@@@
Jeong Seon kembali dikunjungi. Kali ini yang mengunjunginya adalah Seok Joo. Sebelum Seok Joo berbicara lebih, Jeong Seon memintanya untuk tidak mencoba membujuknya.
Seok Joo menjelaskan bahwa semuanya tidak sesederhana pemikiran Jeong Seon selama ini. Jeong Seon tidak hanya akan dipenjara selama 2-3 tahun. Pengadilan akan memperlakukan Jeong Seon berbeda dengan keluarga konglomerat pada umumnya. Pihak kehakiman akan menunjukkan sikap dan memperlakukan kasus Jeong Seon dengan tangan besi.
Semua yang diucapkan Seok Joo dianggap angin belaka oleh Jeong Seon. Jeong Seon masih tetap pada keputusan awalnya.
Jeong Seon yang awalnya sudah berdiri bersiap untuk pergi, duduk kembali saat Soek Joo mengeluarkan bukti bahwa Bank Nasional Filipina yang seharusnya sudah diambil alih Jeong Seon, ternyata situs resminya berada di Korea. Semua yang terjadi bukanlah seperti apa yang diketahui Jeong Seon. Jeong Seon terkejut mengetahui kenyataan itu. Ia semakin tercengang saar Seok Joo mengatakan bahwa Jeong Seon bisa jadi dipenjara lebih dari 10 tahun. Seok Joo menanyakan apa Jeong Seon tetap akan menjadi kambing hitam setelah mengetahui hal itu. Jeong Seon menanggapinya dengan dingin dan mengatakan bahwa ia akan memberitahukan hal tersebut kepada Pengacaranya.
Sebelum Jeong Seon melangkah pergi, Seok Joo mengutarakan apa yang ada dibenaknya, “Jika seseorang mau menanggung kesalahan mereka dengan sedikit imbalan, untuk apa mereka menggunakan dana rahasia mereka demi mengurangi masa hukuman orang tersebut?”
Jeong Seon mengatakan bahwa Seok Joo berubah setelah hilang ingatan. Ia menegaskan bahwa itu adalah urusannya dan masalah keluarganya. Jadi Soek Joo tidak perlu merasa bertanggung jawab.
Seok Joo masih terus berusaha mencari informasi hingga larut malam.
@@@
Jeong Seon duduk di pojok sel dan memandangi jarinya yang sebelumnya tersemat cincin pertunangannya. Ucapan Seok Joo yang terus terngiang dalam fikirannya.
Sampai pagi Jeong Seon tetap tidak tidur. Ia begitu frustasi memikirkan apa jadinya jika ia harus dipenjara selama lebih dari 10 tahun.
Ji Yoon menyaksikan berita yang menyiarkan tentang Grup Yurim. Kasus semakin rumit. Ji Yoon bertanya kepada seniornya yang ada disana, “Pak, kudengar investor bisa mendapatkan uangnya kembali setelah terjual, tapi kenapa mereka menghentikan penjualannya (penjualan Grup Yurim).”
Namun pertanyaannya tak dijawab oleh seniornya melainkan dijawab oleh Sang Tae. “Karena pembangkit daya listrik adalah aset nasional yang penting, jadi hanya memiliki hak tanpa kemampuan untuk menjalankan dan menjualnya kepada orang lain seharusya sejak awal tidak layak memilikinya.”
Karena bayaran Firm CHA yang sangat tinggi dan karena pihak mereka sudah mewakili Yurim, maka tidak akan bisa menangani kasus seperti itu, karena akan menyebabkan perwakilan ganda.
Sang Tae melihat Seok Joo yang masih sibuk bekerja. Sang Tae pun pergi menghampirinya. Sementara Ji Yoon mendapat pesan dari Ae Seok yang mengatakan bahwa ia akan berkonsultasi untuk menyewa pengacara dan meminta Ji Yoon untuk datang. Ji Yoon hanya dapat mendesah untuk mengabulkan permintaan Bibinya.
Ae Seok dan Ji Yoon konsultasi dengan seorang pengacara entah dari firma mana. Awalnya pengacara tidak begitu memperdulikannya. Namun setelah tahu bahwa Ji Yoon adalah pengacara yang bekerja di firma CHA, sang pengacara mulai serius. “Dengan deposit 5juta won dan biaya kontingensi sebesar 5 juta won, meski kau dapatkan kembali 30juta won, mereka harus punya aset untuk dikembalikan padamu. Meski kau menerima 50% dari keputusan pengadilan, hanya akan sejumlah 15 juta won. Kau akan tetap melakukannnya?”
Dan tentu saja Ae Seok tidak mau melakukan hal itu. Karena itu tidak sepadan dengan uangnya yang telah hilang. Ji Yoon menyarankan supaya Ae Seok lebih fokus pada tokonya saja dari pada fokus pada gugatan.
@@@
Sang Tae tetap membantu Seok Joo untuk mencari informasi meskipun Seok Joo menyuruhnya pulang. Sang Tae tak menghiraukan perintah Seok Joo karena ia tak punya istri yang menunggunya dan tak memiliki anak yang harus ia urus.
Sang Tae mengungkapkan pemikirannya tentang kasus tersebut, “Tapi masih ada satu mata rantai yang hilang. Begitu mata rantai itu patah, mereka mungkin masih bisa mendapatkan Yurim securities, tapi untuk mendapatkan Yurim Cement kembali...”
Belum sempat Sang Tae menyelesaikan ucapannya, Seok Joo nampaknya telah menemukan mata rantai yang hilang itu. “Dibawah Yurim Securities ada anak perusahaann bernama TJ.”
Sang Tae pun melihat informasi yang ditemukan Seok Joo, “Mereka memiliki semua saham Yurim Cement yang terbagi dalam perusahaan tersebut, dan mereka menerbitkan surat berharga dengan saham sebagai jaminannya. Meski demikian, begitu mereka menyatakan pailit, mereka harus dihukum dengan pengurangan modal. Jika merugi hingga 40% mereka akan kehilangan posisi mereka sebagai pemegang saham utama.”
Seok Joo tak mengingat apa yang telah ia sarankan sebelumnya hingga terjadi kasus ini. Namun Seok Joo merasa bahwa Ia telah merancangnya. Seok Joo pun memutuskan untuk pergi, menurutnya lebih baik untuk datang sendiri dan melihat kejadian langsung pada sidang untuk mengetahui kebenarannya.
@@@
Didalam sel penjara, Ji Yoon medapatkan surat kabar yang diantarkan oleh petugas. Rekan se selnya menggunjingkannya. Ji Yoon tercengang saat membaca surat kabar tersebut. Pada surat kabar tertulis, “Departemen Perdagangan, Industri, dan Energi mengumumkan pelarangan atas penjualan Yurim Energy.”
Kata-kata Seok Joo pun kembali terngiang dibenaknya.
Presdir Kwon juga membaca berita yang sama. Keterkejutannya disembunyikan karena kedatangan Seok Joo.
Seok Joo memberitahukan bahwa Jeong Seon akan dipenjara selama 10 tahun jika tetap seperti ini. Karena desakan dari Seok Joo, akhirnya Presdir Kwon mengatakan sebagian yang ia tahu. Ia yakin bahwa sebagian uang pasti masuk kedalam kantong pribadi dari anak-anaknya. Namun Presdir Kwon tidak tahu pasti siapa yang melakukannya.
Seok Joo memberitahukan bahwa pelaku sebenarnya adalah orang dari luar negeri yang menawarkan uangnya dan menyarankan menggunakan uang itu untuk membeli saham kembali. Dan jika kejaksaan melanjutkan penyelidikan, maka hanya akan menemukan jalan buntu.
Salah satu putra Presdir Kwon datang. Ia langsung mematung saat melihat ada Seok Joo disana. Presdir Kwon memintanya untuk menunggu diluar dulu.
Seok Joo melanjutkan ucapannya. Bahwa jika menyangkut penipuan satu-satunya jalan adalah dengan membayar.
Komentar:
Membuat sinopsis episode kali ini, baru sepertiga saja sudah membuat pusing. Benar-benar dibutuhkan kejelian. Akhirnya aku memutuskan untuk membuatnya menjadi 3 bagian. Semoga kalian tidak terganggu dengan keputusanku kali ini.
Terima kasih.