SURAT 2
Surat Cinta di Perpustakaan
Ririko diajak sahabatnya ke Straberry fair, namun ia tidak bisa ikut karena ia ada tugas jaga Perpustakaan. Sebenarnya ia tak sendirian berjaga, Emoto juga turut serta.
Sahabat Ririko meminta bantuan Emoto untuk menjaga Perpustakaan, namun ia lebih tertarik ke Strawberry fair dari pada jaga perpustakaan. Dengan berat hati Ririko tak mempermasalahkan untuk bertugas sendirian.
Meskipun begitu, Ririko tetap menikmati tugas dan pekerjaannya. Narasi Ririko, “Terkadang aku berfikir kenapa aku disini? Bukan berarti aku benci sekolah atau teman-temanku. Tapi, disinilah aku merasa seperti diriku sendiri. Disinilah aku bisa menjadi diriku yang sesungguhnya. Di duniaku.”
Setelah Ririko membereskan semua buku yang ada di meja. Ia terkejut karena ada buku yang tergeletak di meja. Ia membuka buku tersebut dan ada catatan disana, “Ini buku yang kupinjam tempo hari.” Ia membolak-balikkan buku tersebut dari sebuah surat terjatuh dari buku itu. Dan surat itu ditujukan untuk dirinya.
“Dear Takase Ririko. Aku baca buku yang kau baca tempo hari. Saat membaca buku diperpustakaan, kecantikanmu tak tertandingi dan benar-benar luar biasa. Tapi, itu sebabnya aku ingin mengetahui tentang duniamu. Ini rahasiaku.”
Ririko tersenyum setelah membaca surat dari pengagum rahasianya.
Ia duduk dimeja untuk membaca buku. Namun ingatannya kembali ke surat yang ia terima. “Aku sedang diawasi.”
Dalam perjalanan menuju kelasnya, Ririko masih memikirkan siapa yang kira-kira mengawasinya.
Sesampainya di kelas, Ririko berpapasan dengan Emoto. Emoto meminta maaf karena tidak ikut jaga bersamanya, dan ia bersedia untuk berjaga hari itu. Dengan judes, Ririko mengatakan bahwa Emoto tidak perlu melakukan hal itu, ia bisa melakukannya sendiri.
Ririko duduk dikursinya sementara Emoto meninggalkan kelas. “Aku tidak suka orang lain mencampuri duniaku.”
Saat Ririko kembali bertugas di Perpustakaan, ia melihat buku yang ada diatas meja terselip lagi surat untuknya.
“Dear Takase Ririko. Sebenarnya, aku melihatmu sebagaimana kau membaca suratku. (Ririko langsung melihat ke sekitarnya, namun tak ada seorang pun disana.) Aku tidak punya keberanian memberitahukan namaku. Jadi aku hanya melihatmu sebagaimana kau membaca surat yang kutulis. Itu alamai bukan?”
Surat itu tak hanya datang seorang diri. Ada boneka katak kecil yang berwarna merah muda.
Di meja belajarnya, Ririko mengamati katak yang diterimanya. Ia kemudian menulis surat balasan untuk surat yang selama ini diterimanya. “Untuk orang yang mengirimiku surat. Apa maksudnya dengan katak merah jambu? Kau punya rekomendasi buku?”
Keesokan harinya, Ririko menyelipkan suratnya dalan sebuah buku dan berharap orang yang selalu mengiriminya surat, melihat surat darinya.
Beberapa saat kemudian, Ririko kembali ke perpustakaan. Ia senang karena buku yang ditinggalkannya sudah tidak ada disana.
Emoto bemain-main dengan temannya di dalam kelas. Secara tak sengaja, saputangan yang mereka mainnya terlempar ke meja Ririko. Dengan kesal Ririko membuang saputangan itu ke lantai. Emoto menghampirinya dan meminta maaf, namun Ririko justru berkata kasar. Emoto tak ambil pusing dan melanjutkan permainannya.
Ririko semakin sering ke Perpustakaan. Ia begitu senang karena suratnya telah dibalas.
“Dear Takase Ririko. Itu gambaran (katak pink yang diterima Ririko) yang kudapat dari buku ini. Aku sertakan kesanku dari buku ini dengan surat. Seperti kertas filter (barang yang diterima Ririko setelah sebelumnya katak). Saat aku baca buku yang kau baca. Aku merasa seperti kita berbagi pengalaman yang sama. Apa aku mengetahui duniamu? Aku tidak banyak membaca buku. Tapi aku merekomendasikan Bokkochan.”
Setelah membaca buku yang direkomendasikan, Ririko menulis surat balasan. “Untuk orang yang mengirimiku surat. Ini buku fiksi ilmiah pertamaku, tapi menarik. Aku merasa seperti, aku mulai mengetahui duniamu. Aku aku sertakan kesanku bersama buku itu. Ngomong-ngomong ini ngengat.” Ririko mnyertakan sesuatu yang disebutnya ngengat bersama surat balasannya.
Ririko kembali mendapat balasan. “Dear Takase Ririko. Itu bukan kupu-kupu tapi ngengat. Kupikir itu sangat mirip kau.” Ririko menjadi tersipu setelah membaca surat tersebut.
Ditempat biasanya ia membaca, ia mengarahkan pandangannya keluar dan bertanya-tanya dari mana orang itu mengawasinya.
Komentar:
Cukup unik cara PDKT orang yang selalu mengirimi surat Ririko. Mungkin memang benar, bahwa karakter seseorang tercermin dalam bentuk tulisannya. Namun, bagaimana mungkin orang bisa berpacaran hanya melalui sebuah surat.