Ririko kembali menerima sebuah surat. “Kumohon, rekomendasikan aku buku juga. Hari ini, bersama dengan surat ini. Ini bukan gambaran dari buku itu, tetapi gambaranku tentangmu.” Ririko langsung memasukkan cincin itu kedalam jarinya.
Emoto mendekati Ririko yang sedang memperhatikan cincin yang diterimanya. “Jadi kau gadis seperti itu. Meskipun kau penjaga perpustakaan yang seerius.”
Ririko langsung menggenggam erat cincinnya. “Tidak ada yang bisa menodai Duniaku. Dunia kita.”
Sambil berbaring ditempat tidurnya, Ririko memandangi cincin yang diterimanya. Terlihat sudah banyak surat yang selama ini diterimanya.
Ririko bangkit dan kembali menulis surat. “Untuk orang yang mengirimiku surat. Aku ingin bertemu denganmu. Hari ini setelah pulang sekolah. Aku tunggu diperpustakaan.”
Selama Guru menjelaskan, Ririko sibuk dengan cincinnya dan sibuk dengan fikirannya sendiri, “Aku penasaran seperti apa dia. Kuharap dia datang.”
Perlahan-lahan Ririko melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Betapa terkejutnya ia melihat Emoto berada disana. Emoto pun juga gugup, hingga surat yang hendak ia selipkan terjatuh dari genggamannya.
Emoto buru-buru lari untuk menghindari Ririko. Ririko menghentikannya dengan pertanyaan. Ia sadar bahwa yang mengirimi surat padanya adalah Emoto. Dengan sedikit membentak, ia bertanya permainan apa yang sekarang ini Emoto lakukan. Ia berfikir bahwa itu adalah taruhan Emoto dengan Yamada dan gangnya.
Emoto tak tahan lagi. Dengan air mata yang tergenang, ia menghadap Ririko dan memegang lengannya. “Apa kau sangat membenciku?” Ririko tak menjawabnya tapi justru meminta Emoto untuk pergi.
Seteleh kepergian Emoto, Ririko tak mampu lagi menahan air matanya. Tangisnya pecah. Dan ia juga melepaskan cincin yag diterimanya dari jari manisnya.
Kembali ke kelas yang ramai karena Guru belum tiba. Ririka masuk bersama teman-temannya dan duduk di bangku masing-masing. “Aku harus kembali ke diriku sendiri. Seperti sebelum menerima surat itu.”
~@~@~@~
Diperpustakaan, Ririko kembali menerima surat dari Emoto yang selalu terselip dalam buku. Awalnya iia ragu-ragu untuk membukanya, namun ia tetap membukanya. “Maafkan aku tentang apa yang terjadi. Aku ingin mengirim surat untuk mengatakan aku tidak bisa menemuimu. Sejak aku melihatmu membaca di perpustakaan waktu itu, aku ingin mengirimimu surat.”
Terlihat Emoto yang sedang menuruni tangga dan pandangannya tertuju ke arah Ririko yang sedang membaca buku diperpustakaan. Dan saat itulah ia mulai jatuh cinta dengan Ririko “Kalau hanya surat, kau tidak akan tahu kalau itu aku. Kupikir aku bisa jujur dengan surat.”
Emoto sedang munulis surat di atap gedung sekolah dan memperhatikan Ririko yang membaca suratnya. “Aku bahagia kau membaca suratku. Dan membalasnya. Akulah orang yang menulis surat itu. Sementara sebagian diriku ingin kau tahu aku yang menulis surat itu. Aku benar-benar ingin kau tidak tahu bahwa itu aku.”
Saat Emoto mendekati Ririko yang memperhatikan cincin pemberiannya, ia tak sungguh-sungguh meledeknya. Ia sedih setelah ia berbalik. “Tapi, kau membenciku. Aku bodoh berfikir bisa dekat denganmu seperti itu.”
Ririko begitu tersentuh dengan isi surat yang diterimanya. Ia langsung bergegas untuk menemui Emoto.
Dari Gurunya, Ririko tahu bahwa Emoto berada di kelas. Sementara itu Emoto telah bersiap untuk pulang. Ririko memintanya untuk berhenti namun Emoto tak memperdulikannya. Cara Ririko menghentikannya adalah dengan melemparinya penghapus yang sudah penuh dengan bedak kapur.
Emoto yang awalnya kesal, jadi luluh melihat Ririko menangis. Ririko menuntut penjelsan mengapa Emoto berhenti menemuinya setelah surat-surat yang dikirimkannya dan mengatakan bahwa Emoto menyukainya.
Meskipun begitu, Ririko tak dapat membohongi dirinya sendiri bahwa ia menyukai hal itu. Ia begitu bahagia setelah menerima surat-surat itu.
Emoto menghampiri Ririko yang menelungkupkan kepalanya. Ia memberikan buku fiksi ilmiah yang lain kepada Ririko. *Jadian kah.*
Teman-teman Emoto sampai tak percaya Emoto bertugas. Ya. Dan akhirnya Ririko tak lagi sendirian bertugas, kali ini ada Emoto yang menemaninya bukan sekedar surat saja yang menemaninya.
Komentar:
Emoto yang mengirimi Ririko surat. Emoto juga yang selama ini selalu mengganggu Ririko. Namun, mungkin dengan cara mengganggu Ririko itulah Emoto bisa mendapatkan perhatian Ririko. Karena Ririko adalah gadis yang terlalu serius dan jarang memperhatikan sekelilingnya. Ia lebih suka menyendiri di Perpustakaan, dunianya. Akan tetapi, kita juga membutuhkan teman dengan banyak bergaul, tapu tetap pada batasan. Tak ada seorang pun di dunia ini yang mampu hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.