Episode Sebelumnya
Sebelum Hayawaka benar-benar pergi menjauh, Morimura mengatakan bahwa ia seharusnya memeberikan sedikit petunjuk. Hayawaka tentu saja langsung tertarik. Morimura menepuk kursi disebelahnya, meminta Hayawaka duduk kembali disampingnya. Dengan semangat, Hayawaka langsung duduk disamping Morimura.
“Pertama, Ida-kun.. Mustahil dia mengirim surat padamu. Dia tidak masuk kemarin.” Hayawaka tak menyadari hal itu. Morimura meminta Hayawaka untuk mencari hal sederhana seperti itu sendiri. Hayawaka shok karena tak memikirkan hal seperti itu dan sikapnya tentu sudah berlebihan. Hayawaka dan Morimura sama-sama mendongakkan kepalanya. *Sumimasen. Aku kebingungan menggunakan kata-kata yang tepat. Lihat digambar aja ya...*
Hayawaka langsung bersemangat kembali dan ia beralih kepada Okuda. Morimura pun kembali mematahkan semangatnya, “Dia level lima dikaligrafi. Tulisan tangan disurat itu jelek. Dia dapat dikesampingkan karena berada di level lima dalam kaligrafi.”
Hayawaka tak menyerah. Ia berfikir bahwa mungkin saja Okuda memalsukan tulisannya. Tanggapan Morimura? “Bodoh. Tak ada yang sengaja menulis sejelek itu.” Semangat Hayawaka pun memudar, karena bukan Okuda juga. Morimura, “Aku juga level lima kaligrafi, jadi tidak mungkin aku.” Morimura menoleh dan meminta Hayawaka mendengarkannya. Namun Hayawakan justru berteriak, “Oohhh dimana kau pangeranku?”
Morimura berdiri dan mengatakan bahwa Morimura tak akan pernah menemukan seperi itu, saat menemukannya ia sudah menjadi perawan tua. Hayawaka ikutan berdiri dan bertekad ia akan menemukannya. Morimura terus bercanda, kemudian bertanya apa yang akan Hayawaka lakukan setelah menemukannya, apa ia akan mengencaninya. Hayawaka membenarkannya, namun hatinya berkata lain, ia juga bingung apa yang akan ia lakukan karena ia tak memikirkannya sebelumnya.
Hayawaka memperhatikan beberapa pria yang menyapanya dan berfikir mungkin salah satu diantara mereka pengirimnya. Ia berteriak frustasi ditengah banyak orang, “Dimana kau pangeranku?” Tentu saja itu memicu perhatian banyak orang.
Hayawaka menjaitkan kancing lengan seragam seorang pria, “Aku tidak tahu kalau cintaku melihatku. Kalau begitu aku harus baik sepanjang waktu.” Tapi ia tak berbuat baik kepada Morimura, ia justru membentak Morimura yang melihat kejadian itu dan minta dijahitkan.
Selanjutnya Hayawaka mengobati luka seorang pria. Morimura terkejut melihatnya hingga buku yang dipegangnya terjatuh. *LOL*
Hayawaka duduk sendirian ditengah orang yang berlalu lalang. Ia bergumam bahwa dirinya lelah. Baru beberapa langkah berjalan, ia jatuh pingsan. Seorang Guru menghampirinya dan mencoba membangunkan Hayawaka.
Seorang siswi masuk ke kelas dan memberitahukan bahwa Hayawaka pingsan. 4 pria langsung berlari keluar.
Saat sadar, Hayawaka sudah ada di UKS. Guru memberitahunya bahwa Hayawaka hanya kurang tidur dan sudah boleh pulang. Setelah Gurunya pergi, ia bergumam bahwa ia tidak tidur selama beberapa hari.
Saat membuka pintu, Hayawaka terkejut melihat 4 pria yang menunggunya terlihat mencemaskannya. 4 pria itu adalah, Ida, Okuda, pria yang kancing bajunya ia jahikan dan pria yang ia obati luka ditangannya.
Hayawaka langsung menutup pintunya. “Mereka suma menglhawatirkan aku. Tidak, mungkinkah. Aku hanya menjadi bodoh. Atau, aku benar-benar populer?” *Harus dijitak dulu nih kepalanya biar sadar. Hihihi* Hayawaka kembali membaca surat yang diterimanya.
Hayawaka kembali membuka pintunya. Ia terkejut ternyata didepannya adalah Morimura yang tanpa kata namun terlihat mencemaskannya. Ia menarik Hayawaka untuk pergi meninggalkan keempat pria yang tidak penting itu.
Hayawaka bingung dengan sikap Morimura. Morimura justru bercanda bahwa Hayawaka sudah sehat karena ia baru saja berlari. Hayawaka mendesah bahwa mungkin saja salah satu dari mereka adalah pangerannya. Hayawaka terus berkata tentang pangerannya atau justru kebodohannya?
Namun Morimura terus menyebut Hayawaka bodoh. Saat Hayawaka menanyakan alasan mengapa Morimura terus menyebutnya bodoh, Morimura mengatakan karena Hayawaka menggunakan bedak. Hayawaka jelas bingung dengan maksudnya. Morimura jadi gelagapan karena kelepasan bicara (secara tidak langsung memuji kecantikan Hayawaka). Ia kemudian menarik tangan Hayawaka untuk menemui siapa pengirim suratnya.
Dan apa yang terjadi? Ternyata surat itu adalah suatu kesalahan. Sebenarnya surat itu ditujukan kepada Meike Mitsuki, Miss Seifuu tahun lalu. Pengirim surat mengatakan bahwa ia lupa menuliskan namanya. Ia ketakutan saat melihat Hayawaka menunduk. Ia tertawa diikuti Morimura. Morimura mengatakan bahwa meskipun ia lupa menuliskan namanya, seharusnya ia menuliskan siapa penerimanya. Pengirim surat langsung berlari pergi setelah itu.
Morimura menunsuk sedih. Surat cibta pertamanya ternyata adalah sebuah kesalahan. Melihat Hayawaka yang menangis, Morimura tak jadi melanjutkan gurauannya dan memilih duduk disamping Hayawaka. Hayawaka menyesali perbuatannya, “Aku pasti terlihat bodoh, terlalu bersemangat soal itu. Kenapa aku seperti ini? Aku telah menantikannya selama ini.”
Morimura akhirnya menyatakan perasaannya dengan cara yang aneh menurutku. “Bagaimana denganku si bodoh yang membantumu selama ini? (Morimura menoleh tak mengerti) Apa kau tak merasakan cinta kepadaku? Aku selalu berfikir kau nekat dan bodoh penuh pesona. Itulah dirimu.” Hayawaka berpura-pura tidak mengerti, apa Morimura menembaknya.
Morimura langsung bangkit berdiri untuk menutupi kegugupannya, “Syukurlah jika surat itu adalah kesalahan. Selama ini aku berfikir bahwa aku adalah satu-satunya pria dengan cita rasa buruk.”
Hayawaka, “Namun kau punya pacar.” Morimura terkejut, karena Hayawaka mengatakan bahwa Hayawakan melihatnya bersama dengan seorang wanita dan terlihat bahagia. Hayawakat tersenyum, ia sadar bahwa Hayawaka cemburu. Hayawaka memintanya tak usah khawatir, ia telah memutuskannya. Hayawaka ikuta berdiri, “Jangan Khawatir? Aku tidak mengerti. Kenapa aku harus khawatir?” Morimura meliriknya Hayawaka yang menunduk, Morimura menyembunyikan senyumnya.
Hayawaka bertanya mengapa ia memutuskannya, karena wanita itu sangat cantik. Morimura mengacak rambutnya, “Aku tahu, kan? Aku seharusnya tidak, kan?”
“Lalu kenapa?”
“Aku tidak bisa bantu.”
Morimura perlahan mendekati Hayawaka, “Aku tidak tahu. Aku punya cita rasa buruk atau apa. Aku suka orang aneh.”
Morimura memegang hidung Hayawaka. Ia kembali bercanda dengan mengatakan bahwa ingus Hayawaka menempel di jarinya. Hayawaka pun menyangkalnya. Hayawaka protes, “Tapi setidaknya bertingkah baik saat menembak.” Dengan canggung Morimura menyeka air mata Hayawaka dengan seragamnya. Meskipun awalnya Hayawaka menolaknya, tapi akhirnya ia membiarkannya. “Apakah begini cukup?”
Hayawaka masih protes, seharusnya Morimura memberikan sapu tangan. Morimura tak mau kalah, karena ia telah menyekanya dnegan alami. Mereka justru saling mengatai bodoh dan saling dorong. Akhirnya Morimura menghindar, Hayawaka yang akan terjatuh langsung dipeluknya erat dari belakang. Hayawaka terkejut dengan perlakuan Morimura yang tiba-tiba. Ia meminta untuk dilepaskan, namun Morimura justru mempererat pelukannya. “Kau ingin aku lepaskan?” Morimura menyibakkan rambut Hayawaka dengan lembut, “Nyonya, wajahmu memerah.” Hayawaka mengelaknya, namun tak dapat dipungkiri bahwa Hayawaka tersipu. Morimura terus mengatakan bahwa wajah Hayawaka memerah dan Hayawaka terus menyangkalnya.
“Kukira... Aku tidak bisa memungkiri kalau dia memilihku.” Dan mereka berakhir dengan kejar-kejaran. *Ikutan tersenyum melihat akhir episode ini.*
Bersambung ke Episode 5 (Surat 5)
Komentar:
Benar-benar menikmati sekali nonton episode kali ini. Sangat sayang meninggalkan setiap dialognya. Jadi sedikit lama juga menulis sinopsisnya.
Memang benar ya, Sahabat bisa jadi cinta. Banyak kisah yang seperti itu, bahkan di kehidupan nyata. Dan memang benar kata pepatah jawa, “Tresno iku jalaran saka kulino” Karena Morimura dan Hayawaka selalu bersama, mereka jadi jatuh cinta satu sama lain, meskipun awalnya mereka tak menyadari dan sadar setelah melihat masing-masing terlihat bahagia dengan orang lain. Tapi yang namanya jodoh tidak akan kemana. Dimanapun ia, pasti akan bertemu dan akhirnya bersatu.