lass="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
Episode 3
Tanda Jiwa
Dua orang pria sedang syuting Program internet LIVE, “Pemburu Hantu”. Sebelumnya di tempat yang mereka jadikan sebagai tempat syuting ada kasus pembunuhan dan dikabarkan sering muncul hantu. Mereka berdua berbicara di depan kamera secara bergantian. Kemudian pria gemuk berjalan duluan menaiki tangga dan diikuti rekannya yang membawa kamera.
Kedua pria itu menaiki tangga dengan perasaan takut. Ketika menaiki tangga, pria yang memegang kamera terkejut saat melihat sosok wanita melalui kameranya. Dia bertanya kepada pria gemuk apakah melihat sesuatu. Dan dijawab tidak oleh pria gemuk dan bertanya apakah dia takut?
Di dalam gedung itu lampu mati nyala mati nyala. Tiba-tiba muncul wanita yang sedang mengawasi mereka berdua. Mereka berdua terkejut saat ada sepeda kecil yang bergerak sendiri. Pria gemuk mengatakan, “Nanti pemirsa mengatakan lagi kalau ini palsu. Tolong tutup mulutmu. Ini semua nyata. Program kami tidak memanipulasi apapun, 100% nyata. Lagian ini adalah siaran langsung.”
Kedua pria itu berjalan kembali. Keduanya ketakutan saat tiba-tiba lampu padam. Pria gemuk meminta rekannya untuk segera mengganti kameranya. Mereka sampai ditempat yang pintunya diberi garis polisi. Pria gemuk akan membuka pintunya dengan kunci yang ia bawa. Keduanya terkejut dan ketakutan. Tiba-tiba pintunya terbuka dengan sendirinya. Pria yang membawa kamera meminta untuk pindah ketempat lain. Tapi pria gemuk mengingatkan bahwa kedatangan mereka adalah untuk bertemu hantu.
Keduanya masuk ke ruangan itu. Pria gemuk meminta rekannya untuk merekam semuanya. Pria gemuk memaparkan, “Pemirsa. Noda darah ini masih belum dibersihkan. Jelas masih tertempel disini.”
Ditengah-tengah pemaparannya rekannya berteriak terkejut dan ketakutan karena ada seseorang disana dan tertangkap kamera. Pria gemuk menoleh dan tidak ada siapa-siapa. Dia memarahi rekannya dan melarangnya berbicara omong kosong. Tiba-tiba kotak musik disampingnya berbunyi dan mengejutkan keduanya.
Hantu wanita itu menampakkan diri sehingga membuat keduanya lari ketakutan. Mereka keluar dari ruangan itu. Kamera mereka terjatuh saat mereka lari. Dan terlihat kaki hantu itu berjalan kearah kamera dan kameranya langsung mati.
Di kantor pusat. Na Yeong menyentuh cincin Ketua Byun. Tidak ada yang terjadi. Dia penasaran, “Ini tidak berguna sama sekali. Ini tidak berguna karena cincinnya berbeda atau karena orangnya yang berbeda?” Na Yeong pergi meninggalkan Ketua Byun.
Sun Woo dan Cheo Yong kembali dari tugas. Melihat mereka Ketua Byun langsung berdiri dan mendekat. “Aigoo, dimana Chu Young Min? Kenapa kalian kembali dengan tangan kosong? Kenapa kau (Cheo Yong) berdiri melongo disana? Jika kau ingin melakukan apapun yang kau mau, pergi saja. Kalian fikir ini tempat istirahat dimana kau bisa datang ketika kau butuh istirahat. Jangan pernah berfikir kembali sebelum kau menangkap Chu Young Min, faham?” Manajemen kasus yang ada disampingnya mengingatkan dengan berbisik, “Apa itu tidak berlebihan?” Staf Keamanan memberi isyarat ke Sun Woo dan Cheo Yong. Ketua Byun terdiam melihat mereka.
Sun Woo mengatakan bahwa Chu Yeong Min sudah ditangkap.
Ketua Byun bertanya dengan polos, “Sudah ditangkap? (dijawab dengan anggukan oleh Sun Woo) Chu Yeong Min ditangkap.”
Ketua Byun tertawa dan berjalan mendekati Che Yong. “Jika kalian menangkapnya, seharusnya bilang padaku. Dimana Chu Yeong Min? Di mobil? Di penjara?”
Sun Woo menjawab, “Di rumah sakit. Mereka bilang untuk sembuh total, itu butuh sepuluh minggu.”
Ketua Byun tergagap, “Sepuluh minggu? (dia berteriak lagi) Apa kau menembaknya. (Cheo Yong menjawab tidak) Kau menabraknya? (dijawab tidak lagi). Kan sudah aku katakan. Kau jangan buat masalah. Ini karena aku memintamu tidak cukup sopan ya? Lalu haruskah aku sujud dan berlutut padamu? Baik aku akan berlutut.”
Sun Woo mencegahnya, “Ketua.”
Cheo Yong menunjukkan tangannya yang diperban, “Aku sudah mencoba yang terbaik.”
Ketua Byun mendesah dan memegangi kepalanya, “Aduh. Darah tinggiku. Hei, apa yang kau (Sun Woo) lakukan, hah? Bukankah sudah kubilang untuk mengawasi pria gila ini. Jangan biarkan dia membuat masalah.” Sun Woo meminta maaf.
Ketua Byun berteriak, “Kau ini....” kata-katanya terpotong. “Malam ini kita pesta. Semuanya harus ikut. Faham? Terutama kau, pria gila. Ini pesta penyambutanmu.”
Ketua Byun kembali ke tempatnya. Cheo Yong dan Sun Woo juga duduk. Jong Hyun langsung bertanya kepada Sun Woo, “Itu. Kau kelihatannya agak kacau. Kau mau aku bicara dengan ketua? Untuk bekerja sama lagi denganku? Tapi Sun Woo tak menyetujui usulnya. *Poor Jong Hyun. Ditolak lagi oleh Sun Woo*
Jong Hyun melanjutkan, “Polisi Ha, kau sudah menjadi orang yang sangat istimewa ke selatanmu, dan ke utara, dengan orang itu malah sebaliknya.”
Na Yeong berkomentar, “Orang istimewa? Orang yang bisa melampaui hidup dan mati? Itu alasan kenapa aku hanya bisa merasuki eonni.”
Na Yeong mencoba menyenyuh cincin Sun Woo. Melihat itu Che Yong langsung bangkit dan berteriak, “Hei Goppiri! (Bocah SMA)”. Semua orang menatapnya bingung, karena disana tidak ada siswa SMA. Na Yeong bilang bahwa dia hanya bercanda. Sun Woo menunjuk dirinya sendiri. Cheo Yeong bilang bukan dia kemudian duduk kembali.
Ponsel Sun Woo berbunyi, dan tanpa sengaja jari Na Yeong yang belum berpindah bersentuhan dengan cincin Sun Woo. Na Yeong kembali masuk ke tubuh Sun Woo dan Cheo Yong juga merasakannya. Sun Na dan Cheo Yong saling bertatapan. Sun Na langsung mengalihkan perhatiannya membaca berkas yang ada disana.
Waktu istirahat. Cheo Yong langsung menarik Sun Na dan mendorongnya ke dinding. Sun Na kesakitan dan memegangi kakinya. Cheo Yong menyuruh Na Yeong keluar dari tubuh Sun Woo. Sun Na mencobanya tapi tak bisa. Disaat itu ada seorang ahjussi yang meminta bantuan kepada Cheo Yong untuk membuktikan bahwa ia tak bersalah.
Setelah ahjussi itu dibawa petugas pergi, Sun Na berlagak seperti Sun Woo, “Kasus pembunuhan disengaja. Hasil pertengkaran dari suami istri. Sidik jarinya ada di pisau dan ada cukup banyak motif kejahatan dan para sakasi yang melaporkan. Dia sampai dikejadian dengan darah yang menempel di didirinya. Tidak peduli seberapa kali menyangkal itu tak akan berguna. Tapi dia tetap saja mengaku tidak bersalah.”
Cheo Yong menatapnya. Sun Woo bertanya mengapa Cheo Yong melihatnya seperti itu, apakah ada sesuatu diwajahnya. Cheo Yong memperingatkannya, “Kau ingin mati?” Sun Na berkata, “Sudah pernah. Aku tidak bisa keluar. Sepertinya ini tidak bisa seenaknya keluar.”
Di tengah-tengah pembicaraan mereka, para staf akan keluar dan melihat mereka. Jong Hyun bertanya apakah mereka tidak ikut. Cheo Yong mengingatkan Sun Na agar tidak berbicara macam-macam. Tapi Sun Na tidak memperdulikannya kerena dia melihat Min Jae. Dia langsung berlari ke arah Min Jae dan merangkul tangannya. Min Jae terkejut mendapatkan perlakuan itu.
Dan pesta dimulai. Ketua Byun dan Sun Na sudah mabuk. Sun Na yang mabuk masih mencampurkan minuman-minuman yang ada disana menjadi satu wadah lalu meminumnya. Semua orang heran melihat kelakuan Sun Na.
Di dalam mabuknya Ketua Byun berbicara yang ditujukan kepada Cheo Yong, “Hei, kenapa kau tak berubah sediikitpun selama tujuh tahun ini hah? Kalian harus mengerti apa tempat yang mengerikan di dunia ini. Kau faham? Apa yang aku maksud hah?”
Sun Na berulah. Cheo Yong mempeingatkannya karena sudah mabuk. Sun Na membahntah, “Hei Ahjussi. Mengapa kau seperti ini? Aku tidak mabuk sama sekali!” Dia berbicara dengan nada tinggi.
Ketua Byun membenarkannya, “Benar, harus seperti itu. kau harus tegas terhadap orang seperti itu.”
Sun Na mencari perlindungan, “Karena hanya hal kecil saja, dia sampai ingin membunuhku! Bagiku ini masih belum apa-apa sebelum dihajarnya. Aku gadis yang lemah.”
Semuanya langsung menatap kearah Cheo Yong dengan geram dan memakinya, menyalahkannya, membandingkan dengan diri mereka sendiri, de el el.
Jong Hyun melerai mereka. Dia menayangkan berita dimana dia diwawancarai tentang kasus pembunuhan. Tapi dia tak muncul disana. Rekannya mengejeknya, dia tak muncul disana karena dia gagap. Sun Na dan Cheo Yong melihat hantu wanita disana. Cheo Yong memberi isyarat kepada Sun Na untuk tak berbicara apapun.
Sun Na merasa mual dan memuntahkan isi perutnya di luar. Cheo Yong mengikutinya. Cheo Yong menunjukkan tangannya dan bertanya apa yang harus dia lakukan untuk mengeluarkannya. Melihat itu Sun Na ketakutan dan berteriak-berteriak minta tolong. Dia berlari ke tengah jalan dan terjatuh. Cheo Yong mendesah melihatnya. *Apa lagi yang dilakukan Cheo Yong* Cheo Yong harus menggendong Sun Na. Dia mencoba menghentikan taksi namun taksi tak berhenti. Tak ada pilihan lain selain dia harus menggendong Sun Na.
Di atas gendongan Cheo Yong berteriak-berteriak dan berjingkrak-jingkrak minta ke ronde dua yaitu ‘karaoke’ membuat Cheo Yong kepayahan.
Sun Na bercerita dan ditengah-tengah cerita dia berubah wujud menjadi Na Yeong, “Ahjussi. Sebelumnya aku sangat kesepian. Tapi sekarang, tidak lagi. Baguslah.”
Cheo Yong memintanya diam, “Kau fikiraku akan baik padamu, karena berkata seperti itu?
“Sepanjang hari kejam denganku. Bebar-benar sial. Selalu saja marah. Dan juga.. dan pokoknya, aku senang kau berada disini. Jika memberikan Min Jae Oppa kerjaan berat. Kau tahu apa yang akan terjadi padamu hah.”
Cheo Yong kesal karena Na Yeong tak dapat dibiarka dan juga tak kunjung ada taksi.
Cheo Yong tiba di rumah dengan lelah. Dia menidurkan Sun Na dikursi. “Dia kecil tapi dia sangat berat.”