“Aku mencintaimu,,,, Putra” Lirih Faridha
namun bisa didengar cukup jelas oleh Rajatha
“Nona” Panggil Rajatha lembut yang kini sudah berada disamping Faridha
“Pu-Putra??”
^^^
“Ka-Kau?” Tanya Faridha pada Rajatha bingung
Rajatha yang sudah berada dekat dengan Faridha, menggenggam sebelah tangan
Faridha dengan erat, satu tangannya lagi mengusap pipi Faridha dan menghapus
air matanya, Rajatha sudah tidak ingin lagi merahasiakan siapa dirinya pada
Faridha, ia tersiksa dengan perasaan dan cintanya yang terpendam selama ini.
Rajatha menatap mata Faridha intens, ada binar rindu di kedua matanya, Rajatha
tersenyum sebelum akhirnya mulai berbicara, sedang Faridha masih diam memperhatikan,
entahlah apa yang sebenarnya terjadi sekarang.
“Aku Rajatha PUTRA Akbar” Kata
Rajatha dengan menekankan kata Putra saat mengucapkannya
“Putra,,, Pelayanmu dulu Nona” Lanjut Rajatha lagi
Faridha menegang mendengar pernyataan itu, tangannya yang berada di dalam
genggaman Rajatha berusaha ditariknya namun justru Rajatha semakin erat menggenggamnya
“Apa maksud Bapak?!” Sinis Faridha, jika memang benar jika Rajatha adalah Putra
Kenapa dia tidak mengatakannya saat
pertama mereka berjumpa dulu?
Kenapa dia mengingkari janjinya saat sebelum ia menjalani operasi dulu?
Kenapa baru sekarang dia mengatakan semuanya?
Dia mempermainkan perasaan, hati dan cintaku dengan seenaknya?
“Faridha,,, Please,,, Biar ku
jelaskan semuanya, aku mohon,,hmm”
“Maaf Pak, saya permisi ingin pulang” Kata Faridha beranjak berdiri dengan
langsung menyentakan tangan Rajatha hingga terlepas.
Tapi Rajatha tidak menyerah, ia
pun ikut berdiri dengan sedikit berlari lalu menuju pintu dan langsung
menguncinya, kunci ia masukan kedalam saku celananya, Faridha semakin kesal
karenanya.
“Aku ingin pulang,,, Tolooonggg”
Teriak Faridha membuat Rajatha sebenarnya ingin tertawa, ini adalah ruang
karaoke yang tentu saja kedap suara, mau Faridha berteriak sekencang apapun
tidak akan ada yang mendengarkan.
“Faridha, biarkan aku
menyelesaikan kesalahpahaman diantara kita, dengarkan aku sekali saja dan
setelah itu terserah apa keputusanmu, aku tidak akan memaksamu” Kata Rajatha,
ia meraih tangan Faridha dan menyuruhnya kembali duduk, Faridha tidak bisa
menolak.
“Cepat katakan Pak Rajatha, aku
ingin segera keluar dari sini” Kata Faridha, ya ia sudah mulai terbiasa Rajatha
dengan sebutan Pak selama ini, jadi biarkan saja.
Rajatha mengangguk dan mulai
menceritakan semuanya pada Faridha, mulai dari
dia yang sering mendengar
Faridha berbicara akrab melalui telephone dengan seseorang yang dipanggilnya “Kakak”,
hingga hari dimana ia melihat Faridha berpelukan dengan pria bernama Ardhan
yang ia ketahui adalah suaminya, dan yang terakhir adalah malam dimana ia
kembali bertemu Faridha setelah seharian mencarinya namun lagi-lagi Ardhan jugalah
yang berada disamping Faridha pada akhirnya, memeluknya. Hingga ia memutuskan
untuk benar-benar mundur saat itu juga tapi yang ada ia semakin merana
karenanya.
“Lalu kenapa sekarang Bapak
sangat ingin menceritakan semuanya padaku, tidak akan ada berubahkan? Bukankah
Pak Rajatha tahu kalau Ardhan itu adalah suamiku, apa Bapak tidak tahu kalau tidak
baik seorang pria mendekati wanita yang sudah menikah” Kata Faridha sakartis
Rajatha tersenyum mendengarnya, Faridha ternyata sedang menyindirnya sekarang.
“Begitukah? Lalu bagaimana jika
seorang wanita yang sudah bersuami itu malah membalas menggenggam tangan pria
lain seperti sekarang ini” Goda Rajatha dan melirik kearah jemarinya yang
tengah bertaut dengan jemari lentik Faridha, memang sejak tadi ia tidak
melepaskan tangan Faridha saat menyuruh gadis itu duduk, dan entah sejak kapan
pula Faridha membalas menggenggam tangannya hingga akhirnya jari jemari mereka
bertaut mesra seolah memberi kekuatan satu sama lainnya.
Faridha yang tersadar langsung
melepaskan tangannya dengan salah tingkah
“I-itu,, Maaf,, A-aku tidak sengaja,,” Kata Faridha menahan malu, tidak munafik
ia memang sangat merindukan Rajatha hingga tanpa sadar ia membalas genggamannya
tadi
“Dasar bodoh” Makinya dalam hati
“Aku tahu kau sudah bercerai
dengan Ardhan tidak lama setelah kau bisa melihat kembali, namun secara agama
dia sudah menceraikanmu saat kau masih buta kan. Sekarang kau tinggal
bersamanya juga istrinya, yang kau panggil Mbak Lavina. Begitu kan” Kata
Rajatha, ia kembali meraih kedua tangan Faridha dan menciumnya
“Maafkan aku yang terlambat
menyadari semuanya, maafkan aku yang terlalu mempercayai apa yang kulihat tanpa
mencari tahu seperti apa yang sebenarnya terjadi, bahkan aku juga terlambat
menyadari perasaanku padamu” Kata Rajatha penuh penyesalan dan menundukan
kepalanya
“Perasaan? Pe-perasaan apa?” Tanya Faridha, ia ikut menduga-duga dan dadanya
berdebar menantikan jawaban Rajatha
“Waktu yang sempat kita habiskan bersama menumbuhkan sesuatu yang baru pertama
kali aku rasakan Faridha, semakin aku mengacuhkannya maka ia semakin kuat. A-aku
mencintaimu,,,Faridha, sa-ngat. Entah sejak kapan namun saat kita berpisah rasanya
begitu menyiksa,, Aku,,,”
Tidak sampai Rajatha melanjutkan kata-katanya, Faridha sudah menubruk tubuhnya,
Faridha memeluk leher Rajatha dengan erat, Rajatha yang terkejut masih diam
saja tidak membalas pelukannya.
“K-kau,, Tidak marah padaku Faridha?”
Rajatha memastikan
“Untuk apa aku marah padamu? Mau sampai kapan kita terus membohongi perasaan
masing-masing. Dasar bodoh” Gerutu Faridha dalam pelukan Rajatha
“Terima kasih Sayang, Aku mencintaimu. Aku mencintaimu”
“Aku,,, Aku juga,,,mencintaimu Pak Rajatha,,,” Kata Faridha dengan terbata,
Rajatha tersenyum puas dan melingkarkan tangannya di pinggang Faridha, semakin merapatkan
tubuh mereka, menyalurkan segala kerinduan yang selama ini terpendam di hati
keduanya
“Aku mencintaimu Sayang” Bisik Rajatha lagi dengan mesra, seolah kata cinta itu
tidak pernah bosan ia ucapkan untuk gadisnya
Setelah beberapa saat mereka
berpelukan, Faridha yang masih malu-malu hendak melepaskan pelukannya namun
sepertinya tangan Rajatha enggan melepaskan tubuhnya.
“Biarkan seperti ini dulu Nona” Kata Rajatha pelan
“Eegghh,,,Pak,, Tapi kita sudah terlalu lama disini” Kata Faridha
Rajatha langsung melepas pelukannya
“Nona, tidak ada seorang pun yang memanggil kekasihnya dengan sebutan “Pak”
didunia ini, jangan panggil aku seperti itu”
“Kekasih?”
“Kenapa. Kau tidak suka”
“Tapi,,,”
“Aku mencintaimu dan Kau juga mencintaiku, jadi kita adalah sepasang kekasih
sekarang, tapi ini tidak akan lama karena aku ingin segera melamarmu dan
menjadikan mu kekasihku selamanya”
“Astaga,,,! Yang benar saja, belum
apa-apa dia sudah ingin melamarku?” Batin Faridha tidak percaya
“Dasar aneh” Ketus Faridha namun Rajatha tidak perduli, ia malah tersenyum
mendengarnya, sungguh tidak ada yang lebih membahagiakan selain duduk bersama
dengan orang yang kita cintai
“Mas” Kata Rajatha kemudian
“Eh?”
“Panggil kekasihmu ini dengan sebutan Mas, Faridha”
“Mas?”
“He’em. Oh atau kalau mau ditambah Sayang juga tidak apa-apa. “Mas Sayang”
seperti itu,,, Hehehee” Kata Rajatha enteng, ia benar-benar merasa bahagia
sekarang dan itu semua karena Faridha
“Aku benar-benar tidak menyangka bahwa pelayan ku yang dulu sangat sopan dan juga
Bos ku yang sangat disegani dikantornya ini ternyata orang yang pemaksa dan juga
lebay”
“Biar saja. Ayo sekarang panggil aku Mas”
“Em,,”
Rajatha masih menunggu
“M-Ma-Masss” Walau kesal namun tetap saja Faridha menuruti kemauan Rajatha,
mereka memang cocok
“Hhmm,, Kau harus membiasakannya Sayang” Rajatha menepuk kepala Faridha seperti
habis mengajari seorang anak kecil, Faridha menjulurkan lidahnya tidak suka.
TOK,,TOKK
Terdengar suara pintu diketuk,
Faridha langsung berdiri dan menyuruh Rajatha membukakan pintu.
“Bagaimana kalau itu Om Jalal dan Tante
Jodha, apa yang mereka pikirkan jika melihat aku berduaan saja dengan putranya
disini dengan pintu terkunci. Ya Tuhan” Batin Faridha gelisah
“Tidak ada apa-apa Sayang” Kata Rajatha seolah mengerti tatapan cemas Faridha
“Orang tuamu nanti,,,”
“Sssttt,,, Tenanglah, bukankah kita tidak melakukan hal-hal aneh disini..Hhmm”
Saat pintu terbuka, ternyata
Audrey yang muncul. Ia langsung mendekati Rajatha dan memeluk lengan Rajatha
tanpa canggung sedikitpun.
“Kakak,, Aku mencarimu sejak tadi” Kata Audrey dengan manja seperti biasa pada
Rajatha
Rajatha merasa risih terutama ia takut kalau Faridha marah dengan tindakan
Audrey seperti ini, apalagi terkadang Audrey tidak segan untuk mencium pipinya.
“Eemm,, Audrey,,, Kenalkan ini Faridha, dia calon istriku. Sayang, kenalkan ini
Audrey dia temanku” Rajatha langsung mengenalkan Audrey dengan Faridha agar
tidak ada kesalahpahaman lagi diantara mereka
“Faridha”
“Audrey”
“Dia calon istri Kakak?” Tanya Audrey yang masih nampak terkejut dengan
kenyataan barusan
“Iya dia calon istriku. Oh ya, ada apa kau mencari Kakak tadi?”
“Eemm,, Tidak jadi. Aku kembali ke kamar saja” Pamit Audrey dan langsung
berlari menuju kamar tamu
Rajatha menggendikan bahunya cuek
melihat kelakuan Audrey, ia kemudian melirik kearah Faridha yang tengah
menatapnya tajam seolah meminta penjelasan dengan apa yang baru saja terjadi,
sebagai wanita Faridha sangat tahu tatapan kecewa dan marah yang berusaha di tutupi Audrey tadi.
“Ehm,,, Sayang, Tolong jangan
berpikir macam-macam tentangku ya” Bujuk Rajatha
“Okeyy,, Biar ku jelaskan padamu” Kata Rajatha lagi, ia hendak menutup pintu
kembali namun sesuatu menghentikannya
“EHEMM”
“Ma-Mamah?” Ternyata Jodha yang berdehem, entah sejak kapan Jodha berada
disekitar situ
“Mau berduaan lagi dengan
Faridha didalam? Mengunci pintu? Begitu Nak” Sindir Jodha pada Rajatha, Faridha
sejak tadi sudah menunduk takut begitu menyadari ada Jodha sudah ada disekitar
mereka
“Tante tidak marah padamu
Faridha, kemarilah” Jodha beralih pada Faridha
Faridha mengangkat kepala dan melihat kearah Jodha yang tersenyum lembut
padanya, namun tetap saja Faridha merasa gugup, dan beralih menatap Rajatha.
Rajatha menganggukan kepala akhirnya ia mendekat kearah Jodha
“Eemm,,, Maaf Tante, saya,,,”
“Ayo ikut Tante keatas, biar Tante yang menjelaskan padamu”
Faridha menatap bingung kearah Jodha
“Kau ingin tahu siapa itu Audrey kan Sayang, biar Tante jelaskan padamu. Dan
kau Rajatha, Papamu sudah menunggu mu sejak tadi di ruang kerjanya. Oh ya, Mama
pinjam sebentar kekasihmu ini ya” Ajak Jodha
“Kekasih? Darimana Mama tahu?” Tanya Rajatha tidak mengerti, bagaimana Mamanya
bisa tahu semuanya secepat ini
“Hahahaa,, Kalian berpelukan dengan mesra didalam sana, apalagi namanya kalau
kalian bukan sepasang kekasih. Dan apa kau lupa kalau ada CCTV di ruangan itu
Sayang” Kata Jodha membuat Rajatha menepuk jidatnya sedangkan Faridha,, entah
sudah semerah apa rona merah diwajahnya saat ini, ia tidak berani menatap Jodha
yang kini sudah mengajaknya menuju ruang keluarga
^^^
“Kau benar-benar mencintai putraku Faridha?” Tanya Jodha dengan lembut seperti
biasanya pada Faridha
“I-iya Tante”
“Angkat wajahmu Nak, Tante tidak marah padamu”
Faridha mengangkat wajahnya menatap wajah Jodha yang selalu membuatnya merasa
nyaman saat bersamanya
“Kau kah gadis yang selama ini membuat Rajatha gelisah dan tidak bersemangat, kau
tahu dia seperti kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya, tidak
perah kami melihat Rajatha sampai seperti itu sebelumnya. Tante tidak menyangka
jika kaulah gadis itu Faridha, sejak awal Tante sudah menyukaimu dan mendapati
kenyataan bahwa kalian saling mencintai membuat Tante sangat bahagia. Terima
kasih sudah mencintai Rajatha, Sayang.”
“Tante,,, Aku,, Terima kasih,,,” Faridha tidak tahu ingin mengatakan apalagi,
Jodha mengelus pundak Faridha dengan sayang
“Hhmm,, Tentang Audrey, kau
jangan cemburu padanya Nak, dia adalah teman Rajatha sejak kecil, bahkan aku
dan Maminya bersahabat sejak dulu. Rajatha dan Audrey sudah sangat dekat sejak
mereka kecil dan Audrey jika sudah bersama Rajatha akan keluar sifat manjanya.
Tante juga sangat menyayangi Audrey seperti anak Tante sendiri, dia datang kemari
karena ingin berlibur dan meminta Rajatha menemaninya selama ia berada disini”
Sekilas Jodha melirik kearah Faridha, jelas terlihat kalau Faridha memaksakan diri
untuk tetap tersenyum padanya
“Cemburu
eh? Gadis ini sepertinya tak ingin berbagi Rajatha dengan siapapun, Lucu sekali” Batin Jodha geli
“Tidak usah khawatir Faridha,
jangan cemburu seperti itu, Tante baru saja mendapat telephone dari Bhaksi,
Mami Audrey. Bahwa malam ini kekasihnya akan datang untuk menemani Audrey
liburan di Indonesia” Kata Jodha dan tentu saja itu sangat menenangkan perasaan
Faridha yang sejak tadi gelisah. Ckckck
“Em,, Sa-Saya tidak cemburu
Tante” Elak Faridha
“Baiklah,, Kau tidak cemburu. Tapi jika Tante ada di posisimu Tante akan sangat
cemburu. Tante tidak aka rela jika Om Jalal sampai harus menemani gadis lain
berlibur ber-dua-an saja” Kata Jodha menggoda dengan menekankan kata berduaan.
Tanpa sadar Faridha mengangguk setuju, membuat Jodha tersenyum dan menggelengkan
kepalanya.
“Jadi kapan?” Tanya Jodha pada
Faridha
“Kapan apa Tante?”
“Hhmm,, Sebaiknya mulai sekarang kau memanggilku Mama jangan Tante lagi
begitupun dengan Om Jalal, kau harus memanggilnya Papa”
“Eh?”
“Biasakan mulai sekarang,,,Hehehe”
“Iya,,M-Mah. Em,, Tadi kapan apa M-Mah?”
“Kapan Rajatha meresmikanmu sebagai menantu Mama,,,hmm”
“Hah?”
“Aiisshh,, Apa anak itu tidak mengatakan ingin menikahimu Faridha? Awas saja”
“Bukan,, Bukan begitu Mah. Tapi,, ini,,, Aku belum memikirkannya, kami baru
saja,,,”
“Jangan terlalu lama Sayang, jika kalian sudah merasa cocok untuk apa
ditunda-tunda lagi, lagipula tidak baik terlalu lama kalian seperti ini tanpa
hubungan yang sah, lebih baik pacaran setelah menikah,,hmm” Bujuk Jodha
“Ya,,
Tapi ini juga belum ada satu hari kami menjadi sepasang kekasih, haruskah
menikah secepat ini. Ya Tuhan,,, Aku sama sekali belum membayangkannya” Batin Jodha
“Bagaimana kalau bulan depan
saja” Usul Jodha dengan bersemangat, dia tampaknya sudah sangat klop dengan
Faridha
“Faridha?” Panggil Jodha pada Faridha yang tengah melamun, entah sedang memikirkan
apa
“Kau mau kan Sayang?” Kata Jodha lagi
“Iya Mah,,,” Jawab Faridha reflek, ia baru tersadar dari lamunannya dan sontak
jawaban singkat padat dan jelas dari mulut Faridha itu membuat Jodha sumringah, ia memeluk Faridha dengan erat dan
mencium keningnya juga kedua pipinya dengan sayang, sedang Faridha hanya
menurut walau ia tidak mengerti kenapa Jodha sampai berteriak begitu heboh
seperti ini.
“Ada apa Sayang?” Tanya Jalal
yang tiba-tiba muncul dengan diikuti oleh Rajatha
“Iya, ada apa sih Mah, sepertinya bahagia sekali” Rajatha ikut bertanya
“Sayang, Faridha setuju menikah dengan Rajatha bulan depan… Yeayy” Seru Jodha
“Kapan aku mengatakannya?” Gumam Faridha namun tidak ada yang mendengarnya
akibat kehebohan Jodha juga Rajatha, tentunya.
“Benar Faridha?” Rajatha
bertanya pada Faridha, bagaimanapun ia ingin memastikannya
“Benar Sayang, tadi Mama mengusulkan padanya bagaimana kalau kalian menikah
bulan depan saja dan Faridha mengatakan “IYA”, ah kenapa tadi Mama tidak
mengatakan kalian menikah minggu depan saja ya,, hehehe”
“Matilah” Batin Faridha
pasrah, ia menyandarkan tubuhnya di sofa
Sedangkan Rajatha ikut tertawa
bersama Mamanya.
Jalal tersenyum geli
memperhatikan istri dan anaknya yang sedang berbahagia dan ia melirik kearah
Faridha yang tampak “Speechless” dengan apa yang baru saja terjadi, ia
mendekati Faridha dan duduk disampingnya.
“Ehmm,, Apa aku sudah pernah
mengatakan padamu kalau istriku itu suka memaksa?” Bisik Jalal, ia tersenyum
miring pada Faridha
Faridha mengangguk lemah namun sedetik kemudian dia tersenyum
“Tapi aku sangat menyayanginya. Terima kasih banyak Om, keluarga ini bersedia
menerima ku menjadi bagian dari keluarga kecil kalian yang bahagia” Kata Jodha
tulus pada Jalal.
“Kau dan Rajatha lah yang akan membuat keluarga kecil ini menjadi besar, dengan
kehadiran anak-anak yang menggemaskan” Timpal Jalal lagi
Faridha hanya tersenyum malu
Bagaimana pun apa yang
dikatakan Jodha tadi ada benarnya, jika mereka sudah merasa cocok, sebaiknya
disegerakan niat baik itu daripada berlama-lama dalam suatu hubungan tanpa
ikatan yang sah, Faridha membiarkan Yang Maha Kuasa menuntun jalannya, ia yakin
semua yang terjadi padanya sudah ditakdirkan untuknya bahkan jauh sebelum ia
lahir kedunia ini.
“Mulai sekarang panggil aku
Papa. Kemarilah Nak” Kata Jalal dan meraih Faridha kedalam pelukannya
Faridha tenggelam dalam pelukan
Jalal, lagi dan lagi ia kembali merasakan sebuah kehangatan dan kedamaian dalam
pelukan seseorang yang mengingatkannya pada sosok kedua orang tuanya, betapa ia
merindukan sang Ayah yang telah meninggalkannya beberapa bulan lalu, Ayah yang
selama ini selalu berada disisinya, membelanya dan menjadi pelindungnya.
“A-yah” Lirih Faridha, air mata mulai menetes di pipinya
Jodha dan Rajatha tertegun melihat Faridha
“Kau merindukan Ayahmu Nak?”
Tanya Jalal sambil mengelus dengan sayang kepala Faridha. Faridha mengangguk
dalam pelukan Jalal
“Sekarang aku Ayahmu, seorang Ayah yang akan selalu melindungi dan menjaga anak
gadisnya karena rasa sayangnya yang begitu dalam,,, Kau anak ku sekarang,, hmm”
Faridha mengangguk lagi, ia tidak mampu berkata apa-apa lagi, ia merasa
keluarganya kembali lengkap.
Jodha menghapus air matanya yang
tak terasa mengalir sedang Rajatha dalam hati ia berjanji tidak akan pernah
menyia-nyiakan Faridha dalam hidupnya, cukup sampai disini penderitaan yang
dialami gadisnya itu. Tidak akan ada lagi setelah ini.
_______________________
- To Be Continue -