“Sekarang
ceritakan pada kami Jodha, bukan kah tadi pagi kau sudah berjanji akan
menceritakan semuanya pada kami malam ini. Sekarang katakan” Kata Javeda
langsung pada Jodha
Jodha tampak menarik nafas panjang, wajahnya masih menunduk, bulir-bulir air
mata keluar begitu saja dari mata bulatnya, belum ada kata-kata yang keluar
dari bibirnya hanya isak tangis tertahan yang terdengar begitu memilukan.
Bhaksi menepuk-nepuk pundak Jodha menenangkan nya.
“Jodha,, Jika kau tidak mengatakan masalahmu, kami tidak akan tahu dan kami
tidak bisa membantumu” Kata Bhaksi lembut
“A-aku,, harus,,, menikah dengannya,, hiks,,hiks,,” Kata Jodha tercekat
“Dengan nya? Dengan siapa?” Tanya Javeda tidak sabaran dan mengguncangkan tubuh
Jodha
“Surya,,hehee,,aku terikat dengan nya karena sebuah perjanjian,, hehe,,
hiks,,hiks,, menikah dengannya” Kata Jodha tidak jelas, ia menjelaskan dengan
sesekali tertawa sumbang, tampak begitu berat beban yang dirasakan nya saat ini
“Apa maksudmu Jodha! Perjanjian! perjanjian apa! Siapa surya!” Kata Bhaksi sedikit
berteriak, ia tidak tega melihat keadaan Jodha yang seperti ini, andai Jodha
mengatakan dengan Jelas pada mereka apa masalahnya.
Jodha hanya meracau tidak jelas dengan sesekali tertawa kemudian menangis
kembali
Bhaksi yang sudah tidak tahan melihat Jodha, menarik tangan Jodha dengan kasar
membawa Jodha berdiri, Javeda juga ikut berdiri dan PLAK, Bhaksi menampar pipi
Jodha untuk menyadarkan nya tapi sedetik kemudian ia memeluk Jodha dengan erat,
seperti kembali ke dirinya Jodha tersadar dan berhenti meracau tidak jelas
Javeda ikut memeluk Bhaksi dan Jodha, mereka bertiga kembali luruh dan terduduk
di lantai.
“Katakan yang jelas pada kami Jodha,,hmm” Kata Bhaksi kali ini dengan lembut
dan menghapus air mata di pipi Jodha.
Akhirnya setelah cukup tenang, Jodha menceritakan semua nya pada Bhaksi dan
Javeda, dari awal mula perjanjian sepihak yang dilakukan ayah tirinya dengan Tn
Pratap tanpa sepengetahuan dirinya dan Almh Ibunya, hingga pertemuan nya dengan
Tn Pratap dan putranya Surya tadi siang.
Bhaksi dan Javeda tidak menyangka dengan apa yang dikatakan Jodha, bahkan Surya
juga mengancam akan membahayakan orang-orang di sekitarnya jika Jodha menolak
pernikahan itu.
“Memangnya berapa banyak hutang ayahmu pada pria sialan itu Jodha”
“SATU JUTA DOLLAR”
“HAH?!!” Kata Bhaksi dan Javeda bersamaan
“Ya” Jawab Jodha lemah
“Kami akan berusaha membantumu Jodha, kita akan bersama-sama bekerja keras
untuk mengumpulkan uang itu, kita pasti bisa Jodha”
“Tidak perlu Javeda, Bhaksi. Karena sebenarnya bukan uang yang mereka harapkan
dari perjanjian itu tapi aku, karena seperti yang aku katakan Surya mengidap
penyakit HIV/AIDS jadi tidak akan ada gadis yang bersedia menjadi istrinya dan kalau
sampai berita itu beredar luas maka beberapa relasi mereka akan menarik saham
di Teratai Advertising dan sudah pasti itu akan sangat mencoreng nama mereka,
jadi demi meyakinkan kalau putra pewaris mereka bersih jalan satu-satunya
adalah dengan dia menikah maka orang lain akan beranggapan bahwa Surya adalah
pria sehat dan tidak aneh-aneh”
“Dasar licik” Kata Bhaksi penuh emosi
“Ya sudah, kalau begitu biarkan saja seperti itu toh memang benar kan anaknya
mengidap penyakit itu biar tahu rasa” Jawab Javeda dengan polos
Pletak
“Owwhhh” Javeda mengelus kepala nya yang baru saja dijitak Bhaksi
“Kau ini polos atau bagaimana hah? Perjanjian itu sah dimata hukum Javeda, mana
bisa membiarkan nya begitu saja, lagipula perjanjian itu sudah sangat lama
pasti mereka tidak akan mau memberi waktu lagi untuk Jodha berfikir jadi siap
tidak siap dan mau tidak mau Jodha harus menikah dengan anak sialan itu, huhh”
Jelas Bhaksi dengan kesal pada Javeda
“Sudahlah,,, Bagaimana pun aku harus siap dengan semua ini, aku akan menikah
dengan nya lagipula dia tidak memberiku pilihan, aku tidak mau kehilangan
orang-orang yang kusayangi seperti kalian”
“Sabarlah Jodha, aku yakin semua ini ada ujungnya dan kebahagiaan sebentar lagi
akan menyapamu”
“Terima kasih,, Aku minta pada kalian, tolong jangan pada Paman Khaibar dan
Bibi Anga bahwa aku akan menikah dengan anak Tn Pratap, aku tidak mau membuat
mereka khawatir, sudah cukup mereka bersedih karena kematian Ruk beberapa tahun
lalu, jika mereka bertanya katakan aku baik-baik saja disini dan aku sedang
sangat sibuk jadi belum bisa menjawab panggilan-panggilan mereka”
“Tapi Jodha, sampai kapan kau akan menutupinya” Timpal Javeda
“Entahlah,, Tapi aku akan menutupinya selama yang aku bisa” Balas Jodha dan
berusaha tersenyum pada kedua sahabat tersayangnya
*Flashback off
^^^
Di perjalanan Bhaksi dan Javeda
“Demi Tuhan Javeda, aku sangat tidak rela jika sampai pria licik itu menikah
dengan Jodha” Kata Bhaksi berapi-api pada Javeda
“Aku pun begitu Bhaksi, aku sudah berhari-hari memikirkan bagaimana caranya
menggagalkan pernikahan sialan ini, waktu nya sudah sangat singkat sekarang”
Timpal Javeda
“Pria itu benar-benar tahu kelemahan Jodha dengan mengancam nya untuk menyakiti
orang-orang yang disayanginya. Aaargghhh,,, Apa kau sudah menghubungi teman mu
yang bernama Richard itu Javeda, dia seorang agent kan, mungkin dia bisa
membantu kita” Tanya Bhaksi
“Aku pun berfikir seperti itu dari kemarin-kemarin Bhaksi, tapi entah mengapa
sudah seminggu ini aku tidak bisa menghubunginya. Tapi sebentar, aku akan coba
menghubunginya lagi sekarang”
Richard adalah Tourist dari Inggris yang sering Javeda temani jika dia sedang
berkunjung ke Spain, entah mengapa Richard selalu meminta pada agency tempat
Javeda bekerja kalau ia hanya mau didampingi Javeda sebagai Tour Guide nya
setiap ia datang ke Spain. Bhaksi dan Jodha pernah bertemu sekali dengan
Richard beberapa bulan yang lalu tapi mereka cukup tahu tentang Richard karena
Javeda sering sekali membicarakan pria itu pada mereka
Javeda mengambil
ponsel dari dalam tas nya dan mulai menghubungi Richard, setelah telephone nya
tersambung Bhaksi mengatakan padanya untuk men-loud speaker hp nya karena ia
juga ingin berbicara dan akan memohon dengan sangat supaya Richard bisa
membantu mereka.
“Halo baby,, I miss you so bad here” Sapa pria disana, Javeda seketika tersipu
dan menahan senyum mendengar ucapan Richard di seberang.
Bhaksi mengangkat sebelah alis nya heran dengan ucapan Richard dan tingkah
malu-malu Javeda sekarang, tapi baiklah ini bukan saat yang tepat untuk menanyakan
ada hubungan apa antara Richard dan Javeda
“Eemm,, Ya Richard, aku butuh bantuan mu untuk menolong temanku” Kata Javeda
akhirnya
“Richard, ini aku Bhaksi, kau harus membantu teman kami Jodha, kau kenal dia
kan”
Bhaksi dan Javeda mengatakan permasalahan yang tengah mereka hadapi pada
Richard
“Maaf,, Bhaksi,, Javeda,, Aku tidak bisa membantu kalian saat ini, karena
sekarang aku sedang berada di sebuah tempat terpencil dan dalam misi rahasia
Negara” Jawab Richard menyesal
“Haahhh,,,,
Baiklah” Kata Javeda dan Bhaksi lemah dengan menghembuskan nafas panjang
“Tapi, aku akan coba menghubungi teman lama ku di Spain, dia orang yang cukup
berpengaruh disana dengan segala yang dimilikinya, aku yakin dia pasti bisa
membantu Jodha. Aku akan menghubunginya sekarang, kalian tenang saja semua akan
baik-baik saja. Bye”
Sambungan telephon terputus
“Semoga teman Richard itu benar-benar bisa membantu Jodha ya. Aamiin” Kata
Bhaksi
“Aamiin,, Kita berdo’a saja”
“Astaga,,,!!” Pekik Javeda tiba-tiba mengagetkan Bhaksi yang sedang melamun
disebelahnya
“Ada apa” Tanya Bhaksi
“Jalal Bhaksi, ya Jalal, kenapa aku tidak terfikirkan untuk meminta bantuan
dari dia sama sekali. Ya Tuhan” Serempak Javeda dan Bhaksi menepuk kening
mereka
“Ah ya,,, Ya ampun,, Kenapa kita melupakan dia. Baiklah aku akan menghubunginya
sekarang” Timpal Bhaksi, ia langsung merogoh tas nya dan mengambil ponsel nya
Setelah beberapa
kali mencoba menghubungi Jalal tapi tetap saja Jalal tidak bisa dihubungi,
mereka mendesah dan menggeleng kecewa hingga akhirnya taksi yang mereka
tumpangi sampai ke Hotel tempat dimana Jodha berada. Kini harapan satu-satu
mereka hanyalah teman Richard yang mereka tidak tahu siapa dan dimana orang
tersebut.
^^^
“Halo”
“Ya Halo, Selamat sore,, eem,,, apa ini tante Hamida” Tanya seorang di seberang
sana
“Iya, siapa ini?” Tanya Ny Hamida ramah pada sang penelphon, rasa-rasanya ia
mengenali pemilik suara ini tapi ia lupa siapa
“Haii,, tante apa kabar disana? Saya Richard tante teman Jalal, tante ingat?”
Ya, pria yang menelphon Ny Hamida adalah Richard teman lama Jalal yang juga merupakan
teman dekat Javeda sahabat Jodha, namun mereka sendiri belum ada yang menyadari
kalau mereka saling terikat antara satu dengan yang lain
“Oh ya,, Nak Richard, tentu saja tante ingat, kabar tante baik. Kemana saja
kamu nak, sudah lama sekali tante tidak melihatmu disini, apa kau sedang sibuk
dengan tugas-tugas khususmu itu,, hmm”
“Ya,,, seperti biasa tante, jika sudah bertugas aku tidak bisa mengerjakan hal
lain nya, ini kebetulan aku sedang istirahat beberapa jam yang lalu dan
langsung mengaktifkan ponselku, ah ya tante, apa Jalal ada disana, daritadi aku
menghubungi ponsel nya tapi tidak aktif, aku sangat butuh bantuan nya sekarang”
Kata Richard panjang lebar, dia sudah tidak sungkan lagi jika sudah berbicara
dengan Ny Hamida
“Mm,, Tapi sepertinya Jalal sedang ada masalah Richard, hari ini dia pulang
kantor dalam keadaan kacau saat tante menanyakan padanya dia hanya diam dan langsung
mengurung diri di kamar sampai sekarang, sebaiknya kau hubungi dia besok saja
ya, tunggu sampai keadaan nya lebih tenang” Nasihat Ny Hamida pada Richard
“Tapi tante, ini sangat penting dan aku tidak yakin besok aku bisa menghubungi
dia” Kata Richard memelas
“Baiklah,, tante coba panggilkan dulu” Kata Ny Hamida dan langsung berlalu
menuju kamar Jalal
^^^
“Anak ku,,, Jalal, teman mu Richard ingin berbicara dengan mu nak, katanya ia
sedang butuh bantuan mu dan ini sepertinya sangat penting, tolong kau terima
telephone nya dibawah ya, dia menunggumu” Kata Ny Hamida selembut mungkin di
depan pintu kamar Jalal, tapi belum ada jawaban apa-apa dari dalam, Ny.Hamida
tidak menyerah ia kembali membujuk putranya
Akhirnya Jalal
membuka pintu dan menemui Ny Hamida, wajahnya tampak sembab dan lusuh, Ny
Hamida memandang iba dengan keadaan putranya, tapi ia tidak mau memaksa jika
Jalal belum mau bercerita dengan nya, ia berusaha tersenyum dan membelai kepala
putranya dengan sayang
“Ayo, Richard menunggumu, walau mama tidak tahu bantuan apa yang dia butuhkan
darimu tapi sepertinya hanya kamu yang menjadi harapan terakhirnya nya untuk
dapat membantunya nak”
“Aku juga butuh bantuan mah” Batin
Jalal
“Ya” Jawab Jalal pelan dan ia langsung menuruni tangga menuju lantai satu
rumahnya dan menerima telephone dari Richard
^^^
“Ada apa
Richard” Tanya Jalal langsung pada Richard
“Baiklah,, Jalal, aku juga tidak akan berbasa-basi lagi, aku butuh bantuan mu
untuk,,,,” Richard menceritakan semua tentang Jodha yang tadi diceritakan
Javeda dan Bhaksi padanya, awalnya Jalal agak bingung siapa yang dimaksud
Richard, tapi akhirnya ia mengerti bahkan sangat mengerti bahwa Jodha yang dimaksud
Richard adalah Jodhanya, cintanya, gadis yang membuat ia marah, kecewa dan
mengacaukan hati dan fikirannya sejak tadi. Seolah mendapat angin segar dan
mendapat oksigen baru, Jalal mengirup nafas panjang dan membuangnya lega
“Cukup Richard, aku mengerti apa yang harus ku lakukan dan terima kasih banyak
atas ceritamu, sungguh aku sangat berterima kasih, aku janji akan memberi mu
salah satu pulau pribadiku sebagai hadiah pernikahan mu dengan Javeda nanti”
Kata Jalal berbinar
“Apa?” Tanya Richard tidak percaya kalau Jalal akan memberi nya sebuah pulau
pribadi, ia juga bingung dengan perubahan nada bicara Jalal yang terdengar
sangat bersemangat sekarang
“Sudahlah,, aku harus segera menyelamatkan dia, cintaku. Bye. Sekali lagi
terimakasih kawan” Kata Jalal tulus pada Richard dan ia segera memutuskan
sambungan telephon nya
Sekarang Jalal
tampak sedang menghubungi seseorang dari handphone nya, beberapa saat yang lalu
ia sudah mengaktifkan kembali ponselnya dan ternyata ia melihat banyak
notifikasi panggilan tidak terjawab dari Bhaksi dan Javeda beberapa jam yang
lalu. Ia semakin yakin bahwa ia harus segera menyelamatkan Jodha
“Halo”
“Halo bro,, how are you,,”
“Hasan,, Aku memintamu untuk menutup semua akses dan orang yang berkaitan
dengan pernikahan seseorang sekarang juga” Perintah Jalal tanpa basa-basi
“Hey,, Hey,, Jalal, aku bukan Hasan aku Husen,, dan apa tadi kata mu,, enak
saja kau main-main perintah, kami ini saudaramu, sepupumu Jalal bukan karyawan
mu, huh” Jawab pria di seberang sana yang bernama Husen
Hasan dan Husen
adalah saudara kembar yang merupakan sepupu Jalal, mereka cukup akrab tapi
kehidupan Hasan dan Husen lebih santai dan dari dulu mereka sama sekali tidak
tertarik dengan dunia bisnis seperti yang dilakukan Jalal, mereka berdua adalah
photographer kembar yang cukup dikenal beberapa majalah dunia, walaupun mereka
photographer tapi kecerdikan mereka tidak ada duanya, cerdik yang cenderung
licik sebenarnya bahkan terkadang mereka menjadi detektif dadakan karena
kecerdikan dan kelihaian mereka dalam membodohi lawan, jadi sangat tepat jika
Jalal menghubungi mereka untuk menghadapi kelicikan Surya.
Antara Hasan, Husen dan Jalal sekilas mereka memang tidak terlihat akur bahkan
keributan sudah menjadi hal biasa di keluarga besar mereka jika sedang
berkumpul, tapi sebenarnya mereka adalah sepupu yang cukup solid.
“Ah terserah,, Siapapun kalian Hasan atau Husen, bagiku sama saja. Katakan apa
yang kalian inginkan untuk imbalan nya kali ini” Tanya jalal
“Hahaaa,,, Kau tau saja apa yang kami mau, kau memang saudara yang pengertian.
Baiklah,, jika ini berhasil kau harus membelikan 2 unit mobil sport keluaran
terbaru untuk kami. Bagaimana?”
“Terserah, apapun yang kalian mau asal semua ini berjalan dengan lancar” Jawab
Jalal cepat membuat Husen di seberang sana terkejut, tidak biasanya Jalal
langsung menyetujui apa yang mereka minta apalagi ini 2 unit mobil sport
keluaran terbaru.
“Jalal,, Kau baik-baik saja. Ada apa saudaraku?” Tanya Husen mulai serius pada
Jalal
Jalal akhirnya menceritakan semuanya pada Husen dan setelah dirasa cukup
mengerti Jalal memutuskan panggilan nya.
Dan tanpa perlu
di komando lagi sepupu kembar Jalal itu langsung mencari tahu seluk beluk
kehidupan Surya, ternyata dia hanyalah seorang anak dari pemilik sebuah
perusahaan tapi memang mereka sangat licik dan pandai bersandiwara hingga semua
tindak tanduk kejahatan mereka selama ini tersimpan cukup rapih, dan detektif
kembar ini pun segera menyusun rencana dan mulai melancarkan aksi mereka step
by step.
^^^
Hari sudah mulai gelap dan Jalal sekarang sudah rapih sepertinya ia akan pergi
“Mah, aku pamit dulu ada yang harus aku lakukan” Kata Jalal pada Ny Hamida
“Kau mau kemana nak?”
“Aku akan menceritakan semuanya nanti mah, sekarang tolong restui aku semoga
semuanya akan baik-baik saja”
“Tentu saja, seorang ibu akan selalu merestui dan mendo’akan anaknya, hati
–hati nak”
“Aku pergi dulu” Kata Jalal dan ia mencium kening Ny Hamida dengan sayang dan
berlalu
Tujuan Jalal
saat ini adalah menuju Hotel tempat Jodha menginap sekarang seperti yang
disarankan sepupu kembar nya tadi, secepatnya Jalal harus segera sampai disana
dan mengawasi Jodha tanpa mengundang kecurigaan dari Surya dan antek-antek nya,
mereka berpesan pada Jalal jangan sampai Surya mendekati Jodha apalagi sampai
melakukan kontak fisik dengan Jodha, hingga sekarang Jalal tidak mengerti apa
maksudnya itu karena mereka juga belum mau menjelaskan nya pada Jalal, mereka
bilang tidak waktu untuk menjelaskan semuanya sekarang yang penting adalah
Jalal menjaga dan melindungi Jodha sebisa yang Jalal bisa lakukan tanpa
mengundang kecurigaan.