Surat 4
... (Sumimasen. Tak ada subtitlenya)
Hayawaka membaca artikel diatas tempat tidurnya. Makan pun juga diatas tempat tidur. Terlihat banyak CD dan alat musik dikamarnya. Narasi Hayawaka, “Aku... tipe orang yang tidak peduli seputar asmara.”
Hayawaka masuk kekamar mandi dan mendapati adiknya yang sedang berdandan.
Hayawaka pergi kesekolah dengan keadaan masih mengantuk. Morimura mengagetkannya dengan merangkul Hayawaka dengan keras. Morimura berfikir bahwa dengan cara itu, Hayawaka akan terbangun karena ia terlihat masih mengantuk. Hayawaka yang tak terima, memberi tipuan kepada Morimura dengan menunjuk suatu tempat dan saat Morimura lengah, ia langsung memelintir tangannya membuat Morimura kesakitan.
Morimura menyebut Hayawaka gadis brutal, dan jika ia masih seperti itu pasti dia tidak akan dapat pacar. Hayawaka berbalik menyerangnya, karena Morimura sendiri tidak mempunyai pacar.
Morimura menyangkalnya, “Aku memilih untuk tidak pacaran. Jangan samakan aku dengan orang yang tidak bisa dapat pacar.” Morimura mendorong dahi Hayawaka dengan telunjuknya kemudian berlari.
Setelah Morimura pergi, Ririko (episode 2) dan temannya menyapa Hayawaka, “Selamat pagi Hayawaka Senpai (Senpai adalah sebutan untuk senior, kalau tidak salah). Kami tidak sabar melihat penampilan live mu.”
Setelah Ririko dan temannya meninggalkan Hayawaka dengan berteriak-teriak kegirangan, Morimura menghampirinya lagi, “Kau begitu populer dikalangan wanita gila.”
Hayawaka: “Bagian gila tidak perlu.”
Morimura: “Sedikit pula orangnya.”
Morimura sedikit berlari meninggalkan Hayawaka. Hayawakan mengejarnya dan gantian mencekiknya. “Aku cukup puas dengan hidupku sekarang.”
Hayawaka bertanya kepada Miata apa ia melihat Morimura. Miata menunjukkan keberadaan Morimura yang sedang bersenda gurau sambil mendengarkan musik dengan seorang wanita. Miata mengatakan bahwa Morimura ampaknya telah menembak siswi kelas 12. Dalam sekejap Hayawaka langsung sedih setelah mengetahui hal itu. Cemburu.
Hayawaka berjalan menunduk di lorong. “Aku cukup puas dengan hidupku sekarang. Tapi... tiba-tiba aku merasa ingin menemukan cinta.” Ia teringat saat Morimura bercanda dengan sorang wanita.
Hayawaka membuka lokernya dan menemukan sepucuk surat disana. Ia begitu bahagia karena mendapatkan surat cinta. “Aku langsung keintinya. Aku menyukaimu. Menurutku kau sangat cantik. Kau matahariku. Kumohon... perhatikan aku. Aku ingin jadi mataharimu.”
Hayawaka membaca surat itu berulang kali saking senananya. Dalam surat itu tidak tertera siapa pengirimnya. Hayawaka bertekad bahwa ia akan menemukan pangerannya.
Hayawaka mulai bersolek dengan menggunakan lipstik adiknya. “Karena itu, mulai saat ini. Aku akan menemukan cinta.” Adiknya sampai ragu apa ia benar kakaknya.
Hayawaka masuk ke kelas dengan feminim tidak sebrutal sebelumnya. Ia juga menyapa teman-temannya dengan hangat hingga teman-temannya tak mengenalinya.
Morimura menabrak Hayawaka hingga surat yang dibawanya terjatuh. Morimura sempat terpesona dengan kecantikan Hayawaka. Namun ia merubah sikapnya dan mulai meledek Hayawaka yang terlihat seperti wanita hari itu.
Morimura mengambil amplop yang terjatuh. Hayawaka meminta suratnya namun Morimura tak memberikannya karena ia ingin melihat isinya. Karena Hayawaka terus berusaha mengambilnya, akhirnya Morimura membawanya lari diikuti Hayawaka yang mengejarnya.
Mereka berdua berada diatap. Morimura menertawakan isi surat itu dan juga menertawakan Hayawaka. Ia berfikir bahwa seseorang telah mengerjai Hayawaka.
Namun Hayawaka berfikiran lain, menurutnya itu adalah sungguhan, pria yang menyebut dirinya cantik akhirnya ada disana.
Morimura terus meledek Hayawaka. Tapi Hayawaka tak begitu memperdulikannya. Ia yakin bahwa ia akan segera menemukan pangerannya saat musim semi yang akan tiba sebentar lagi. Ia kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Morimura.
Sebelum Hayawaka menjauh, Morimura mengatakan bahwa ia akan menemukan pria itu. Hayawaka berbalik dan menanyakan alasannya.
Morimura mencari alasan untuk menutupi kecemburuannya, “Aku hanya penasaran. Siapa pria dengan cita rasa buruk ini.”
“Bukan urusanmu.”
“Membosankan sekali. Kupikir kau wanita mandiri.”
“Aku memutuskan hidup untuk cinta.”
Ida menemui Hayawaka atas permintaan Hayawaka. Ia melihat penampilan Hayawaka yang berbeda. Hayawaka berfikir bahwa surat itu bukan dari Ida karena Ida tak pernah berbicara padanya sebelumnya. Ida menyebut Hayawaka “cantik”. Kata itu langsung membuat Hayawaka berfikiran bahwa surat itu dari Ida. Ia bertanya kepada Ida, apa Ida yang mengiriminya surat, sementara Ida kebingungan sendiri. Hayawaka menambahkan, “Kau selalu menatapku selama ini...” belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Guru sudah masuk. Ida duduk di kursinya dan masih bingung dengan ucapan Hayawaka.
Selama pelajaran, Hayawaka terus memandangi Ida dan tak menghiraukan penjelasan dari gurunya. Sampai-sampai Guru yang memintanya membacakan buku tak didengarnya karena ia masih sibuk dengan lamunannya.
Yang ada dibuku Hayawaka hanyalah nama IDA yang ditulisnya besar-besar. Morimura membuat tulisan yang ditujukan kepada Hayawaka tapi tak dilihat Hayawaka, “Kebodohanmu Muncul.”
Setelah berulang kali memanggil Hayawaka, akhirnya Guru berteriak memanggilnya sehingga membuat Hayawaka tersadar.
Ia kebingungan saat diminta membaca buku, karena ia tidak tahu bagian mana yang harus ia baca. Okuda yang berada disampingnya memberitahunya buku halaman 166. Hayawaka langsung berfikiran bahwa surat itu dari Okuda bukan Ida. *Geleng-geleng kepala. Begini nih kalau wanita kepedean plus keGe-eRan. LOL*
Setelah pelajaran usai, Hayawaka mengucapkan terima kasihnya. Secara tiba-tiba Hayawaka bertanya apa Okuda mengajaknya kencan. Respon Okuda? Tentu saja Okuda kebingungan dengan ucapan Hayawaka dan langsung pergi meninggalkannya.
Morimura langsung tertawa terpingkal-pingkal setelah mendengar cerita Hayawaka dan sikap Hayawaka yang konyol. Hayawaka menanyakan siapa menurut Morimura yang mengirinya surat, karena ia benar-benar tidak tahu. Morimura mengatakan bahwa Pria itu bukanlah Pria tampan. Ia pun kembali menertawakan Hayawaka. Hayawaka menjadi kesal dan beranjak meninggalkan Morimura.
Komentar:
Menulis sinopsis episode ini membuatku teringat film bollywood, Kuch-Kuch Hotahai. Selain itu, aku tidak tahu harus berkomentar apa. Seperti yang aku katakan kemarin di komentar, bahwa alur cerita sudah terpaparkan dengan jelas. Dan karena setiap episode berbeda cerita dan berbeda pemeran utamanya, jadi tidak menyisakan misteri tertentu.