Sebelumnya di part 1.
Setelah Seok Joo keluar, kedua putra Presdir Kwon dan wakil CEO Cha masuk menemui Presdir Kwon. Wakil CEO Cha menanyakan apa Seok Joo datang untuk meminta Jeong Seon dibebaskan. Salah satu putra Presdir Kwon memberi saran untuk menerima dana dan bahkan usulan akuisisi dari Taiwan, dari keluarga istrinya. *Diakah pelakunya? Di part sebelumnya kan Seok Joo mengatakan bahwa orang yang menawarkan uang dan menyarankan untuk membeli saham dengan uang itu, maka ialah pelakunya.
@@@
Di pengadilan sidang sedang dilaksanakan. Memulai putaran pertama pertemuan pihak-pihak terkait mengenai kepailitan Yurim Cement. Yang mana pailit itu diajukan karena hutang yang sangat besar.
“Evaluasi aset Yurim Network menunjukkan bahwa nilai untuk mempertahankan bisnis adalah 144.8 juta won yang mana lebih tinggi dari nilai likuidasi sebesar 121.9 juta won.”
Banyak peserta yang hadir dalam sidang langsung berbisik-bisik. Yang mana kebanyakan yang hadir adalah korban.
“Nilai untuk mempertahankan Yurim Cement adalah sekitar 150 juta won, dan nilai likuidasi sekitar 90 juta won. Berdasarkan nilai untuk mempertahankan, perbandingan hutang adalah 90%. Berdasarkan likuidasi, 82%.”
Flashback:
Presdir Kwon mengatakan bahwa Seok Joo sudah memperkirakan semua yang terjadi. Semua yang mendengarnya terkejut. Presdir Kwon menambahkan bahwa Seok Joo sudah tahu bahwa dana yang disimpan diluar negeri akan segera dibawa kembali. *Hemm.. mungkinkah mereka semua terlibat dan sengaja menjadikan Jeong Seon sebagai kambing hitam.
Flashback End.
Seok Joo juga mendatangi persidangan tersebut. Ia memperhatikan jalannya sidang dengan seksama.
Seorang Ahjumma memberikan pernyataannya dan sebagian besar yang mendengarkannya merasa iba selain keluarga Kwon. “UANG ITU ADALAH HARGA NYAWA SUAMI SAYA. NYAWA SUAMI SAYA BERHARGA! DIA BEKERJA KERAS DI LOKASI PEMBANGUNAN, SELALU MEMBAWA BEBAN DI PUNGGUNGNYA, SETELAH DIA MENINGGAL, SAYA MENERIMA UANG ITU! Meski orang kayanya menganggap itu jumlah kecil, tapi itu adalah kompensasi yang saya terima karena suami saya meninggal. Bagaimana saya bisa terus hidup setelah menghilangkannya dan anak-anak saya terpaksa berhenti sekolah? Saya hanya membeli apa yang mereka rekomendasikan. Saya fikir sama saja. Yang lain mendapatkan 80%, kenapa kami hanya 17%? Dan bahkan dibagi dalam waktu lebih dari 10 tahun. APA MAKSUDNYA, BUKANKAH SAMA SAJA DENGAN MENYURUH KAMI UNTUK MATI?”
Sekarang adalah pernyataan dari dua saudara yang juga menderita dikarenakan oleh Yurim. “Bagi orang yang tidak berpendidikan, yang tidak mengerti apa itu surat berharga, mereka bilang bunganya tinggi dan sama dengan tabungan rencana. Siapa yang akan membayangkan bahwa seseorang yang bekerja untuk perusahaan yang ternama akan mennipu seperti ini?”
Ditengah pernyataannya, kakaknya yang duduk dikursi roda melepaskan kaki palsunya dan membuat peserta tercengang dan juga merasa iba.
“Dia kakak saya. Dia kehilangan kakinya dalam kecelakaan mobil. Setelah kehilangan sisa dari kompensasinya, dia kehilangan kemampuan berbicara karena terguncang. Dengan keterbatasannya, apakah dia mampu untuk bekerja? Kami datang kesini mempercayai bahwa hakim-hakim terhormat yang hadir disini akan merubah situasi ini.”
Seok Joo yang awalnya duduk langsung berdiri saat melihat banyak sekali lembaran petisi yang ditujukan untuk pengurangan modal Yurim Cement.
Seok Joo keluar dari ruang persidangan. Diluar ada banyak orang yang juga adalah koran menyaksikan jalannya persidangan melalui layar televisi disana. Ia memperhatikan orang-orang disekelilingnya yang tampak memprihatikan. Tiba-tiba ada seorang pria menghampirinya dan memberikannya sejenis selebaran.
Ae Seok menghampiri Seok Joo dan mengenalinya sebagai pengacara tetangga Ji Yoon.
Seok Joo dan Ae Seok duduk bersama dan berbicara tentang situsi yang tidak menguntungkan.
Sang Tae bertemu dengan Seok Joo di gedung pengadilan. Seok Joo dan Sang Tae merasa penasaran, karena mereka adalah korban dari perusahaan lain
Ae Seok langsung bangkit. Seok Joo menjelaskan jika semua menulis petisi, bahkan dari perusahaan lain, maka jika kreditor mendapat lebih, maka pemegang saham tidak akan mendapat banyak.
Ae Seok terperangah karena petisi yang dilakukannya saat ini tidaklah menguntungkan. Sang Tae menjelaskan bahwa jika saham pemilik saham turun dari 50% menjadi 20%, artinya hak istimewa pemegang saham utama.
Ae Seok memberitahukan bahwa mereka melakukan petisi ini, setidaknya ada yang mereka dapatkan. Mereka sangat sengsara karena kejadian itu, kehilangan rumah, keluarga berantakan.
Sang Tae mendesah apakah ini yang dimaksud mata rantai oleh Seok Joo, dengan menciptakan korban individual. Seok Joo juga tidak habis fikir jika orang dari perusahaan lain juga membuat petisi.
Kedua putra Presdir Kwon dan pengacara berjalan dengan rasa penuh kemenangan. Meskipun Gyeong Chul awalnya tidak mengerti dengan rencana Seok Joo, namun ia menyadari sekarang bahwa prediksi Seok Joo selalu tepat. *Jadi semua yang terjadi saat ini adalah rencana dari Seok Joo sebelum amnesia.
Seok Joo yang berjalan keluar, menghampiri keluarga Kwon. Gyeong Chul mengucapkan terima kasih atas rencana Seok Joo yang bekerja sempurna. Seok Joo tidak terlihat senang akan hal itu, namun ia sudah mempunyai rencana berikutnya.
Seok Joo memberitahu Sang Tae bahwa Seok Joo telah memberitahukan semua yang ia ketahui kepada Keluarga Kwon. Ia ingin melihat usaha apa yang akan mereka lakukan untuk membebaskan Jeong Seon. Seok Joo tersadar bahwa Keluarga Kwon hanya mementingkan uang semata, bukannya keluarga mereka.
Sang Tae terkejut, apa mungkin yang dimaksud Seok Joo adalah membiarkan Jeong Seon tetap didalam penjara asalnya mereka tetap bisa mempertahankan uang mereka.
Ae Seok datang ke rumah Ji Yoon dengan membawa banyak belanjaan. Ia mengatakan bahwa ia pergi ke pengadilan, dan ternyata masih banyak orang yang lebih menyedihkan daripada dirinya. Ae Seok mengatakan bertemu dengan pengacara tetangga (Seok Joo) dan pengacara audisi (Sang Tae). Ae Seok memberitahu Ji Yoon bahwa Seok Joo dan Sang Tae turut prihatin dengan nasib oara korban. Ji Yoon mengatakan bahwa tak ada gunanya khawatir, karena mereka tudak akan membantu. Ji Yoon juga mengatakan bahwa Seok Joo akan bertunangan dengan cucu pemilik Perusahaan tersebut.
Ae Seok terkejut mendengar hal itu. Namun ia terlanjur memberitahu mereka tentang petisi, tapi Ae Soek bertanya-tanya mengapa Seok Joo dan Sang Tae menentang petisi-menulis. Petisi hanya akan membantu Yoorim bangkit kembali.
Ji Yoon menyebut bibinya naif. “Bibi, saat aku masih kuliah, kau bilang rajin belajar agar mendapat pekerjaan yang bagus, menghasilkan banyak uang dan menikah. Kenapa semua orang berfikir demikian, setelah lulus ujian, banyak wanita berbaris untuk menikah dengan keluarga kaya, demi status. Itu sebabnya pandai disekolah. Apa kau pernah melihat orang tua yang menyuruh anaknya rajin belajar untuk membantu yang miskin dan tidak berpendidikan? Mereka membesarkan anak-anaknya seperti itu, namun anak-anak yang lain juga rajin belajar.” *Inilah yang perlu direnungkan. Bagaimana anak tumbuh itu tergantung didikan dari orang tua dan orang-orang disekitarnya.
Ji Yoon mengaku, bahwa ia mengetahui hal tersebut setelah ia magang. Kemudian ia melirik jam tangan Soek Joo. Ae Soek penasaran dengan siapa pemilik jam tangan yang jam tangannya masih Ji Yoon simpan.
Seok Joo memberi makan Khan dengan penuh kasih sayang.
Seok Joo yang akan mengajak Khan jalan-jalan berpapasan dengan Ji Yoon yang baru keluar dari lift. Ji Yoon turut senang karena Seok Joo telah berhasil menemukan anjingnya. Ji Yoon pamit. Seok Joo menghentikannya dengan ucapannya tentang Bibi Ji Yoon yang membeli surat berharga Yurim.
Ji Yoon pun berbalik dan bertanya kepada Seok Joo tentang keyakinan Seok Joo bahwa kebenaran sejati adalah yang terpenting. “Bisakah kebenaran berubah tergantung keadaan? Jika itu adalah wanita yang akan kau nikahi, apakah akan berubah?”
Tanpa mendengar jawaban dari Seok Joo, Ji Yoon langsung meninggalkannya. Ji Yoon tampak memikirkan ucapan Ji Yoon. Namun dari awal ia sudah berniat untuk mengungkap pelaku sebenarnya, bukannya sekedar memihak atau membela tunangannya.
Didalam ruang kantornya, Seok Joo membaca koran yang mengabarkan bahwa “Taiwan Tayoo Securities tertarik mengambil alih Yurim Securities, sebuah cara baru perusahaan asing?” Seok Joo langsung menghubungi Presdir Kwon namun asistennya mengatakan bahwa Presdir Kwon dirawat dirumah sakit dan sementara tidak dapat dijenguk.
Wakil CEO mengatakan pada CEO Cha bahwa Presdir Kwon dirawat dirumah sakit hanyalah alasan agar tidak diganggu. Ia juga melaporkan bahwa Seok Joo telah sepakat dengan sebagian pihak lawan. Seok Joo meminta menaikkan rasio pembayaran untuk membebaskan Jeong Seon. Wakil CEO mengatakan bahwa klien mereka adalah Presdir Kwon dan Gyeong Chul bukannya Jeong Seon.
Wakil CEO menanyakan tentang perilaku aneh Seok Joo akhir-akhir ini. CEO Cha pun akhirnya mengungkapkan bahwa Seok Joo hilang ingatan karena kecelakaan yang dialaminya. Wakil CEO pun terkejut mengetahuinya. CEO Cha menambahkan, meskipun Seok Joo hilang ingatan, namun Seok Joo tidak kehilangan kemampuannya.
CEO Cha khawatir Seok Joo akan memutuskan untuk mewakili kelompok korban, karena dia telah mencoba untuk menebus semua kesalahan masa lalunya saat ini. Dan yang membuat CEO Cha penasaran adalah apakah Seok Joo telah membuka semua kartunya kepada orang lain. *Saya bantu jawab ya CEO Cha, Seok Joo sudah memberitahukan kartunya kepada keluarga Kwon.
Seok Joo menghampiri Wakil CEO yang keluar dari ruangan CEO Cha. CEI Cha memperhatikan mereka dari dalam ruangannya. Wakil CEO tidak memberitahukan informasi sedikitpun kepada Seok Joo tentang Yurim, karena informasi kliennnya bersifat tertutup.
Seok Joo kembali mengunjungi Jung Seon dengan informasi yang lebih lanjut. Ia memberitahukan bahwa Presddir Kwon telah dirawat di rumah sakit tapi mungkin sengaja. Ia juga memberitahukan bahwa Ketua Kwon sebenarnya tahu siapa pelakunya namun sengaja menutupinya.
Jeong Seon terkejut saat mengetahui biaya terjualnya Yoorim Energy hanya 300juta won, padahal hutangnya lebih dari 1 triliun won. Seok Joo berharap bahwa jaksa akan menemukan sesuatu yang mencurigakan, tetapi jika mereka tidak menemukannya, Jung Seon akan dituntut sebagai kambing hitam untuk semua yang terjadi.
Seok Joo menunjukkan berita tentang Taiwan Tayoo Securities ingin mengambil alih Yurim Securities dengan harga 270 juta won. Setelah transaksi selesai, semua saham Yurim akan ditransfer ke Tayoo Securities, dan akan menjadi pemegang saham utama Yurim Srcurities dan Yurim Cement hanya dengan 270 juta won. Terlebih lagi hutang lebih dari 2 trilliun won dihapus karena pengajuan pailit.
Seok Joo menanyakan apa ada anggota keluarga yang memiliki kerabat di Taiwan. Jung-seon ingat bahwa istri paman keduanya adalah dari Taiwan, dan semuanya menjadi masuk akal. Seok Joo mencoba meyakinkan Jung Seon untuk keluar dari situasi ini, tapi Jeong Seon masih tampak ragu-ragu.
Seok Joo menyarankan Jeong Seon untuk mengatakan kebenaran di pengadilan, dan ia akan mengubah tuduhan kepada pamannya. Dan juga ia akan mencoba bernegosiasi untuk menyelamatkan perusahaan.
Seok Joo sekali lagi kecewa pada dirinya sendiri yang ternyata dirinya dulu adalah orang yang mengerikan. Sebelum Seok Joo berjalan keluar dari ruang kunjungan, Jung-seon meminta maaf kepadanya.
Bersambung ke Part 3.
Komentar:
Dunia ini akan terus mengerikan jika kebenaran selalu ditutupi dengan uang. Dimana uang adalah yang merajai segalanya. Orang kaya selalu ada diatas angin sampai kebenaran yang sesungguhnya terkuak. Orang miskin selalu menderita dan semakin sengsara karena hidup mereka seperti tidak dihargai. Berusaha, bekerja untuk menjadi kaya, menjadi berjaya, boleh-boleh saja, namun tetap ingat norma dan tetapi norma-norma tersebut.