingin pulang. Miki pun langsung kebingungan karena persiapan belum selesai. Mana menghampiri Miki dan menanyakan apa yang terjadi. Mana pun meminta Rinka untuk mengulur waktu dulu.
Karena Miki yang kebingungan, akhirnya ia yang berbicara langsung kepada Rinka. Ia menyarankan untuk mengajak Natsu ke Onsen. Namun Miki mengingatkan bahwa Natsu tidak boleh makan dulu. Rinka segera mengakhiri panggilannya dengan berkata bahwa ia akan memikirkan caranya. Akan tetapi, yang difikirkan adalah Onsen... *Hay girl... apa yang kau fikirkan???*
Rinka memapah Natsu untuk masuk mobil. Natsu mengeluhkan kakinya yang sakit karena memakai celana kekecilan. Ia semakin berteriak saat Wataru justru memegang kakinya yang sakit akibat berseluncur terlalu kencang untuk mengejar Wataru. Di dalam mobil, Rinka menanyakan bagaimana kalau mereka pergi ke Onsen terlebih dulu. Natsu menyetujui ide itu, dengan begitu ia dapat istirahat.
Wataru mengusulkan agar mereka pergi ke Onsen yang jarang terjamah oleh orang. Jika mereka berangkat sekarang, maka akan sampai di tempat itu tepat waktu. Wataru pun berbalik dan raut wajahnya berubah mencurigakan.
Mereka sudah hampir sampai. Ternyata jalannya ditutup dan tertulis peringatan ‘Menjauh’. Wataru mengatakan bahwa tempatnya tidak terlalu jauh, akan terjangkau dengan jalan kaki karena mobilnya tidak dapat lewat. Wataru memutuskan untuk memeriksa tempatnya terlebih dulu dan keluar dari mobil.
Satsuki berfikir sejenak dan kemudian ia ingin ikut bersama Wataru. Natsu juga ingin ikut karena Satsuki juga ingin ikut, namun Satsuki melarangnya karena bahaya jika meninggalkan wanita didalam mobil sendirian apalagi belum lama ada pembunuhan di daerah itu.
Satsuki meminta tolong untuk diambilkan mantelnya. Saat Natsu dan Rinka berbalik untuk mengambilkan mantel Satsuki, diam-diam satsuki menghidupkan rekamannya. Ia pun keluar dari mobil menyusul Wataru meninggalkan Natsu dan Rinka berdua dengan perekam di ponsel Satsuki dalam keadaan menyala.
Komentar:
Sebenarnya mengarah kemana papan tersebut? Apakah Shino menyadari sesuatu dengan melihat papan itu? Pada episode 1, berita televisi menyiarkan bahwa pelaku pembunuhan telah melarikan diri ke dalam hutan dengan meninggalkan truknya yang hanya berjarak beberapa km dari truk tersebut.
Mana... Sepertinya ia mengetahui banyak hal tentang Wataru daripada Miki yang adiknya sendiri. Semalaman. Kenapa aku merasa semalaman Mana ada bersama Wataru. Apa yang mereka rencanakan. Pembunuhan itu, mungkinkah Mana juga mengetahui siapa pelakunya.