Dan apa yang terjadi? Ternyata surat itu adalah suatu kesalahan. Sebenarnya surat itu ditujukan kepada Meike Mitsuki, Miss Seifuu tahun lalu. Pengirim surat mengatakan bahwa ia lupa menuliskan namanya. Ia ketakutan saat melihat Hayawaka menunduk. Ia tertawa diikuti Morimura. Morimura mengatakan bahwa meskipun ia lupa menuliskan namanya, seharusnya ia menuliskan siapa penerimanya. Pengirim surat langsung berlari pergi setelah itu.
Morimura menunsuk sedih. Surat cibta pertamanya ternyata adalah sebuah kesalahan. Melihat Hayawaka yang menangis, Morimura tak jadi melanjutkan gurauannya dan memilih duduk disamping Hayawaka. Hayawaka menyesali perbuatannya, “Aku pasti terlihat bodoh, terlalu bersemangat soal itu. Kenapa aku seperti ini? Aku telah menantikannya selama ini.”
Morimura akhirnya menyatakan perasaannya dengan cara yang aneh menurutku. “Bagaimana denganku si bodoh yang membantumu selama ini? (Morimura menoleh tak mengerti) Apa kau tak merasakan cinta kepadaku? Aku selalu berfikir kau nekat dan bodoh penuh pesona. Itulah dirimu.” Hayawaka berpura-pura tidak mengerti, apa Morimura menembaknya.
Morimura langsung bangkit berdiri untuk menutupi kegugupannya, “Syukurlah jika surat itu adalah kesalahan. Selama ini aku berfikir bahwa aku adalah satu-satunya pria dengan cita rasa buruk.”
Hayawaka, “Namun kau punya pacar.” Morimura terkejut, karena Hayawaka mengatakan bahwa Hayawakan melihatnya bersama dengan seorang wanita dan terlihat bahagia. Hayawakat tersenyum, ia sadar bahwa Hayawaka cemburu. Hayawaka memintanya tak usah khawatir, ia telah memutuskannya. Hayawaka ikuta berdiri, “Jangan Khawatir? Aku tidak mengerti. Kenapa aku harus khawatir?” Morimura meliriknya Hayawaka yang menunduk, Morimura menyembunyikan senyumnya.
Hayawaka bertanya mengapa ia memutuskannya, karena wanita itu sangat cantik. Morimura mengacak rambutnya, “Aku tahu, kan? Aku seharusnya tidak, kan?”
“Lalu kenapa?”
“Aku tidak bisa bantu.”
Morimura perlahan mendekati Hayawaka, “Aku tidak tahu. Aku punya cita rasa buruk atau apa. Aku suka orang aneh.”
Morimura memegang hidung Hayawaka. Ia kembali bercanda dengan mengatakan bahwa ingus Hayawaka menempel di jarinya. Hayawaka pun menyangkalnya. Hayawaka protes, “Tapi setidaknya bertingkah baik saat menembak.” Dengan canggung Morimura menyeka air mata Hayawaka dengan seragamnya. Meskipun awalnya Hayawaka menolaknya, tapi akhirnya ia membiarkannya. “Apakah begini cukup?”


Hayawaka masih protes, seharusnya Morimura memberikan sapu tangan. Morimura tak mau kalah, karena ia telah menyekanya dnegan alami. Mereka justru saling mengatai bodoh dan saling dorong. Akhirnya Morimura menghindar, Hayawaka yang akan terjatuh langsung dipeluknya erat dari belakang. Hayawaka terkejut dengan perlakuan Morimura yang tiba-tiba. Ia meminta untuk dilepaskan, namun Morimura justru mempererat pelukannya. “Kau ingin aku lepaskan?” Morimura menyibakkan rambut Hayawaka dengan lembut, “Nyonya, wajahmu memerah.” Hayawaka mengelaknya, namun tak dapat dipungkiri bahwa Hayawaka tersipu. Morimura terus mengatakan bahwa wajah Hayawaka memerah dan Hayawaka terus menyangkalnya.
“Kukira... Aku tidak bisa memungkiri kalau dia memilihku.” Dan mereka berakhir dengan kejar-kejaran. *Ikutan tersenyum melihat akhir episode ini.*
Bersambung ke Episode 5 (Surat 5)
Komentar:
Benar-benar menikmati sekali nonton episode kali ini. Sangat sayang meninggalkan setiap dialognya. Jadi sedikit lama juga menulis sinopsisnya.
Memang benar ya, Sahabat bisa jadi cinta. Banyak kisah yang seperti itu, bahkan di kehidupan nyata. Dan memang benar kata pepatah jawa, “Tresno iku jalaran saka kulino” Karena Morimura dan Hayawaka selalu bersama, mereka jadi jatuh cinta satu sama lain, meskipun awalnya mereka tak menyadari dan sadar setelah melihat masing-masing terlihat bahagia dengan orang lain. Tapi yang namanya jodoh tidak akan kemana. Dimanapun ia, pasti akan bertemu dan akhirnya bersatu.