Miyashita tidak masuk kelas. Ryehui berfikir bahwa Miyashita demam. Ryehui justru cengar-cengir mengingat Miyashita yang tertawa lepas saat main kartu dirumahnya. Padahal saat itu pelajaran sudah dimulai.
Ryehui begitu senang sepulang sekolah dengan banyak surat dalam genggamannya. Ia melemparkan surat-surat itu diatas meja. Satu surat menarik perhatiannya. Surat yang sama dengan yang dikirim padanya sebelumnya, surat dari Miyashita. Senyumnya semakin lebar saat akan membacanya. “Dear Kumashiro. Aku tidak berfikir kau akan menyadari aku yang menulis surat itu. Kupikir kau orang dengan kemauan keras. Saat aku memikirkanmu, terkadang aku merasa normal dan bahagia. Tapi aku wanita kotor. Aku... diperkosa oleh... pacar ibuku. Itu sebabnya, aku tidak berhak melihat kelopak salju denganmu.”
Air matanya tak tertahan setelah membaca surat itu. Kenangan-kenangannya bersama Miyashita hingga terakhir ia melihatnya, kembali hadir dalam benaknya. Namun Ryehui segera tersadar untuk tidak larut dalam keterpurukan. Ia langsung bergegas mencari Miyashita.
Ryehui berhasil menemukan Miyashita di taman. Miyashita yang mengetahui kedatangannya langsung lari. Namun Ryehui berhasil mengejarnya. Ryehui memegang tangan Miyashita tapi dihempaskan oleh Miyashita.
Miyashita berteriak mengapa Ryehui tak membencinya setelah membaca surat darinya. Ia terus berjalan mundur. Ryehui segera menggapainya dan memeluknya erat. Ryehui meminta Miyashita tidak perlu pulang dan memintanya untuk tinggal dirumahnya saja. Air mata Miyashita sudah akan menetes, sebelumnya air matanya mengalir deras, Miyashita melepaskan pelukan Ryehui.
Miyashita membelakangi Ryehui. Ia menganggap apa yang dikatakan Ryehui tentang lari atau melihat sesuatu yang lain mustahil untuk mereka lakukan. Namun Ryehui tetap bersikukuh, “Aku ingin selalu membuatmu tersenyum.” Ryehui memeluknya dari belakang, “Kau adalah bungaku.”
Miyashita melepaskan pelukan Ryehui dan berbalik menghadap Ryehui. Kemudian ia pun menciumnya.
“Setelah hari itu, dia menghilang dari pandanganku. Kudengar dia pindah dengan ayah kandungnya.”
Ryehui melihat Miyashita tersenyum memandangnya di taman tempat biasa. Namun itu hanyalah halusinasi Ryehui saja. Ia tersadar bahwa Miyashita tak lagi disana.
Sesampainya dirumah, Ryehui langsung menuju kotak pos. Penantiannya selama ini tidak sia-sia. Miyashita mengiriminya surat dan tertera alamatnya disana. “Dear Kumashiro. Ada banyak salju di kota ini. Ada banyak bunga salju. Kau mau datang dan melihatnya?”
Balasan Ryehui, “Aku akan datang. Melihat bunga indah.” Emm... ada dua maksud nih dari ucapan Ryehui, bisa jadi bunga indah adalah benar-benar salju, atau yang ia maksud bunga indah adalah Miyashita. Sebelumnya Ryehui kan mengatakan bahwa Miyashita adalah bunganya.
Bersambung ke Episode 2 (Surat 2)
Komentar:
Episode pertama cukup menarik. Dan ternyata, setelah saya selesai memposting episode yang bagian pertama, saya baru tahu kalau sudah ada blog yang merecap drama ini. Tapi berhubung saya sudah terlanjur buat, saya berkeinginan untuk melanjutkannya. Tak apa-apa kan?