Pembicaraan Jaehak dan Minsu tentang Sunhi langsung terhenti saat Ahjumma datang menghampiri mereka. Ahjumma menuangkan soju untuk Jaehak dan Minsu menuangkan soju untuk Ahjumma, mereka pun bersulang dan minum bersama.
Jaehak menasehati Minsu, “Wanita tidak boleh diatur. Wanita lebih realitas daripada pria. Kita (sebagai pria) harus menghormati keputusan mereka (para wanita). Pria hanya jatuh cinta sekali. Dan terlalu emosional. Tapi wanita beda. Wanita jauh lebih baik dari pria. Jangan coba mengatur mereka. Jika ia ingin pergi, jangan menahannya.”
Jaehak meminta Minsu supaya menerima apapun keputusan Sunhi dan jangan terlalu berharap berlebihan. Minsu yang sudah mulai mabuk terus berkata bahwa ia harus terus menggali untuk mengetahui apa yang baik untuk dirinya.
Jaehak tak menyangkalnya dan menasihati Minsu kembali. “Menggali dirimu itu bagus. Tapi kau tidak akan menemukan apa yang kau mau. Kau hanya akan mengetahui apa yang kau tak bisa. Kau akan tahu batas kemampuanmu. Kemudian kau akan mengetahui siapa dirimu. Semua orang bisa membayangkan mau jadi apa mereka. Mengetahui apa yang tidak bisa kau lakukan... Begitulah caramu bisa mengetahui siapa dirimu.”
Namun Minsu tidak memperdulikan nasihat Jaehak dan justru berfikir bahwa Jaehak menganggap dirinya ingin menyerah. Minsu juga menatap Jaehak dengan tatapan marah. Ahjumma membujuk Minsu untuk tak marah dan memintanya untuk minum lagi saja.
Minsu menanyakan alasan Jaehak tak menerima panggilannya dan tak pernah menghubunginya lagi kalau bukan menghindarinya. Namun Jaehak tak menjawabnya dan mengatakan akan memberitahukannya pada waktu yang tepat.
Keputusan Jaehak untuk memikirkan terlebih dahulu baru menceritakannya pada Minsu justru membuat Minsu semakin penasaran. Jaehak tetap pada keputusan awal akan menceritakan lain waktu karena itu adalah sesuatu yang sangat penting meskipun Minsu terus mendesaknya.
Ahjumma meninggalkan Minsu dan Jaehak berdua dan mengatakan akan memutarkan musik. Mereka berdua hanya saling diam.
Lagu yang diputarkan Ahjumma membuat Minsu dan Jaehak terkejut sesaat. Minsu mengatakan bahwa ia pernah mendengar lagu itu sebelumnya. Dan memang benar, lagu itu adalah lagu yang didengar Minsu direstoran setelah ditinggalkan Sunhi.
@@@
Prof. Choi membaca surat rekomendasi yang sedah selesai ia kerjakan sambil menunggu Sunhi. Sunhi datang dengan membawa anggur. Sunhi langsung berkata bahwa ia akan menggunakan surat rekomendasi dari Prof. Choi, ia sempat terkejut ternyata Prof. Choi juga menandatanganinya. Sebagai gantinya, Sunhi memberikan anggur kepada Prof. Choi.
Di lain tempat saat sendiri, Sunhi membaca surat rekomendasi dari Prof. Choi. “Wui Sunhi dulunya adalah mahasiswa perfilman dikelasku. Ia sangat pendiam dan jarang mengekspresikan dirinya. Jadi, ia kesulitan membuat yang lainnya beker jasama dengannya. Ia kelihatan ambisius, tapi kurang keberanian untuk bertindak. Ia pintar dan faham baik tentang film. Ia punya sisi artistik. Dengan adanya kesempatan, ia akan makin kuat dan akan menunjukkan bakatnya yang tersembunyi. Aku rasa ia punya telenta, tapi aku belum bisa memastikannya. Saya berharap pengalamannya di universitas anda adalah kesempatan baginya. Ia mencoba tetap jujur dan apa adanya. Terima kasih karena sudah membaca rekomendasi ini.”
Selesai membaca surat rekomendasi tersebut, Sunhi langsung menghubungi Prof. Choi dan mengatakan ketidak sukaannya dnegan isi surat rekomendasi tersebut yang mengatakan dirinya pendiam, karena itu sama halnya menunjukkan dirinya lemah. Namun Prof. Choi mengatakan bahwa ia menulis surat rekomendasi sesuai yang ia ketahui, dan kejujuran akan sangat dihargai dan disukai diluar negeri.
Sunhi meminta Prof. Choi untuk meluangkan waktu dan membahas hal itu. Awalnya Prof. Choi meminta Sunhi untuk datang keruangannya, namun Sunhi mencari alasan agar ia tak perlu datang keruangan Prof. Choi. dengan berkata akan mentraktir Prof. Choi makan siang di restoran favorit Prof. Choi. Dan Prof. Choi pun menyetujui hal itu.
Sunhi dan Prof. Choi akhirnya bertemu untuk makan siang di restoran masakan korea. Sunhi menanyakan tentang surat rekomendasi Prof. Choi yang mengatakan bahwa dirinya pendiam.
Prof. Choi mengatakan bahwa Sunhi memang pendiam, tapi terkadang ia menarik dan berani. Sunhi jelas protes, karena disurat rekomendasi dituliskan bahwa dirinya tidak bisa mengekspresikan diri.
Prof. Choi beralasan bahwa ia hanya menulisnya selama 30 menit, jadi wajar jika ada kesalahan. Prof. Choi tertawa saat mengetahui Sunhi mengingat semua yang ia tuliskan disurat rekomendasinya. Prof. Choi mengatakan bahwa Sunhi memiliki ambisi yang besar dan berbeda dengan yang lain.
Sunhi kesal, dia berkata ia sama saja dengan yang lain, semua orang tentu mempunyai ambisi.
Prof. Choi mengatakan bahwa ia juga menulis hal yang baik juga. Sunhi pun membenarkan, ia menuturkan bahwa Prof. Choi mengatakan dirinya pintar, memiliki sisi artistik dan idealis. Namun Sunhi mengatakan bahwa dirinya tidak pintar. Sunhi meminta Prof. Choi untuk menambah (waktu menulis) selama 30 menit untuk lebih memperhatika dirinya. Dan Prof. Choi setuju untuk memikirkannya selama satu jam. Namun Prof. Choi ragu apa itu akan menunjukkan hal yang lain. Sunhi tersenyum karena dia juga tidak tahu.
Mereka berdua mulai mengenang masa lalu. Sunhi mengatakan bahwa dulu Prof. Choi menyukainya namun Prof. Choi bersikap dingin saat ia (Sunhi) mendatanginya.
Prof. Choi mengatakan bahwa Sunhi adalah mahasiswa favoritnya, namun Sunhi tak pernah menyapanya.
Sunhi bertanya apa Prof. Choi ingat saat mereka berjabat tangan. Saat musim dingin mereka bertemu diluar perpustakaan dimana Prof. Choi pura-pura ingin tos dengan Sunhi dan Prof. Choi menggenggam tangannya. Sunhi langsung mempraktekkannya dan menggenggam tangan Prof. Choi dengan kuat.
Sunhi menanyakan alasan Prof. Choi menyukainya. Prof. Choi mengungkapkan bahwa ia ingin berada disisi Sunhi selamnya. Prof. Choi kemudian menanyakan apa ia bisa melakukan hal tersebut. Sunhi pun menyetujuinya karena ia juga menyukainya. Mereka pun saling berterima kasih dan saling menuangkan minuman.
Sunhi dan Prof. Choi berjalan pulang dalam keadaan mabuk. Tiba-tiba Sunhi memeluk Prof. Choi, namun Prof. Choi berusaha melepas pelukan Sunhi. Mereka pun melanjutkan langkah mereka yang gontai sambil berpegangan tangan.
@@@
Prof. Choi mendatangi tempat Jaehak. Ia memanggil Jaehak sama seperti cara Minsu memanggilnya sebelumnya. Namun belum sempat Prof. Choi menghubunginya, Jaehak sedah muncul dan menanyakan kepentingan Prof. Choi. Jaehak melarang Prof. Choi keatas (ketempatnya) dan meminta Prof. Choi untuk menunggunya di Cafe Gondry.
Jaehak melihat kepergian Prof. Choi dari tempat tinggalnya yang berada diatas, entah lantai berapa.
Jaehak dan Prof. Choi pun bertemu ditempat yang sudah dijanjikan. Namun kali ini Jaehak tak membiarkan Prof. Choi menunggu lama, tak seperti Minsu yang menunggunya lama hingga 3 jam.
Prof. Choi menanyakan apa Jaehak tak ingin pindah. Karena harga sewa dinaikkan, Jaehak berkata bahwa ia harus pindah ke desa barat. Prof. Choi mengatakan bahwa desa barat adalah tempat yang indah dan dapat melihat matahari terbit disana.
Prof. Choi menanyakan mengapa Jaehak tidak pulang saja, apa istrinya tidak mengatakan sesuatu. Jaehak berkata ia merasa bersalah, namun ia telah pindah sebulan yang lalu.
Saking penasarannya, Prof. Choi menanyakan alasan Jaehak pindah dan meninggalkan istri tercintanya. Namun Jaehak tak memberi alasannya dan hanya mengatakan bahwa ia menyesal.
Prof. Choi mengungkapkan bahwa ia iri dengan Jaehak yang bisa hidup bebas mengikuti perasaannya. Prof. Choi mennyampaikan kutipan terkenal untuk menegaskan ucapannya, “Lebih cepat mencekik bayi dalam buaian dari pada cinta perawat yang tidak terlihat.” Ia berfikir bahwa hidup menuruti kata hati seperti Jaehak sangatlah hebat.
Jaehak pun merasa aneh karena Prof. Choi jarang mengatakan hal yang hebat sebelumnya, ia pun menanyakan apa yang terjadi dengan Prof. Choi.
Prof. Choi pun mengatakan bahwa ia bertemu dengan seorang gadis lagi dan tak bisa berhenti memikirkannya. Namun Prof. Choi tidak mau mengatakan siapa gadis itu meskipun Jaehak memaksanya.
Jaehak meledek Prof. Choi. Prof. Choi bisa menyukai wanita adalah kabar yang menggembirakan. Namun Prof. Choi mengungkapkan bahwa ia belum berpacaran dengannya. Dengan gadis yang selalu membuat jantungnya berdebar setiap kali memikirkannya.
Jaehak meminta Prof. Choi menceritakan bagaimana gadis itu. Prof. Choi mengatakan bahwa gadis itu pintar, pendiam, punya sisi artistik dan baik. Meskipun terkadang kelihatan aneh, namun gadis itu hebat. Prof. Choi mengungkapkan bahwa ia telah bertemu dengan banyak orang, ia lelah dengan gadis yang polos dan pendiam. Tapi gadis ini lain, gadis ini hebat dan berani.
Jaehak menawarkan Prof. Choi untuk minum. Namun Prof. Choi menolak karena harus bertemu dengan seorang profesor. Dan mereka berencana untuk minum bersama lain waktu.
@@@
Sunhi sedang menikmati kopinya di luar cafe. Ia melihat Jaehak diseberang jalan dan memanggilnya. Jaehak pun menghampirinya. Mereka saling mengatakan bahwa mereka kurusan, namun masing-masing dari mereka mengatakan bahwa mereka masih sama seperti dulu.
Awalnya Jaehak akan memesan kopi juga. Karena Sunhi menanyakan apa Jaehak akan mentraktirnya minum, akhirnya Jaehak memintanya untuk segera pergi saja jika ingin minum dan tak perlu berada disana.
Jaehak pun membawa Sunhi ke cafe langganannya, Cafe Arirang. Disana ia minum bersama Ahjumma dan sudah banyak botol minuman terbuka. Ahjumma menawarkan diri untuk memesan ayam. Ahjumma juga memuji Sunhi yang berwajah cantik. Sunhi pun gantian memuji Ahjumma yang menawan.
Jaehak datang dan Ahjumma mengatakan bahwa mereka memesan ayam. Jaehak pun menyetujui hal itu.
Jaehak mengatakan bahwa Ahjumma sangat senang dengan semua hal yang berhubungan dengan ayam. Ia juga mengatakan bahwa saat ia bersama Munsu disana, Ahjumma juga memesan ayam. Sunhi pun terkejut karena ternyata Jaehak bertemu dengan Munsu yang menceritakan bahwa Munsu dan Sunhi telah bertemu lagi.
Sunhi mengatakan bahwa mereka hanya kebetulan bertemu. Namun Jaehak mengatakan bahwa Munsu bilang padanya kalau Sunhi lah yang mendatangi Munsu.
Sunhi pun jadi kesal. Jaehak tak begitu menanggapinya. Ia mengatakan bahwa Munsu sepertinya masih mencintai Sunhi. Sambil membelai rambut Sunhi, Jaehak mengatakan bahwa Munsu adalah pria yang baik, dewasa dan sopan.
Sunhi tak mempedulikannya. Ia mengatakan bahwa ia tak ingin berkencan lagi. Ia hanya ingin belajar dan lainnya. Ia juga akan pindah ke pelosok dan meninggalkan semuanya. Ia akan pindah ketempat ibunya. Jaehak tertawa lebar saat Sunhi menanyakan apa ia harus bertani. Karena Jaehak fikir, Sunhi tidak akan bisa bertani. *LOL.
Sunhi pun bertanya apa yang seharusnya ia lakukan. Jaehak mengatakan bahwa semua yang dilakukan Sunhi, belajar hanyalah alasan.
Komentar:
Apa alasan Sunhi sebenarnya? Dan apakah alasan Jaehak sesungguhnya? Nasihat apa lagi yang akan Jaehak sampaikan? Tunggu di Part 3.