Jehak mulai mengeluarkan kalimat nasihat/motivasinya, “Lakukan apa yang kau suka. Jika kau ingin membuat film, maka tulislah naskah atau semacamnya. Kemudian, lakukan apa yang kau inginkan. Kau harus mencoba lebih keras selagi kau bisa. Sebelum kau bertambah tua. Selama kau masih memiliki kekuatan. Tetap terus berusaha sampai akhir. Terus gali dirimu untuk melihat batas dirimu. Dan kau akan tahu siapa kau sebenarnya, itu yang terbaik.”
Sunhi yang sudah mabuk tak begitu menghiraukannya, karena ia sudah pernah mendengar kalimat itu. Dia mendengar setiap kata yang Jaehak ucapkan melalui telinga kanan dan keluar melalui telinga kiri. Sunhi menganggap bahwa apa yang dikatakan Jaehak dan jika dilakukan tidak ada gunannya, karena menurutnya yang dibutuhkan adalah keberuntungan.
Jaehak mengantakan bahwa keberuntungan memang terbaik, namun Ia tidak setuju dengan ucapan Sunhi, karena perkataan Sunhi itu salah.
Sunhi bertanya mengapa Jaehak bersikap dingin padanya, apa karena ia bertemu dengan Munsu. Jaehak tertawa mendengarnya, namun ia juga tak berhak melarang Sunhi untuk bertemu dengan Munsu.
Sunhi mengungkapkan bahwa ia tak seharusnya berkencan dan yang paling penting hanya mengetahui siapa dirinya. Jaehak pun membelai rambut Sunhi kembali.
Jaehak mengatakan bahwa Sunhi orang yang baik, sedikit pendiam, punya sisi artistik dan sedikit aneh. Tapi itu juga menunjukkan bahwa Sunhi adalah pembenari. Jaehak juga mengatakan bahwa Sunhi adalah gadis paling cantik yang pernah ia temui.
Jaehak meminta Sunhi untuk tidak melakukan sesuatu yang akan membuatnya malu, meskipun sulit. Sunhi kemudian menyentuh wajah Jaehak dan mengatakan Jaehak sangat manis berulang kali. Jaehak mencium tangan Sunhi, sementara Sunhi menelungkupkan wajahnya ke meja karena sudah sangat mabuk.
Lagu yang sama kembali diputar. Jaehak memegang tangan Sunhi dengan erat dan terus menciumnya. Mereka tidak menghiraukan pengantar ayam yang datang mengantarkan pesanan mereka. Hingga Ahjummalah yang mengambil pesanan tersebut.
Ahjumma menghidangkan ayamnya diatas meja, sementara Jaehak dan Sunhi masih berpegangan tangan.
Sunhi dan Jaehak berjalan sempoyongan menuju rumah Jaehak sepayung berdua. Kemudian mereka berciuman didepan tempat Jaehak tinggal.
Setelah ciuman itu usai, Jaehak masuk sementara payungnya dibawa oleh Sunhi.
@@@
Di halaman istana Changgyeong, Sunhi kembali membaca surat rekomendasi Prof. Choi yang baru (yang menurutku kalimatnya begitu puitis). “Wui Sunhi bekerja denganku. Ia kuat, sebuah kepingan experimental yang luar biasa. Ia adalah kepingan indah yang bisa mengalahkan perangkap khas dari sebuah rasa egois. Bebas dari suatu masalah yang tidak pasti. Ada pesan puitis yang tersimpan dalam dirinya. Melihat pencapaian yang luar biasa diusianya yang muda, Ia membuatku sadar akan kebahagiaanku sebagai professor yang mengajarinya. Ia memiliki kepribadian yang tenang dan pemikiran yang teliti. Ia gigih namun tak menonjolkan diri sendiri. Meskipun ia punya cara yang tenang dalam berkomunikasi, aku menyaksikan kesuksesan dalam berbagai pemikiran. Ia memiliki pribadi yang jujur dan polos. Sangat sulit membayangkan seseorang yang memiliki integritas dan talenta seperti itu akan gagal. Saya harap Program universitas yang unggul akan berdampak luar biasa padanya.”
Sunhi berusaha menahan air matanya sebelum menghubungi Prof. Choi. Ia mengatakan ingin meminta bantuan Prof. Choi. Sunhi terkejut saat Prof. Choi dapat menebak keberadaannya di Istana Changgyeong. Prof. Choi terus mendesak Sunhi dan mengajaknya bertemu meskipun Sunhi menolaknya berulang kali. Akhirnya Sunhi pun mengungkan bahwa ia akan menemuinya malam nanti jika ia ada waktu.
Prof. Choi ternyata juga ada di istana Changgyeong. Prof. Choi yang sedang menikmati musim gugur mendapat panggilan dari Jaehak yang mengajaknya minum. Prof. Choi melarang Jaehak yang ingin menemuinya dengan beralasan kalau ia sedang bersama seseorang.
Setelah selesai menelpon, Prof. Choi langsung menghampiri Sunhi dan duduk disampingnya. Prof. Choi mengajak Sunhi minum. Tak seperti biasanya, kali ini Sunhi menolak ajakan untuk minum. Sunhi mengatakan bahwa Prof. Choi menggambarkan dirinya dalam surat rekomendasi dengan sangat baik sehingga membuatnya terharu dan merasa malu.
Prof. Choi mengatakan bahwa rekomendasi yang pertama yang ia buat, ia buat dengan terburu-buru. Rekomendasi kali ini sesuai dengan diri Sunhi. Prof. Choi mengatakan bahwa semakin Sunhi berfikir akan dirinya (Sunhi) maka akan semakin ia tahu tentang dirinya.
Sunhi berharap ia akan tetap seperti apa yang tertulis dalam surat rekomendasi itu. Ia menjadi lebih bersemangat dan Prof. Choi juga mendukungnya. Sunhi berjanji ia akan terus berusaha, dan apapun hasilnya ia akan menerimanya.
Sunhi dan Prof. Choi melemparkan koin diatas batu yang telah berbentuk. (Entah itu apa namanya, aku sendiri kurang tahu dan apa maksudnya). Sunhi melemparkan koinnya dengan sangat baik sehingga dapat memantul. Berbeda dengan Prof. Choi, berapa kali pun ia mencoba, tetap tidak bisa memantul. Akhirnya Sunhi yang kembali melempar. Mereka terlihat sangat bahagia.
Mereka berdua berpindah tempat dan menikmati pemandangan yang sangat indah disana. Sunhi pamit ingin ke kamar mandi dan meninggalkan Prof. Choi disana.
Tiba-tiba orang yang tak diharapkan datang menghampiri Prof. Choi. Dia adalah Jaehak, kedatangan Jaehak membuat Prof. Choi terkejut dan sedikit ketakutan jika sampai ketahuan kalau ia sedang bersama Sunhi.
Dan tak hanya Jaehak saja yang ada disana, melainkan Munsu juga datang dan menghampiri mereka. Munsu mengatakan bahwa kedatangannya untuk bertemu Sunhi. Hal itu semakin membuat Prof. Choi terkejut dan Jaehak pun juga ikut terkejut.
Prof. Choi mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi, dan memikirkan bagaimana caranya agar ia tidak ketahuan sedang bersama Sunhi.
Prof. Choi pamit pergi ke toilet dan meminta mereka untuk tetap disana. Namun siapa sangka, mereka justru ikut-ikutan mau ke toilet. Prof. Choi tak dapat berbuat apa-apa selain menuruti mereka.
Prof. Choi merasa cemas jika mereka bertemu dengan Sunhi disana. Tak lama setelah mereka betiga masuk, Sunhi keluar dari sana.
Sunhi kembali ke tempat dimana dia meninggalkan Prof. Choi. Setibanya disana ia tak menjumpai siapapun. Tak lama kemudian ia mendapat pesan dari Prof. Choi yang memintanya untuk pergi terlebih dulu dan akan menghubunginya lagi karena Jaehak dan Munsu datang. Sunhi pun langsung bergegas pergi.
Setelah Sunhi keluar dari istana, Prof. Choi dan yang lain masuk. Jaehak terus saja mencari kesekeliling namun tak melihat Sunhi.
Prof. Choi menanyakan apa Munsu telah lama berpacaran dengan Sunhi. Munsu mengatakan bahwa ia memang sudah lama berpacaran dengan Sunhi. Namun Sunhi mempersulit hubungan mereka. Karena Sunhi tidak mau terbuka sehingga ia tak dapat mengenal Sunhi dengan baik.
Mereka bertiga mendeskripsikan Sunhi secara bergantian. Sunhi yang baik, pintar, memiliki sisi artistik, pemberani, sedikit aneh dan lucu.
Munsu masih saja mencari Sunhi. Ia juga sudah mencoba menghubunginya namun ponselnya tidak aktif. Harapan mereka hanyalah Sunhi tidak bersembunyi lagi. Namun apa daya, karena manusia mempunyai rencana tersendiri dan pemikiran serta keinginan yang berbeda-beda.
~”END”~
Komentar:
Sunhi tidak berakhir dengan seorang pun. Sesuai judulnya “Our Sunhi”, Sunhi adalah milik mereka. Keputusan Sunhi untuk tidak bersama salah satu dari mereka mungkin memang benar, sehingga tidak menyakiti satu pun dari mereka.
Kisah dari film ini menarik bagiku. Bisa mendapat inspirasi dan motivasi tersendiri dari film ini. Seperti kita harus berfikir terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Karena setiap keputusan yang diambil saat ini, hasilnya akan diperoleh kemudian. Dan setiap keputusan harus dipertanggungjawabkan. Jika kita mengambil keputusan yang benar, tentu akan memetik hasil yang memuaskan. Namun jika mengambil keputusan yang salah, hidup jadi tidak terarah dan hasil juga tidak sesuai harapan.
Dalam mengambil keputusan, juga harus mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Sampai dimana kemampuan kita, apa yang terbaik untuk kita. Sehingga dalam menjalankannya juga akan lebih nyaman.
Selagi masih muda, terus berusaha dan kembangkan kemampuan. Gali potensi diri. Jika gagal, coba lagi jangan sampai menyerah. Manusia hanya dapat berusaha, selebihnya Sang Penciptalah yang menentukan. Kesuksesan adalah hasil dari kerja keras. Tidak ada kesuksesan yang datang sendiri tanpa perantara. Tak ada kata terlambat untuk berjuang dan memperbaiki diri, kecuali jika kita sudah tiada di dunia ini.